Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINIRISET

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN SUAMI TERHADAP ISTRI


(Studi Kasus Polsek Percut Sei Tuan)

Dosen Pengampu : Rasina Padeni Nasution, M.H

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Hasniyarti Putri (0206211001)
Dian Perwira Sari (0206212036)
Fikri Haikal Den Pratama ( 0206212035
Purnama Manda Sari Sitorus (0206201082)
Muhammad Diva Wardana (0206201052)
Tengku Bebika Yulita (0206201003)

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T. A 2023/2024
A. Latar Belakang

Pembunuhan yang dilakukan suami terhadap istri merupakan fenomena social yang saat
ini serinng terjadi dan menjadi sorotan masyarakat. Fenomena saat ini memperhatinkan
dikarenakan banyak kasus pembunuhan istri yang dilakukan suami. Seperti yang ditemukan pada
kasus suami membunuh istrrinya sendiri yang terjadi dijalan Mandala by pas. Kasus pembunuhan
terhadap istri yang dilakukan suami dikenai pasal pembunuhan berencana meskipun denga latar
belakang selingkuh ataupun KDRT. Tindak pidana pembunuhan berencana sendiri merupakan
tindak pidana pembunuhan terlebih dahulu tetapi pidana pembunuhan sendiri di rumuskan dalam
KUHP yang dimana adanya persiapan serta niat untuk melakukan pembunuhan tersebut. Tetapi
KUHP tidak merumuskan pengertian dan syarat unsur berencana. Hal ini berbeda dengan beberapa
istilah dalam KUHP, seperti luka berat, makar, dan pemufakatan jahat. Pengertian istilahistilah
tersebut dirumuskan oleh KUHP dalam Bab IX tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam
kitab undang-undang. Pengertian dan syarat unsur berencana akan selalu dinamis, sesuai dengan
perkembangan dan kompleksitas kasus atau perkara tindak pidana pembunuhan berencana.
Bahkan dalam kasus tertentu, menentukan tindak pidana pembunuhan atau tindak pidana
pembunuhan berencana tidak mudah, karena keduanya memiliki diferensiasi atau perbedaan yang
sangat tipis. Demikian juga menentukan adanya unsur berencana dalam tindak pidana
pembunuhan berencana bukan pekerjaan yang mudah.Meskipun demikian, pengertian dan syarat
unsur berencana dapat diperoleh dari pendapat para ahli hukum pidana (doktrin) dan putusan
hakim (yurisprudensi). Tindak pidana pembunuhan memiliki beberapa bentuk atau kualifikasi
(penamaan), di antaranya adalah tindak pidana pembunuhan dan tindak pidana pembunuhan
berencana. Tindak pidana pembunuhan diatur dalam Pasal 338 KUHP, yaitu: “Barangsiapa
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun” Sedangkan tindak pidana pembunuhan berencana diatur dalam
Pasal 340 KUHP, yaitu: “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”

Bahwa dari hasil wawancara penulis kepada salah satu penyidik kasus tersebut yaitu Bapak
Abner Saragih beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya kasus criminal, suami
mumbunuh istrinya sendiri. Dikarenakan suami merasa sang istri seperti menelantarkan anak,
suami, meninggalkan rumah selama satu minggu, percekcokan, dan berselingkuh. Dari hasil
wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 juni 2023, membuktikan bahwa latar belakang
kejahatan suami melakukan pembunuhan tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan. Faktor tersebut merupakan gabungan dari faktor faktor meliputi lemahnya penghayatan
agama, faktor ekonomi, faktor jengkel, faktor perselingkuhan.Tindak kekerasan yang dilakukan
suami terhadap istrinya sering terjadi melalui suatu proses pembelajaran disalah satu atau
keseluruhan lingkungan yang dimasuki subjek baik lingkungan keluarga, teman, maupun
lingkungan social yang lebih luas.

Penyebab suami membunuh istrinya yang ditemukan di jalan mandala by pas kota medan,
dikarenakan pertengkaran yang dilakukan kedua belah pihak dan kekerasan dalam rumah tangga.
ketika suami melakukan pembunuhan terhadap istrinya sendiri, banyak masalah psikologis yang
akhirnya muncul setelah kejadian tersebut seperti perasaan benci, dendam, dan prilaku yang
dilakukan suami terhadap istri yaitu pembacokan sampai menyebabkan hilangnya nyawa.
Perasaan menyesal dan merasa bersalah telah melakukan pembunuhan terhadap istrinya, serta
yang paling penting adalah rasa trauma yang terjadi pada anak korban dan pelaku dikarenakan
anak korban dan pelaku melihat langsung proses pembacokan terjadi.

Dari kasus yang terjadi dijalan mandala, satu faktor utama yang menjadikan pembacokan
suami kepada istrinya yaitu merasa gejola emosi karena yang ia duga istrinya selingkuh sehingga
akhirnya membacoknya ditempat. Setelah penjelasan diatas peneliti akan menejelaskan kronologi
kejadian sehingga menyebabkan anak korban terluka parah serta bagaimana proses hukum dan
penjatuhan sanksi yang diberikan kepada pelaku tindak pembunuhan.
BAB I

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Faktor lain selain kecemburuan yang menjadi penyebab terjadinya pembunuhan


yang dilakukan suami terhadap istri.

Menurut KUHP pasal 338 pembunuhan adalah barang siapa dengan sengaja
merampas nyawa orang lain.1 Membunuh adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
dengan tujuan untuk membunuh seseorang dengan alat, yaitu benda atau situasi, yang
dipandang layak untuk membunuh.2

Suami yang membunuh istrinya mempunyai dampak buruk bagi beberapa pihak, seperti :
Anak menjadi terlantar kerena tidak ada keluarga inti yang dapat merawatnya, Keluarga
suami dan keluarga wanita sendiri akan kecewa dengan perbuatan yang dilakukan suami
yang telah membunuh istrinya, Hubungan antara keluarga suami dengan keluarga wanita
menjadi renggang, suami mempunyai dampak psikologis yang negatif terhadap
pengalaman traumatisnya.

Faktor – faktor penyebab terjadinya pembunuhan oleh suami terhadap istri antara lain :

a. Faktor Ekonomi
Seiring berkembangnya kehidupan dalam masyarakat dari zaman ke zaman
peningkatan kebutuhan ekonomi mengikuti zamannya, minimnya lapangan kerja dan
lain lain menjadi pemicu timbulnya perselisihan antara suami dan istri. Gaji yang tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menimbulkan pertengkaran apalagi
yang mencari nafkah adalah suami. Pemicu petengkaranan berakibat adanya tindak
kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri.3 Menurut Aristoteles dari buku Kartono
(2005) kemiskian jadi salah satu faktor terjadinya kejahatan. Oleh karena itu
pembunuhan dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembunuhan.

1
Andi Hamzah, 2015, Delik – delik Tertentu (Special Delieten), Jakarta : Cahaya Prima Sentosa hal. 71-72
2
Zainuddin Ali, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafik hal. 125
3
Wawancara AKP Abner Saragih, Kasat Reskrim Polsek Sei Tuan 9 Juni 2023
b. Faktor dugaan berselingkuh
Perselingkuhan sedang hangat saat ini, menurut hasil wawancara AKP Abner Saragih,
suami menduga duga bahwa istri selingkuh dan mereka sudah pisah rumah selama satu
minggu. Penyebab suami membunuh istri yang ditemukan dijalan Mandala terjadi
karena suami menduga bahwa istrinya pergi bersama selingkuhan.4
2. Kronologi terjadinya pembacokan sehingga mengenai dan melukai anak dari
korban.
Menurut hasil wawancara kepada salah satu tim penyidik yaitu bapak Abner
Saragih yang bertugas sebagai salah satu tim penyidik pada saat kejadian Peristiwa
pembacokan yang dilakukan seorang suami kepada istri sehingga melukai anak yang
masih kecil tentunya terdapat unsur ketidak sengajaan dikarenkan emosi yang
menyulut sehingga membuat pelaku membacok korban tidak sengaja melukai tubuh
anak korban yang pada saat itu berada di pangkuan sang korban sehingga
meninggalkan rasa trauma yang mendalam kepada anak korban, namun ada beberapa
hal yang menjadi Kronologi yang menyebabkan terjadinya peristiwa pembacokan
yang dilakukan suami terhadap istrinya. Didasari pada faktor kecemburuan dan mereka
sempat pisah rumah selama satu minggu, selama pisah rumah si korban (istri) tinggal
di tempat kos yang lokasi kosnya tidak diketahui oleh suami. Hal tersebut
memungkinkan pelaku menduga-duga sesuatu hal kepada istrinya, selain faktor
kecemburuan mereka juga sering cek-cok atau adu mulut terkait masalah ekonomi
Masalah ekonomi merupakan faktor yang sangat rentan dalam menimbulkan problem
rumah tangga, baik masalah ekonomi yang cukup bahkan berlebihan hingga masalah
ekonomi yang kurang bahkan sangat berkekurangan atau masalah dalam pengaturan
keuangan keluarga.
Pada awal nya sebelum kejadian, mereka sempat bertemu di pos lantas simpang
bengkok aksara dan menyerahkan anak kepada si korban (istri) dan terjadilah cek-cok
posisinya si pelaku mengendarai becak motor dan si istri juga menaiki becak motor
untuk bertemu. Setelah bertemu dengan si suami, becak yang dinaikin istri melaju
dengan cepat yaitu agar si suami tidak mengetahui tempat tinggal si korban. Si suami

4
Ibid.
mengikuti becak istri kemudian menabrakkan becaknya ke becak si istri hingga ke
pinggir tortoar. Pada saat itu suami dalam keadaan sadar dan emosinya tidak terkontrol
sehingga si suami membacok dan menggorok si istri dengan parang, keadaannya si istri
masih berada di atas becak di habiskan seketika di becak dan di gorok leher si korban
dengan keadaan anak mereka berada di pangkuan si korban dan terkena dikepala si
anak. Anak si korban ada yang 2 tahun dan 4 tahun dengan berjenis kelamin dua-
duanya perempuan. Kejadian Tersebut terjadi pada malam hari. Parang yang digunakan
si suami untuk membacok istri tersebut dia dapat dari jalan amaliun ketika dia hendak
berjumpa dan mengantarkan anaknya ke si korban, parang tersebut merupakan milik
penjual es kelapa yang sudah tutup, diambil si pelaku dan disimpan di becaknya.
Melihat kejadian tersebut masyarakat yang berada di lokasi sempat melerai tetapi
si suami malah melayangkan parang tersebut kepada warga hal tersebut menimbulkan
reaksi masyarakat sehingga pelaku di amuk masa hingga tak sadarkan diri. Selain
masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut ada juga teman korban yang posisinya
berada dibecak yang sama, pengemudi becak, suami teman yang mengikuti naik sepeda
motor. Ketika polisi sampai di lokasi kejadian bahwa korban ditemukan telah
meninggal didalam becak tersebut serta pelaku terkapar disamping becak. Polisi pun
mengamankan korban dan pelaku ke Rs Bhayangkara dengan status si korban sebagai
tersangka. Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka pada bagian kepala luka
bacok, pipi kiri luka bacok, leher sebelah kanan dan kiri bagian belakang dan
meninggal dunia. Si pelaku langsung di bantarkan oleh pihak polsek, seminggu pelaku
sadar barulah pihak polsek memintai keterangannya sebagai tersangka. Proses
pemulihannya satu minggu kemudian dibawa ke polsek precut sei tuan dilakukan
penyeledikan dan penahanan sampai terhitung 60 hari prosesnya itu pengiriman berkas
perkara sampai P21 dari jaksa dan mengirimkan barang bukti serta tersangka untuk
P22. Setelah kejadian anak korban langsung di bawa kerumah sakit lalu di rawat dan
dibesarkan oleh keluarga besar korban.
3. Proses hukum dan penjatuhan sanksi yang diberikan kepada pelaku tindak
pidana pembunuhan berencana.
Dalam sistem peradilan pidana, terdapat lembaga-lembaga penegak hukum
yang saling berkaitan, seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga
pemasyarakatan.Lembaga-lembaga ini terlibat dalam proses peradilan pidana yang
harus dilakukan secara sistematis. Tahapan dalam proses peradilan pidana tersebut
dimulai dari tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di muka pengadilan,
hingga pelaksanaan putusan pengadilan atau eksekusi. Pada setiap tahap terdapat
beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk bisa memasuki tahap selanjutnya.
Tiap tahap dilakukan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan tugas
kewenangannya.
Adapun beberapa tahapan yang di lalui sampai kepada tahap akhir
penjatuhan hukuman yaitu :

Tahap Penyidikan

Tahapan ini dilakukan oleh kepolisian. Berdasarkan wewenangnya,


polisi dapat menilai dan menentukan suatu peristiwa sebagai tindak pidana atau
bukan.Jika dianggap sebagai tindak pidana, maka polisi akan melakukan
penyelidikan untuk kemudian diputuskan apakah dapat dilakukan penyidikan
terhadapnya atau tidak.Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi.Pada tahapan penyidikan, orang yang diduga sebagai pelaku ditetapkan
sebagai tersangka.

Tahap Penuntutan

Menurut KUHAP, penuntutan adalah tindakan penuntut umum


untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.Pelimpahan perkara ini disertai dengan surat dakwaan. Surat dakwaan
dibuat jaksa penuntut umum segera setelah menerima hasil penyidikan yang telah
dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat untuk dilakukan penuntutan.Pada tahap
penuntutan, status tersangka berubah menjadi terdakwa.

Tahap Pemeriksaan

Pemeriksaan perkara di pengadilan negeri dilakukan setelah


penyerahan perkara oleh penuntut umum.Pemeriksaan perkara oleh hakim di
sidang pengadilan didasarkan pada dakwaan dari jaksa penuntut umum.Pada tahap
ini, jaksa penuntut umum akan memberikan bukti-bukti yang didapat dari hasil
penyidikan kepolisian. Terdakwa juga diberi hak untuk membela diri.Usai tahap
pemeriksaan, hakim akan memberikan putusan atau vonis atas perkara tersebut.

Tahap Pelaksanaan Putusan pengadilan

Tahap eksekusi atau pelaksanaan putusan pengadilan yang telah


memperoleh kekuatan hukum tetap merupakan yang terakhir dalam proses
peradilan pidana. Tahap ini dilakukan oleh jaksa.Pada tahap ini, terdakwa yang
dinyatakan bersalah akan menjadi terpidana. Terpidana yang dipidana penjara atau
kurungan akan dieksekusi dengan dimasukkan ke dalam lembaga pemasyarakatan.
Untuk pidana mati, pelaksanaannya tidak akan dilakukan di muka umum dan
berdasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Dari pada itu menurut hasil wawancara AKP Abner Saragih Untuk proses
perkaranya di Polsek Sei Tuan berlangsung selama 2 bulan terhitung sejak tanggal
pembunuhan terjadi lalu di lanjutkan di Pengadilan Negeri Medan, pembunuhan
terjadi pada tanggal 23 Oktober 2023 menerapkan pasal 338 pasal 340 pasal 351
ayat 3 dan pasal KDRT.

Pasal 338 KUHP :

“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam Karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”5

5
Andi Hamzah, 2015, Delik delik Tertentu (Speciale Delieten), Jakarta : Cahaya Prima Sentosa hal. 71
Pasal 340 KUHP :

“Barangsiapa dengan sengaja dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam dengan pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Pasal 351 ayat 3 KUHP:

“Jika perbuatan itu menjadikan mati orangnya, dia dihukum penjara selama lamanya
tujuh tahun.6

Faktanya berdasarkan hasil penelitian kami melalui wawancara bersama salah satu
penyidik di Polsek Percut Sei Tuan yaitu Bapak Abner Saragih, proses kasus pembunuhan
yang dilakukan suami terhadap istri di wilayah Polsek Pecut Sei Tuan sudah sampai pada
tahap putusan pengadilan dan penjatuhan hukuman kepada pelaku. Namun pihak
kepolisian Polsek Percut Sei Tuan sampai pada hari kami wawancari belum menerima hasil
putusan dari pihak pengadilan. Namun demikian pihak kepolisian Polsek Percut Sei Tuan
menerapkan pasal 340, 338, 351 ayat (3).

Peneliti berharap bahwa pelaku dapat dihukum sesuai dengan kesalahan yang telah
dia lakukan dan menimbulkan efek jera bagi diri pelaku sendiri dan orang lain agar tidak
terjadi kasus yang sama berulang kali yang sangat merugikan semua pihak yang terlbat
terutama anak korban dan pelaku yang masih sangat kecil dan memiliki masa depan yang
cerah.

6
R. Soesilo, Kitab Undang Undang Hukum Pidana, hal. 244
4. Dokumentasi Penelitian
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembunuhan yang dilakukan oleh suami kepada istri dikategorikan sebagai


pembunuhan berencana, pembunuhan berencana yang di mana dalam KUHP tidak
merumuskan pengertian dan syarat unsur berencana. Hal ini berbeda dengan beberapa
istilah dalam KUHP, seperti luka berat, makar, dan pemufakatan jahat. Pengertian
istilah-istilah tersebut dirumuskan oleh KUHP dalam Bab IX tentang arti beberapa
istilah yang dipakai dalam kitab undang-undang. Meskipun demikian, pengertian dan
syarat unsur berencana dapat diperoleh dari pendapat para ahli hukum pidana (doktrin)
dan putusan hakim (yurisprudensi). Tentu juga pelaku tidak hanya di jatuhi pasal
pembunuhan berencana saja tetapi juga pasal berlapis lainnya. mengenai hal tersebut
pembunuhan yang di lakukan suami terhadap istri pada pembahasan di atas maka
peneliti akan memberikan 2 kesimpulan pokok yang menjadi point dari peristiwa
pembunuhan terhadap istri, yaitu :

1. Pelaku pembunuhan dikenakan pasal berlapis yaitu 340, 338, 351. dan Pasal
KDRT, dikarenakan sebelum pembunuhan terjadi pelaku telah mempersiapkan
parang yang di ambil pada malam hari di warung air kelapa lalu menyimpannya
di bawah bagasi betor (Becak Motor).

2. salah satu faktor penyebab pembunuhan tersebu terjadi dikarenkan terdapat


fungsi anggota yang kurang baik dalam menjalankan bahtera rumah tangga
sehingga menghasilkan problematika ekonomi yang memburuk, istri pelaku
yang ternyata sudah lebih dari satu, kebutuhan hidup 2 anak yang di tanggung.
Tentu ini menjadi pemicu tekanan di dalam diri sehingga menimbulkan konflik
yang berakhir kepada pembunuhan.
3. Akibat dari kejadian tersebut korban meninggal dunia dan anak kandung dari
korban terluka parah diduga terkena sayatan parang di arahkan kepada korban
yaitu Ibu kandung sang anak, dan saat ini kedua anak dari korban dibesarkan
oleh keluaga korban dan tumbuh tanpa peran dari kedua orang tua kandung, dan
dilihat dari kejadian tersebut sang anak dapat mengalami trauma berat
dikarekan dia menyaksikan langsung bagaimana proses pembunuhan dari awal
hingga akhir terjadi.

B. Saran
Setelah penjabaran di atas saran yang akan peneliti sampaikan pada tulisan ini yaitu
berharap penjatuhan sanksi yang di berikan oleh pengadilan Negeri diharapkan sesuai
dengan kesalahan yang dilakukan oleh pelaku agar tidak menimbulkan permasalahan
baru yang dapat menimbulkan korban korban baru serta luka luka baru bagi anak dan
masyarakat serta di harapkan adanya pemulihan mental dan trauma kepada anak dari
korban pembunuhan yang menyaksikan langsungg bagaimana proses pembunuhan
tersebut terjadi.

Anda mungkin juga menyukai