KEKERASAN SEKSUAL
Komnas Perempuan
Tiasri Wiandani
BAB IV : PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG
PENGADILAN
• Pemeriksaan perkara Tindak Pidana Kekerasan Seksual dilakukan dalam sidang tertutup.
• Putusan perkara Tindak Pidana Kekerasan Seksual dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk
umum.
• Hakim wajib merahasiakan identitas Saksi dan/atau Korban dalam membacakan putusan.
• Pengadilan harus merahasiakan informasi yang memuat identitas Saksi dan/atau Korban dalam
putusan atau penetapan pengadilan.
• Pengadilan harus merahasiakan informasi yang memuat identitas Saksi dan/atau Korban dalam
putusan atau penetapan pengadilan.Pengadilan harus merahasiakan informasi yang memuat identitas
Saksi dan/atau Korban dalam putusan atau penetapan pengadilan.
• Pengadilan mengupayakan penyediaan fasilitas dan Pelindungan yang dibutuhkan agar Saksi atau
Korban dapat memberikan kesaksian.
• Majelis hakim dapat memerintahkan lembaga yang memberikan Pendampingan untuk mengganti
Pendamping Korban atas permintaan Korban, Keluarga Korban, atau wali Korban.
• Majelis hakim wajib mempertimbangkan Pemulihan Korban dalam putusan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.
Bagian Kesebelas Pelaksanaan Putusan
• Jika pengadilan menjatuhkan putusan pidana denda, terpidana diberi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap untuk membayar denda tersebut.
• Jika terpidana tidak membayar pidana denda dalam jangka waktu yang ditetapkan, harta kekayaan
atau pendapatan terpidana dapat disita dan dilelang oleh jaksa untuk melunasi pidana denda sesuai
dengan putusan pengadilan.
• Jika penyitaan dan pelelangan harta kekayaan atau pendapatan tidak cukup atau tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan, pidana denda yang tidak dibayar diganti dengan pidana penjara paling lama tidak
melebihi ancaman pidana pokok.
• Menggatur juga untuk terpidana korporasi
TERIMAKASIH