Anda di halaman 1dari 5

Struktur Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban : Sususan organisasi dan prosedur lembaga

perlindungan saksi dan korban

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang selanjutnya disingkat LPSK adalah lembaga yang bertugas
dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada Saksi dan/atau Korban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

SUBJEK PERLINDUNGAN
 SAKSI
Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu tindak pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri termasuk pula orang yang dapat
memberikan keterangan yang berhubungan dengan suatu perkara pidana meskipun tidak
ia dengar sendiri, tidak ia lihat sendiri dan tidak ia alami sendiri, sepanjang keterangan
orang itu berhubungan dengan tindak pidana.

 KORBAN

Orang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
diakibatkan oleh suatu tindak pidana.

 SAKSI PELAKU

Tersangka, terdakwa, atau terpidana yang bekerja sama dengan penegak hukum untuk
mengungkap suatu tindak pidana dalam kasus yang sama.

 PELAPOR

Orang yang memberikan laporan, informasi, atau keterangan kepada penegak hukum
mengenai tindak pidana yang akan, sedang, atau telah terjadi.

 AHLI

Orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang diperlukan untuk membuat terang
suatu perkara pidana guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan.
VISI
”Terwujudnya perlindungan saksi dan korban dalam sistem peradilan pidana”

Visi ini mengandung maksud bahwa LPSK yang diberikan mandat oleh undang-undang selaku
focal point dalam pemberian perlindungan saksi dan korban harus mampu mewujudkan suatu
kondisi dimana saksi dan korban benar-benar merasa terlindungi dan dapat mengungkap kasus
dalam peradilan pidana.
MISI
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, Lembaga Saksi dan Korban memiliki misi sebagai
berikut :
 Mewujudkan perlindungan dan pemenuhan hak-hak bagi saksi dan korban dalam
peradilan pidana.
 Mewujudkan kelembagaan yang profesional dalam memberikan perlindungan dan
pemenuhan hak-hak bagi saksi dan korban.
Memperkuat landasan hukum dan kemampuan dalam pemenuhan hak-hak saksi dan korban.
Mewujudkan dan mengembangkan jejaring dengan para pemangku kepentingan dalam rangka
pemenuhan hak saksi dan korban.
Mewujudkan kondisi yang kondusif serta partisipasi masyarakat dalam perlindungan saksi dan
korban.

KEWENANGAN
1. Meminta keterangan secara lisan dan / atau tertulis dari pemohon dan pihak lain yang
terkait dengan permohonan
2. Menelaah keterangan, surat, dan/atau dokumen yang terkait untuk mendapatkan
kebenaran atas permohonan.
3. Meminta salinan atau fotokopi surat dan/atau dokumen terkait yang diperlukan dari
instansi manapun untuk memeriksa laporan pemohon sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
4. Meminta informasi perkembangan kasus dari penegak hokum
5. Mengubah identitas terlindung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6. Mengelola rumah aman
7. Memindahkan atau merelokasi terlindung ke tempat yang lebih aman
8. Melakukan pengamanan dan pengawalan
9. Melakukan pendampingan Saksi dan/atau Korban dalam proses peradilan
10. Melakukan penilaian ganti rugi dalam pemberian Restitusi dan Kompensasi

Prosedur Pengajuan Perlindungan LPSK

Menurut Laporan Penelitian Tahun 2020 LPSK, permohonan dapat dilakukan atas inisiatif
sendiri ataupun permintaan pejabat yang berwenang. Untuk mendapat perlindungan dan bantuan
itu, berikut prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi pemohon:

Keterangan Saksi dan Korban


Tingkat ancaman yang dapat membahayakan Saksi dan Korban
Hasil analisis dari tim medis dan/atau psikolog Saksi dan Korban
Rekam jejak pidana dari Saksi dan Korban
Laman lpsk.go.id, menyatakan LPSK menyediakan sejumlah cara untuk mengajukan
permohonan perlindungan:

- pemohon dapat mengirimkan permohonan secara tertulis dengan mengirimkan langsung surat
permohonan ke Jalan Raya Bogor Km. 24 Nomor 47-49 Jakarta Timur, DKI Jakarta 13750.

- pemohon dapat mengajukan permohonan secara daring melalui:

 WhatsApp ke nomor 0857-700-10048


 Hotline LPSK 148
 Mengirimkan email ke lpsk_ri@lpsk.go.id
 Melalui Aplikasi Perlindungan LPSK yang tersedia di Playstore Laman www.lpsk.go.id
 Media sosial seperti Humas LPSK RI di FaceBook, serta @infoLPSK di Instagram,
Twitter dan YouTube.
 Setelah mengajukan permohonan, LPSK akan memeriksa dan menelaah paling lambat
tujuh hari sejak permohonan perlindungan diajukan.

Proses pemeriksaan dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari pengecekan syarat formil dan
materiil dan dibicarakan dalam Rapat Paripurna Pimpinan (RPP) LPSK. Pada saat RPP,
permohonan diputuskan sebagai permohonan yang diterima atau ditolak.

Jika permohonan diterima, saksi dan korban menandatangani surat perjanjian perlindungan.
Pelaksanaan perlindungan akan berada di bawah Biro Pemenuhan Hak Saksi dan Korban.

Perlindungan ini akan dihentikan jika sudah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan atau
berdasarkan putusan dari evaluasi LPSK yang diadakan setiap enam bulan.

Jika permohonan ditolak oleh LPSK, maka saksi dan korban akan menerima salinan keputusan
secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai