Anda di halaman 1dari 23

Hukum Acara Pidana

Pemeriksaan Pendahuluan
Pengertian Pemeriksaan Pendahuluan
• Proses penyelesaian perkara pidana menurut
KUHAP merupakan proses yang panjang
melalui beberapa tahapan :
a. Tahap penyidikan
b.Tahap penuntutan
c. Tahap pemeriksaan di sidang pengadilan
d.Tahap pelaksanaan dan pengawasan putusan
pengadilan
• Pemeriksaan terhadap tersangka atau terdakwa dan
para saksi, terbagi dalam dua tahapan. Yaitu tahap
pemeriksaan pendahuluan (vooronderzoek), dan tahap
ke dua tahap pemeriksaan pengadilan (gerechtelijk
onderzoek).
• Menurut sistem dalam KUHAP, pemeriksaan
pendahuluan merupakan pemeriksaan yg dilakukan
oleh penyidik termasuk didalamnya penyidikan
tambahan atas dasar petunjuk petunjuk dari PU dalam
rangka penyempurnaan hasil penyelidikannya
(Penyidik dalam tahap Penyidikan).
Pejabat Penyidik, Penyelidik, dan
Penyidik Pembantu
• Dalam Pasal 1 butir 1 KUHAP, penyidik adalah
pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang undang untuk
melakukan penyidikan.
• Dalam Pasal 1 butir 4 KUHAP, penyelidik
adalah pejabat polisi Negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang
undang untuk melakukan penyelidikan.
Wewenang Penyidik
• Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya TP
• Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan
• Menyuruh berhentu seorang tersangka dan memeriksan tanda pengenal diri
tersangka
• Melakukan penyitaan benda dan atau surat
• Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
• Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
• Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara
• Mengadakan penghetian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan TP dan
selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada PU, tersangka,
atau keluarganya.
• Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penyidik PNS, membuat berita acara setiap tindakan tentang : pemeriksaan tersangka,
pemasukan rumah, penyitaan benda, pemeriksaan surat, pemeriksaan saksi,
pemeriksaan di tempat kejadian dan mengirimkannya kepada penyidik Polri.
Wewenang Penyelidik (Pasal 5):
• Penyelidik karena kewajibannya mempunyai wewenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
TP
b. Mencari keterangan dan barang bukti
c. Menyuruh berhentu seorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri
d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
• Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa :
a. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan
penyitaan
b. Pemeriksaan dan penyitaan surat
c. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
d. Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik
• Dalam pada itu, wewenang penyidik pembantu pada
dasarnya sama dengan wewenang yang dimiliki oleh
penyidik, kecuali wewenang penahanan yang wajib
diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik
(Pasal 11).
Adapun pelimpahan wewenang penahanan kepada penyidik
pembantu tersebut hanya diberikan dalam hal hal sebagai
berikut :
a. Apabila perintah dari penyidik tidak dimungkinkan karena
hal dan dalam keadaan yang sangat diperlukan
b. Terdapat hambatan perhubungan di daerah terpencil
c. Di tempat itu belum ada petugas penyidik
d. Dalam hal lain yang dapat diterima menurut kewajaran.
Penyidikan dan Penyelidikan
• Dalam Pasal 1 butir 2 KUHAP, penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
• Dalam kenyataannya tindakan penyidik dimulai sesudah terjadinya TP
untuk mendapatkan keterangan mengenai :
a. TP apa yang telah dilakukan
b. Kapan TP itu dilakukan
c. Dimana TP itu dilakukan
d. Dengan apa TP itu dilakukan
e. Bagaimana TP itu dilakukan
f. Mengapa TP itu dilakukan
g. Siapa pembuatnya.
Dalam Psal 1 butir 5 KUHAP, penyelidikan adalah serangkaian tindakan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan.
Persangkaan atau pengetahuan adanya tindak pidana
tersebut dapat diperoleh dari empat kemungkinan :

• Kedapatan tertangkap tangan


• Karena adanya laporan, Ps 1 butir 24 (TP
biasa, gewone delict)
• Karena adanya pengaduan, Ps 1 butir 25 (TP
aduan, klacht delict)
• Diketahui sendiri oleh penyidik
Pemeriksaan Tersangka
• Pasal 114 KUHAP menentukan bahwa
sebelum penyidik mulai memeriksa tersangka,
penyidik wajib memberitahukan hak
tersangka utk mendapatkan bantuan hukum
atau bahwa ia dalam perkaranya itu wajib
didampingi oleh Penasehat Hukum
sebagaimana dimaksudkan dalam Ps 56.
Ketentuan dalam memeriksan tersangka :

• Tersangka di dengar keterangannya tanpa tekanan dari siapapun


dan atau dalam bentuk apapun.
• Kepada tersangka ditanya apakah ia menghendaki didengarnya
saksi yang dapat menguntungkan baginya (saksi a’decharge), dan
apabila ada maka penyidik wajib memanggil dan memeriksa saksi
tersebut.
• Keterangan apa saja yang tersangka berikan kepada penyidik
sehubungan dengan tindka pidana yg dipersangkakakan kepadanya
harus dicatat dalam berita acara pemeriksaan.
• Jika isi berita acara disetujui maka ditandatangani bersama
(penyidik dan tersangka).
• Jika tersangka tidak mau tanda tangan, maka dicatat dalam berita
acara pemeriksaan dengan menyebut alasannya.
• Pemeriksaan terhadap tersangka yg berdiam atau bertempat
tinggal di luar daerah hukum penyidik yg melakukan penyidikan,
dapat dibebankan kepada penyidik di tempat kediaman / tempat
tinggal tersangka tsb.
Pemeriksaan Saksi dan Ahli
• Orang yang dipanggil utk di dengar keterangannya sbg
saksi oleh penyidik ataupun oleh pengadilan guna
memberi keterangan tentang suatu perkara pidana yg ia
dengar, ia lihat dan ia alami sendiri.
• Apabila ia menolak kewajibannya maka dapat
dikenakan pidana berdasarkan Ps 216, dan Ps 224 atau
522 KUHP.
• Peranan saksi dalam perkara pidana adalah utk
membantu mencari kebenaran. Hingga kini, keterangan
saksi oleh UU dipandang sbg alat bukti yg penting.
Tata cara pemeriksaan saksi oleh Penyidik
menurut KUHAP :
• Saksi diperiksa dg tidak disumpah, kecuali apabila ada cukup alasan
utk menduga bahwa saksi tsb tidak akan dapat hadir dlm
pemeriksaan di sidang pengadilan.
• Saksi diperiksa secara tersendiri, agar jangan mempengaruhi satu
dengan lainnya, tetapi dapat juga dipertemukan yg satu dg yg lain
dan mereka wajib memberikan keterangan yg sebenarnya.
• Pemeriksaan dilakukan tanpa tekanan dari siapapun dan atau
dalam bentuk apapun.
• Keterangan saksi tsb dicatat dalam berita acara yg ditandatangani
oleh Penyidik dan saksi setelah ia menyetujuinya.
• Menurut Ps 120 KUHAP, dalam hal penyidik menganggap perlu, ia
dapat minta bantuan pendapat orang ahli atau orang yg mempunyai
keahlian khusus. Sebelum periksa, ahli tsb mengangkat sumpah atau
mengucapkan janji di depan penyidik bahwa ia akan memberikan
keterangan menurut pengetahuannya yg sebaik baiknya.
• Namun, apabila karena harkat dan martabat, pekerjaan atau
jabatannya yg mewajibkan ahli tersebut menyimpan rahasia maka ia
dapat menolak utk memberikan keterangan yg diminta penyidik.
• Dalam rangka mencari kebenaran yg selengkap lengkapnya, maka
penyidik kalau menganggap perlu dapat menggunakan wewenagnya
utk menerapkan alat alat pemaksa yg istimewa (bijondere
dwangmiddelen) yakni penangkapan, penahanan, penggeledehan,
penyitaan dan pemeriksaan surat.
Penangkapan dan Penahanan
• Penangkapan dan penahanan pada dasarnya merupakan
tindakan yg membatasi dn mengambil kebebasan bergerak
seseorang. Sehingga, dalam menggunakan wewenang,
penyidik, Penuntut Umum, atau hakim harus bersikap hati
hati, dan penuh rasa tanggung jawab.
• Ini berarti bahwa sebelum aparat penegak hukum
menentukan sikap utk menahan tersangka, terlebih dahulu
harus mencari fakta fakta atau bukti yg cukup kuat (bukti
permulaan yg cukup) sehingga timbul keyakinan atas
kesalahan tersangka.
Pelaksanaan penangkapan harus dilakukan
petugas Polri dan hanya sah apabila :
• Dengan menunjukkan surat perintah yang dikeluarkan oleh
penyidik atau penyidik pembantu.
• Dengan memberikan surat perintah penangkapan kepada
tersangka yang mencantumkan identitas tersangka, alasa
penangkapan, uraian singkat mengenai kejahatan yg
dipersangkakan terhadap tersangka dan mengenai tempat
dimana tersangka akan diperiksa.
• Dengan menyerahkan tembusan surat perintah penangkapan
kepada keluarga tersangka setelah penangkapan dilakukan.
• Mengenai jangka waktu penangkapan sebagaimana
diatur dlm Ps 19 (1) KUHAP dapat dilakukan paling
lama 1 hari. Penangkapan hanya dapat dilakukan
utk kepentingan penyelidikan atau penyidikan.
• Apabila perlu dikenakan penahanan, maka penyidik
harus mengeluarkan surat perintah penahanan.
Dan dalam hal tersangka di tahan, maka dalam
waktu satu hari setelah perintah penahanan itu
tersangka harus mulai diperiksa.
Syarat yg harus dipenuhi utk melakukan
penahanan ada dua :
• Syarat obyektif, yaitu dasar penahanan yg
ditinjau dari segi tindak pidananya, yaitu
tindak pidana apa saja yg dapat dikenakan
penahanan.
• Syarat subyektif, yaitu alasan alasan
penahanan yg ditinjau dari segi perlunya
tersangka atau terdakwa itu di tahan.
Penangguhan Penahanan
• Menurut KUHAP, pejabat yg berwenang
memberikan penangguhan penahanan adalah
penyidik, penuntut umum, atau hakim sesuai
dengan kewenangan masing masing.
Dikarenakan pejabat pejabat inilah yang
mengetahui benar alasan pertimbangan utk
penangguhan penahanan tsb.
• Dapat dilakukan penangguhan penahanan
dengan syarat syarat yg ditentukan.
Penggeledahan Badan dan
Penggeledahan Rumah
• Penggelesahan badan adalah mengadakan
pemeriksaan badan dan atau pakaian
tersangka utk mencari benda yg diduga keras
ada pada badannya atau dibawanya serta utk
disita.
• Dalam hal penggeledahan rumah harus
dilakukan dengan surat izin Ketua Pengadilan
Negeri setempat oleh penyidik untuk
kepentingan penyidikan.
Penyitaan
• Penyitaan adalah serangkaian tindakan
penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan di bawah penguasaannya benda
bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian
dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan.
• Dapat dilakukan dengan surat izin Ketua
Pengadilan Negeri.
Pemeriksaan Surat
• Pemeriksaan Surat ialah pemeriksaan
terhadap surat yang tidak langsung
mempunyai hubungan dengan tindak pidana
yg diperiksa, tetapi dicurigai denga alasan yg
kuat.
Penyelesaian Peyidikan dan
Penghentian Penyidikan
• Apabila penyidikan telah selesai maka penyidik
wajib seera menyerahkan hasil penyidikannya
itu kepada penuntut umum.
• Namun, ada kalanya penyidikan tidak
diteruskan ke tahap penuntutan dan Penuntut
Umum. Hal ini karena menurut penyidik tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tsb bukan
tindak pidana, atau penyidikannya harus
dihentikan demi hukum.

Anda mungkin juga menyukai