HUKUM ACARA
PIDANA
BASTO DAENG ROBO.S.H.,M.H
UPAYA PAKSA DALAM HUKUM ACARA PIDANA
• PENANGKAPAN
• PENAHANAN
• PENGGELEDAHAN
• PENYITAAN
• PEMERIKSAAN SURAT
PERTEMUAN 4
3
A. PENANGKAPAN
a.Pengertian
Menurut Pasal 1 angka 20 KUHAP, bahwa yang dimaksud dengan
Penangkapan adalah “suatu tindakan penyidik berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau
peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undangundang
ini.
b.Tujuan Penangkapan
Tujuan penangkapan agak berbeda dengan tujuan penggeledahan,
yaitu penggeledahan dimaksudkan untuk kepentingan penyelidikan atau
penyidikan, sedangkan tujuan penyitaan adalah untuk kepentingan
”pembuktian terutama ditujukan sebagai barang bukti di muka
persidangan, sebab tanpa adanya barang bukti tersebut, maka
perkaranya tidak dapat diajukan ke pengadilan, sehingga tujuan
penangkapan adalah untuk mengamankan tersangka sebagai tindakan
permulaan proses penyelidikan untuk memperoleh bukti awal untuk
proses selanjutnya penyidikan dan penahanan.
Pasal 16-19 KUHAP telah menetapkan
ketentuan tata cara tindakan penangkapan
Alasan Penangkapan (Pasal 17)
• Seseorang diduga keras melakukan TP
• Dan dugaan yg kuat itu didasarkan pd permulaan
bukti yg cukup
Cara Penangkapan (Pasal 18)
• Penangkapan dilakukan petugas Polri
• Petugas yg melakukan penangkapan harus membewa
surat tugas penangkapan
• Petugas memperlihatkan surat perintah penangkapan
Batas waktu penangkapan (Pasal 19 (1))
• Tidak boleh lebih dari satu hari
5
B.PENAHANAN
1.Pengertian
Menurut Pasal 1 angka 21 KUHAP, bahwa yang dimaksud
dengan penahanan adalah “penempatan tersangka atau terdakwa
di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau
hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini”.
2.Tujuan Penahanan.
Tujuan penahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 20
KUHAP, antara lain bahwa ”Penyidik/penyidik pembantu
berwenang melakukan penahanan untuk pemeriksaan
penyelidikan/penyidikan kepada tersangka secara objektif dan
benar-benar mencapai hasil penyelidikan/penyidikan yang cukup
memadai untuk diteruskan kepada penuntut umum, dan
selanjutnya akan dipergunakan sebagai bahan pemeriksaan di
depan persidangan.
6
2.Syarat Objektif
Adapun dimaksud syarat objektif yaitu syarat tersebut dapat
diuji ada atau tidak oleh orang lain. Syarat objektif
sebagaimana diatur di dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP, bahwa
penahanan tersebut hanya dapat dikenakan, apabila:
”Terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak
pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam
tindak pidana tersebut dalam hal :
a. tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima
tahun atau lebih;
b. tindak pidana ancamannya kurang dari 5 tahun, tetapi
sebagaimana dimaksud dalam KUHPidana, yaitu Pasal 282
ayat (3), Pasal 296, Pasal 335 ayat (1), Pasal 351 ayat (1),
Pasal 353 ayat (1), Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a, Pasal
453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal
506;
Tata Cara Penahanan atau penahanan lanjutan
oleh penyidik, PU & Hakim (Pasal 21 (2) dan (3))
• Dengan surat perintah penahanan atau surat
penetapan
• Tembusan harus diberikan kepada keluarga
Jenis Tahanan (pasal 22 (1))
• Rutan
• Rumah (1/3)
• Kota (1/5)
Pengalihan Jenis Penahanan (Pasal 23)
• Penyidik dan PU dgn surat perintah
• Hakim dgn surat penetapan
• Tembusan surat perintah/penetapan
Batas waktu Penahanan
• Penyidik (Pasal 24) = 20+40 hari (PU)
• Penuntut Umum (Pasal 25) = 20+30 hari (PN)
• Hakim PN (Pasal 26) = 30+60 hari (KPN)
• Hakim PT (Pasal 27) = 30+60 hari (KPT)
• Mahkamah Agung (Pasal 28) = 50+60 hari
(KMA)
10
C.PENGGELEDAHAN
1. Pengertian
Beberapa pengertian tentang penggeledahan sebagaimana
dijelaskan dalam KUHAP, sebagai berikut:
a.Menurut Pasal 1 angka 17 KUHAP, bahwa yang dimaksud
dengan penggeledahan rumah adalah ”tindakan penyidik
untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup
lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau
penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini”.
2.Tujuan Penggeledahan
Jadi tujuan penggeledahan adalah
tindakan penyelidik/penyidik untuk
mendapatkan barang bukti untuk
penyelidikan/penyidikan sebagai bukti
permulaan yang cukup, agar tersangka
dapat ditangkap/ditahan dan prosesnya
dapat dilanjutkan ke tingkat penuntutan
dan tingkat pemeriksaan persidangan
pengadilan.
Tata Cara penggeledahan rumah
Penggeledahan biasa (Pasal 33)
• Harus ada surat izin KPN setempat
• Petugas kepolisian membawa dan memperlihatkan surat tugas
• Harus didampingi dua orang saksi
• Wajib membuat BA Penggeledahan
• Penjagaan rumah/tempat
Penggeledahan dlm keadaan mendesak (Pasal 34) dapat
dilakukan terlebih dahulu tanpa adanya surat izin KPN
(Persetujuan penggeledahan)
Tata Cara penggeledahan Badan (Pasal 37)
• Penyidik berwenang menggeledah badan dan pakaian serta
benda yg dibawa tersangka
• Pemeriksaan rongga badan terhadap tersangka wanita
dilakukan oleh petugas wanita
13
D.PENYITAAN
1.PENGERTIAN
Menurut J.C.T. Simorangkir, bahwa penyitaan adalah ”Suatu
cara yang dilakukan oleh pajabat-pejabat yang berwenang untk
menguasai sementara waktu barang-barang baik yang
merupakan milik terdakwa ataupun bukan, tetapi berasal dari
atau ada hubungannya dengan suatu tindak pidana dan berguna
untuk pembuktian. Jika ternyata kemudian bahwa barang
tersebut tidak ada hubungannya dengan kejahatan yang
dituduhkan, maka barang tersebut akan dikembalikan kepada
pemiliknya”.
Menurut Pasal 1 angka 16 KUHAP, bahwa yang dimaksud
dengan penyitaan adalah ”serangkaian tindakan penyidik untuk
mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya
benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan dan peradilan”.
14