Anda di halaman 1dari 5

Alur Pelaksanaan Hukum Acara Pidana

Nama : Ribka Gabby Moureen Silalahi


NPM : 110110220232
Kelas : Pengantar Hukum Indonesia
I. Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Pidana adalah aturan yang bersifat prosedural (formil) yang digunakan untuk melaksanaka aturan
hukum pidana substantif (materiil). Konten hukum pidana sebagai hukum materil mengatur
perbuatan apa saja yang dilarang, apa sanksi pidana yang berlaku jika pelarangan itu
dilanggar, pertanggung jawaban pidana beserta pertanggungjawabannya. Hukum acara pidana
mengatur proses yang berlaku untuk melaksanakan hukum materil, mulai proses penyelidikan
hingga eksekusi putusan pengadilan. Hukum Acara Pidana dibagi di lingkungan Peradilan Umum
dan Peradilan Milite
II. Sumber Hukum Acara Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No.8 tahun 1981. Sebelumnya,
berlaku Herzien Inlandsch Reglement atau HIR yang merupakan warisan pemerintah kolonial
hindia belanda –ada juga di Hukum Acara Perdata.
III. Alur Acara Pidana
1. Penyelidikan
Berdasarkan “Pasal 1 ayat 5 KUHAP”:
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagi tindakan
pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyelidikan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang.
Sehingga, bisa ditafsirkan :
➢ Jika ada seseorang yang melaporkan pelanggaran tindakan
pidana maka seorang penyelidik bertugas untuk menelusuri
laporan / aduan tersebut
➢ Kalau benar ada pelanggaran tindak pidana dengan bukti
berupa laporan permulaan : maka berlanjut ke proses
penyidikan
➢ Kewenangan penyelidik :
- menerima laporan / pengaduan
- mencari keterangan
- mencari barang bukti
➢ Penyelidik tidak hanya dilakukan POLRI, tetapi juga Jaksa,
KPK, PPNS, Komnas HAM
➢ Status untuk orang dalam proses penyelidikan dan
penyidikan : Tersangka
2. Penyidikan
Menurut Pasal 1 ayat 2 KUHAP
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyisik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu terang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan bukti yang dengan bukti
itu terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya :
• Locus delicti adalah tempat dimana seseorang melakuukan
suatu tindak pidana.
• Yang berwenang melakukan tindakan penyelidikan adalah
POLRI, Jaksa, KPK, PPNS
• Tugas penyidik adalah mencari alat bukti, mencari
terangnya peristiwa, dan mencari
tersangka
Dalam rangka mengumpulkan bukti, seorang penyidik diberikan
kewenangan untuk melakukan upaya paksa agar mempermudah
proses pengumpulan bukti. Yang termasuk upaya paksa adalah
tindakan menangkap, penahan, penggeledahan, penyitaan,
pemeriksaan surat, dan pemanggilan. Setiap upaya tersebut harus
berdasarkan surat perintah dan pelaksanaannya harus dilaporkan
dalam bentuk berita acara.

• Penangkapan: ditujukan kepada orang yang diduga keras


melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang
cukup (bukti untuk menduga adanya tindak pidana).
Pelaksanaan penangkapan harus dilakukan dengan
memperlihatkan dan
memberikan surat perintah kepada tersangka yang dengan
jelas mencantumkanidentitas tersangka.
• Penahanan: penempatan tersangka/terdakwa ditempat
tertentu. Penahanan bisa dilakukan oleh penyedik, penuntut
umum, bahkan hakim –tergantung tahap yang sedang
ditempuh. Tujuan penahanan adalah agar
tersangka/terdakwa tidak
melarikan diri, tidak berkesempatan untuk menghilangkan
bukti, dan tersangka tidak mengulangi tindakpidananya. Ada
tiga jenis penahanan, pertama penahanan di rumah
tahanan, kedua penahanan rumah, dan ketiga penahanan
kota
• Penggeledahan: tindakan pemeriksaan untuk
mengumpulkan barang, bukti, dan informasi yang
berhubungan dengan perkara yang sedang
diinvestigasi.Penggeledahan bisa saja dilakukan terhadap
rumah, pakaian, ataupun badan. Biasanya penggeledahan
diikuti dengan adanya penyitaan, yaitu tindakan untuk
mengambil alih atau menyimpan barang bukti dengan tujuan
kepentingan pembuktian yang akan dikemukakan
dipersidangan.
• Pemeriksaan surat: tindakan untuk memeriksa/menyita surat
yang dikirim melalui kantor pos atau melalui jasa pengiriman
yang diduga memiliki hubungan dengan tindak pidana
3. Penuntutan
Merupakan tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.
• Penuntutan dilakukan setelah selesainya penyidikan,
• Tujuan penuntut adalah untuk menetapkan dakwaan
terhadap tersangka yang
sekarang menjadi terdakwa.
• Isi dari dakwaan itu adalah identitas tersangka, penjelasan
dugaan tindak pidana,
daftar bukti, dan tuduhan terhadap tersangka yang sekarang
menjadi terdakwa.
• Penuntutan harus berdasarkan surat berita acara.
• Penuntut umum adalah pejabat yang diberi wewenang untuk
melakukan penuntutan,
yaitu Jaksa:
Dimana penuntut umum pasti jaksa, tetapi setiap jaksa
belum tentu penuntut umum
4. Pemeriksaan Sidang Pengadilan :
Merupakan serangkaian tindakan hakim untuk mengadili
(menerima, memeriksa, dan memutus) suatu perkata pidana
• Pemeriksaan dilakukan setelah adanya dakwaan.○
• Tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah
terdakwa bersalah atau tidak berdasarkan dakwaan yang
diajukan oleh Penuntut Umum dan juga berdasarkan
alat bukti yang telah dikumpulkan sebelumnya. alat bukti
yang telah dikumpulkan sebelumnya.
• Proses pemeriksaan meliputi
cross examination (proses pemeriksaan saksi terhadap
saksi yang diajukan pihak lawan) terhadap alat bukti yang
tellah dikumpulkan sebelumnya.
Terdapat tiga asas yang penting, yaitu:
• Presumption of innocence atau praduga tidak bersalah,
artinya terdakwa harus diperlakukan/dianggap tidak
bersalah sampai terbukti bersalah. Hakim harus netral
dan objektif
• Burden of proof atau beban pembuktian yang dibebankan
kepada Penuntut Umum. Artinya Penuntut Umum wajib
menentukan bahwa terdakwa ini bersalah
berdasarkan dakwaan yang telah diajukan olehnya. Dalam
hal ini, terdakwa juga boleh membela dirinya.
• Equality of art, artinya antara penuntut umum dan penasihat
hukum harus diberikan kesempatan yang sama untuk
memeriksa bukti yang telah diajukan dihadapan pengadilan
dan tidak boleh berat sebelah.
Pemeriksaan sidang pengadilan dibagi menjadi tiga:
• Acara pemeriksaan biasaa.
Berhubungan dengan tindak pidana umum
• Acara pemeriksaan singkatb.
Dilakukan karena adanya perlawanan penggugat tentang
gugatannya yang tidak diterima atau tidak berdasar.
Terhadap putusan mengenai perlawanan itu tidak
dapat dilakukan upaya hukum
• Acara pemeriksaan cepat.
Dilakukan apabula terdapat kepentingan penggugat yang
cukup mendesak. Menggunakan hakim tunggal
5. Eksekusi Putusan Penngadilan
➢ Setelah adanya pemeriksaan persidangan, kemudian hakim
telah mengeluarkan putusan pengadilan, baru muncul tahap
eksekusi terhadap putusan pengadilan.
➢ Eksekusi putusan pengadilan dilakukan berdasarkan amar
putusan (isinya
mengadili).
➢ Yang melaksanakan putusan pengadilan adalah jaksa
eksekutor.○
➢ Putusan pengadilan ini hanya dapat dilakukan ketika
putusan sudah sah dan tidak
ada yang mengajukan upaya hukum. Eksekusi putusan
pengadilan harus ditunsa
saat PU/terdakwa melakukan upaya hukum.
Ada beberapa macam bentuk eksekusi pengadilan,
- eksekusi pidana mati (jaksa eksekutor harus
berkoordinasi dengan polisi)
- pidana penjara (jaksa eksekutor harus memastikan
pemindahan terdakwa dari rutan ke lapas)
- pidana bersyarat, pidana denda (terdakwa harus
membayar sekian besar pidana denda)
- pidana perampasan barang (dalam kasus narkotika,
narkoba yang disita itu yang harus dihancurkan maka
jaksa eksekutor harus berkoordinasi dengan polisi)
- pidana biaya perkara (biasanya ditanggung oleh
terdakwa).
6. Upaya Hukum
Meruopakan upaya yang dilakukan karena adanya salah satu pihak
yang tidak puas dangan hasil putusan dari pengadilan. Pada
dasarnya, ada 2 jenis Upaya Hukum, yaitu :
▪ Upaya Hukum Biasa :
- Naik Banding
- Kasasi
▪ Upaya Hukum Luar Biasa :
- Kasasi demi kepentingan hukum
- Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap

Anda mungkin juga menyukai