Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah Pelecehan Seksual merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia.

Pelecehan seksual yang terjadi pun bukan hanya dialami orang dewasa tetapi juga

anak-anak. Pelecehan seksual yang terjadi pun beragam, mulai dari pelecehan

seksual ringan maupun berat. Misalnya seperti cat calling, menggunakan ungkapan

atau gurauan tidak senonoh atau porno, mencolak-colek tubuh korban bahkan dalam

kasus berat salah satunya seperti memegang tubuh korban.

Pelecehan seksual merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan orang lain

dengan jenis kelamin berbeda. Ini berhubungan dengan tindakan seksual dan si

korban merasa tidak nyaman dengan tindakan itu. Pelecehan seksual mencakup

tingkat ringan dalam bentuk kata-kata, sentuhan fisik, pandangan mata, maupun

tingkat berat yaitu pemerkosaan. Pelecehan seksual biasanya terjadi karena adanya

keinginan dari pelaku dan adanya kesempatan untuk melakukan pelecehan serta

adanya stimulus dari korban yang memancing terdorongnya perilaku melecehkan

(Anonim, 2002).

Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari

pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih tinggi, kekuasaan

ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin yang satu terhadap jenis kelamin yang lain,

jumlah personal yang lebih banyak, dsb. Rentang pelecehan seksual ini sangat luas,

meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang berkonotasi seks, humor porno,

cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu

atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau
ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual sampai perkosaan (Anonim, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Pelecehan seksual ?

2. Faktor penyebab pelecehan sexual ?

3. Pasal yang mengatur pelecehan sexual ?

4. Sanksi terhadap pelaku pelecehan seksual?

5. Contoh kasus yang berkaitan dengan Pelecehan Seksual

1.3 Tujuan Makalah

Makalah ini diharapkan dapat membuat pembaca mengerti bahwa masalah

pelecehan seksual bukan masalah ringan yang bisa dianggap sepele. Pembaca juga

diharapkan dapat melakukan upaya preventif supaya tidak mengalami pelecehan

seksual, serta dapat membantu pihak yang mengalami pelecehan seksual.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual

yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga

menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang

yang menjadi korban pelecehan. Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai

kekuasaan yang lebih dari pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih

tinggi, kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin yang satu terhadap jenis kelamin yang

lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb.

Berdasarkan buku "Psikologi Keselamatan Kerja" (2008) yang ditulis Tulus

Winarsunu, pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi

seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya.

Bentuknya dapat berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang

berkonotasi seksual.

Berdasarkan UUD 1945 Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan,

menghina, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang,

dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan 2 dengan kehendak seseorang, yang

menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas,

karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat

penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau politik.

Farley (1978) mendefinisikan pelecehan seksual sebagai rayuan seksual yang tidak

dikehendaki penerimanya, di mana rayuan tersebut muncul dalam beragam bentuk baik yang

halus, kasar, terbuka, fisik maupun verbal dan bersifat searah. Bentuk umum dari pelecehan
seksual adalah verbal dan godaan secara fisik (Zastrow dan Ashman, 1989; Kremer dan

Marks, 1992), di mana pelecehan secara verbal lebih banyak daripada secara fisik.

.Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik,

supermarket, bioskop, kantor, hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam. Pelecehan

seksual di tempat kerja seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan

jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun tidak. Kalau janji

atau ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan, dimutasikan, dsb.

Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat membuat

tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan, dsb.Hampir semua

korban pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang status sosial ekonomi, usia,

ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.

2.2 FAKTOR – FAKTOR PELECEHAN SEKSUAL

1. Keterampilan sosial yang buruk

Orang akan cenderung memiliki risiko menjadi pelaku ketika ia berketerampilan sosial yang

buruk. Ia tidak bisa mengembangkan relasi sosial, sehingga memiliki hubungan yang tegang

dengan orang dewasa lainnya.

2. Perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya berkaitan dengan keterampilan sosial yang buruk. 

"Jika orang tersebut memiliki perasaan tidak berdaya, biasanya juga memiliki hubungan yang

tidak memuaskan dengan orang dewasa lainnya," kata dokter Gina Anindyajati, SpKJ saat dit

emui di Gedung IMERI Jakarta pada Jumat (10/1/2020).


Ketika seseorang menjalani hubungan yang penuh dengan ketegangan, maka ia tidak pernah

merasa puas dengan hubungan tersebut. Selalu akan merasa cemas, tidak aman, terganggu de

ngan hubungan tersebut, sehingga tidak akan pernah tercapai kepuasaan dalam hubungan ters

ebut.

3. Masalah seksual

"Masalah seksual ini seperti ereksi, ejakulasi dini. Itu akan meningkatkan risiko seseorang un

tuk menjadi pelaku kekerasan seksual," kata dokter Gina.

Faktor-faktor risiko lainnya yaitu seperti hubungan yang tegang dengan orang dewasa, kerent

anan dalam hal maskulinitas, harga diri rendah, perasaan terhina, kesepian, dan masalah keter

ikatan emosional.

Solusi Dalam Mencegah Kekerasan Dan Pelecehan Seksual Cara-cara mencegah pelecehan s

eksual:

1. Pelajari persoalan pelecehan seksual.

2. Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak).

3. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.

4. Mau bertindak sebagai saksi.

5. Membantu korban.

6. Membentuk kelompok solidaritas.

7. Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan.

8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.


2.3 Kasus – Kasus Pelecehan Seksual

Pria Tanjungbalai Cabuli Anak Tetangga, Korban Dirayu Imbalan Rp 5.000

Tanjungbalai - Polisi menangkap pria berinisial UM (38) di Tanjungbalai, Sumatera Utara,

karena melakukan pencabulan terhadap anak tetangganya sendiri. Perbuatan cabul tersebut

sudah dilakukan pelaku sejak Maret 2021.

Kapolres Tanjungbalai AKBP Triyadi, melalui Kasubag Humas Iptu AD Panjaitan

menjelaskan, pelaku ditangkap setelah dilaporkan oleh SF (50) orang tua korban. Usia korban

masih 14 tahun.

"Pelaku memberikan korban uang Rp 5.000 setelah melakukan aksi cabulnya," kata Kasubag

Humas.

Menurut pengakuan pelaku, dia sudah tiga kali melakukan perbuatan pencabulan terhadap

korban. Aksi itu dilakukannya setiap kali korban datang ke rumah sekaligus lokasi usaha gas

elpiji miliknya.

Aksi cabul tersebut akhirnya dilihat langsung oleh tetangga korban yang curiga saat melihat

korban ditarik ke dalam rumahnya di Kecamatan Sei Tualang Raso.

"Jadi ada yang melihat aksi pelaku ini ketika mencabuli korban, lalu dilaporkan ke orang

tuanya," jelas AD Panjaitan.

Di dalam rumah pelaku melucuti seluruh pakaian korban dan melancarkan nafsunya. Setelah

itu, korban diberi sejumlah uang sebagai imbalan.


Ibu korban mendapat laporan dari tetangganya yang melihat langsung perbuatan pelaku

langsung menanyai anaknya dan mengakui perbuatan pelaku.

Pelaku ditangkap pada Senin (19/7) di rumahnya tanpa perlawanan dan mengakui

perbuatannya. (Dikutip dari detiknews, 8 November 2021)

2.4 PASAL YANG MENGATUR PELECEHAN SEKSUAL

Ada banyak sekali pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang

dapat menjerat seseorang pelaku pelecehan seksual seperti :

1. Pencabulan pasal 289-296

2. Penghubungan pencabulan pasal 295-298 dan pasal 506

3. Persetubuhan dengan wanita di bawah umur pasal 286-288.

2.5 Sanksi Terhadap Pelaku Pelecehan Seksual

Untuk kasus di atas sendiri sudah ditindak lanjuti oleh kepolisian, atas aksi cabul tersebut

pelaku dipersangkakan dengan melanggar Pasal 81 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016

tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Akhirnya kita mengetahui sebagian kecil dari kejadian –kejadian pelecehan seksual yang

pernah ada atau yang sedang terjadi, pelecehan seksual ternyata bukanlah hal baru, melainkan

sudah ada sejak dulu dan tersebar dimana-mana hanya saja susah untuk menghentikannya

bahkan menyadarinya. Ini tugas dari kita generasi baru untuk menjaga dunia dari tangan-

tangan tidak bermoral dan juga dari kepolisian harus lebih mempertegas tentang hukum yang

berlaku.

3.2 Saran

Dari berbagai informasi yang telah kita dapat, pelecehan seksual dapat menimbulkan efek

yang sangat berbahaya mulai dari beban mental dan efek traumatis yang diderita oleh korban

yang mungkin akan selalu membekas dipikiran korban bahkan untuk selamanya juga

penyakit yang akan diderita oleh pelaku maupun korban dan lain sebagainya. Maka dari itu

kita harus bisa menjaga diri dengan cara melakukan tindakan preventif serta senantiasa

mendekat diri kepada yang Maha Kuasa, pertebalah iman kita supaya kita selalu dilindungi-

Nya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dpr.go.id/doksileg/proses2/RJ2-20170201-043128-3029.pdf

https://www.suara.com/news/2021/06/11/133729/pelecehan-seksual-definisi-dan-bentuk-

tindakan-dan-pencegahannya?page=all

https://repository.unair.ac.id/106020/4/4.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

https://www.liputan6.com/health/read/4155441/3-faktor-penyebab-seseorang-jadi-pelaku-

kekerasan-seksual

Abu Huraerah. (2006). Kekerasan Terhadap Anak Jakarta:Penerbit Nuansa,Emmy Soekresno

S. Pd.(2007)..

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual.

2002.

http://www.bkkbn.go.id /hqweb/ceria /mb2pelecehan seksual.html. Disitasi tanggal 28 Maret

2004.diakses tanggal 7November 2013 Annisa R. Pelecehan Seksual. 2003.

http://situs.kesrepro.info/gendervaw /materi/ pelecehan.htm. Disitasi tanggal 28 Maret

2004.diakses tanggal 7 November 2013

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/22/064523688/Kasus-Pelecehan-Seksual-di-SMP-4-

karena-Kepol. http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual.

https://news.detik.com/berita/d-5651941/pria-tanjungbalai-cabuli-anak-tetangga-korban-

dirayu-imbalan-rp-5000

Anda mungkin juga menyukai