Anda di halaman 1dari 10

PELECEHAN SEKSUAL

NAMA –NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. OKTAVIANA ASRY HAPPY


2. NOTBURGA FELTIANA
3. HELMINA NONA
4. EMALINDA S.ASANAB
Pengertian pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan,
permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, tindakan lisan atau fisik atau isyarat
yang bersifat seksual, atau perilaku lain apapun yang bersifat seksual, yang membuat
seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi, sehingga
menciptakan lingkungan yang mengintimidasi, bermusuhan atau tidak sopan.
Pelecehan seksual dapat dilihat sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan (dan
laki-laki, yang juga dapat dilecehkan secara seksual) dan sebagai perlakuan
diskriminatif. Kunci dari definisi pelecehan seksual adalah kata "tidak
diinginkan".Pelecehan seksual memiliki berbagai bentuk. Pelecehan seksual dapat
berbentuk kekerasan fisik dan bentuk lain yang lebih halus seperti pemaksaan -
memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Dapat juga
berbentuk lisan seperti "lelucon" bernada seksual (yang tidak diinginkan), ajakan
kencan yang terus menerus (meskipun sudah ditolak), atau rayuan bersifat seksual
yang tidak diinginkan.
Apakah jenis kelamin seseorang secara
langsung berkaitan dengan pelecehan
seksual?
Pelecehan seksual adalah perilaku yang berhubungan langsung dengan jenis kelamin orang
yang dilecehkan. Inilah sebabnya mengapa hal itu dapat dilihat sebagai tindakan yang
diskriminatif.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO),
"Pelecehan seksual berkaitan erat dengan kekuasaan dan sering terjadi dalam masyarakat
yang memperlakukan perempuan sebagai objek seks dan warga kelas dua." Sebuah contoh
umum mengenai hal ini adalah ketika perempuan diminta untuk melakukan perbuatan
seksual dengan imbalan akan diberikan pekerjaan, atau promosi, atau kenaikan gaji.
Contoh lain adalah pelecehan yang terjadi di jalan, dapat berupa siulan, komentar atau
isyarat yang tidak diinginkan, bahasa kasar dan tidak sopan, dan juga pelecehan seksual
dan pemerkosaan.Yang terpenting, pelecehan seksual tidaklah sama dengan
rayuan/godaan yang disepakati bersama atau rayuan dalam suatu hubungan romantis.
Pelecehan seksual adalah tindakan seksual yang tidak diinginkan, menyebabkan
pelanggaran dan ketidaknyamanan, dan dapat (dalam beberapa situasi) berbahaya secara
fisik dan mental. Korban dapat merasa terintimidasi, tidak nyaman, malu, atau terancam.
kategorikan sebagai pelecehan seksual

 Ada definisi hukum yang berbeda dari pelecehan seksual di berbagai negara dan
yurisdiksi, namun bentuk yang paling umum dari pelecehan seksual meliputi:
 Menceritakan lelucon yang bersifat seksual
 Menampilkan atau mendistribusikan secara eksplisit gambar yang bersifat
seksual/pornografi
 Surat, catatan, email, dan panggilan telepon yang bersifat seksual
 “Membuat peringkat” berdasarkan penampilan/atribut fisik seseorang
 Berkomentar bernada seksual tentang pakaian, anatomi, atau penampilan fisik
seseorang
 Siulan atau panggilan yang bernada seksual
 Gerakan tubuh atau suar yang bersifat seksual seperti mengedipkan mata, menjilat
bibir, atau menyodorkan panggul
 Ancaman secara langsung maupun tidak langsung atau menyuap untuk aktivitas seksual yang tidak
diinginkan
 Berulang kali meminta seseorang untuk berkencan, atau berhubungan seks
 Nama-panggilan, seperti jalang atau pelacur
 Memberi tatapan tidak sopan (menatap payudara perempuan, atau bokong pria)
 Pertanyaan yang tidak diinginkan tentang kehidupan seks seseorang
 Sentuhan, pelukan, ciuman, belaian yang tidak diinginkan terhadap seseorang
 Menguntit seseorang
 Menyentuh diri sendiri secara seksual bagi orang lain untuk melihat
 Kekerasan seksual
 Penganiayaan
 Pemerkosaan.

Tempat terjadi pelecehan seksual :

Pelecehan seksual dapat berlangsung di mana saja - di tempat kerja, di universitas, di jalan, di toko, di
sebuah klub, saat menggunakan angkutan umum, di bandara, bahkan di rumah. Pada dasarnya, pelecehan
seksual adalah perhatian seksual yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di tempat umum, dan juga di
ruang-ruang pribadi.
Apakah hanya laki-laki yang melecehkan
perempuan?

 Tidak. Perempuan juga dapat melecehkan laki-laki secara seksual, laki-laki


dapat melakukan pelecehan seksual terhadap laki-laki lain, dan perempuan
dapat melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan lain. Tidak ada bias
gender dalam pelecehan seksual.Majikan/atasan, rekan kerja, klien,
pelanggan, orang asing, seorang kerabat, "teman", sekelompok orang, atau
orang yang mewawancarai Anda untuk pekerjaan dapat menjadi pelaku
pelecehan. Tidak ada "cetakan pasti" untuk siapa saja para pelaku pelecehan,
pelaku pelecehan bisa menjadi siapa saja.
Contoh kasus pelecehan seksual

 Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus mengembangkan penyelidikan


kasus dugaaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi UGM saat melaksanakan
kuliah kerja nyata (KKN) di Pulau Seram, Maluku, Juli-Agustus 2017 silam. Selain
sudah meminta keterangan beberapa orang yang mengetahui, melihat, dan
mendengar kejadian tersebut, Polda juga telah melakukan gelar perkara."Saksi
yang sudah kami periksa ada 13 orang, untuk gelar perkara sudah satu kali," kata
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo
soal perkembangan penyelidikan kasus tersebut di Mapolda DIY, Selasa
(4/12/2018).
Hadi menjelaskan gelar perkara dalam penyelidikan untuk menentukan langkah
selanjutnya, termasuk melakukan pendalaman. Karena itu, gelar perkara tidak hanya
satu kali tapi bisa berkali-kali. Hasil pemeriksaan dan gelar perkara nantinya akan
dipilah dan dipilih untuk menentukan siapa saksi, korban, dan pelaku."Hanya untuk isi
dan meteri pemeriksaan tidak bisa memberikan keterangan. Namun yang jelas kami
terus mengembangkan perkara ini termasuk tetap berkoordinasi dengan Polda
Maluku," katanya.Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto menambahkan karena masih
dalam tahap penyelidikan, dia berharap pemberitaan kasus bersumber dari instansi
yang berwenang. Hal ini penting agar berita yang muncul bukan hoaks.
Identifikasi dan analisis masalah
 Kasus dugaan perkosaan mahasiswi Fisipol UGM saat KKN di Pulau Seram, Maluku, pada 2017
silam mendapat perhatian sejumlah pihak. Pengamat sosiologi kriminalitas UGM Suprapto
menyebut segala bentuk kasus dugaan tindakan pelecehan, kekerasan, atau bahkan
perkosaan harus ditelusuri dari dua belah pihak baik dari pihak penyintas maupun terduga
pelaku.
 Penyelesaian kasus ini juga harus didasarkan pada niat masing-masing pihak mau diselesaikan
secara internal atau eksternal melalui jalur hukum. Jalan apapun yang disepakati harus
memenuhi prinsip perlindungan kepada tiga pihak secara proporsional baik penyintas,
terduga pelaku, maupun saksi kronologi. "Terjadinya peristiwa harus diungkapkan secara jujur
dan analisa, kajiannya harus berdasar rasionalitas dan dengan menakarnya lewat batas-batas
budaya, nilai sosial, norma hukum, maupun norma agama," menambahkan rumus tindak
kejahatan yang berlaku di kepolisian yakni niat + kesempatan = kejahatan, harus dikaji siapa
pencetus niat dan kesempatan. Termasuk siapa pelaku kejahatan, sehingga diperoleh porsi
perbandingan kejahatannya menjadi jelas.
"Intinya harus ada perlakuan yang adil sesuai porsi kesalahan masing-masing dengan
mendasarkan temuan data yang akurat tanpa ada yang disembunyikan, dari pihak
manapun,".yang paling penting dalam penanganan kasus ini adalah jangan sampai korban
atau penyintas menjadi korban kedua kalinya yakni dipermalukan dibuka aibnya atau bahkan
di-bully.
Mengembangkan Presepsi &Kesimpulan

 Menurut penilaian kami pelecehan seksual yang terjadi pada Mahasiswi KKN
di kampus UGM merupakan tindakan kriminal dan tidak bermoral karena
pelecehan seksual dianggap suatu bentuk penyiksaan terhadap seorang
perempuan yang belum menikah dan sudah melanggar aturan hukum. Oleh
karna itu pihak berwajib harus menyelesaikan masalah ini agar tidak terjadi
lagi pecehan seksual pada korban selanjutnyaa.
 Kesimpulan
Pelecehan seksual adalah tindakan melecehkan atau merendahkan orang lain
baik secara verbal maupun nonverbal untuk memenuhi kebutuhan seksual para
pelaku sehingga terjadi keresahan pada diri korban baik yang bersifat fisik
maupun psikis karena adanya pemaksaan yang tidak dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai