MATERI 4
Oleh : Kelompok 6
SEMESTER VIA
KUPANG
2023
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya , kami dapat menyelesaikan modul tentang “ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA”
ini tepat pada waktunya. Penulis berharap semoga dengan adanya modul ini penulis dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis miliki.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya tugas ini,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari tugas yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan tugas ini.
Penulis
3
BAB 4
4
Sebelum mengimplementasikan analisis BVL; perlu kita ingat kembali elemen-
elemen dalam Analisis Biaya Volume dan Laba yang di pelajari sebelumnya, sbb:
• Laba operasi = Total Pendapatan – Total Biaya
Laba adalah Total Pendapatan dikurangi Biaya-biaya yang diperlukan baik Untuk
pengadaan produk (pembelian dan biaya produksi) →→Harga Pokok Penjualan, biaya
administrasi dan biaya penjualan.
• Laba Bersih = Laba Operasi – Pajak Penghasilan
Penghasilan biasanya dikenakan berupa prosentase dari Laba Operasi.
• Pendapatan = Harga x Volume Penjualan
Nilai penjualan didapat dari harga produk (Price) dikalikan volume penjualan (Quantity)
Jika perusahaan terdiri dari beberapa macam produk maka penjualan total adalah jumlah
dari nilai penjualan masing-masing produk
• Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel
Ada berbagai macam klasifikasi biaya, misalnya biaya menurut fungsinya ada biaya
produksi, administrasi dan penjualan. Namun dalam analisis ini kita gunakan klasifikasi
biaya berdasarkan perilakunya yakni Biaya Tetap dan Biaya Variabel.
Biaya Tetap adalah semua biaya yang tidak akan berubah seiring dengan volume produk
yang diproduksi atau dijual, sementara Biaya Variabel adalah semua biaya yang berubah
seiring dengan berubahnya volume produksi atau volume penjualan.
Asumsi –Asumsi dalam Analisi Biaya – Volume dan Laba Seperti alat analisis
lainnya, analisis BVL didasarkan pada beberapa asumsi, yakni:
Perubahan tingkat pendapatan dan biaya hanya disebabkan oleh perubahan jumlah
unit yang diproduksi dan dijual
Biaya tetap dapat dipilah ke dalam komponen tetap dan tidak tetap
Jika disajikan dalam grafik, perilaku pendapatan total dan biaya total adalah linier
Harga Jual, Biaya Variabel per unit, dan biaya tetap diketahui dan konstan
Seluruh pendapatan dan biaya ditambahkan dan diperhitungkan tanpa
memperhitungkan time value of money (nilai waktu dari uang).
Contoh Kasus:
Maria Mercedez, berencana menyewa stand untuk menjual CD Program Komputer
(Software) untuk Anak-anak di sebuah pameran komputer selama 1 bulan. Dia membeli
paket software dari agen seharga Rp. 12.000, dan berencana menjualnya seharga Rp.
5
20.000/paket. Jika tidak laku, produk tersebut dapat dikembalikan dan Maria akan
mendapatkan kembali uangnya. Untuk ikut pameran tersebut. Maria harus menyewa stand
seharga Rp. 200.000/bulan. Jika tidak ada biaya lain yang diperlukan, berapa kemungkinan
laba yang diperoleh Maria untuk berbagai tingkat penjualan?
Jawab:
Sebelum memulai analisis, kita harus mengidentifikasi biaya yang terjadi di sini. Pada kasus
di atas, terdapat biaya tetap, yakni biaya sewa stand sebesar Rp. 200.000,-: dan biaya
variabel yakni biaya pembelian paket software sebesar Rp. 12.000/unit.
Sehingga kita bisa membuat Analisis BVL dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Hitung Marjin Kontribusi (Contribution Margin) per unit produk
CM (Marjin Kontribusi) = Pendapatan – Biaya Variable
Marjin Kontribusi /unit = Rp. 20.000-Rp. 12.000 = Rp. 8.000 Prosentase Marjin Kontribusi
Software tsb. % Marjin Kontribusi = (Rp. 8.000/ Rp. 20.000) x 100% = 40%
2) Hitung laba Operasi unnik berbagai tingkat penjualan, misalnya dalam bulan tersebut
terjual 1,5,25 dan 40 unit software
Laba Operasi Pendapatan – Total Biaya
Maka laba operasi untuk berbagai tingkat penjualan adalah sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Laba Operasi
Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa Maria harus menjual minimal
25 unit software agar tidak menderita kerugian. Informasi ini penting bagi Maria untuk
merencanakan penjualannya agar tidak sekedar impas namun bisa mendapatkan laba.
6
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada level penjualan 25 unit, Maria akan
mendapatkan laba nol atau mengalami titik impas atau Break Even Point (BEP).
7
Pada Metode ini, BEP akan terjadi saat Total Pendapatan = Total Biaya; yang jika
digambarkan dengan grafik, BEP akan terjadi saat Garis Pendapatan memotong Garis
Biaya.
Dalam Kasus Maria di atas, kita bisa menggambarkan garis pendapatan dan garis
biaya dalam satu grafik dimana sumbu Y adalah jumlah (Rupiah) dan sumbu X adalah unit
terjual (Q)
• Garis Pendapatan dapat digambarkan sebagai fungsi Linear dimana: Pendapatan (Y) =
Unit Terjual (Q) x Harga Jual (20.000) atau
Y = 20.000 Q
• Sedangkan Garis Biaya juga sebagai fungsi Linear dimana: Total Biaya (Y) = Biaya
Tetap + Total Biaya Variabel atau Y = 200.000 + 12.000 Q
Jika digambarkan dalam grafik, maka akan didapat grafik sebagai berikut:
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa BEP tercapai saat Garis Pendapatan berpotongan
dengan Garis Biaya, yakni pada level penjualan 25 unit. Pada level ini lah total pendapatan =
total biaya. Total Pendapatan (Y) = 20.000 x25 = 500.000; sedangkan Total Biaya (Y) =
200.000 + (12.000 x 25) = 500.000. Sebelum mencapai titik penjualan 25 unit, garis biaya
8
berada di atas garis pendapatan atau Rugi, namun setelah penjualan 25 unit, garis pendapatan
berada di atas garis biaya atau Maria mengalami keuntungan.
Dari ketiga metode yang bisa digunakan untuk menghitung jumlah unit terjual saat BEP,
ketiganya menunjukkan hasil yang sama.
Dalam melakukan analisis Biaya – Volume dan Laba, ada beberapa asumsi yang
menyatakan biaya dan harga bersifat konstan dan diketahui sebelumnya. seringkali biaya
berubah atau harga jual produk berubah karena kondisi persaingan di pasar. Untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut diperlukan suatu Analisis Sensitivitas guna untuk
melihat akibat jika terjadi perubahan pada asumsi yang digunakan.
Analisis Sensitivitas ini akan sangat berguna bagi manajer yang beroperasi dalam industri
dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Dalam analisis sensitivitas ini dikenal adanya istilah
Margin of Safety (Marjin Pengaman). Marjin Pengaman adalah selisih unit yang dapat dijual
dengan unit yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Contoh kasus analisis sensitivitas misalnya dalam kasus Maria
Jika Penyelenggara Pameran memperpanjang pameran di bulan berikutnya dan berencana
menaikkan biaya sewa stand menjadi Rp. 320.000,- / bulan karena jumlah peminat yang besar;
berapa BEP yang harus dicapai Maria bulan berikutnya?
Dengan metode Marjin Kontribusi, diketahui:
Marjin Kontribusi software adalah Rp. 20.000 – Rp. 12.000 = Rp. 8.000,
sehingga BEP = Biaya Tetap / Marjin Kontribusi = Rp. 280.000/8.000 = 35 unit
Kini Maria harus menjual 35 unit untuk mencapai BEP.
Dalam kondisi ini maka Margin of Safety yang dimiliki tinggal 5 unit.
Dengan kondisi margin of safety yang kecil ini sangat penting untuk Maria mempertimbangkan
banyak faktor termasuk apakah akan memperpanjang mengikuti pameran, meminta supplier
menurunkan harga jual atau berusaha keras meningkatkan penjualan.
1.2.3. Kasus dan Pemecahan
1.2.3.1. Analisis Biaya Volume Laba Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek
Analisis Penjualan
9
D.Sartika merupakan UMKM yang bergerak pada bidang konveksi dengan produk
utama berupa jilbab jenis segi empat, pasmina, khimar dewasa dan khimar anak. Berikut
merupakan data terkait komposisi penjualan perusahaan.
Dalam rangka analisis volume biaya dan laba langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menganalisis dan mengklasifikasikan antara biaya tetap dan biaya
variabel yang terjadi. Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan klasifikasi
biaya yang terjadi pada D.Sartika:
10
4 Khimar anak 1.165 Rp. 15.000 Rp. 17.475.000 20,27%
Total 4.945 Rp. 74.000 Rp. 89.675.000 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan analisis dan perhitungan biaya bahan baku sebagai salah satu biaya
produksi yang bersifat variabel dengan total sebesar Rp. 89.675.000 dan kom- posisi
terbesar pada jenis produk khimar dewasa dengan tingkat persentase sebesar 33,78%.
Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan perhitungan terkait dengan
biaya overhead pabrik.
Tabel
No Keterangan Biaya Biaya Biaya Total BOP %
3.
Bahan Penyusutan Pemeli
Biaya
Penolong haraan
Mesin
1 Jilbab segi 972.800 650.000 125.000 1.747.800 25,74%
empat
2 Pasmina 840.750 650.000 125.000 1.615.750 23,80%
3 Khimar 1.068.550 650.000 125.000 1.843.550 27,16%
dewasa
4 Khimar anak 806.550 650.000 125.000 1.581.550 23,29%
Total 3.688.650 2.600.000 500.000 6.788.650
Overhead Pabrik
BOP pada D.Sartika dikelompokkan menjadi tiga jenis meliputi biaya bahan pe-
nolong, biaya penyusutan dan juga biaya pemeliharaan mesin. Selama setahun total
BOP sebesar Rp. 6.788.650,00 dengan konsumsi terbesar pada jenis khimar dewasa
sebesar 27,16%.
Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan perhitungan terkait dengan
biaya tenaga kerja langsung.
11
No Keterangan BTKL Persentase
1 Jilbab segi empat 3.335.000 21,94%
2 Pasmina 3.307.500 21,76%
3 Khimar dewasa 5.062.500 33,30%
4 Khimar anak 3.495.000 23%
Total 15.200.000 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Besarnya biaya tenaga kerja langsung pada konveksi D.Sartika selama setahun
sebesar Rp. 15.200.000,00 dengan persentase terbesar pada jenis khimar dewasa dengan
persentase 33,30%.
12
Tabel 6. Penggolongan Biaya Jilbab Segi Empat Tetap dan Pasmina
13
Tabel 7. Penggolongan Produk Khimar dewasa dan Khimar Anak
Dewasa Anak
14
Penjualan 27.550.000 39.200.000 46.410.000 25.630.000
Biaya Variabel (23.282.800) (29.998.250) (33.881.050) (21.910.550)
Margin Kontribusi 4.267.200 9.201.750 12.528.950 3.728.450
Biaya Tetap (1.950.000) (1.950.000) (1.950.000) (1.950.000)
Laba Bersih 2.317.200 7.251.750 10.578.950 1.778.450
Sumber : Data primer yang diolah
15
1 Jilbab segi empat 650 13.000.000
2 Pasmina 260 8.478.260
3 Khimar Dewasa 173 7.222.222
4 Khimar Anak 609 13.000.000
Sumber : Data primer yang diolah
Agar perusahaan dapat memperoleh laba sesuai dengan profit planning yang
telah ditetapkan, perusahaan seharusnya mampu menjual produk di atas titik impas.
Margin pengaman penjualan
Margin pengaman penjualan merupakan perbedaan antara tingkat penjualan
yang diharapkan dengan penjualan titik impas. Berdasarkan data diatas maka dapat
dihitung menggunakan margin pengaman penjualan (margin of safety) dalah sebagai
berikut:
16
akan membantu manajemen mengetahui berapa jumlah unit produk yang harus dijual untuk
mencapai titik impas atau mencapai target laba tertentu.
Analisis BVL juga akan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kemungkinan kenaikan / penurunan harga jual produk dan pemasangan
iklan. Pada perusahaan yang memasarkan beberapa jenis produk, analisis BVL juga dapat
diterapkan dengan asumsi bauran produk tertentu. Dengan kondisi bisnis yang penuh
ketidakpastian, analisis BVL dapat digunakan untuk memperkirakan dampak ketidakpastian.
1.4. Latihan Soal
1. Paijo Manufacturing menjual 180.000 unit produknya yakni alat pertanian seharga
Rp.250.000/unit, dengan biaya variable Rp.200.000/unit dan biaya tetap Rp. 80.000.000,-
Hitunglah:
Marjin Kontribusi Total dan Laba Operasi Paijo Manufacturing!
Manajer Produksi Paijo mengusulkan untuk menggunakan mesin yang dapat menekan
biaya variable hingga Rp.100.000/unit namun menaikkan biaya tetap menjadi Rp.
250.000.000 apa dampaknya terhadap Marjin Kontribusi dan Laba Operasi (asumsi:
tingkat penjualan tetap)
Apakah usulan itu sebaiknya diterima? Jelaskan
17
DAFTAR PUSTAKA
18