Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA

MATERI 4

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen (SPBIS 16336)

Dosen Pengasuh: 1. Dr. Petrus E. de Rozari, M. Si

2. Dra. Lustry Rahayu, M. Si

Oleh : Kelompok 6

No. Nama Mahasiswa NIM Dosen Wali


1 Yunita Sesilia B Rato 2003020005 Dr. Khalid K. Moenardy, M. Si
2 Kasih Abigail Lasa 200302010 Drs. Yohanis S. Sarong, M. Si
3 Katarina Kewa Goweng 2003020109 Drs. Yohanis S. Sarong, M. Si

SEMESTER VIA

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023

1
DAFTAR ISI

BAB 4 ANALISIS BIAYA VOLUME DAN LABA

1.1. Latar Belakang............................................................................................................4


1.2. materi analisis biaya volume dan laba.......................................................................4
1.2.1. Pengertian analasis biaya, volume, dan laba....................................................4
1.2.2. Penetapan titik impas.......................................................................................7
1.2.3. Analisis sensitivitas..........................................................................................7
1.2.4. Kasus dan pemecahan......................................................................................9
1.3. Kesimpulan ................................................................................................................9
1.4. Soal Latihan...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya , kami dapat menyelesaikan modul tentang “ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA”
ini tepat pada waktunya. Penulis berharap semoga dengan adanya modul ini penulis dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis miliki.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya tugas ini,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari tugas yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan tugas ini.

Kupang, Februari, 2023

Penulis

3
BAB 4

ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA

1.1. Latar Belakang


Didunia yang modern ini perusahaan sangat membutuhkan analisis biaya, volume, laba dimana
hal ini berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba
menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan
perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis biaya, volume, laba ini dapat menjadi suatu alat yang
bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu
divisi dan membantu mencari pemecahannya.
Dalam analisis BVL ini dipelajari pula tentang cara penghitungan Break Even Point (BEP) atau
Titik Impas dengan berbagai metode. Perhitungan BEP merupakan bagian penting dari analisis
BVL karena jumlah kuantitas produk saat BEP memberikan panduan bagi manajemen untuk
beroperasi dalam kondisi tidak mengalami kerugian. Analisis BVL juga memberikan panduan
untuk menghitung jumlah output yang perlu dijual untuk mencapai target laba tertentu.
memperhatikan kondisi lingkungan bisnis yang penuh dengan ketidakpastian maka analisis
BVL dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan perubahan kondisi pasar akan
memberikan masukan kepada manajemen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna
memaksimalkan kinerja laba perusahaan. Maka dari itu disini akan menjelaskan tentang pengertian
analisis BVL, penetapan titik impas,analisis sensitivitas.
1.2. Materi
1.2.1. Pengertian Analaisis Biaya, Vollume dan Laba
Analisis Biaya, Volume dan Laba (BVL) adalah suatu alat analisis untuk
mengetahui dampak perubahan volume penjualan dan biaya terhadap laba perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang Manajer Keuangan/ Akuntan Manajemen
perlu menyediakan informasi yang akurat bagi pengambilan keputusan manajerial.
Informasi yang baik haruslah didasari dengan perhitungan yang akurat agar perusahaan
tetap konsisten pada tujuannya yakni memaksimalkan laba. Laba adalah nilai residual dari
pendapatan dan biaya. Sehingga untuk melakukan analisis terhadap laba, seorang manajer
keuangan harus menganalisis pendapatan (harga dan volume penjualan) serta biaya yang
timbul untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

4
Sebelum mengimplementasikan analisis BVL; perlu kita ingat kembali elemen-
elemen dalam Analisis Biaya Volume dan Laba yang di pelajari sebelumnya, sbb:
• Laba operasi = Total Pendapatan – Total Biaya
Laba adalah Total Pendapatan dikurangi Biaya-biaya yang diperlukan baik Untuk
pengadaan produk (pembelian dan biaya produksi) →→Harga Pokok Penjualan, biaya
administrasi dan biaya penjualan.
• Laba Bersih = Laba Operasi – Pajak Penghasilan
Penghasilan biasanya dikenakan berupa prosentase dari Laba Operasi.
• Pendapatan = Harga x Volume Penjualan
Nilai penjualan didapat dari harga produk (Price) dikalikan volume penjualan (Quantity)
Jika perusahaan terdiri dari beberapa macam produk maka penjualan total adalah jumlah
dari nilai penjualan masing-masing produk
• Biaya Biaya Tetap + Biaya Variabel
Ada berbagai macam klasifikasi biaya, misalnya biaya menurut fungsinya ada biaya
produksi, administrasi dan penjualan. Namun dalam analisis ini kita gunakan klasifikasi
biaya berdasarkan perilakunya yakni Biaya Tetap dan Biaya Variabel.
Biaya Tetap adalah semua biaya yang tidak akan berubah seiring dengan volume produk
yang diproduksi atau dijual, sementara Biaya Variabel adalah semua biaya yang berubah
seiring dengan berubahnya volume produksi atau volume penjualan.
Asumsi –Asumsi dalam Analisi Biaya – Volume dan Laba Seperti alat analisis
lainnya, analisis BVL didasarkan pada beberapa asumsi, yakni:
 Perubahan tingkat pendapatan dan biaya hanya disebabkan oleh perubahan jumlah
unit yang diproduksi dan dijual
 Biaya tetap dapat dipilah ke dalam komponen tetap dan tidak tetap
 Jika disajikan dalam grafik, perilaku pendapatan total dan biaya total adalah linier
 Harga Jual, Biaya Variabel per unit, dan biaya tetap diketahui dan konstan
 Seluruh pendapatan dan biaya ditambahkan dan diperhitungkan tanpa
memperhitungkan time value of money (nilai waktu dari uang).
Contoh Kasus:
Maria Mercedez, berencana menyewa stand untuk menjual CD Program Komputer
(Software) untuk Anak-anak di sebuah pameran komputer selama 1 bulan. Dia membeli
paket software dari agen seharga Rp. 12.000, dan berencana menjualnya seharga Rp.
5
20.000/paket. Jika tidak laku, produk tersebut dapat dikembalikan dan Maria akan
mendapatkan kembali uangnya. Untuk ikut pameran tersebut. Maria harus menyewa stand
seharga Rp. 200.000/bulan. Jika tidak ada biaya lain yang diperlukan, berapa kemungkinan
laba yang diperoleh Maria untuk berbagai tingkat penjualan?
Jawab:
Sebelum memulai analisis, kita harus mengidentifikasi biaya yang terjadi di sini. Pada kasus
di atas, terdapat biaya tetap, yakni biaya sewa stand sebesar Rp. 200.000,-: dan biaya
variabel yakni biaya pembelian paket software sebesar Rp. 12.000/unit.
Sehingga kita bisa membuat Analisis BVL dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Hitung Marjin Kontribusi (Contribution Margin) per unit produk
CM (Marjin Kontribusi) = Pendapatan – Biaya Variable
Marjin Kontribusi /unit = Rp. 20.000-Rp. 12.000 = Rp. 8.000 Prosentase Marjin Kontribusi
Software tsb. % Marjin Kontribusi = (Rp. 8.000/ Rp. 20.000) x 100% = 40%
2) Hitung laba Operasi unnik berbagai tingkat penjualan, misalnya dalam bulan tersebut
terjual 1,5,25 dan 40 unit software
Laba Operasi Pendapatan – Total Biaya
Maka laba operasi untuk berbagai tingkat penjualan adalah sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Laba Operasi

Jumlah Paket Terjual (unit)


0 1 5 25 40
Pendapatan (Rp.20.000/unit) 0 20.000 100.000 500.000 800.000
-/- Biaya Varibel (Rp) 0 12.000 60.000 300.000 480.000
= Marjin Kontribusi (Rp) 0 8.000 40.000 200.000 320.000
-/- Biaya Tetap (Rp) 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
= Laba Operasi (Rp) (200.000) (192.000) (160.000 0 120.000
)

Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa Maria harus menjual minimal
25 unit software agar tidak menderita kerugian. Informasi ini penting bagi Maria untuk
merencanakan penjualannya agar tidak sekedar impas namun bisa mendapatkan laba.

6
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada level penjualan 25 unit, Maria akan
mendapatkan laba nol atau mengalami titik impas atau Break Even Point (BEP).

1.2.2. Penetapan Titik Impas


BEP atau Titik Impas adalah suatu kondisi dimana jumlah output / produk yang
terjual akan menghasilkan laba operasi = 0 (nol); atau tidak rugi maupun untung atau impas.
Kondisi ini akan tercapai saat: Total Pendapatan = Total Biaya. Informasi berapa jumlah
produk yang harus dijual untuk mencapai BEP ini penting diketahui agar pengusaha /
manajemen perusahaan tidak mengalami kerugian dalam usahanya, dan dapat membuat
perencanaan yang baik untuk mendapatkan jumlah laba yang diinginkan nantinya.
BEP dapat dihitung dengan 3 metode: yakni metode persamaan, metode marjin
kontribusi dan metode grafik. Kita akan menggunakan ilustrasi kasus Maria Mercedez di
atas untuk memahami 3 metode tersebut:
1). Metode Persamaan:
Ingat bahwa pada kondisi BEP, Laba = 0
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya = 0
Sehingga: Total Pendapatan – Biaya Variabel – Biaya Tetap = 0
(Harga x Unit Terjual) - (Biaya Variabel x Unit Terjual) – Biaya Tetap = 0
Jika unit terjual kita beri nama Q (Quantity  Kuantitas); maka: Pada Kasus Maria:
20.000 Q – 12.000 Q – 200.000 = 0
8000 Q = 200.000
Q = 200.000 / 8000 = 25 Unit
Jadi Maria Mercedez akan mencapai BEP pada tingkat penjualan = 25 unit
2) Metode Marjin Kontribusi:
Pada metode ini, Kuantitas BEP (Q) bisa langsung dihitung dengan rumus:
Q = Biaya Tetap / Marjin Kontribusi
Sehingga pada kasus Maria: Q = 200.000 / (20.000-12.000)
= 200.000 / 8.000 = 25 Unit
Dengan kata lain, Maria akan mencapai BEP setelah menjual 25 unit.
3) Metode Grafik :

7
Pada Metode ini, BEP akan terjadi saat Total Pendapatan = Total Biaya; yang jika
digambarkan dengan grafik, BEP akan terjadi saat Garis Pendapatan memotong Garis
Biaya.
Dalam Kasus Maria di atas, kita bisa menggambarkan garis pendapatan dan garis
biaya dalam satu grafik dimana sumbu Y adalah jumlah (Rupiah) dan sumbu X adalah unit
terjual (Q)
• Garis Pendapatan dapat digambarkan sebagai fungsi Linear dimana: Pendapatan (Y) =
Unit Terjual (Q) x Harga Jual (20.000) atau
Y = 20.000 Q
• Sedangkan Garis Biaya juga sebagai fungsi Linear dimana: Total Biaya (Y) = Biaya
Tetap + Total Biaya Variabel atau Y = 200.000 + 12.000 Q
Jika digambarkan dalam grafik, maka akan didapat grafik sebagai berikut:

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa BEP tercapai saat Garis Pendapatan berpotongan
dengan Garis Biaya, yakni pada level penjualan 25 unit. Pada level ini lah total pendapatan =
total biaya. Total Pendapatan (Y) = 20.000 x25 = 500.000; sedangkan Total Biaya (Y) =
200.000 + (12.000 x 25) = 500.000. Sebelum mencapai titik penjualan 25 unit, garis biaya

8
berada di atas garis pendapatan atau Rugi, namun setelah penjualan 25 unit, garis pendapatan
berada di atas garis biaya atau Maria mengalami keuntungan.
Dari ketiga metode yang bisa digunakan untuk menghitung jumlah unit terjual saat BEP,
ketiganya menunjukkan hasil yang sama.

1.2.3. Analisis Sensitivitas

Dalam melakukan analisis Biaya – Volume dan Laba, ada beberapa asumsi yang
menyatakan biaya dan harga bersifat konstan dan diketahui sebelumnya. seringkali biaya
berubah atau harga jual produk berubah karena kondisi persaingan di pasar. Untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut diperlukan suatu Analisis Sensitivitas guna untuk
melihat akibat jika terjadi perubahan pada asumsi yang digunakan.
Analisis Sensitivitas ini akan sangat berguna bagi manajer yang beroperasi dalam industri
dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Dalam analisis sensitivitas ini dikenal adanya istilah
Margin of Safety (Marjin Pengaman). Marjin Pengaman adalah selisih unit yang dapat dijual
dengan unit yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Contoh kasus analisis sensitivitas misalnya dalam kasus Maria
Jika Penyelenggara Pameran memperpanjang pameran di bulan berikutnya dan berencana
menaikkan biaya sewa stand menjadi Rp. 320.000,- / bulan karena jumlah peminat yang besar;
berapa BEP yang harus dicapai Maria bulan berikutnya?
Dengan metode Marjin Kontribusi, diketahui:
Marjin Kontribusi software adalah Rp. 20.000 – Rp. 12.000 = Rp. 8.000,
sehingga BEP = Biaya Tetap / Marjin Kontribusi = Rp. 280.000/8.000 = 35 unit
Kini Maria harus menjual 35 unit untuk mencapai BEP.
Dalam kondisi ini maka Margin of Safety yang dimiliki tinggal 5 unit.
Dengan kondisi margin of safety yang kecil ini sangat penting untuk Maria mempertimbangkan
banyak faktor termasuk apakah akan memperpanjang mengikuti pameran, meminta supplier
menurunkan harga jual atau berusaha keras meningkatkan penjualan.
1.2.3. Kasus dan Pemecahan
1.2.3.1. Analisis Biaya Volume Laba Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek
 Analisis Penjualan

9
D.Sartika merupakan UMKM yang bergerak pada bidang konveksi dengan produk
utama berupa jilbab jenis segi empat, pasmina, khimar dewasa dan khimar anak. Berikut
merupakan data terkait komposisi penjualan perusahaan.

Tabel 1. Komposisi Penjualan

Jenis Produk Kuant Harga Total Product Sales


Jual Penjualan Mix Mix
Jilbab Segi Empat 1.450 19.000 27.550.000 29,32 19,85
Pasmina 1.225 32.000 39.200.000 24,77 28,24

Khimar Dewasa 1.105 42.000 46.410.000 22,34 33,43


Khimar Anak 1.165 22.000 25.630.000 23,64 18,46
Total 4.945 138.790.000 100 100
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasar analisis data yang diperoleh, hasil penjualan pada D.Sartika dari berbagai
produk adalah sebesar Rp. 138.790.000,00 selama setahun dengan total produk
sebanyak 4.945 unit. Dilihat dari aspek bauran produk, produk dengan kapa- sitas
tertinggi pada jenis jilbab segi empat dengan persentase sebesar 29,32%. Se- dangkan
kalau dilihat dari aspek bauran penjualan, terbesar pada jenis produk khim- ar dewasa
dengan persentase sebesar 33,43%.

 Analisis penggolongan biaya

Dalam rangka analisis volume biaya dan laba langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menganalisis dan mengklasifikasikan antara biaya tetap dan biaya
variabel yang terjadi. Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan klasifikasi
biaya yang terjadi pada D.Sartika:

Tabel 2. Biaya Bahan Baku

No Bahan Jumlah Biaya Total %


Per Unit
1 Jilbab segi empat 1.450 Rp. 13.000 Rp. 18.850.000 17,56%
2 Pasmina 1.225 Rp. 21.000 Rp. 25.725.000 28,38%
3 Khimar dewasa 1.105 Rp. 25.000 Rp. 27.625.000 33,78%

10
4 Khimar anak 1.165 Rp. 15.000 Rp. 17.475.000 20,27%
Total 4.945 Rp. 74.000 Rp. 89.675.000 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan analisis dan perhitungan biaya bahan baku sebagai salah satu biaya
produksi yang bersifat variabel dengan total sebesar Rp. 89.675.000 dan kom- posisi
terbesar pada jenis produk khimar dewasa dengan tingkat persentase sebesar 33,78%.

Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan perhitungan terkait dengan
biaya overhead pabrik.

Tabel
No Keterangan Biaya Biaya Biaya Total BOP %
3.
Bahan Penyusutan Pemeli
Biaya
Penolong haraan
Mesin
1 Jilbab segi 972.800 650.000 125.000 1.747.800 25,74%
empat
2 Pasmina 840.750 650.000 125.000 1.615.750 23,80%
3 Khimar 1.068.550 650.000 125.000 1.843.550 27,16%
dewasa
4 Khimar anak 806.550 650.000 125.000 1.581.550 23,29%
Total 3.688.650 2.600.000 500.000 6.788.650
Overhead Pabrik

Sumber : Data primer yang diolah

BOP pada D.Sartika dikelompokkan menjadi tiga jenis meliputi biaya bahan pe-
nolong, biaya penyusutan dan juga biaya pemeliharaan mesin. Selama setahun total
BOP sebesar Rp. 6.788.650,00 dengan konsumsi terbesar pada jenis khimar dewasa
sebesar 27,16%.

Berikut adalah data yang menunjukkan analisis dan perhitungan terkait dengan
biaya tenaga kerja langsung.

Tabel 4. Biaya Tenaga Kerja Langsung

11
No Keterangan BTKL Persentase
1 Jilbab segi empat 3.335.000 21,94%
2 Pasmina 3.307.500 21,76%
3 Khimar dewasa 5.062.500 33,30%
4 Khimar anak 3.495.000 23%
Total 15.200.000 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Besarnya biaya tenaga kerja langsung pada konveksi D.Sartika selama setahun
sebesar Rp. 15.200.000,00 dengan persentase terbesar pada jenis khimar dewasa dengan
persentase 33,30%.

Langkah selanjutnya setelah analisis biaya produksi adalah analisis biaya


pemasaran. Berikut adalah tabel terkait dengan pembebanan biaya pemasaran pada
D.Sartika:

Tabel 5. Biaya Pemasaran

No Keterangan Biaya per Persentase


Produk
1 Jilbab segi empat 1.300.000 25%
2 Pasmina 1.300.000 25%
3 Khimar dewasa 1.300.000 25%
4 Khimar anak 1.300.000 25%
Total 5.200.000 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Pembebanan biaya pemasaran pada D.Sartika dilakukan secara proporsional
untuk setiap jenis produk yang dihasilkan yaitu sebesar Rp. 1.300.000 untuk tiap
produknya. Dengan demikian total keseluruhan untuk biaya pemasaran sebesar Rp.
5.200.000.

12
Tabel 6. Penggolongan Biaya Jilbab Segi Empat Tetap dan Pasmina

No Keterangan Jilbab Segi Empat Pasmina


Biaya Biaya Biaya Biaya
Variabel Tetap Variabel Tetap
1 BBB 18.850.000 25.725.000
2 BOP:
B.bahan pembantu 972.800 840.750
B.pemeliharaan 125.000 125.000
mesin
B. penyusutanmesin 650.000 650.000

3 BTKL 3.335.000 3.307.500


4 Biaya pemasaran 1.300.000 1.300.000
Total 23.282.800 1.950.000 29.998.250 1.950.000
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan analisis dan perhitungan biaya produksi dapat dikelompokkan
pada dua hal yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel meliputi biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, biaya pemeliharaan mesin serta biaya tenaga
kerja langsung yang berjumlah Rp. 23.282.800,00 pada produk jilbab segi empat
dan sejumlah Rp. 29.998.250,00 pada produk pasmina. Sedangkan yang termasuk
dalam kategori biaya tetap meliputi biaya produksi berupa biaya penyusutan mesin
serta biaya periodik berupa biaya pemasaran dengan jumlah masing masing Rp.
1.950.000,00 untuk kedua jenis produk tersebut:

13
Tabel 7. Penggolongan Produk Khimar dewasa dan Khimar Anak

No Keterangan Khimar Dewasa Khimar Anak


Biaya Biaya Biaya Biaya
Variabel Tetap Variabel Tetap
1 Biaya bahan baku 27.625.000 17.475.000
2 Biaya Overhead Pabrik:
Biaya bahan pembantu 1.068.550 806.550
Biaya pemeliharaan 125.000 125.000
mesin
Biaya penyusutan mesin 650.000 650.000
3 Biaya tenaga kerja 5.062.500 3495.000
Langsung
4 Biaya pemasaran 1.300.000 1.300.000
Total 33.881.050 1.950.000 21.901.550 1.950.000
Sumber : Data primer yang diolah
Total biaya variabel pada produk khimar dewasa adalah sebesar Rp.
33.881.050,00 sedangkan pada produk khimar anak adalah sebesar Rp.
21.901.550,00. Untuk biaya yang bersifat tetap baik pada produk khimar dewasa
maupun khimar anak adalah sama yaitu sebesar Rp. 1.950.000,00.

 Perhitungan margin kontribusi


Margin kontribusi merupakan selisih antara besarnya penjualan dengan
besarnya biaya variabel pada produk tersebut. Berikut adalah data yang menunjukan
laba rugi yang dihasilkan dari tiap jenis produk yang dihasilkan.

Tabel 8. Laporan Laba Rugi

Keterangan Segi Empat Pasmina Khimar Khimar

Dewasa Anak

14
Penjualan 27.550.000 39.200.000 46.410.000 25.630.000
Biaya Variabel (23.282.800) (29.998.250) (33.881.050) (21.910.550)
Margin Kontribusi 4.267.200 9.201.750 12.528.950 3.728.450
Biaya Tetap (1.950.000) (1.950.000) (1.950.000) (1.950.000)
Laba Bersih 2.317.200 7.251.750 10.578.950 1.778.450
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data laporan keuangan diatas dapat dihitung menggunakan


marjin kontribusi adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Margin Kontribusi

No Jenis Produk Margin Margin kontribusi Rasio Margin

Kontribusi per unit Kontribusi


1 Jilbab segi empat 4.267.200 3.000 0,15
2 Pasmina 9.201.750 7.500 0,23
3 Khimar Dewasa 12.528.950 11.300 0,27
4 Khimar Anak 3.728.450 3.200 0,15
Rata rata 7.431.587 6.250 0,20
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil perhitungan margin kontribusi menunjukkan persentase pendapatan
yang diperoleh D.Sartika untuk menutupi biaya tetap. Marjin kontribusi yang rendah
akan mengakibatkan titik impas yang tinggi sedangkan jika margin kontribusi yang
tinggi akan mengakibatkan titik impas yang rendah. Tinggi rendahnya titik impas
yang dicapai akan berpengaruh pada laba yang didapatkan perusahaan yaitu batas
tingkat keamanan.
 Titik Impas(break ivent point)
Berikut adalah besarnya titik impas untuk tiap produk yang dihasilkan oleh
perusahaan:

Tabel 10. Titik Impas


No Jenis Produk Titik Impas Titik Impas (da-
Rata rata 423 10.425.120
(dalam Unit) lam Rupiah)

15
1 Jilbab segi empat 650 13.000.000
2 Pasmina 260 8.478.260
3 Khimar Dewasa 173 7.222.222
4 Khimar Anak 609 13.000.000
Sumber : Data primer yang diolah

Agar perusahaan dapat memperoleh laba sesuai dengan profit planning yang
telah ditetapkan, perusahaan seharusnya mampu menjual produk di atas titik impas.
 Margin pengaman penjualan
Margin pengaman penjualan merupakan perbedaan antara tingkat penjualan
yang diharapkan dengan penjualan titik impas. Berdasarkan data diatas maka dapat
dihitung menggunakan margin pengaman penjualan (margin of safety) dalah sebagai
berikut:

Tabel 11. Margin of Safety

No Jenis Produk Margin of Safety Persentase


1 Jilbab segi empat 14.550.000 52,81%
2 Pasmina 30.721.740 78,37%
3 Khimar Dewasa 39.187.778 84,44%
4 Khimar Anak 12.630.000 49,27%
Rata rata 24.272.379 66,22%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data diatas menunjukkan margin of safety yang terbesar adalah


pada khimar dewasa dengan tingkat persentase sebesar 84,44%. Semakin besar
margin pengaman menunjukkan selisih yang cukup besar antara penjualan dengan
titik im- pas. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan cenderung lebih aman dari
potensi terjadinya kerugian.
1.3. Kesimpulan
Analisis Biaya - Volume - Laba atau Cost - Volume and Profit Analysis adalah alat analisis
yang bertujuan menyediakan informasi kepada manajemen tentang dampak perubahan biaya
dan volume produksi terhadap laba yang mungkin akan diperoleh oleh perusahaan. Analisis ini

16
akan membantu manajemen mengetahui berapa jumlah unit produk yang harus dijual untuk
mencapai titik impas atau mencapai target laba tertentu.
Analisis BVL juga akan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kemungkinan kenaikan / penurunan harga jual produk dan pemasangan
iklan. Pada perusahaan yang memasarkan beberapa jenis produk, analisis BVL juga dapat
diterapkan dengan asumsi bauran produk tertentu. Dengan kondisi bisnis yang penuh
ketidakpastian, analisis BVL dapat digunakan untuk memperkirakan dampak ketidakpastian.
1.4. Latihan Soal
1. Paijo Manufacturing menjual 180.000 unit produknya yakni alat pertanian seharga
Rp.250.000/unit, dengan biaya variable Rp.200.000/unit dan biaya tetap Rp. 80.000.000,-
Hitunglah:
 Marjin Kontribusi Total dan Laba Operasi Paijo Manufacturing!
 Manajer Produksi Paijo mengusulkan untuk menggunakan mesin yang dapat menekan
biaya variable hingga Rp.100.000/unit namun menaikkan biaya tetap menjadi Rp.
250.000.000 apa dampaknya terhadap Marjin Kontribusi dan Laba Operasi (asumsi:
tingkat penjualan tetap)
 Apakah usulan itu sebaiknya diterima? Jelaskan

17
DAFTAR PUSTAKA

Modul lengkap akuntansi manajerial(2010)

Jurnal Islamic accounting competensi

18

Anda mungkin juga menyukai