Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yoke Nurhamsyah

NIM : 043714029
UPBJJ : Batam
Prodi : Manajemen
Izin menanggapi diskusi 2 Topik 1.

Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani


Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani di Indonesia
taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang tidak stabil sehingga
perlunya kebijakan pertanian diantaranya adalah:

Kebijakan Pertanian dalam Bidang Lahan


Konversi lahan sangat sulit dihindari karena faktor faktor ekonomi yang tercermin dari
rendahnya land rent lahan untuk pertanian dibandingkan dengan kegiatan sektor lain. Di
jaman sekarang ini terlalu banyak orang yang memikirkan kepentingan pribadi dibanding
dengan kepentingan bersama, seperti hal nya mereka yang seenaknya mengambil lahan
pertanian yang menggantinya dengan tempat tempat industri dan perumahan. padahal secara
tidak langsung dengan cara seperti itu mereka akan perlahan merusak alam. Dengan
banyaknya alih fungsi lahan ini menyebabkan merosotnya ketahanan pangan di Indonesia,
sehingga Indonesia mengimpor bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam
negeri. Hal tersebut menyebabkan petani dalam negeri semakin terjepit, selain itu Indonesia
lebih banyak mengimpor daripada mengekspor dalam segi pangan. Sehingga menyebabkan
devisa negara menjadi menurun, maka dari itu kebijakan pertanian di bidang lahan pertanian
sangat penting adanya.

Kebijakan pertanian yang dapat dilakukan yakni:


1. Kebijakan untuk mengatur alih fungsi lahan yang sembarangan dengan bebasnya mengalih
fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor industri, pariwisata maupun
perumahan. Kebijakan ini harus di tindak tegas, kalau tidak lahan pertanian di Indonesia akan
semakin terdesak karena tidak adanya kebijakan yang tegas dalam alih fungsi lahan ini.
Terlebih lagi para investor yang kerap kali mendesak dan membodohi para petani untuk alih
fungsi lahan demi kepentingan pribadinya. Yang menyebabkan lahan pertanian yang semakin
sempit dan juga petani semakin terhimpit yang lama-kelamaan akan beralih ke profesi yang
lain.
2. Kebijakan untuk menghapuskan pajak lahan bagi sektor pertanian. Kebijakan ini tentu
sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan yang dilakukan petani pada zaman sekarang,
yang menyebabkan berhektar-hektar lahan pertanian beralih kesektor lain sehingga negara
sangat banyak kehilangan sektor pertanian. Petani kerap kali tercekik dengan pajak lahan
yang disamakan dengan sektor lainnya seperti pariwisata, industri yang penghasilan sektor
tersebut tidak sebanding dengan sektor pertanian. Sehingga menyebabkan kebanyakan petani
menjual lahan mereka karena tidak bisa membayar pajak yang tinggi yang tidak sebanding
dengan produktivitas pertanian itu sendiri. Sehingga kalau pajak untuk lahan disektor
pertanian dihapuskan, para petani tidak akan menjual lahan mereka dan mereka akan
meningkatkan produktivitas usahataninya.
3. Kebijakan untuk melindungi lahan pertanian serta memberikan penghargaan bagi petani
yang mampu mempertahankan lahan mereka. Mengingat banyaknya alih fungsi lahan
membuat lahan pertanian setiap tahunnya menyempit yang menyebabkan tidak
mencukupinya kebutuhan pangan serta petani di Indonesia tetap miskin. Kebijakan ini dibuat
untuk tidak adanya alih fungsi lahan lagi dan petani tidak akan beralih ke profesi lainnya.
Dengan diberikan penghargaan, tentu petani akan merasa dihormati sehingga akan
meningkatkan produktivitasnya.

Kebijakan Pertanian di Bidang Perangkutan


Tujuan kebijakan perangkutan adalah untuk memperlancar usahatani para petani dan mampu
memberikan input yang murah bagi petani karena biaya angkut yang murah. Pentingnya
perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan
jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap
usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau
kota kecil.
Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu
input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang
diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya
angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka
pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil
pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka
uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama haras membentuk sistem
perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang
diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api
semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara
oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat.
Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.
Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil
pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula
sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa,
melainkan juga sampai ke usaha tani iru sendiri. Sehingga dengan diperlancar segala akses
nya semua yang dibutuh kan para petani didesa desa kecil dapat terpenuhi dengan cepat dan
produksi pertanian pun niakin maksimal.
Kebijakan Pertanian di Bidang Informasi dan Teknologi
Pembangunan pertanian haras diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil dalam
mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya masyarakat petani yang maju, bersemangat
profesional sehingga mampu menghadapi tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan
usaha taninya.
Langkah yang menyebabkan pertanian di Jepang jauh meninggalkan Indonesia dalam jangka
waktu yang sama adalah produktivitas pekerja. Yang utama dalam produktivitas pekerja
(petani) Jepang adalah terjadinya perbaikan yang esensial dalam praktik pertanian Jepang
sesuai dengan produksi kecil yang efisien. Selain itu di Jepang produktivitas pekerja (petani)
bukan hanya diperhitungkan per ha sawah, tetapi penggunaan tenaga kerja dimanfaatkan
seefisien mungkin dengan menggunakan perhitungan yang baik.

Kebijakan Pertanian Meningkatkan Kapasitas dan Memberdayakan SDM serta Kelembagaan


Usaha di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha pertanian di tanah air
adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan usaha dalam hal
penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.
Hal tersebut disebabkan oleh karena pembinaan SDM pertanian selama ini lebih difokuskan
kepada upaya peningkatan produksi (budidaya) pertanian, sedangkan produktivitas dan daya
saing usaha agribisnis sangat ditentukan oleh kemampuan pelaku usaha yang bersangkutan
dalam mengelola produk yang dihasilkan (pasca panen dan pengolahan hasil) serta
pemasarannya. Adapun beberapa kebijakan operasional terkait dengan strategi tersebut
adalah:
1. Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan di bidang pasca
panen, pengolahan serta pemasaran hasil pertanian;
2. Mengembangkan kelembagaan usaha pelayanan pascapanen, pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian yang langsung dikelola oleh petani/kelompok tani.
Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijakan pertanian
kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif,
produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan
petani meningkat. Politik pertanian pada dasarnya adalah bagaimana melindungi petani dari
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai bagian
penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat diimplementasikan melalui
berbagai strategi pengelolaan pasar sebagai upaya 'menjamin' kesejahteraan petani dari
ketidakadilan dan resiko, kebijakan harga input pertanian, kebijakan penyediaan lahan
pertanian, permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan penanganan dampak
bencana alam. Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani di
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang tidak stabil
sehingga perlunya kebijakan pertanian diantaranya adalah: Kebijakan dibidang lahan,
perangkutan, teknologi dan invormasi, dan usaha pasca panen dan pemasaran.
Sumber: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.bisnis.com/
amp/read/20160930/99/588415/pembangunan-pertanian-objek-kebijakan-kesejahteraan-
petani-kini-tingkat-kepuasan-membaik-
&ved=2ahUKEwjymPWlz_X6AhWBW3wKHfjiBh04ChAWegQIAxAB&usg=AOvVaw21
LQwPU2L7qTzdTQuTE9mk
BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA MODUL 2

Anda mungkin juga menyukai