Anda di halaman 1dari 50

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Indonesia sebagai Negara yang beriklim tropis mempunyai potensi dan

kesempatan yang cukup besar untuk memanfaatkan peluang usaha di bidang

hortikultura, mengingat masih tersedia lahan yang luas dan masih minim

teknologi, pada sektor pertanian hortikultura menempati posisi yang paling

penting sebagai produk berpotensi untuk dikembangkan karena bernilai komersial

tinggi dan mempunyai peran strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Keragaman produk hortikultura di Indonesia mulai meningkat, banyak jenis dan

varietas baru ditanam untuk memenuhi permintaan pasar akan berbagai macam

jenis produk hortikultura.

Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan

tanaman hias serta obat-obatan. Komoditas ini mempunyai prospek yang bagus

bila dikembangkan mengingat potensi sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang melimpah. Salah satu komoditi hortikultura yang mempunyai

prospek usaha yang menjanjikan adalah tomat. Tomat (Lycopersicum esculentum

Mill) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena sebagai tanaman sayuran

tomat memegang peranan yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat.

Dalam buah tomat banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia

antara lain mengandung vitamin C, vitamin A (karotien) dan mineral. Tomat

adalah salah satu jenis sayuran komoditas hortikultura yang penting, baik karena

harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat.


2

Buah tomat banyak digemari oleh hampir segenap lapisan masyarakat karena cita

rasanya yang khas, banyak mengandung vitamin dan dapat digunakan untuk

berbagai masakan.

Tanaman tomat banyak yang dibudidayakan petani karena memiliki nilai

ekonomi yang tinggi dan kebutuhan akan tanaman ini terus meningkat seiring

dengan pertambahan jumlah penduduk, bertambahnya tingkat pendapatan

penduduk serta tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi dan

kesehatan (Trisnawati dan Setiawan, 2005). Upaya pengembangan budidaya

tanaman tomat untuk saat ini mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang

dihadapi dalam usaha ini adalah dari konsumen. Komoditi tomat sangat

dipengaruhi oleh selera pasar dan model sehingga preferensi konsumen terhadap

tomat relatif cepat berubah dan cenderung dipengaruhi oleh trend.

Keberhasilan usaha budidaya tanaman tomat dalam memenangkan

persaingan sangat tergantung pada strategi pengembangan yang dipilih dan

diaplikasikan dalam menjalankan usaha. Strategi pengembangan ini dipengaruhi

beberapa hal, antara lain dari faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.

Faktor internal perusahaan dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk menerapkan salah satu strategi

pengembangan yang dapat dilakukan. Faktor eksternal harus dipantau agar

mampu mengeksploitasi peluang bisnis yang ada dan dapat mengeliminir

ancaman bisnis di lingkungan perusahaan. Oleh karena itu fokus dan perhatian

manajemen harus diarahkan pada perumusan strategi yang tepat dengan

memanfaatkan faktor -faktor internal dan faktor eksternal, sehingga menjadi

kekuatan dalam menghadapi persaingan di pasar. Salah satu sektor unggulan pada
3

sektor agribisnis khususnya pada bidang tanaman hortikultura yang memiliki

jumlah produksi, luas panen, dan produktivitas di Indonesia adalah sayuran. Data

BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015-2016 untuk produksi

sayuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Sayuran di


Indonesia
Jenis
No Komoditi 2015 2016
Luas Luas
Panen Produksi Produktivitas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. Bawang
122.126
Merah 1.229.184 10,06 149.635 1.446.860 9,67
2. Bawang
Putih 2.563 20.295 7,92 2.407 21.150 8,79
3. Cabe
Besar 120.847 1.045.182 8,65 123.404 1.045.587 8,47
4. Cabe
Rawit 134.869 869.937 6,45 136.818 915.988 6,69
5.
Tomat 54.544 877.792 16,09 57.688 883.233 15,31
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura

Tabel 1 menjelaskan bahwa luas panen dan produksi tomat lebih menonjol

dibandingkan sayuran lainnya misalnya seperti bawang merah, bawang putih,

cabe besar, cabe rawit. Permintaan yang cukup banyak oleh konsumen untuk

sayuran tomat mengakibatkan tingginya produktivitas yang dihasilkan.

Herjanto (2008) memaparkan bahwa definisi rantai pasokan sebagai berikut:

merupakan sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk

mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer dan

konsumen secara efisien. Dengan demikian barang dan jasa dapat di distribusikan

dalam jumlah, waktu dan lokasi yang tepat untuk meminimumkan biaya demi

memenuhi kebutuhan konsumen. Dan menekankan pada semua aktifitas dalam

memenuhi kebutuhan konsumen yang didalamnya terdapat aliran dan transformasi


4

barang mulai dari bahan baku sampai ke konsumen akhir dan disertai dengan

aliran informasi dan uang. Selanjutnya rantai pasokan adalah sistem organisasi

orang, teknologi, aktivitas, informasi, dan sumber daya yang terlibat di dalam

proses penyampaian produk/ jasa dari pemasok ke konsumen.

Aktivitas aktivitas dalam rantai pasokan mengubah sumber daya alam,

bahan baku, dan komponen komponen dalam menjadi produk produk jadi

yang akan disalurkan ke konsumen akhir. Selain itu, untuk mendapatkan pasokan

bahan baku yang berkualitas diperlukan standar dasar komoditas, sedangkan

kuantitas pasokan perlu memperhatikan produktivitas tanaman. Beberapa hal

yang harus diperhatikan dari tingkat layanan konsumen adalah tingkat pemenuhan

pesanan ( order fill rates ), ketepatan waktu pengiriman ( on-time delivery ) dan

tingkat pengembalian produk oleh konsumen dengan berbagai alasan ( rate of

products returned by customer forwhatever reason ).

Pola aliran dalam rantai pasok. Pujawan (2005), pada suatu rantai pasok

biasanya ada tiga macam aliran yang harus dikelola.Pertama aliran barang yang

mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua aliran uang

(finansial) yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang

bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Model rantai pasok pada komoditas

tomat terdiri atas petani, perusahaan, supermarket, dan konsumen. Gambar 1

menunjukkan bagan aliran dalam rantai pasok tomat.

Petani Perusahaan Supermarket Konsumen

Gambar 1. Bagan aliran rantai pasok tomat.


5

Aliran finansial pada rantai pasokan tomat dari PT Bimandiri Agro Sedaya

dan petani. Perushaan membayar secara cash kepada petani yang dibayarkansatu

minggu dua kali. Petani akan menerima pembayaran dari PT Bimandiri Agro

Sedaya sesuai dengan jumlah hasil panen yang telah disortasi. Pembayaran

supermarket kepada PT Bimandiri Agro Sedaya dilakukan setelah tukar faktur

yang dibayarkan setelah dua minggu komoditas tersebut dikirimkan.

Aliran informasi pada rantai pasok tomat yaitu petani memberi informasi

kepada PT Bimandiri Agro Sedaya untuk produk tomat yang sudah siap dijual, PT

Bimandiri Agro Sedaya memberikan informasi promosi kepada supermarket agar

supermarket lebih banyak mengorder produk tomat, dan supermarket memberikan

informasi kepada konsumen tentang produk yang dijual.

PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan salah satu lembaga pemasaran yang

bergerak dibidang penjualan atau pemasok sayuran dan buah-buahan yang berada

di daerah Lembang Jawa Barat. Sayuran dan buah-buahan tersebut diperoleh dari

berbagai petani atau supplier dari berbagai daerah seperti Lembang, Pengalengan,

Ciwidey, Subang, Tasikmalaya, Cipanas, Cianjur, Garut, hingga Provinsi Jawa

Tengah. PT Bimandiri Agro Sedaya melakukan proses produksi yaitu

penanganan pasca panen, yaitu dengan melakukan kegiatan sortasi, grading, dan

pengepakan sayuran dan pelabelan sebelum produk dikirim ke supermarket atau

toko.

Supermarket yang dimaksud yaitu seperti Carrefour, Hypermart, Lottemart,

Market City, Giant, Aeon, Savemaxx, Ramayana, Transmart dan Indomarco.

Hampir semua jenis sayuran yang ada di PT Bimandir Agro Sedaya diproduksi

seperti sayuran daun (leaf vegetables), selada (lettuce), apotik hidup (herb),
6

tanaman akar (root vegetables), kacang-kacangan (beans), jamur (mushrooms),

kubis-kubisan (cabbage), bumbu daun (leaf condiment), bumbu akar (roots

condiment) dan bumbu-bumbu (spices). Pasar modern atau supermarket yang

banyak mengajukan permintaan produk ke PT Bimandiri Agro Sedaya adalah

Carrefour, Hypermart, Lottemart dan Transmart, supermarket tersebut sudah

menjalin hubungan kerjasama dengan PT Bimandiri Agro Sedaya.

Saluran distribusi tomat melalui PT Bimandiri Agro Sedaya meliputi petani,

pasar, PT Bimandiri Agro Sedaya, konsumen dan pasar modern seperti Carrefour,

Hypermart, Lottemart, dll. Secara umum pemasaran yang melibatkan banyak

lembaga pemasaran akan mengeluarkan biaya dan perlakuan yang berbeda-beda

sehingga keuntungan yang diperoleh pun akan berbeda. Efisiensi yang digunakan

agar saluran distribusi lebih singkat yaitu langsung melalui petani, PT Bimandiri

Agro Sedaya, supermarket dan konsumen akhir.

Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu

proses. Semakin sedikit penggunaan sumber daya alam suatu proses distribusi

pemasaran maka dapat dikatakkan semakin efisien. Begitu pula pada distribusi

rantai pasok. Saluran distribusi rantai pasok dikatakan efisien apabila semakin

pendek saluran rantai pasoknya. PT Bimandiri Agro Sedaya sebagai lembaga

distribusi melakukan perlakuan dan biaya yang sama terhadap produk tomat.

Namun, terjadi perbedaan harga jual pada tiap toko/pasar modern yang

disalurkannya. Margin pemasaran yang berbeda pada setiap toko dapat

mempengaruhi pendapatan perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu

adanya kajian mengenai saluran pemasaran, margin pemasaran, dan farmers

share untuk mengetahui tingkat efisiensi pada saluran distribusi rantai pasok.
7

1.2 Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengidentifikasi saluran distribusi rantai pasok tomat PT Bimandiri

Agro Sedaya.

2. Menghitung margin pemasaran rantai pasok tomat PT Bimandiri Agro

Sedaya.

3. Menganalisis efisiensi pemasaran rantai pasok tomat PT Bimandiri

Agro Sedaya.

1.3 Kerangka Pemikiran

Permintaan pasar terhadap sayur-sayuran semakin meningkat seiring

bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

mengkonsumsi sayuran. Selain itu produk sayuran merupakan produk yang

mempunyai nilai ekonomis tinggi. PT Bimandiri Agro Sedaya merupakan salah

satu lembaga penyalur sayuran yang berada di Jawa Barat yang menyalurkan

produknya ke berbagai supermarket seperti Carrefour, Hypermart, Lottemart,

Transmart di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

PT Bimandiri Agro Sedaya mendapatkan sayur-sayuran dari petani yang

berasal dari desa Cibodas, Jawa Barat. Tomat merupakan salah satu komoditi

yang mudah rusak, busuk dan rentan penyakit sehingga dapat menurunkan nilai

jual produk tersebut. Perlakuan khusus dalam penanganan pasca panen sangat

dibutuhkan agar kualitas produk tersebut tetap terjaga. Penanganan tersebut yaitu

penyortiran, pengemasan, pelabelan, pembagian dan penanganan barang sebelum

dikirim ke toko.
8

Manajemen rantai pasokan merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-

kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah tersebut menjadi barang dalam

proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk

tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencakup

fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan penting lainnya yang

berhubungan antara pemasok dengan distributor (Heizer & Rander, 2001).

PT Bimandiri Agro Sedaya melakukan perlakuan dan biaya yang berbeda

untuk mendapatkan keuntungan. Besarnya biaya dan keuntungan yang diperoleh

pada PT Bimandiri Agro Sedaya tentu akan mempengaruhi harga jual yang harus

ditanggung oleh konsumen akhir. Selisih harga antara produsen ke konsumen

disebut marjin pemasaran, berdasarkan biaya dan keuntungan yang diperoleh PT

Bimandiri Agro Sedaya dapat ditentukan tingkat efisiensi pemasaran, kerangka

pemikiran efisiensi pemasaran tomat melalui PT Bimandiri Agro Sedaya di

Lembang, Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.

Petani

Supplier PT Bimandiri
Supermarket Konsumen
Agro Sedaya

Pasar

Gambar 2. Kerangka pemikiran efisiensi pemasaran tomat melalui lembaga


pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya di Lembang, Bandung
9

1.4 Kontribusi

Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak antara lain:

1. PT Bimandiri Agro Sedaya

Penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

perusahaan dalam memasarkan tomat agar lebih efisien dan proses penentuan

kebijakan mengenai pasokan dan pendistribusian.

2. Politeknik Negeri Lampung

Laporan ini dapat menjadi tambahan literatur yang representatif mengenai

manajemen rantai pasokan, serta menigkatkan pengetahuan dan pemahaman

mahasiswa mengenai efisiensi distribusi rantai pasok tomat.


10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tomat (Lycopersicon esculentum)

Tomat (Lycopersicon esculentum) memiliki nama daerah terong kaluwat

(Sumatera), tomat, ranti (Jawa), kemantes (Sulawesi); dan nama asing tomato

(Inggris) dan tomate (Jerman). Tomat termasuk genus Lycopersicon dari keluarga

Solanaceae (Anonimous, 2011).

Tomat merupakan tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan

tahun silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Jika

ditinjau dari sejarahnya, tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah

Andean yang merupakan bagian dari negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador,

dan Peru. Semula di negara asalnya, tanaman tomat hanya dikenal sebagai

tanaman gulma. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tomat mulai

ditanam, baik di lapangan maupun di pekarangan rumah, sebagai tanaman yang

dibudidayakan atau tanaman yang dikonsumsi (Purwati dan Khairunisa, 2007). Di

negara tropis seperti Indonesia, tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang

cukup luas, yaitu di dataran tinggi ( 700 m dpl), dataran medium tinggi (450 -

699 m dpl), dataran medium rendah (200 - 499 m dpl), dan dataran rendah ( 199

m dpl) (Purwati dan Khairunisa., 2007).


11

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Tomat

Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.

2.1.2 Morfologi Tanaman Tomat

Morfologi tanaman tomat adalah sebagai berikut :

1. Tanaman Tomat

Tanaman tomat termasuk suku terung-terungan (Solanaceae) berbentuk

perdu dan tergolong tanaman semusim, tinggi tanaman 50-120 cm.

Tanaman dapat beradaptasi dengan baik pada tanah berpasir, tanah liat, atau

tanah liat berpasir.

2. Batang

Batang tanaman tomat tegak, tingginya 50-90 cm, mengandung sedikit zat

kayu, terutama di dekat permukaan tanah.


12

3. Daun

Daun tomat berbentuk segitiga lonjong. Bagian ujungnya meruncing,

panjang daun 4-10 cm dan lebar daun 1,5-4 cm.

4. Akar

Akar tanaman tomatt menyebar, tetapi dangkal, akar-akar cabang, dan

rambut-rambut akar banyak terdapat di permukaan tanah. Karena itu, hanya

dapat menembus tanah sampai 30-40 cm ke dalam tanah.

5. Bunga

Posisi bunga tanaman tomat adalah menggantung. Warna mahkota bunga

putih kuning. Panjang bunga 1-1,5 cm, lebar sekitar 5-6 cm, dan panjang

tangkai bunganya 1-2 cm.

6. Buah

Bentuk buah tomat memanjang, berkisar antara 1-10 cm, tomat yang masih

muda berwarna hijau dan setelah tua berwaarna merah kekuningan sampai

merah tua menyala.

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

Syarat tumbuh tomat terdiri atas :

1. Keadaan iklim

Iklim yang cocok untuk tanaman tomat adalah pada musim kemarau dengan

pengairan yang cukup. Kekeringan menyebabkan banyak daun gugur, lebih-

lebih bila disertai dengan angin kencang. Sebaliknya, pada musim hujan

pertumbuhannya kurang baik karena kelembapan dan suhu yang tinggi akan

menimbulkan banyak penyakit (Pracaya, 1998). Pertumbuhan tanaman

tomat akan baik bila udara sejuk, suhu pada malam hari antara 100C
13

200C dan pada siang hari antara 180C 290C. Suhuyang terlalu tinggi

menyebabkan banyak buah rusak terkena sengatan matahari. Suhu di atas

400C menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedangkan pada suhu 600C

tanaman tomat tidak dapat hidup/ mati (Pracaya, 1998).

2. Media Tanam

Media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman tomat pada umumnya

adalah tanah. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai

tanah pasir (ukuran partikel 0,05 - 2.0 mm) sampai tanah lempung (ukuran

partikel kurang dari 0,002 mm). Akan tetapi, tanah yang ideal adalah tanah

lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik

serta unsur hara, dan mudah merembaskan air (Pracaya, 1998). Untuk

komoditas sayuran seperti tomat, pH tanah yang cocok adalah 5,5-7 atau

agak asam hingga netral. Bila pH tanah terlalu asam, (pH < 5), maka

tanaman akan kekurangan kalsium sehingga berpotensi terserang penyakit

busuk ujung buah atau blossom and root, dengan gejala bagian ujung buah

membusuk (Tafajani, 2010).

Kandungan bahan organik dalam tanah juga mempengaruhi ketersediaan

unsur hara. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki

kapasitas tukar kation yang tinggi, hal ini mempengaruhi ketersediaan hara

yang dapat diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan bahan organik

dalam tanah menimbulkan adanya aktivitas mikroorganisme dalam tanah,

bakteri pengurai, jamur, yang mengundang organisme lainnya seperti

cacing, sehingga terbentuk rongga dalam tanah yang dapat menjadi pori
14

udara dan pori air. Dengan demikian, ketersediaan air dan udara dalam

tanah tercukupi (Tafajani, 2010).

2.1.4 Manfaat Tomat

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin dan

mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga

mengandung zat pembangun jaringan tubuh manusia dan zat yang dapat

meningkatkan energi untuk bergerak dan berpikir, yakni karbohidrat, protein,

lemak, dan kalori (Cahyono, 2008). Sebagai sumber vitamin, buah tomat sangat

baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan

karena kekurangan vitamin C, xeropthalmia pada mata karena kekurangan vitamin

A, bibir merah dan radang lidah karena kekurangan vitamin D (Cahyono, 2008).

Sebagai sumber mineral, buah tomat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan

gigi (zat kapur dan fosfor). Sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung dalam buah

tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah atau hemoglobin (Cahyono,

2008).

Buah tomat juga mengandung serat yang berfungsi memperlancar proses

pencernaan makanan dalam perut. Selain itu buah tomat juga mengandung

potasium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi

(Cahyono, 2008). Zat belerang (Sulfur) yang terkandung dalam buah tomat dapat

mencegah radang hati dan radang usus buntu. Zat klorin yang ada di dalam buah

tomat dapat merangsang fungsi hati lebih aktif membersihkan zat-zat tidak

berguna (Cahyono, 2008).

Tomat banyak mengandung likopen yang merupakan kelompok karotenoid

seperti beta-karoten yang bertanggung jawab terhadap warna merah pada tomat.
15

Di dalam tubuh, likopen dapat melindungi dari penyakit seperti kanker prostat

serta beberapa jenis kanker lain serta penyakit jantung koroner. Kemampuan

likopen dalam meredam oksigen tunggal dua kali lebih baik daripada beta karoten

dan sepuluh kali lebih baik daripada alfa-tokoferol (Sunarmani, 2008). Beberapa

penelitian telah menunjukkan manfaat likopen bagi kesehatan. Pada kesehatan

wanita, likopen bermanfaat dalam penyembuhan kanker payudara serta

osteoporosis. Peng dkk. (1998) menyebutkan bahwa penelitian-penelitian terbaru

mengindikasikan wanita yang memiliki kandungan likopen rendah lebih rentan

terkena kanker serviks dan kanker ovarium dibandingkan yang memiliki

kandungan likopen tinggi. Berbagai karotenoid, termasuk likopen, telah diteliti

untuk melihat hubungannya dengan kanker serviks. Hanya likopen yang

menunjukkan adanya efek protektif (Sunarmani, 2008).

Kandungan Gizi dan Kalori per 100 gram buah tomat dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi dan kalori per 100 gram.


No Jenis Zat Jumlah
1. Kalori 20 kal
2. Protein 1g
3. Lemak 0,3 g
4. Karbohidrat 4,2 g
5. Vitamin A 1500 SI
6. Vitamin B 0,06 mg
7. Vitamin C 40 mg
8. Kalsium 5 mg
9. Fosfor 26 mg
10. Besi 0,5 mg
11. Air 94 g
Sumber: : Purwati dan Khairunisa, 2007.
16

2.2 Tataniaga

Tataniaga adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus barang

atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk

menciptakan permintaan efektif (Nitisemito, 2011). Menurut Winardi (2011),

tataniaga terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak

milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik

mereka. Setelah menelaah batasan-batasan tataniaga yang telah diutarakan

diatas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tataniaga itu meliputi

kegiatan-kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan

pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya.

Secara singkat tataniaga adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan semua

aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang

dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, tataniaga ini merupakan

suatu kegiatan moving process atau kegiatan moving activities.

2.3 Manajemen Rantai Pasokan(Supply Chain Management)

Kotler (2003) mengatakan bahwa manajemen rantai pasokan adalah

pendekatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan

mentah (proses budidaya), mentransformasikan bahan mentah tersebut

(penanganan panen dan pascapanen) dan mengirimkan produk tersebut ke

konsumen oleh pencari, pengumpul, dan pengecer melalui sistem distribusi. Hal

ini tidak jauh berbeda dengan Heizer dan Render (2001), manajemen rantai

pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,

perubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
17

pelanggan. Mencakup semua interaksi diantara pemasok, produsen, distributor,

dan pelanggan.

Menurut Jebarus (2001) Manajemen Rantai Pasokan merupakan

pengembangan lebih lanjut dari konsep tataniaga untuk memenuhi permintaan

konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses

aliran produk dari supplier, manufacture, retailer hingga kepada konsumen. Dari

sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir berada dalam satu kesatuan

tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai

elemen tersebut berlangsung secara transparan. Pembahasan mengenai perbedaan

konsep Manajemen Rantai Pasokan dengan tataniaga dilihat berdasarkan definisi,

tujuan serta interaksi kedua konsep tersebut. Berdasarkan definisi dari beberapa

pakar, Manajemen Rantai Pasokan merupakan jaringan kerja dalam pengadaan

dan penyaluran bahan baku dari pemasok hingga ke konsumen akhir dengan

mengkordinasikan arus barang, arus informasi dan arus modal antar rantai.

Sedangkan tataniaga merupakan segala kegiatan yang bersangkut paut dengan

semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-

barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen.

Tujuan Manajemen Rantai Pasokan berdasarkan pendapat para pakar adalah

untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers, manufacturers,

warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak

yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Jadi keterbukaan

antar rantai sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan Manajemen Rantai

Pasokan. Syarat efisiensi Manajemen Rantai Pasokan yaitu mampu menyalurkan

produk ke konsumen tepat pada waktunya dan sesuai dengan kualitas serta
18

kuantitas yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain itu, mampu mengalirkan dana

dari harga yang dibayarkan oleh konsumen secara adil sesuai dengan biaya yang

dikeluarkan oleh anggota rantai pasokan. Sedangkan tujuan dari tataniaga menurut

beberapa pakar yaitu untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan

mengefisiensikan biaya. Syarat efisiensinya tataniaga yaitu mampu

menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya

yang semurah-murahnya. Interaksi yang terjadi dalam Manajemen Rantai Pasokan

memiliki arus bolak-balik antara anggota rantai pasokan, mulai dari petani hingga

konsumen akhir.

2.4 Marjin Pemasaran

Marjin pemasarsn (marketing margin) adalah perbedaan harga-harga pada

berbagai tingkat sistem tataniaga atau lembaga pemasaran (Hasyim, 1994). Nilai

marjin pemasaran adalah perbedaan harga pada dua tingkat sistem tataniaga

digandakan dengan jumlah produk yang laku terjual. Perhitungan analisis marjin

pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan hargaa per satuan ditingkat

produsen atau tingkat konsumen yang terjadi pada tiap saluran pemasaran.

Sitorus (1987).
19

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Laporan Tugas Akhir ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung

dimulai dari bulan November sampai Desember. Laporan Tugas Akhir

Mahasiswa ini disususn berdasarkan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapang di

PT Bimandiri Agro Sedaya yang beralamat di Jalan Panorama No. 54 Desa Haur

Pungkur, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa ini

dapatdilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat dan Bahan Penyusunan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa

No Alat Bahan
1. Laptop Buku Literatur
2. Alat Tulis Data Hasil Pengamatan
3. Kalkulator Kertas HVS A4 80 g
4. Handphone
5. Flasdisk
Sumber : Data Primer, 2017

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengunpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas

Akhir ini dilakukan mulai bulan Agustus 2017 sampai September 2017, yaitu

metode study lapang yang dilaksanakan selama Praktik Kerja Lapang (PKL) di

PT Bimandiri Agro Sedaya di Jalan Panorama No. 54 Desa Haur Pungkur,


20

Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat yang menghasilkan

data primer dan data sekunder sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber

data. Data primer dalam penyusunan laporan Tugas Akhir diperoleh dengan

mewawancarai secara langsung kepada petani tomat maupun dengan karyawan

yang berada di PT Bimandiri Agro Sedaya dan observasi. Observasi dilakukan

pengamatan langsung proses penanganan pasca panen di perusahaan mulai dari

penerimaan tomat dari petani, proses produksi (sortasi, grading, dan pengemasan),

pembagian, serta pengangkutan ke toko atau supermarket yang berada di Jawa

Barat dan sekitarnya. Data primer yang diperoleh yaitu mengenai pendistribusian

tomat di PT Bimandiri Agro Sedaya, harga jual tomat dan harga beli tomat, serta

harga jual tomat oleh supermarket ke konsumen akhir.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara, yaitu berupa bukti, catatan, laporan historis, yang telah tersusun

dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder

juga diperoleh dari buku-buku, literatur, yang ada dan dapat mendukung materi

dalam penyusunan laporan Tugas Akhir. Data sekunder yang diperoleh berupa

data yang telah diolah dibagian pemasaran yang didapat dari staf PT Bimandiri

Agro Sedaya yaitu berupa total order tomat dibeberapa supermarket di Jawa Barat

dan sekitarnya.
21

3.4 Metode Pengolaahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu

kalkulator, dan software komputer Microsoft Excel. Analisa data yang dilakukan

secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis

manajemen rantai pasokan tomat di PT Bimandiri Agro Sedaya, analisis

kuantitatif digunakan untuk mengetahui marjin tataniaga dan farmers share.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Saluran Pemasaran

1. Marjin Pemasaran/tataniaga

Marjin pemasarsn (marketing margin) adalah perbedaan harga-harga pada

berbagai tingkat sistem tataniaga atau lembaga pemasaran (Hasyim, 1994). Nilai

marjin pemasaran adalah perbedaan harga pada dua tingkat sistem tataniaga

digandakan dengan jumlah produk yang laku terjual. Perhitungan analisis marjin

pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga per satuan ditingkat

produsen atau tingkat konsumen yang terjadi pada tiap saluran pemasaran.

Sitorus (1987).Secara sistematis, marjin tataniaga dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Mji = Psi Pbi, atau .............................................. (1)


Mji = bti + i, atau ............................................ (2)
i = Mji bti .............................................. (3)
Keterangan:

Mji = marjin lembaga tatanaga tingkat ke i

Psi = harga penjulan lembaga tataniaga tingkat ke i


Pbi = harga pembelian lembaga tataniaga tingkat ke i
i = keuntungan lembaga tataniaga tingkat ke i
22

2. Farmers Share

Farmers share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayarkan

konsumen akhir dan dinyatakan dalam persentase. Farmers share berhubungan

negatif dengan marjin pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka

bagian yang diterima petani akan semakin rendah (Hasyim, 2012).


Sp = x 100 %

Keterangan :

Sp = Farmers Share

Pf = harga di tingkat petani

Pr = Harga ditingkat konsumen

3. Harga-harga di Tingkat Konsumen

Analisis ini digunakan sebagai ukuran dari efisiensi dalam tataniaga dengan

membandingkan harga-harga yang diperoleh konsumen akhir. Semakin rendah

harga yang diterima oleh konsumen akhir, maka saluran tataniaga tersebut

dikatakan efisien.
23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaraan Umum PT Bimandiri Agro Sedaya

4.1.1 Sejarah PT Bimandiri Agro Sedaya

PT. Bimandiri Agro Sedaya didirikan pada bulan Agustus 2003 dengan

nama CV. Bimandiri. Sebelumnya usaha pasokan sayur mayur ini dirintis sejak

tahun 1994 oleh alumni Fakultas Pertanian UNPAD, yaitu Achmad Rivani dan

Trisnaran. Keinginan mempunyai usaha sendiri dan tidak tergantung kepada orang

lain menimbulkan tekad yang kuat dari mereka berdua untuk mencoba

berwiraswasta.

Tahun 1994 sampai tahun 1998 CV. Bimandiri melayani PT. Matahari Putra

Prima di Jabotabek dan Jawa Barat. Pada masa tersebut Achmad Rivani beserta

beberapa rekannya masih mengerjakan segala sesuatu sendiri mulai dari belanja

dan mencari sayuran, mengolah, mengemas hingga menjadi supir pengantar

barang ke toko. Selain Matahari, pada tahun 1997 menjalin hubungan mitra bisnis

dengan supermarket Matahari Cirebon, Cilegon, Tasikmalaya dan beberapa

tempat di Jakarta seperti Pondok Gede, Arion Plaza, Cipulir, King Harco, Pasar

Baru, dll. Pada tahun 1997, Bimandiri bergabung dengan Triple A selama 1 tahun

dan berhasil mendapat proyek di Walmart, yaitu perusahaan Amerika yang

memesan sayur mayur dalam kapasitas yang cukup besar, karena adanya

kerusuhan di Jakarta pada tahun 1998 mengakibatkan terbakarnya Walmart,

sehingga Bimandiri terkena imbas dari kebakaran tersebut. Akhirnya Bimandiri

dan Triple A harus berjalan masing-masing.


24

Tahun 1998, Bimandiri dinyatakan resmi menjalin hubungan dengan PT.

Kula Sentana Prima (PT. KSP) dan Carrefour Hypermarket Indonesia yang

merupakan perusahaan Prancis. Berbekal pengalaman sebelumnya, maka CV.

Bimandiri mulai menjadikan Carrefour sebagai tujuan pemasaran. Sampai pada

tahun 2009, pengembangan pasar dilingkungan Carrefour mencapai 22 buah

Carrefour di wilayah Jakarta dan Bandung, diantaranya : Cempaka Putih, Duta

Merlin, Mega Mall Pluit, Cempaka Mas, Ratu Plaza, MT. Haryono, Lebak Bulus,

Puri Indah, Ambasador, Mollis Bandung, Permata Hijau, Mangga Dua, ITC, BSD,

ITC Depok, Taman Palem, Cikokol, Sukajadi, Blue Mall, Keramat Jati, Kelapa

Gading, Cikarang, dan TMII. Selain Carrefour ada juga Hypermart, diantaranya :

Metropolis, Gajah Mada, Cibubur, Kelapa Gading, Depok, Karawaci, Serpong,

Kebun Kacang, Metro TC, dan Hypermart BIP Bandung, serta Club Store,

Sudirman. Saat ini CV. Bimandiri memasok hampir 160 jenis sayuran setiap

harinya.

Sumber bahan bakun sayuran di dapatkan dari kerjasama dengan para petani

dan suplayer sayuran yang tersebar di Lembang, Subang, Garut, dan Pangalengan,

sedangkan dengan petani Kebumen untuk kerjasama semangka baby black serta

Pemalang untuk kerjasama mangga. Dibutuhkan pengadaan yang terpadu untuk

dapat menjamin ketersediaan sayuran ke toko. Ada empat jenis pengadaaan yang

dilakukan CV. Bimandiri, pertama adalah pembeliaan langsung dari para petani

yang datang setiap hari menawarkan hasil panen kebun. Kedua adalah pengadaan

melalui para supplier di sentra-sentra produksi sayuran. Ketiga, pembeliaan ke

pasar induk seperti Pasar Caringin, dan Pasar Andir. Keempat, CV. Bimandiri

mengadakan kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan kelompok mitra (tani)


25

seperti kelompok tani Panagris di Garut, Al-Fatah di Cikembang, Mekar Buah di

Kebumen, Palmarosa di Manoko Lembang adalah beberapa kelompok tani hasil

binaan CV. Bimandiri yang diandalkan.

Empat strategi pengadaan diatas sangat diperlukan dalam mendukung

pasokan sayuran ke toko. Pemberian pinjaman bibit serta dinamika kelompok

terus dilakukan terhadap para petani dan pemasok (supplier) yang merupakan

mitra usaha CV. Bimandiri pembinaan ini dilakukan dengan tujuan agar prinsip 4

K (Kualitas. Kuantitas, Kontinuitas, Komitmen) dapat diterapkan. Pada

pertengahan tahun 2003, Bimandiri melepaskan diri dari manajemen PT. KSP.

Hal ini dilakukan agar perusahaan benar-benar menjadi mandiri. Didalam akte

CV. Bimandiri berdiri pada bulan Agustus 2003, dan secara resmi diproklamirkan

CV. Bimandiri yaitu pada tanggal 1 Januari 2004. Setelah hampir 10 tahun, pada

bulan September 2013 CV. Bimandiri berkembang dan berubah menjadi PT.

Bimandiri Agro Sedaya.

4.1.2 Visi dan Misi PT Bimandiri Agro Sedaya

PT Bimandiri Agro Sedaya memiliki visi dan misi, yaitu:

1. Visi PT Bimandiri Agro Sedaya

Menjadi perusahaan agribisnis yang handal dalam menyalurkan

kebutuhan supermarket dalam jangkauan pulau Jawa dan antar pulau di

Indonesia dilandasi dengan kebersamaan, sifat jujur dan adil. Visi

tersebut dapat dilihat bahwa PT Bimandiri Agro Sedaya mempunyai

fokus pelanggan adalah supermarket. Untuk mencapai tingkat

kemampuan distribusi (Pulau jawa dan antar pulau) tersebut, perusahaan


26

harus terus meningkatkan performance disegala bidang, baik internal

maupun eksteral.Budaya timur membuat PT Bimandiri Agro Sedaya

mempunyai landasan untuk bersifat jujur dan adil serta memiliki rasa

kebersamaan antar pelanggan perusahaan dan supplier.

2. Misi PT Bimandiri Agro Sedaya

a. Sebagai penggerak petani Jawa Barat dalam memasarkan sayuran.

b. Mengembangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

c. Membuka aplikasi teknologi budidaya pertanian dan teknologi pasca

panen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Misi diatas dapat dilihat bahwa PT Bimandiri Agro Sedaya berkeinginan

memajukan daerah setempat terlebih dahulu, serta memajukan pertanian Jawa

Barat dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Peningkatan kualitas dan kuantitas produk juga menjadi misi dari Bimandiri untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan.

4.1.3 Letak Geografis

PT. Bimandiri Agro Sedaya terletak di Jalan Panorama No. 54, Desa Kayu

Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Perusahaan ini terletak

diketinggian 700 meter dpl (di atas permukaan laut) dengan topografi berbukit-

bukit. Luas lahan PT Bimandiri Agro Sedaya yaitu 2000 meter persegi yang

terdiri dari bangunan kantor, gudang pengemasan, gudang cucian, gudang

basahan, lahan parkir kendaraan, mushola, dan pos satpam.

Lokasi perusahaan ini menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan

usaha. Lokasi PT Bimandiri Agro Sedaya sebagai usaha yang bergerak dibidang

agribisnis khususnya sayur-sayuran memiliki lokasi strategis. Perusahaan berada


27

di daerah Lembang yang memiliki cuaca yang dingin sangat menguntungkan bagi

perusahaan karena dapat mempertahankan bahan baku sayuran dalam menjaga

kesegaran, akses bahan baku cukup mudah yang diperlukan oleh perusahaan,

sehingga aksesibilitas perusahaan menjadi mudah baik ke petani pemasok sayuran

ataupun ke supermarket. Selain itu, daerah Lembang juga ditunjang oleh jalur

transportasi yang baik dan kondisi tersebut memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

4.1.4 Bidang Usaha Perusahaan

PT Bimandiri Agro Sedaya adalah sebuah perusahaan non manufaktur (jasa)

yang bergerak dalam bidang perdagangan (trading) sebagai penyuplai sayur-

mayur untuk perusahaan besar (supermarket) dengan membeli produk sayur-

mayur dari para petani di daerah sekitar Lembang dan beberapa daerah lainnya

seperti Garut dan Pangalengan dengan standar kualitas tertentu.Dalam bidang

pertanian, ruang lingkup usahanya terfokus pada penanganan pasca panen,

sedangkan budidaya hanya sebagai usaha kemitraan dengan kelompok tani

sebagai salah satu cara dalam pengadaan barang. Adapun ruang lingkup

kegiatannya meliputi :

a. Pembelian sayuran dari petani, supplier serta pasar.

b. Pengadaan standarisasi sayuran dengan serangkaian proses sortasi,

grading, serta pengepakan sayuran sesuai dengan permintaan.

c. Ekspedisi atau pengiriman barang ke konsumen sesuai dengan jumlah

pesanan.
28

4.1.5 Struktur Organisasi PT Bimandiri Agro Sedaya

Struktur organisasi adalah suatu sistem yang menggambarkan hubungan

kerjasama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. PT Bimandiri

dipimpin oleh direktur utama yang bernama Achmad Rivani, dan seorang

sekretaris direktur bernama Sudia Dharma. Perusahaan memiliki dua general

manager (GM) yaitu GM operasional dan GM keuangandan administrasi umum.

GM operasional membawahi lima manjer yaitu manajer purchasing, manajer

prosessing, manajer distribusi dan marketing, manajer administrasi dan

operasional, manager research and development, GM keuangan dan administrasi

umum dibantu satu asisten dan membawahi dua manajer yaitu manajer bagian

keuangan dan manajer personalia dan umum. Masing-masing bagian yang

dipimpin oleh seorang manajer tersebut bertugas mengkoordinasikan tugas yang

harus dilaksanakan oleh masing-masing karyawan.

PT Bimandiri Agro Sedaya memiliki pembagian tugas (job description)

masing-masing yaitu sebagai berikut : PT Bimandiri Agro Sedaya mempunyai 2

General Manager (GM), yaitu : GM. Operasional dan GM. Keuangan dan

Administrasi Umum yang akan berkoordinasi dan bertanggung jawab terhadap

Direktur Utama. Pembagian (job description) masing-masing personil

disesuaikan dengan jabatan masing-masing. Adapun pembagian tugas yang

dilakukan di PT Bimandiri Agro Sedaya adalah sebagai berikut :

1. Sekretaris Perusahaan (Coorporate Secretary)

a. Mengagendakan kegiatan perusahaan.

b. Mengadakan rapat-rapat rutin mingguan, bulanan dan tahunan.

c. Mengatur pertemuan penelitian dari luar.


29

d. Perjanjian bisnis dan notulen rapat.

e. Membuat dan mengadministrasikan keputusan-keputusan internal

perusahaan.

2. GM. Operasional

a. Memelihara pasar untuk menjaga omset penjualan.

b. Mengontrol penerapan kebijakan dalam bidanag operasional.

c. Menampung dan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan nota

atau arsip pembelian, processing, distribusi dan penjualan.

d. Mengelola aset-aset operasional.

e. Melakukan analisa pembelian atau servis level.

f. Melakukan analisa harga bahan baku.

g. Melakukan pengembangan dibidang purchasing.

3. GM. Keuangan dan Administrasi Umum

a. mengkoordinasikan seluruh kegiatan keuangan, accounting, personalia

dan administrasi umum.

b. Mengontrol penerapan kebijakan perusahaan dalam bidang keuangan

dan administrasi umum.

c. Analisa keuangan kegiatan perusahaan meliputi analisa arus kas,

analisa biaya-biaya, analisa kesehatan perusahaan.

4. Pembelian (Purchasing)

a. Menerima dan memeriksa laporan belanja pasar.

b. Melakukan pembagian order untuk tiap-tiap toko.

c. Menginput data stock barang harian.


30

5. Perencanaan Kerja (Processing)

a. Membuat perencanaan dalam bidang processing (perencanaan kerja).

b. Membuat standarisasi produk dan control kualitas.

c. Bertanggung jawab terhadap poencapaian target processing dan

distribusi.

d. Target processing : biaya bahan kemas, waktu kerja, wastage

processing.

e. Membuat analisis : wastage, tenaga kerja, pemakaian bahan kemas.

f. Melakukan pengembangan dibidang processing.

6. Marketing dan Distribusi

a. Membuat nota penagihan seluruh toko.

b. Menginput nota penjualan harian toko dalam file omset.

c. Menyelesaikan faktur-faktur bermasalah seperti faktur pending, reject,

kurang bayar dan kurang input.

d. Melakukan kunjungan toko.

7. Keuangan dan Akuntansi (Finance and Accounting)

a. Melakukan penerapan kebijakan perusahaan dalam bidang keuangan

dan administrasi umum.

b. Analisa keuangan kegiatan perusahaan meliputi analisa arus kas,

analisa biaya-biaya, analisa kesehatan perusahaan.

8. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development):

a. Membantu bagian/divisi lainnya secara teknis untuk mencarikan,

mengembangkan sumber bahan baku sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.
31

b. Mengembangkan dan memelihara sistem kerjasama antarea supplier,

mitra tani, baik instansi maupun kelompok tani.

c. Memberikan bimbingan secara teknis kepada kelompok petani maupun

supplier mengenai pola tanam komoditi yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

d. Menerima dan memberikan pengarahan kepada para mahasiswa/i yang

melakukan kerja praktik, penelitian, magang, maupun kunjungan.

4.1.6 Sarana dan Prasarana Perusahaan

Keberadaan sarana dan prasarana sangat penting bagi perusahaan, karena

merupakan alat yang akan digunakan oleh tenaga kerja dalam kegiatan

operasionalisasi perusahaan, oleh karena itu sarana dan prasarana mutlak dimiliki

perusahaan.Sarana dan prasarana yang ada di PT Bimandiri Agro Sedaya

dikelompokkan sesuai dengan penggunaannya atau dalam kegiatan apa sarana dan

prasarana tersebut digunakan sesuai dengan bidang atau kegiatan yang ada di

perusahaan, diantaranya : sarana dan prasarana umum, sarana dan prasarana

penunjang, sarana dan prasarana pengepakan.

a. Sarana dan Prasarana Umum

Adapun sarana dan prasarana umum yang dapat menunjang terlaksananya

segala kegiatan yang berlangsung di PT Bimandiri Agro Sedaya antara

lain : bangunan kantor, ATK (Alat Tulis Kantor), pengatur

tegangan/stabilizer, telepon sms, printer, mesin fax, dan power reduction

(penghemat listrik).
32

b. Sarana dan Prasarana Penunjang

PT Bimandiri Agro Sedaya juga memiliki sarana dan prasarana penunjang

yang dapat digunakan oleh seluruh staf/karyawan perusahaan kapan pun,

antara lain : dapur, mushalla, mushalla kantor, pos satpam, mobil box, dan

sepeda motor.

c. Sarana dan Prasarana Pengepakan

Upayamelancarkan semua kegiatan yang berlangsung di perusahaan, maka

dibidang pengepakan pun terdapat sarana dan prasarana yang dapat

digunakan antara lain : ATK (Alat Tulis Kantor), alat wrapping, sealer,

timbangan (kecil, besar, dan digital), batu kilo (5 kg, 10 kg, 20 kg, 50 kg, 1

kw), tarikan barang, kipas angin, roda pasir, tangga aluminium, tarikan

selotip, alat-alat kebersihan dan kontainer ukuran kecil, sedang, dan besar

(merah, kuning, dan hijau).

4.1.7 Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai PT Bimandiri Agro Sedaya, diantaranya :

1. Melakukan pengembangan kemitraan dengan para petani dan supplier.

Pengembangan pola kemitraan dilakukan karena lebih menguntungkan

dari pada melakukan produksi sendiri. Apabila kemitraan yang

diperbesar/dikembangkan, maka resiko PT Bimandiri Agro Sedaya

menanggung biaya-biaya tidak terlalu besar, tapi jika produksi yang

dikembangkan kemudian mengalami kegagalan, hal itu akan sangat

merugikan perusahaan karena biaya-biaya sudah dikeluarkan. Selain itu,

pengembangan pola kemitraan dilakukan dengan pemberian bimbingan

teknis manajemen usaha dan produksi, jaminan kontinyuitas produksi,


33

membantu penyediaan benih, bantuan dalam bentuk pupuk dan obat-

obatan.

2. Menjaga stabilitas barang.

Ketergantungan PT Bimandiri Agro Sedaya kepada para petani dan

supplier mendorong perusahaan untuk tidak mengandalkan satu ataupun

dua supplier saja, tetapi berusaha mencari petani dan supplier baru/lainnya

yang barangnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini

dilakukan supaya stabilitas barang terjaga dan mempertahankan

kepercayaan yang telah diberikan oleh perusahaan mitra.

3. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian di PT Bimandiri Agro Sedaya dilakukan

secara langsung.

4. Penilaian dan Pemantauan

Penilaian terhadap kegiatan mutlak diperlukan guna adanya perbaikan-

perbaikan dimasa yang akan datang. Untuk itu di Bimandiri selalu

diadakan evaluasi dengan tahapan sebagai berikut :

a. Evaluasi koordinasi operasional ( evaluasi mingguan )

Evaluasi mingguan dilakukan dengan mengadakan rapat evaluasi

kegiatan yang rutin dilakukan pada hari senin setiap satu minggu

sekali.Evaluasi ini dipimpin oleh kepala bagian operasional.

b. Evaluasi operasional keseluruhan

Evaluasi operasional keseluruhan dilakukan setiap tanggal 25 yang

dihadiri oleh kepala bagian operasional dan kepala seksi untuk

membahas teknis kerja yang telah dilakukan dan dicapai.


34

c. Evaluasi bulanan

Evaluasi bulanan rutin dilakukan setiap bulan yang dihadiri oleh

semua bagian, untuk membahas pengguanaan masalah keuangan.

d. Evaluasi triwulan

Evaluasi triwulan dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk

membahas kilasan pelaksanaan pada evaluasi bulanan, yaitu

mengulas kembali segala hasil kegiatan yang telah dilakukan, dan

membuat segala perencanaan kegiatan perusahaan demi

tercapainya target perusahaan.Namun, evaluasi ini masih dalam

tahap perencanaan dan belum diterapkan dalam perusahaan.

e. Evaluasi 6 bulan sekali

Evaluasi ini dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk melihat kilas

balik yang dihadiri oleh semua bagian (Kepala dan kepala seksi),

untuk membahas prestasi yang telah dicapai.Namun, evaluasi ini

masih dalam tahap perencanaan dan belum diterapkan dalam

perusahaan.

f. Evaluasi tahunan

Evaluasi tahunan dilakukan setiap akhir tahun, yang dihadiri oleh

seluruh staf manajemen, untuk membahas seluruh kegiatan yang

sudah dilakukan serta dicapai dalam satu tahun ini, yaitu

mengetahui profit perusahaan dan tingkat kekurangan serta

kelebihan dalam melakukan teknis kerja.Dalam evaluasi ini juga

dibahas kegiatan yang akan dilakukan pada tahun depan serta target

yang akan dicapai.


35

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Saluran Distribusi Rantai Pasok

Lembaga distribusi merupakan lembaga terkait dalam kegiatan saluan

distribusi rantai pasok. PT Bimandiri Agro Sedaya adalah lembaga distribusi

yang melakukan kegiatan perdagangan produk pertanian (agrotrading) di

wilayah lembang, Jawa Barat.Banyak lembaga distribusi lainnya yang melakukan

usaha yang sama. PT Bimandiri Agro Sedaya memasarkan produknya hampir ke

seluruh supermarket Jawa Barat khususnya Bandung dan Jakarta. Saluran

distribusi dapat menentukan efisiensi pemasaran. Hal ini dikarenakan semakin

panjang saluran pemasaran, maka semkin banyak biaya yang dikerluarkan dan

semakin banyak keuntungan yang diperoleh pada setiap lembaga pemasaran,

sehingga harga yang diterima konsumen semakin mahal.

Sebaliknya semakin pendek saluran pemasaran, maka semakin sedikit

lembaga pemasaran yang terlibat sehingga harga yang diterima konsumen tidak

terlalu mahal. Penggunaan saluran pemasaran yang panjang menyebabkan

pemasaran tidak efisien (Daniel dalam Lamosa, 2014). Saluran pemasaran tomat

melalui lembaga pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya dapat dilihat pada

Gambar 3.
36

Petani
Rp 5.000

Lembaga Pemasaran

(PT Bimandiri Agro


Sedaya)

Rp 12.000 Rp 12.000 Rp 13.500

Carrefour Hypermart Lottemart

Konsumen

Gambar 3.Saluran pemasaran tomat melalui lembaga pemasaran PT


Bimandiri Agro Sedaya

Berdasarkan Gambar diatas terdapat 3 saluran pemasaran, yaitu:

1. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Carrefour Konsumen

2. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Hypermart Konsumen

3. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Lottemart Konsumen

Saluran pemasaran di atas merupakan saluran yang melalui lembaga

pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya, semua saluran pemasaran tersebut

melalui jalur supermarket yang meliputi Carrefour, Hypermart, dan Lottemart

kemudian barulah sampai ke tangaan konsumen akhir. Perlakuan yang dilakukan


37

pada masing-masing lembaga pemasaran tentu berbeda, karena lembaga

pemasaran tersebut ingin mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginkan.

Berikut uraian kegiatan pada masing-masing lembaga pemasaran.

1. Petani

Tomat dihasilkan oleh petani bernama Dede umur 40 tahun yang berasal

dari desa Cibodas. Tomatdipasarkan ke semua lembaga pemasaran memiliki

kriteria dan standar mutu yang berkualitas yang sudah ditetapkan. Tomat

dipasarkan pada umur 3 bulan masa tanam. Petani memanen tomat selama 1

minggu 3 kali, petani mengirimkan tomat menggunakan mobildikarenakan tomat

yang dibawa cukup banyak sekitar 500 kg. Dalam pengiriman tomat ke PT

Bimandiri Agro Sedaya disesuaikan dengan orderan perusahaan. Rekapitulasi

pengiriman tomat ke PT Bimandiri Agro Sedaya pada bulan Agustus dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi pengiriman tomat ke PT Bimandiri Agro Sedaya


bulan Agustus 2017
Minggu ke Jumlah Pengiriman (Kg)

1 1.843

2 3.105

3 3.001

4 5.633

Sumber: Bagian Receiving PT Bimandiri Agro Sedaya, 2017

Berdasarkan tabel diatas, petani mengirimkan tomat ke perusahaan dengan

kuantitas yang berbeda setiap harinya. Perbedaan jumlah pengiriman petani ke

perusahaan disesuaikan dengan permintaan supermarket, harga jual tomat merah

ke lembaga pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya yaitu sebesar Rp 5000/Kg.


38

2. PT Bimandiri Agro Sedaya

Pengadaan bahan baku tomat yang telah terpenuhi di PT Bimandiri Agro

Sedaya dari petani selanjutnya dilakukan penanganan pasca panen. Alur produksi

tomatsebagai berikut:

a. Penerimaan Barang

Penerimaan barang pada PT Bimandiri Agro Sedaya dilakukan pada bagian

Receiving. Sistem penerimaan barang di PT Bimandiri Agro Sedaya

terdapat 3 cara, yaitu:

1) Barang datang, yaitu perusahaan membayar seluruh barang yang

dikirim oleh pemasok maupun pasar.

2) Barang jadi, yaitu perusahaan hanya membayar barang jadi. Artinya

barang tersebut datang dalam keadaan sudah disortasi oleh pihak

pemasok.

3) Barang datang - BS, yaitu barang yang datang disortasi oleh

perusahaan kemudian barang sisa nya diambil oleh pemasok.

Penerimaan barang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Penerimaan Barang


39

b. Penimbangan

Penimbangan dilakukan setelah barang diterima guna untuk menyesuaikan

barang yang masuk dan sesuai dengan PO (Purchaase Order). Purchaase Order

adalah lembar catatan rencana kiriman barang dari para pemasok yang telah

menghubungi perusahaan khususnya pada bagian purchasing. Penimbangan

tomat dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Penimbangan Tomat

c. Pengemasan

Kegiatan pengemasan dilakukan dengan memilih tomat yang berwarna

merah dan berkualitas baik, kemudian ditimbang dengan berat 10 Kg per Box

setelah itu diberi solatip untuk menutup Box. Tomat kemudian diberi tanda

sesuai tujuan supermarket yang dituju. Pengemasan tomat dapat dilihat pada

Gambar 6.
40

Gambar 6. Pengemasan

d. Pembagian

Kegiataan pembagian dilakukan setelah tomat selesai dipacking.

Pembagian ini dilakukan agar barang yang dikirim oleh perusahaan sesuai dengan

barang yang dipesan oleh pasar modern. Pembagian barang dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Pembagian Barang

e. Pengiriman barang/ ekspedisi

Pengiriman barang/ekspedisi dilakukan pada malam hari, pengiriman

barang disesuaikan dengan supermarket yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

seperti: Carrefour, Hypermart, dan Lottemart yang berada di berbagai wilayah


41

Bandung, Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, mulai dari yang terdekat sampai yang

terjauh. Setelah barang sampai barang diletakkan di loading toko, surat jalan

diletakkan diatas box barang agar karyawan toko memeriksa keadaan barang dan

menyortirnya. Pengiriman barang/ekspedisi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengiriman Barang/ekspedisi

3. Supermarket (Carrefour, Hypermart, Lottemart)

Tomat yang sudah dikirim pada dini hari, biasanya diterima oleh bagian

supermarket pada pukul 05.00 pagi. Setelah barang sampai di supermarket,

karyawan memeriksa produk dengan mencatatnya sesuai dengan orderan barang

yang telah dikirim ke pihak lembaga pemasarn/perusahaan melalui email/fax

sehari sebelum barang tersebut dikirim. Pengecekan barang tersebut dilakukan

apakah barang yang dikirim sudah memenuhi kriteria atau tidak, jika barang

tersebut tidak sesuai kriteria maka barang tersebut akan dikembalikan ke

perusahaan sebagai barang tolakan.Tomat yang sudah diterima oleh supermarket,

kemudian langsung diletakkan didalam lemari pemajangan di area perbelanjaan


42

supermarket. Produk tomat tidak disimpan didalam lemari pendingin karena

tomat adalah produk segar.

4. Konsumen Akhir

Konsumen akhir yang membeli produk tomat pada umumnya orang-orang

yang berpenghasilan menengah keatas dan menyukai produk yang segar dan

berkualitas, selain itu produk tomat yang dijual di supermarket sangat praktis

dengan kemasan yang menarik. Tomat siap dijual di supermarket dapat dilihat

pada Gambar 9.

Gambar 9. tomat siap dijual di supermarket

4.2.2 Marjin pemasaran

Marjin pemasaran (marketing margin) adalah perbedaan harga-harga pada

berbagai tingkat sistem tataniaga atau lembaga pemasaran (Hasyim, 1994). Nilai

marjin pemasaran adalah perbedaan harga pada dua tingkat sistem tataniaga

digandakan dengan jumlah produk yang laku terjual. Perhitungan analisis marjin

pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga per satuan ditingkat


43

produsen atau tingkat konsumen yang terjadi pada tiap saluran pemasaran.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pemasaran adalah pada

suatu produk dapat dilihat dari marjin pemasaran produk tersebut. Marjin

pemasaran adalah perbedaan harga disetiap tingkat lembaga pemasaran yang

terkait. PT Bimandiri Agro Sedaya menjual tomat ke berbagai supermarket yaitu:

1. saluran 1( Carrefour)

Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Carrefour Konsumen

2. saluran 2 (Hypermart)

Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Hypermart Konsumen

3. saluran 3 (Lottemart).

Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Lottemart Konsumen

Penjualan tomat di PT Bimandiri Agro Sedaya memiliki 2 kemasan yang

digunakan seperti pack dan dus/box dengan harga per Kg tomat sebesar Rp

12.000 Rp13.500. Pemasok tomat untuk PT Bimandiri Agro Sedaya yaitu ada 3

petani antara lain: Bapak Dede, Bapak Koko dan Bapak Wawa.Masing-masing

supermarket tentu memiliki marjin yang berbeda-beda, perhitungan marjin dan

profit tataniaga pada masing-masing supermarket dapat dilihat pada Tabel 5,

pengolahan nilai marjin tataniaga dapat dilihat pada lampiran 1.


44

Tabel 5. Marjin tataniaga dari petani melalui lembaga pemasaran PT


Bimandiri Agro Sedaya
No
Uraian Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3
Share Share Share
Rp/Kg (%) Rp/Kg (%) Rp/Kg (%)
1 Petani

a. Biaya Produksi 2.320 46,4 2.320 46,4 2.320 46,4


b. Biaya Pengankutan 39 0,78 39 0,78 39 0,78
c. Harga Jual 5000 5000 5000
Marjin Tataniaga 2.680 2.680 2.680
Profit Marjin 2.641 2.641 2.641

2 PT Bimandiri Agro Sedaya

a. Harga Beli 5000 41,6 5000 41,6 5000 37


b. Biaya Tenaga Kerja 175 1,4 175 1,4 175 1,2
c. Biaya Penyusutan 236 1,9 236 1,9 236 1,7
d. Biaya Pengemasan 875 7,2 875 7,2 875 6,4
e. Biaya Transportasi 331 2,7 331 2,7 331 2,4
f. Harga Jual 12.000 12.000 13.500
Marjin Tataniaga 7.000 7.000 8.500
Profit Marjin 5.383 5.383 6.883

3 Supermarket

a. Harga Beli 12.000 92,3 12.000 80 13.500 67,5


b. Biaya Tenaga Kerja 325 2,5 325 2,1 325 1,6
c. Biaya Penyusutan 68 0,5 68 0,4 68 0,34
d. Harga Jual 13.000 15.000 20.000
Marjin Tataniaga 1.000 3.000 6.500
Profit Marjin 607 2.607 6.107
Total Marjin 8.631 10.631 15.631
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Tabel 5 di atas merupakan perhitungan marjin dan profit tataniaga tomat

dari petani melalui lembaga pemasaran PT Bimandiri Agro Sedaya. Sasaran pasar

lembaga pemasaran sasaran pasar lembaga pemasaran tersebut meliputi beberapa

supermarket, diantaranya Carrefour, Hypermart dan Lottemart. Berdasarkan

perbandingan marjin tataniaga dan profit marjin pada masing-masing saluran yang

tertera pada tabel 5 bahwa saluran pemasaran yang memiliki total marjin paling
45

besar yaitu pada saluran 3 sebesar Rp 6.107/Kg, sedangkan saluran yang memiliki

total marjin paling kecil diperoleh pada saluran 1 yaitu Rp 607/Kg. Total

keuntungan atau profit paling besar diperoleh pada saluran 3 yaitu sebesar Rp

15.631/Kg, sedangkan keuntungan terkecil diperoleh pada saluran 1 yaitu sebesar

Rp 8.631/Kg.

Berdasarkan ketiga saluran tersebut, yang memiliki total marjin dan

keuntungan paling kecil yaitu pada saluran 1 dengan nilai masing-masing Rp

607/Kgdan Rp 8.631/Kg. Hal ini sesuai dengan kaidah Yudith et all 2014, bahwa

marjin tataniaga yang besar akan berpengaruh pada harga jual ditingkat

konsumen, dimana harga ditingkat konsumen akhir akan semakin mahal dan

menurut Mubyarto (1992) bahwa tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu

menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen akhir dengan

biaya yang semurah-murahnya.

1. Farmers share

Farmers share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayarkan

konsumen akhir dan dinyatakan dalam persentase. Farmers share berhubungan

negatif dengan marjin pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka

bagian yang diterima petani akan semakin rendah (Hasyim, 2012). Farmers

share yang diterima pada saluran pemasaran tomat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Farmers share yang diterima pada saluran pemasaran tomat.


Saluran Tataniaga Harga di Tingkat Harga di Tingkat Farmers
Petani (Rp) Konsumen (Rp) Share (%)
Saluran 1 5000 13.000 38,4
Saluran 2 5000 15.000 33,3
Saluran 3 5000 20.000 25
Sumber: Data Primer, 2017
46

Harga yang diterima petani berdasarkan negosiasi dan kesepakatan antara

petani dan perusahaan bagian purchasing. Harga produk pertanian merupakan

harga yang fluktuatif yang berarti berubah-ubah. Begitu halnya dengan harga

tomat setiap minggu dilakukan negosiasi antara petani dan pihak perusahaan,

harga Rp 5000/Kg merupakan harga tomat pada periode Agustus 2017.

Tabel 6 menjelaskan bahwa pemasaran tomat pada saluran 1 yaitu memiliki

nilai farmers share yang paling besar yaitu 38,4%. Hal ini dapat dikatakan

bahwa nilai farmers sharetersebut termasuk dalam kategori tidak efisien. Hal ini

sesuai dengan pendapat Downey dan Erickson dalan Yudithet all 2014, bahwa

pemasaran hasil pertanian jika ditinjau dari bagian yang diterima oleh petani

produsen dapat dikatakan efisien jika harga jaul petani lebih dari atau sama

dengan 40% dari harga beli ditingkat konsumen. Namun nilai 38,4% dapat

dikategorikan efisien dibandingkan dengan saluran yang lain, karena nilai tersebut

paling dekat nilainya dengan kategori efisien.

2. Harga-harga di tingkat konsumen

Konsumen akhir memiliki peranan yang penting dalam saluran tataniaga,

karena telah diketahui bahwa tujuan dari kegiatan pemasaran/tataaniaga adalah

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen akhir yang membeli produk

tomat di supermarket rata-rata adalah konsumen menengah ke atas yang

menginginkan produk yang berkualitas baik. Harga yang ditetapkan pada

supermarket jelas berbeda, karena supermarket melakukan kegiatan dan

mengeluarkan biaya yang berbeda dalam menyimpan atau mempromosikan

produknya. Harga-harga yang ditetapkan supermarket untuk konsumen dapat

dilihat pada Tabel 7.


47

Tabel 7. Harga yang ditetapkan supermarket untuk konsumen


Saluran Pemasaran Harga yang ditetapkan (Rp)
Saluran 1 13.000
Saluran 2 15.000
Saluran 3 20.000
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 7 harga pada saluran 1 menunjukan harga yang paliing

rendah dibandingkan saluran lainnya. Saluran 2 adalah petani PT Bimandiri

Agro Sedaya Carrefour Konsumen. Hal ini dapat dikatakan bahwa saluran

tataniaga tersebut lebih efisien karena memberikan harga untuk konsumen yang

rendah. Mubyrto (1992) bahwa tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu

menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen akhir dengan

biaya yang semurah-murahnya.


48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Saluran distribusi tomat terdiri dari 3 saluran yaitu:

a. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Carrefour Konsumen

b. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Hypermart Konsumen

c. Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Lottemart Konsumen

2. Nilai marjin pemasaran yang paling tinggi nilainya yaitu pada saluran 3

sebesar Rp 6.107/Kg, sedangkan saluran yang memiliki total marjin paling

kecil diperoleh pada saluran 1 yaitu Rp 607/Kg. Total keuntungan atau

profit paling besar diperoleh pada saluran 3 yaitu sebesar Rp 15.631/Kg,

sedangkan keuntungan terkecil diperoleh pada saluran 1 yaitu sebesar Rp

8.631/Kg.

3. Farmers share dan harga-harga ditingkat konsumen yang paling efisien

adalah saluran 1 (Petani PT Bimandiri Agro Sedaya Carrefour

Konsumen) yaitu memiliki nilai farmers share sebesar 38,4% nilai ini

dapat dikategorikan efisien dibandingkan dengan saluran yang lain, karena

nilai tersebut paling dekat nilainya dengan kategori efisien yang sebesar

40%.
49

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan manajemen pengadaan barang untuk menghindari

kekurangan barang pada saat pemesanan (order) diterima. Hal ini dapat

mengurangi loyalitas pelanggan karena permintaannya tidak terpenuhi,

sehingga memungkinkan pelanggan akan mencari mitra lain untuk

memenuhi permintaannya.

2. Menjaga hubungan kemitraan yang baik dengan para petani (supplier) dan

pelanggan (customer), karena para petani dan pelanggan merupakan asset

yang paling berperan sangat penting dalam kegiatan perusahaan.


50

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2008. Tomat: Usaha Tani dan Penanganan Pasca panen. Kanisius,
Yogyakarta.
Hasyim, A.I.2012. Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, edisi kedua, Penerbit PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Yogyakarta. Kanisius.
Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Tomat. CV PUSTAKA GRAFIKA. Bandung.
Purwati, E. dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tomat Daratan Rendah dengan
Varietas Unggul serta Tahan Hama dan Penyakit. Penebar Swadaya.
Jakarta. 67 hlm.
Riwanti, Windi. 2011. Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Trisnawati, Y.& Setiawan, A.I., 2005. Tomat Budidaya Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai