Anda di halaman 1dari 5

5.

4 Subsistem Pemasaran
5.4.1 Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran dalam distribusi produk hasil panen kelompok
tani tunas harapan adalah menggunakan saluran pemasaran 1 dan 2
yaitu:
1. melalui pedagang besar (AP) kemudian konsumen. Peran utama
saluran pemasaran adalah mengubah pembeli potensial menjadi
pelanggan yang menguntungkan, tidak hanya melayani pasar namun
harus membentuk pasar. Pilihan saluran tergantung pada strategi
pemasaran perusahaan dengan memperhatikan segmentasi,
penentuan target dan positioning.
5.4.2 Lembaga Pemasaran
Kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran produk hasil pertanian
di kelompok tani tunas harapan diantaranya:
1. Produsen, yaitu petani yang memproduksi hasil pertanian
2. Pedagang di pasar tradisional maupun pasar modern, yang
menjadi perantara barang sampai ke konsumen akhir dalam hal
ini misalnya Asia Plaza.
3. Konsumen akhir, adalah perorangan yang memperoleh barang
yang diperlukan untu memenuhi kebutuhannya.
Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi
pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi
pemasaran yang dilakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa
tersebut tercermin pada besarnya margin pemasaran.
5.4.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Tunas
Harapan adalah:
1. Produk Kelompok Tani Ternak Tunas Harapan adalah produk-
produk sayuran organik dan hidroponik berupa cabai, paprika,
kangkung, pakcoy, seledri, dan buah melon.
2. Penentuan harga jual menggunakan cost pricing method, yaitu
penentuan harga berdasarkan biaya total ditambah dengan laba
hingga 20%.
3. Tempat atau saluran distribusi yang digunakan untuk proses jual
beli produk sayuran hasil kelompok tani tunas harapan adalah
Asia Plaza, pasar tradisional, dan tempat kelompok tani itu
sendiri yang berada di Jl. Noenoeng Tisnasaputra No. 4
Sindanggalih RT 001 RW 012 Kel. Kahuripan Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya.
4. Promosi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Tunas Harapan
adalah menggunakan metode personal selling atau komunikasi
langsung antara penjual dengan pembeli atau pelanggan.
Kemudian promosi dengan memberikan bukti langsung bahwa
hasil pertaniannya cukup berkualitas sehingga bisa masuk ke
pasar modern.
5.4.4 Perkembangan Konsumsi Sayuran di Indonesia
Monavia Ayu Rizaty menyatakan menurut data BPS, rata-rata
pengeluaran per kapita belanja sayur-sayuran sebesar Rp48.654 per
bulan pada September 2021. Jumlahnya turun 9,67% dari Maret
2021 sebesar Rp53.864 per bulan.
5.4.5 Perkembangan Ekspor dan Impor Sayuran dan Buah di Indonesia
Indonesia memiliki beragam jenis sayur-sayuran yang berkualitas
tinggi dan berpotensi untuk devisa yang besar bagi negara. Pasar
ekspor Indonesia untuk komoditas sayur-sayuran mencakup berbagai
negara di Asia, Australia, Afrika, Eropa, dan Amerika.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sayur-
sayuran nasional pada Januari-Desember 2021 mencapai US$ 86,44
juta atau sekitar Rp 1,25 triliun. Beberapa daerah yang terkenal
menjadi sentra sayur-sayuran di Indonesia, antara lain Kalimantan
Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat,
Sulawesi Utara, dan Jambi. Sayuran segar yang biasanya diekspor
yakni selada, bayam, kangkung, kubis, dan wortel.
5.4.6 Kendala dan Solusi pada Subsistem Pemasaran
Kendala utama yang dihadapi oleh Kelompok Tani Tunas Harapan
dalam subsistem pemasaran adalah kurangnya pemanfaatan
teknologi dalam proses promosi sehingga masih banyak petani atau
calon pelanggan yang kurang informasi tentang keberadaan
kelompok Tani Tunas Harapan sebagai produsen sayuran organik
dan hidroponik dan ketidaksiapan dalam memenuhi permintaan
pasar.
Sebagai alternatif sebaiknya kelompok tani melakukan promosi
penjualan dengan lebih gencar untuk memperluas cakupan pasar
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dibidang promosi, yaitu
dengan cara membuat brosur, poster, membuat iklan di koran dan
menyiarkannya di radio dengan memberikan informasi tentang
keberadaan Kelompok Tani Tunas Harapan sebagai produsen
sayuran organik dan hidroponik, sekaligus menginformasikan
tentang keunggulan dan nutrisi yang terkandung dalam sayuran yang
diproduksi oleh Kelompok Tunas Harapan sehingga calon pembeli
lebih tahu tentang pupuk organik yang di produksi dan dipasarkan
oleh Kelompok Tunas Harapan. Selain itu lebih meningkatkan
hubungan baik dengan pelanggan serta calon pelanggan agar dapat
membangun nama baik kelompok tani.
5.5 Subsistem Usaha Jasa Penunjang Agribisnis
5.5.1 Lembaga Keuangan dan Pembiayaan
Keuangan dalam pembiayaan kelompok tani tunas harapan berasal
dari swadaya anggota, subsidi pemerintah dan hadiah hasil kompetisi
Kelompok Tani Tunas Harapan bila memenangkan perlombaan dari
Dinas Pertanian.
5.5.2 Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan cukup berpengaruh pada
keberjalanan Kelompok Tani Tunas Harapan karena mendapatkan
dukungan dalam melaksanakan penyuluhan, memperoleh data
perkembangan pertanian dan informasi-informasi seputar pertanian
lainnya.
5.5.3 Kebijakan pemerintah
Peran mutlak pemerintah antara lain membuat regulasi dan
kebijakan.
Kebijakan pertanian (agar petani sejahtera) yang perlu dilakukan
pemerintah secara terpadu atau terintegrasi antara lain kebijakan
jadwal tanam, zonasi tanaman, bantuan/subsidi biaya garap, saprodi
atau alsintan, bantuan insentif, kebijakan jaminan harga dan lain-
lain.
Berdasarkan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri, dll Tujuan Kebijakan Pertanian adalah
1. Memajukan pertanian
2. Mengusahakan agar pertanian mjd lbh produktif
3. Meningkatnya produksi & efisiensi produksi
4. Tingkat pendapatan petani meningkat
5. Tingkat kesejahteraan petani & masyarakat meningkat
Kebijakan pemerintah pada sektor pertanian diperlukan karena
beberapa hal yaitu untuk stabilisasi harga input dan output dan
kegagalan pasar timbul karena eksternalitas.
Beberapa bentuk intervensi pemerintah seperti pajak, subsidi,
pengawasan regulasi perlu ditetapkan sehingga biaya penerimaan
akan sepenuhnya menggambarkan biaya eksternalitas.
5.5.4 Teknologi dalam Agribisnis
Teknologi agribisnis merupakan sarana utama untuk mencapai
tujuan efektifitas, efisiensi, serta produktifitas yang tinggi dari usaha
agribisnis (Rikky Herdiyansyah SP., MSc). Konsep teknologi yang
diterapkan pada Kelompok Tani Tunas Harapan adalah urban
farming yaitu praktik budidaya, pemrosesan, distribusi dan seluruh
sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Karena tidak
luasnya lahan yang ada maka sistem pertanian yang diterapkan di
Kelompok Tani Tunas Harapan adalah sistem pertanian hidroponik
yang menanam sayuran, Adapun sistem vertikultur yang diterapkan
sebagai edukasi masyarakat yang berkunjung.
5.5.5 Kendala dan Solusi pada Subsistem Usaha dan Jasa Penunjang
Kendala pada subsistem Usaha dan Jasa Penunjang adalah
kurangnya input modal dalam pengadaan sarana dan prasarana
pertanian dan factor produksinya karena masih mengandalkan dana
swadaya anggota dan kurangnya pembinaan anggota kelompok tani
secara intensif terkait penguatan wawasan dan pengalaman dalam
budidaya hidroponik dan konsep teknologi lainnya. Sebagai
alternatif seluruh anggota yang tergabung dalam kelompok tani ini
dapat memperluas jaringan dan relasi baik pada lembaga pertanian,
target pasar, maupun masyarakat sekitar. Juga aktif mengikuti
perlombaan yang diselenggarakan Dinas Pertanian. Selain itu
tingkatkan wawasan dan pengalaman pribadi dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan dan penyuluhan tertentu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen agribisnis pada tiap subsistem agribisnis di kelompok tani Tunas
Harapan diantaranya:
1. Kegiatan pada subsistem agribisnis hulu dalam hal pengadaan dan
penyaluran saprodi meliputi pupuk, obat-obatan, serta alat mesin
pertanian. Sedangkan untuk pengadaan bibit umumnya petani menyediakan
bibit sendiri untuk di tanam di lahannya. Pembibitan dilakukan dengan cara
penyemaian.
2. Kegiatan pada subsistem usahatani sayuran dan buah melon meliputi teknik
budidaya oleh petani dimulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan,
sampai panen. Anggota kelompok tani juga memperhatikan kegiatan
pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan lahan dan gulma, dan pemupukan).
3. Kegiatan pada subsistem pengolahan hasil meliputi kegiatan sortasi dan
pemasaran.
4. Kegiatan pada lembaga jasa penunjang dari Dinas Pertanian Perkebunan
dan Hortikultura Kota Tasikmalaya meliputi pengadaan sarana dan prasarana
fisik, Badan Penyuluh Kecamatan (BPK) Tawang meliputi penyuluhan
kepada petani, sedangkan sumber keuangan dominan dari swadaya anggota.
B. Saran
1. Pada subsistem hulu sebaiknya diaktifkan kembali anggota kelompok tani
untuk mempermudah kegiatan pengembangan baik dalam memperoleh
bantuan bibit dan pupuk serta informasi mengenai pengolahan jeruk nipis dari
penyuluh. Dengan demikian petani bisa meningkatkan nilai tambah pada
komoditi yang
diusahakan.
2. Pada subsistem usahatani sebaiknya kegiatan pemeliharaan khususnya pada
pemangkasan lebih diperhatikan lagi guna meningkatkan produktivitas.
3. Pada subsistem pengolahan hasil disarankan agar melakukan pengemasan
sebelum menjual hasil panen kepada konsumen.
4. Pada subsistem jasa penunjang sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan
lagi kecukupan sarana dan prasarana fisik penunjang demi kelancaran
kegiatan setiap subsistem yang ada.

Anda mungkin juga menyukai