Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian menjadi sumber penghasilan bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu produk unggulan dari pertanian
Indonesia adalah produk hortikultura. Produk-produk hortikultura meliputi buah-
buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Buah-buahan merupakan salah
satu subsektor yang berperan dalam mendukung perekonomian nasional karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi
petani. Hal ini dikarenakan buah-buahan memiliki keunggulan berupa nilai jual
yang tinggi, keragaman jenis, dan pengembangan teknologi budidaya yang cukup
pesat. Buah-buahan juga telah memberikan sumbangan dalam subsektor maupun
sektor pertanian. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kontribusi
subsektor hortikultura terhadap PDB (Produk Domestik Bruto nasional) dari tahun
ke tahun. Indonesia dengan potensi sumber daya lahan dan agroklimat yang
beragam, berpeluang untuk mengembangkan berbagai tanaman hortikultura tropis
yang mencakup 323 jenis komoditas (Dirjen Hortikultura, 2012).
Permintaan terhadap komoditas hortikultura semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Peningkatan ini tidak terlepas dari fenomena yang terjadi di masyarakat
yaitu meningkatnya jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi makanan oleh
masyarakat yang semakin menyadar pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.
Seiring dengan meningkatnya permintaan tanaman hortikultura dan potensi sumber
daya lahan serta agroklimat yang mendukung di wilayah Indonesia untuk
mengembangkan tanaman hortikultura, tanaman hortikultura menjadi komoditas
yang sangat berpeluang untuk dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
agribisnis. Peningkatan permintaan akan produk hortikultura ini mendorong
berbagai perusahaan untuk memiliki pemasaran yang baik agar berbagai produk
hortikultura dapat sampai di tangan konsumen.
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada

1
pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Hani, 2004). Kegiatan
pemasaran merupakan kegiatan yang sangat krusial bagi produk hortikultura.
Pemasaran yang baik sangat dibutuhkan, mengingat sifat produk hortikultura
khususnya sayur dan buah yang mudah rusak.
Ada berbagai macam denifisi mengenai pemasaran. Tiga pendapat
mengenai denifisi dari pemasaran yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Stanton (1978), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
b. Menurut The American Marketing Association, pemasaran adalah
pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan
jasa dari produsen ke para konsumen.
c. Menurut Kotler (1995), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pemasaran dapat diartikan
sebagai serangkaian kegiatan bisnis yang menyebabkan adanya aliran barang atau
jasa dari titik produksi sampai pada konsumen akhir sehingga ada perpindahan
hak milik atas barang ataupun jasa tersebut. Konsep inti dari kegiatan pemasaran
ada tiga yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Bauran pemasaran atau yang sering disebut dengan marketing mix
merupakan suatu strategi pemasaran yang memegang peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen agar mau membeli suatu produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Elemen-elemen dari marketing mix terdiri dari
semua variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan sehingga dapat memuaskan
para konsumen. Ada berbagai macam definisi mengenai marketing mix menurut
para ahli. Beberapa definisi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menurut Alma (2007), marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-
kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga
mendatangkan hasil yang paling memuaskan.

2
b. Menurut Zethmal et al. (2006), marketing mix adalah elemen-elemen
organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan tamu dan untuk memuaskan tamu.
c. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), bauran pemasaran adalah perangkat
pemasaran yang baik meliputi produk, penentuan harga, promosi, distribusi,
digabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.
Dalam bauran pemasaran atau marketing mix terdapat seperangkat alat
pemasaran yang dikenal dengan marketing mix 4P. Marketing mix 4P ini terdiri
dari product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan
promotion (promosi).
PT. Kebun Sayur Segar yang berada di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produk hortikultura
dengan menggunakan teknik hidroponik. PT. Kebun Sayur Segar dengan brand
Parung Farm, adalah produsen sayuran berdaun yang khusus ditanam
secara hidroponik (hydroponic) dan aeroponik (aeroponic) di Indonesia.
Walaupun bukan yang pertama, Parung Farm dapat dikatakan sebagai salah satu
yang terbesar pada bidangnya. PT. Kebun Sayur Segar memiliki website resmi
untuk mempromosikan kegiatan serta produk yang dihasilkan. Melihat
perkembangan pertanian hidroponik yang sangat potensial maka PT. Kebun
Sayur Segar yang berkedudukan di Parung terdorong untuk bergerak secara
simultan untuk mengembangkan pemasarannya dari hasil pertanian hidroponik.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Kebun Sayur Segar adalah berbagai macam
sayur.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Menambah wawasan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan
penerapan di dunia kerja.
b. Memberi gambaran dengan melibatkan mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan dunia kerja secara langsung sehingga mahasiswa berpikir secara
praktis, inovatif, dan sistematis dalam menghadapi suatu persoalan di
lapangan yang sebenarnya.
c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berkegiatan di dunia
pascakampus dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif.

3
d. Memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian
yang lebih inovatif dan kreatif.
2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari kegiatan pemasaran sayur di PT. Kebun Sayur Segar.
b. Terlibat langsung dalam kegiatan pemasaran sayur di PT. Kebun Sayur
Segar.
c. Memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan kerja
lapangan untuk memperluas pengetahuan tentang pemasaran sayur di PT.
Kebun Sayur Segar.
C. MANFAAT
1. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana strata satu
(S1) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
2. Untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pemasaran
khususnya tentang proses pemasaran sayur dan buah di PT. Kebun Sayur
Segar, Parung, Jawa Barat.
D. METODE PELAKSANAAN
1. Teknik Partisipasi
Melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan pemasaran sayur dan buah
PT. Kebun Sayur Segar, Parung, Jawa Barat.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati dan mencatat
segala proses pemasaran sayur dan buah di Kebun Sayur Segar, Parung,
Jawa Barat.
b. Wawancara
Mengajukan pertanyaan secara langsung mengenai proses pemasaran
sayur dan buah kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
c. Studi Pustaka
Membaca pustaka-pustaka atau literatur berupa buku-buku, jurnal
maupun catatan tertulis lainnya.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. KEBUN SAYUR SEGAR

A. Deskripsi Umum Perusahaan


PT. Kebun Sayur Segar merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang sayuran hidroponik dan sayur organik yang berada di Parung, Jawa
Barat. PT. Kebun Sayur Segar didirikan pada November 1998 oleh Subagyo
Karsono dan Sudibyo Karsono. Pada tanggal 1 Januari 2001 Kebun Hidroponik
berubah nama menjadi Parung Farm. Kebun Hidroponik Parung pada awal
didirikan bertujuan untuk menyalurkan hobi pemilik akan budidaya hortikultura
dan seiring berjalan waktu dikembangkan untuk produksi tanaman dan pelatihan
hidroponik. Parung Farm terdiri dari dua perusahaan yaitu PT. Kebun Sayur Segar
dan CV. Kebun Anggrek. PT. Kebun Sayur Segar memiliki satu unit Green House
di Kantor Pusat dan areal produksi sayur organik dan hidroponik yang
bekerjasama dengan mitra perusahaan di daerah Cisarua, Bogor dan sekitarnya.
Mitra perusahaan yang bekerjasama sudah lebih dari sepuluh supplier dan tiap hari
berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar.
PT. Kebun Sayur Segar hingga saat ini tidak lepas dari adanya kerja sama
antara perusahaan dengan petani mitra yang merupakan pemasok produk sayur
hidroponik dan organik. PT. Kebun Sayur Segar bekerja sama dan membangun
kemitraan dengan petani yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Kerja sama yang
terjalin antara kedua pihak memiliki hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan. Hal ini dilihat dari PT. Kebun Sayur Segar yang mendapatkan
produk hortikultura dari petani sehingga PT. Kebun Sayur Segar tetap dapat
menjalankan kegiatan produksi meskipun tidak memiliki lahan dan tenaga kerja
untuk proses budidaya tanaman sayur hidroponik dan organik sedangkan petani
mendapatkan bantuan berupa pengarahan pembuatan greenhouse, pelatihan
budidaya berlangsung seperti pemberian pola tanam untuk komoditas tertentu
sehingga produk hortikultura yang dihasilkan memiliki kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang baik. Tak hanya itu, petani juga mendapatkan jaminan untuk
produk pertaniannya. Petani yang bermitra dengan PT. Kebun Sayur Segar
mendapatkan kepastian bahwa produk pertaniannya akan langsung terjual dengan
harga yang sesuai dan tetap memberikan keuntungan bagi para petani.

5
Saat ini tujuan utama penjualan PT. Kebun Sayur Segar yaitu supermarket
Jabodetabek. Hal ini mempertimbangkan beberapa aspek seperti jarak yang relatif
dekat dan prospek yang bagus dari populasi penduduk Jabodetabek yang
memerlukan produk sayuran premium dalam jumlah yang besar setiap harinya.
Pasar ke beberapa supermarket ini secara khusus ditunjang dengan telah
ditandatanganinya kesepakatan antara kedua pihak.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Mengembangkan budidaya hortikultura dengan sistem hidroponik
2. Misi
a. Memperkenalkan teknik budidaya hidroponik.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan, penelitian dan penyuluhan tentang
sayuran hidroponik.
c. Mengikuti kegiatan pameran untuk lebih memperkenalkan program usaha
dengan sistem hidroponik dan juga memamerkan hasil

C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan salah satu faktor yang
menunjang kemajuan suatu perusahaan. Di dalam struktur organisasi
perusahaan terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi
dan bagian yang ada di dalam perusahaan tersebut. Berikut ini adalah bagan
struktur organisasi yang terdapat di PT. Kebun Sayur Segar.

6
STRUKTUR ORGANISASI
KOMISARIS
IMAN SOLEMAN

DIREKTUR
YUDI SUPRIYONO

WAKIL DIREKTUR
KEMAL RUBIANTO

M. PROD & PENGADAAN M. KEUANGAN M. MARKETING HRD


IKANG ISKANDAR M. SAEFULLOH BUDI SUYATNA M. KHAERONI

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Kebun Sayur Segar

7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi Kegiatan
Tempat : Kantor Pusat PT. Kebun Sayur Segar
Alamat : Jl.Raya Parung, No. 546
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Kerja Lapangan periode 2017/2018 dilaksanakan pada tanggal 5
Januari 2019 sampai dengan 5 Februari 2019.
B. Kegiatan
1. Pengenalan PT. Kebun Sayur Segar
Kegiatan kerja lapangan diawali dengan pengenalan secara umum
tentang PT. Kebun Sayur Segar khususnya pengenalan mengenai lokasi dan
fasilitas kantor pusat. Pengenalan mengenai greenhouse display dilakukan
oleh Pak Iwan selaku penanggung jawab produksi greenhouse display.
Beliau memberikan penjelasan mengenai berbagai komoditas yang
diproduksi oleh PT. Kebun Sayur Segar. Pengenalan mengenai pemasaran
dilakukan oleh Pak Budi selaku Manajer Pemasaran. Beliau memberikan
penjelasan mengenai jalur distribusi pengiriman barang kepada buyer dan
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Pembelajaran Kegiatan Produksi
Kegiatan kerja lapangan selanjutannya adalah mengikuti proses
produksi komoditas hortikultura yang ada di PT. Kebun Sayur Segar. Pada
awal berdirinya, PT. Kebun Sayur Segar memproduksi komoditas sayuran
hidroponik yang dipasarkan ke Supermarket di daerah Jabodetabek. Namun
seiring berjalannya waktu, terdapat penambahan komoditas sayur organik
yang diproduksi di mitra perusahaan karena adanya permintaan dari buyer.
Komoditas hortikultura yang diproduksi oleh PT. Kebun Sayur Segar
sampai saat ini adalah leafy vegetables (lettuce, baby romaine, butterhead,
selada merah, bayam, bayam merah, kangkung, pakchoy, caisim), wortel,
tomat, lidah buaya, buncis dan daun bawang. Pembelajaran mengenai
kegiatan produksi dibimbing oleh Pak Iwan, Quality Control yaitu Ibu Lulu.
Kegiatan produksi terdiri dari kegiatan penyortiran komoditas hortikultura

8
sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh buyer, proses penimbangan
komoditas hortikultura untuk setiap kemasan, dan packaging produk. Pada
saat pelaksanaan Kerja Lapangan ini, tidak semua komoditas diproduksi
oleh PT. Kebun Sayur Segar karena produksi disesuaikan dengan
permintaan dari buyer. Komoditas yang diproduksi selama pelaksanaan
Kerja Lapangan yaitu selada merah, pakchoy, baby romaine, tomat, wortel,
bayam merah dan bayam.
3. Kunjungan ke DC Superindo dan Ritel Buyer
Kegiatan Kerja Lapangan yang selanjutnya adalah melakukan
kunjungan ke beberapa buyer di salah satu jalur distribusi yang dibimbing
oleh penanggung jawab pengadaan yaitu Bapak Sarmin dan beberapa
driver. Kegiatan kunjungan ke beberapa buyer bertujuan untuk mengetahui
bagaimana distribusi yang dilakukan oleh perusahaan hingga sampai
diterima buyer. Kunjungan ini dilakukan DC Superindo di daerah Karawang
dan Superindo Cibubur.
4. Diskusi dengan Staff di Kantor Pusat PT. Kebun Sayur Segar
Kegiatan Kerja Lapangan yang terakhir adalah melakukan diskusi
dengan staff yang ada di kantor pusat PT. Kebun Sayur Segar. Diskusi ini
bertujuan untuk lebih memahami mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
PT. Kebun Sayur Segar. Diskusi ini dibimbing oleh Bapak Budi selaku
Manajer Pemasaran. Selain itu, diskusi juga dilakukan dengan Bapak Yudi
selaku General Manager PT. Kebun Sayur Segar. Diskusi dengan Bapak
Yudi membahas mengenai kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT.
Kebun Sayur Segar, kendala yang dialami oleh PT. Kebun Sayur Segar
selama tahun 2018, dan bagaimana solusi untuk menghadapi kendala yang
dialami serta target dari PT. Kebun Sayur Segar.

9
BAB IV
MASALAH KHUSUS
Setiap perusahaan tentunya sering menghadapi permasalahan ketika
menjalankan aktivitas perusahaannya, begitupula dengan PT. Kebun Sayur Segar.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT. Kebun Sayur Segar ini.
Pertama yaitu dari segi penyediaan produk yang akan disuplai, terkadang jumlah
produk yang tersedia tidak stabil. Hal ini terjadi pada musim-musim tertentu akibat
perubahan cuaca yang sangat mempengaruhi hasil panen dari petani mitra. Masalah
ketersediaan produk merupakan masalah penting bagi PT. Kebun Sayur Segar,
karena ketika PT. Kebun Sayur Segar tidak mampu menyediakan produk
hortikultura, perusahaan ini dapat terkena sanksi dari kontrak dengan buyer.
Sebagai perusahaan, tentunya PT. Kebun Sayur Segar mempunyai solusi untuk
mengatasi permasalah tersebut. Ketika ketersediaan komoditas yang disuplai tidak
memenuhi target, PT. Kebun Sayur Segar melakukan kegiatan plotting produk agar
semua buyer mandapatkan produk.
Dari segi pemasaran, masalah yang dihadapi oleh PT. Kebun Sayur Segar
adalah perusahaan ini belum melakukan kegiatan promosi yang lebih terhadap
produk yang dihasilkan. Hal ini berkaitan erat dengan ketersediaan dari produk dan
sumberdaya manusia yang terbatas. Terkadang produk yang tersedia belum dapat
memenuhi permintaan dari buyer. Berdasarkan kenyataan tersebut, PT. Kebun
Sayur Segar belum melakukan kegiatan promosi khusus terhadap produk
hortikulturanya. Tidak adanya kegiatan promosi ini merupakan permasalahan yang
cukup penting bagi suatu perusahaan khususnya bagi PT. Kebun Sayur Segar.
Kegiatan promosi merupakan suatu upaya bagi perusahaan untuk memberitahukan
atau menawarkan produk dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli
atau mengkonsumsi produk tersebut. Kegiatan promosi ini diharapkan dapat
meningkatkan angka penjualan suatu perusahaan. PT. Kebun Sayur Segar belum
melakukan kegiatan promosi khusus sehingga perluasan konsumen atau buyer dari
produk hortikultura yang dihasilkan belum bertambah. Pengembangan promosi
melalui media online juga belum dilakukan secara maksimal oleh perusahaan,
pengembangan promosi melalui media online memiliki peluang yang sangat besar
di masa sekarang. Tidak dilakukannya kegiatan promosi khusus ini dikarenakan PT.

10
Kebun Sayur Segar masih berfokus untuk memenuhi permintaan buyer yang sudah
berlangganan dan menjaga kepercayaan dari pihak buyer.
Pada bidang pengembangan dan penelitian perusahaan juga belum
difokuskan oleh perusahaan, sehingga produksi yang dilakukan masih
menggunakan teknik yang standar. Perusahaan belum melihat potensi dan peluang
di masa yang akan datang. Pengembangan dan penelitian perlu dilakukan agar
produksi dapat berjalan efektif dan efisien dan pada akhirnya dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih.

11
BAB V
PEMBAHASAN
A. Bauran Pemasaran atau Marketing Mix
Bauran pemasaran atau yang sering disebut dengan marketing mix
merupakan suatu strategi pemasaran yang memegang peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen agar mau membeli suatu produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Elemen-elemen dari marketing mix terdiri dari
semua variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan sehingga dapat
memuaskan para konsumen. Ada berbagai macam definisi mengenai marketing
mix menurut para ahli. Beberapa definisi tersebut adalah sebagai berikut :
d. Menurut Alma (2007), marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan-
kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan
hasil yang paling memuaskan.
e. Menurut Zethmal et al. (2006), marketing mix adalah elemen-elemen
organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan tamu dan untuk memuaskan tamu.
f. Menurut Kotler dan Amstrong (2012), bauran pemasaran adalah perangkat
pemasaran yang baik meliputi produk, penentuan harga, promosi, distribusi,
digabungkan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.
Dalam bauran pemasaran atau marketing mix terdapat seperangkat alat
pemasaran yang dikenal dengan marketing mix 4P. Marketing mix 4P ini terdiri
dari product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan
promotion (promosi). PT. Kebun Sayur Segar sebagai perusahaan swasta yang
bergerak dibidang ekspor produk hortikultura tentunya juga memiliki strategi
khusus untuk menarik perhatian dari konsumen agar konsumen mau membeli
produk atau jasa yang dihasilkan. Berikut ini adalah analisis mengenai
marketing mix 4P dari PT. Kebun Sayur Segar.
1. Product
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginannya. Produk
dapat berupa barang ataupun jasa. Pada marketing mix ini yang dimaksud
dengan produk adalah mengelola unsur-unsur yang ada pada produk

12
termasuk perencanaan dan pengembangan produk yang tepat sehingga dapat
memuaskan keinginan konsumen.
PT. Kebun Sayur Segar merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang produk hortikultura organik dan hidroponik. Produk hortikultura yang
diproduksi oleh PT. Kebun Sayur Segar adalah lettuce, baby romaine,
butterhead, selada merah, bayam, bayam merah, kangkung, pakchoy, caisim,
wortel, tomat, lidah buaya, buncis dan daun bawang. Semua produk
hortikultura yang disuplai oleh PT. Kebun Sayur Segar diperoleh dari petani
mitra dan display greenhouse di kantor pusat.
Salah satu proses yang penting untuk menghasilkan produk yang baik
sehingga produk tersebut memiliki nilai lebih adalah proses produksi. Dalam
menghasilkan produk yang baik, PT. Kebun Sayur Segar melakukan proses
produksi yang terdiri dari proses sortasi, penimbangan, dan packaging.
a. Sortasi
Proses sortasi merupakan proses penting dalam menghasilkan produk yang
baik. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan produk hortikultura
yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setiap komoditas
memiliki spesifikasi yang berbeda. Produk sayuran daun disortir atas
kriteria keutuhan daun sehingga saat daun yang tidak utuh akan dipotong
dan dibuang.

Gambar 5.1 Penyortiran daun Gambar 5.2 Penyortiran daun


bayam pakchoy

13
b. Penimbangan
Proses kedua setelah sortasi adalah penimbangan. Penimbangan
produk hortikultura ini bertujuan untuk memastikan berat produk pada
setiap kemasan sudah sesuai dengan permintaan buyer. Dalam
penimbangan produk digunakan timbangan digital agar hasil yang
didapatkan akurat dan mengurangi tingkat kesalahan dalam proses
penimbangan. Berat pada setiap produk hortikultura dilebihkan 5 sampai
10 gram. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyusutan pada
berat produk di setiap kemasan.

Gambar 5.3 Penimbangan pakchoy Gambar 5.4 Penimbangan


bayam merah

c. Packaging
Proses packaging merupakan proses pengemasan produk
hortikultura dari PT. Kebun Sayur Segar. Untuk packaging, PT. Kebun
Sayur Segar menyesuaikan dengan permintaan dari buyer. Setiap produk
hortikultura memiliki kemasan yang berbeda. Kemasan untuk komoditas
sayuran yaitu kemasan plastik dengan menggunakan label. Kemasan untuk
komoditas wortel tidak jauh berbeda dengan kemasan yang digunakan
pada komoditas sayur yaitu menggunakan plastik.

14
Gambar 5.5 Proses Packaging Gambar 5.6 Proses Packaging

2. Price
Menurut Monroe et al. (2005), harga merupakan pengorbanan
ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa. Selain itu harga merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak
(Engel et al., 1996). Pada konsep marketing mix, price atau harga
merupakan faktor penentu posisi dan harus disesuaikan dengan pasar
sasaran, bauran ragam produk, pelayanan, dan persaingan. Pada kasus
PT. Kebun Sayur Segar ini, penentuan harga didiskusikan dengan buyer.
Hal ini dikarenakan PT. Kebun Sayur Segar sudah memiliki pasar yang
tetap sehingga harga dapat didiskusikan dengan konsumen. Penentuan
harga produk dari PT. Kebun Sayur Segar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu long term dan short term. Penentuan harga long term yaitu dengan
pihak PT. Kebun Sayur Segar berdiskusi bersama dengan buyer untuk
menentukan harga produk untuk minimal 6 bulan kedepan. Sedangkan
untuk penentuan harga short term yaitu harga jual kepada buyer
ditentukan berdasarkan harga produk di pasar lokal dan tawar menawar
antara PT. Kebun Sayur Segar dengan pihak buyer. Selain itu harga short
term dapat berubah-ubah setiap saat karena mengikuti harga di pasar
lokal. Faktor yang mempengaruhi harga produk yaitu kompetitor dan
iklim.

15
Salah satu kompetitor bagi PT. Kebun Sayur Segar adalah
perusahaan besar seperti Amazing Farm di Bandung dan beberapa
perusahaan hidroponik kecil di daerah Jabodetabek. Harga yang
ditawarkan Amazing Farm dapat mempengaruhi harga dan permintaan
buyer kepada PT. Kebun Sayur Segar. Faktor kedua yang mempengaruhi
harga produk PT. Kebun Sayur Segar adalah iklim. Perubahaan iklim
sangat berpengaruh terhadap ketersediaan produk yang akan diekspor.
Perubahaan cuaca yang ekstrem pada tahun 2017 menyebabkan
ketersediaan akan produk-produk sayuran langka di pasaran. Kelangkaan
ini menyebabkan harga produk-produk sayuran tersebut akan meningkat.
Selain itu, kelangkaan ketersediaan produk hortikultura ini akan
menyebabkan PT. Kebun Sayur Segar tidak mampu memenuhi
permintaan dari buyer secara penuh.
3. Promotion
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku dari konsumen. Promosi juga menjadi
salah satu faktor penting pada pemasaran suatu produk. Namun di PT.
Kebun Sayur Segar tidak menerapkan strategi promosi secara khusus untuk
mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan PT.
Kebun Sayur Segar ingin menjaga kepercayaan terhadap buyer yang
berlangganan sudah lama. Alasan yang terakhir PT. Kebun Sayur Segar
tidak menerapkan strategi promosi khusus adalah PT. Kebun Sayur
Segar belum mampu untuk memenuhi permintaan buyer ataupun
konsumen apabila terjadi penambahan buyer ataupun konsumen. Hal ini
dikarenakan keadaan di lapangan yang terkadang belum mampu
memenuhi permintaan dari buyer yang berlangganan sudah lama di PT.
Kebun Sayur Segar.
4. Place
Place dalam marketing mix ini berkaitan erat dengan saluran
distribusi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Kotler
(2000), saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang
melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan

16
produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Distribusi
sendiri berkaitan dengan kemudahan konsumen dalam memperoleh
produk di pasar dan tersedianya produk atau jasa tersebut ketika
konsumen membutuhkan atau mencarinya.
Lokasi dari kantor pusat PT. Kebun Sayur Segar dan pusat
pendistribusian dapat dikatakan sangat strategis karena terletak di antara
kota Bogor, Tangerang, Depok dan Jakarta. Daerah-daerah tersebut
dihubungkan dengan jalur tol sehingga terkoneksi dengan mudah..
Selain itu lokasi pusat pendistribusian yang berada di Parung ini tepat
berada di tengah-tengah jalur pendistribusian dari hulu-hilir sehingga
pendistribusian produk hortikultura dari petani mitra yang berada
disekitar wilayah puncak, Bogor dapat berjalan mudah.

B. Buyer (Pembeli)
Dalam memasarkan produk-produk hortikulturanya, PT. Kebun Sayur
Segar sudah memiliki buyer atau pembeli tetap. PT. Kebun Sayur Segar
bekerja sama dengan buyer atau pembeli dari supermarket di daerah
Jabodetabek dengan berlandaskan kepercayaan. Selain itu, supermarket
memiliki prospek pasar yang bagus dan relatif stabil di sepanjang tahun
karena sasaran konsumen yang sudah jelas yaitu masyarakat kelas ekonomi
menengah keatas.
Buyer dari PT. Kebun Sayur Segar adalah Superindo, Giant, Fresh
market, restoran, dan toko-toko kecil. Buyer ini bukanlah konsumen akhir
dari produk hortikultura dari PT. Kebun Sayur Segar melainkan pedagang
perantara (merchant middleman). Ketiga buyer ini memiliki pasar masing-
masing untuk menjual produk hortikultura yang telah diterima dari PT.
Kebun Sayur Segar. Buyer akan mendistribusikan produk hortikultura ke
konsumennya langsung.

C. Jalur Pengiriman
Pengiriman produk hortikultura merupakan proses yang penting
dalam pemasaran produk pertanian. Hal ini dikarenakan produk pertanian
merupakan produk yang tidak tahan lama dan mudah rusak sehingga

17
pengiriman yang tepat harus dilakukan agar produk pertanian ini sampai di
konsumen dalam keadaan yang baik. PT. Kebun Sayur Segar menerapkan
enam jalur darat pengiriman untuk produk sayuran yang diproduksi, yaitu
melalui jalur Blok M, BSD, Sudirman, Pluit, Kelapa Gading dan DC
Superindo. Pengiriman ke buyer dilakukan pada pukul empat pagi dengan
tujuan menghindari kemacetan di daerah Jabodetabek dan produk sampai
tepat waktu. Proses sebelumnya produk dikirim dari petani mitra pada siang
hari ke pusat pendistribusian di Parung. Produk diterima dari berbagai mitra
petani di pusat pendistribusian lalu dilakukan plotting pada malam hari.

18
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. PT. Kebun Sayur Segar merupakan perusahaan swasta yang bergerak
dibidang produk sayuran hidroponik dan organik dengan tujuan utama
supermarket di daerah Jabodetabek.
2. Dilihat dari marketing mix 4P, PT. Kebun Sayur Segar belum menerapkan
strategi pemasaran secara khusus terutama pada kegiatan promosi. Hal ini
dikarenakan PT. Kebun Sayur Segar ingin menjaga kepercayaan yang telah
terjalin dengan buyer langganan tersebut. Namun untuk Produk, Price dan Place,
PT. Kebun Sayur Segar sudah menerapkan strategi promosi yang tepat.
3. Pelaksanaan kegiatan produksi hortikultura di PT. Kebun Sayur Segar
dilakukan dengan mengolah produk hortikultura yang diterima dari mitra PT.
Kebun Sayur Segar hingga menjadi produk hortikultura yang siap dipasarkan.
Produksi dimulai dari kegiatan sortasi, penimbangan hingga packaging sesuai
dengan spesifikasi produk yang telah ditentukan.
4. Jalur pengiriman yang diterapkan oleh PT. Kebun Sayur Segar untuk
mendistribusikan produk horitkultura kepada buyer yaitu melalui jalur Blok
M, BSD, Sudirman, Pluit, Kelapa Gading dan DC Superindo.
B. Saran
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kegiatan ekspor
hortikultura adalah pemenuhan standar kualitas produk. Kualitas, kuantitas dan
kontinuitas produk harus selalu diperhatikan untuk menjaga kepercayaan dari
buyer PT. Kebun Sayur Segar. Oleh karena itu, sebaiknya PT. Kebun Sayur
Segar menambah kemitraan dengan petani. Selain itu, PT. Kebun Sayur Segar
dapat lebih memperhatikan aspek-aspek penting lainnya yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan kontinuitas seperti penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan
dalam hal budidaya agar petani mitra lebih cakap dalam mengelola
usahataninya.
PT. Kebun Sayur Segar dapat lebih memperluas eksistensi perusahaan
melalui kegiatan promosi. Kegiatan promosi ini penting untuk PT. Kebun Sayur
Segar agar perusahaan ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia

19
maupun masyarakat mancanegara. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui
website ataupun e-commerce yang ada. Saran tambahan bagi perusahaan yaitu
perusahaan perlu mempertimbangkan penambahan divisi atau bagian penelitian
dan pengembangan produksi karena diperlukan untuk keberlanjutan perusahaan
dalam jangka panjang. Tujuan bagian penelitian bagi perusahaan agar produksi
dapat berjalan jauh lebih efektif dan efisien.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2007. Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa Edisi Keempat. CV.
Alpha Beta. Bandung.
Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012. Produksi Sayuran di Indonesia. Diakses
dari http://hortikultura.pertanian.go.id pada 20 Maret 2019.
Engel, J. F., Blackwell, Roger D. dan Paul W.D. 1996. Perilaku Konsumen Jilid II.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Kotler, P. 1995. Marketing Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Prehallindo. Jakarta.
Kotler, P dan Amstrong, G. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Monroe, Allard C.R Van Riel et al. 2005. Marketing antecedent of industrial brand
equity : an empirical investigation in specialty chemical. Industrial
Marketing Management (12) 841 – 847.
Stanton, W.J. 1978. Fundamental of Marketing. McGraw Hill Book Company Inc.
New York.
Swastha, B. dan Hani, H. 2004. Managemen Pemasaran Modern. PT. Grasindo
Persada. Jakarta.
Swastha, B. 2005. Azas-Azas Marketing Edisi Kedua. Akademi Keuangna dan
Bisnis. Yogyakarta.
Zethmal, V., Mary J. B., Dwayne D. G. 2006. Service Marketing. McGraw Hill
International Edition. New York.

21
LAMPIRAN

Foto pemindahan selada Romaine Foto pencucian media nft


Sumber : dokumentasi pribadi Sumber : dokumentasi pribadi

Foto pemanenan selada merah Foto penyemaian


Sumber : dokumentasi pribadi Sumber : dokumentasi pribadi

Foto greenhouse Foto penerimaan produk di DC


Sumber : dokumentasi pribadi Superindo
Sumber : dokumentasi pribadi

22
Foto proses pengiriman Foto proses pengiriman
Sumber : dokumentasi pribadi Sumber : dokumentasi pribadi

Foto penerimaan produk di Foto proses penimbangan dan


Superindo Cibubur packaging tomat
Sumber : dokumentasi pribadi Sumber : dokumentasi pribadi

Foto dengan Pak Iwan


Sumber : dokumentasi pribadi

23
24

Anda mungkin juga menyukai