Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP SALURAN PEMASARAN DAN CONTOH

SALURAN PEMASARAN KOMODITAS JAHE

diwujudkan sebagai salah satu syarat memenuhi tugas Mata Kuliah


Pemasaran Agribisnis dan Perilaku Konsumen
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Dosen Pengampu :

Ebban Bagus Kuntadi, S.P., M.Sc.

Disususn Oleh :
Graneta Arum Ade Pasa 171510601014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses
pertumbuhan dari berbagai tumbuhan dan hewan. Pengertian pertanian secara umum
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia termasuk bercocok tanam, beternak
hewan, budidaya perikanan dan juga kehutanan. Sektor pertanian memiliki peran besar
dalam membangun perekonomian yang maju, sektor pertanian juga mampu
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap devisa negara dan satu-satunya sektor
perekonomian yang mampu bertahan ditengah krisis ekonomi. Sektor Pertanian menjadi
salah satu penyumbang terbesar dalam pembangunan perekonomian yang terjadi di
Indonesia, khususnya agroindustri yang dapat meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat petani yang ditinjau dari segi pemilik usaha sendiri dan tenaga kerja yang
ikut berperan dalam menjalankan agroindustri tersebut. Agroindustri bertujuan untuk
mendapatkan nilai tambah dari suatu usahatani. Agroindustri ialah kegiatan dalam
pertanian yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan
menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.setelah melalui subsistem
Agroindustri dengan berbagai pengolahan baik pengolahan menjadi produk mentah,
produk setengah jadi hingga produk jadi akan dipasarkan melalui subsitem pemasaran
dengan pelaku- pelaku pemasaran yang terkait.
Pemasaran adalah suatu tindakan-tindakan yang menyebabkan terjadinya
perpindahan hak milik terhadap suatu barang serta jasa dan yang menimbulkan
distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan nonfisik. Proses
pemasaran yang masuk dalam aspek fisik meliputi terjadinya perpindahan suatu barang
ke tempat dimana mereka dibutuhkan, barang yang berpindah itu akan menghasilkan
keuntungan bagi produsen, sedangkan untuk proses pemasaran aspek non fisik memiliki
arti bahwa para produsen harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para konsumen,
kebutuhan yang saat ini dibutuhkan pasar dan begitu pula sebaliknya konsumen juga
harus bisa mengetahui apa yang dijual oleh produsen dan apa yang ingin dikonsumsi
oleh konsumen. Pemasaran (Marketing) merupakan suatu proses penyusunan atau
komunikasi yang sistematis dan terpadu yang memiliki fungsi untuk memberikan
informasi menyangkut suatu barang atau jasa yang erat kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia (Firdaus, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep saluran pemasaran dalam agribisnis?
2. Bagaimana saluran pemasaran komoditas jahe?
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Konsep saluran pemasaran dalam agribisnis


Pemasaran merupakan sebagian dari kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
para pengusaha termasuk pengusaha tani dalam kegiatan pemasaran produknya.
Kegiatan pemasaran ini sendiri memiliki tujuan antara lain untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan sebuah profit, dan untuk mengembangkan
kegiatan usahanya. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang
mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke konsumen. Pemasaran
adalah usaha untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, tanpa ada proses
pemasaran maka hasil produksi pertanian hanya akan mencukupi kebutuhan pangan
petani itu sendiri. Proses pemasaran yang tidak berjalan dengan baik bisa menyebabkan
kerugian pada petani sebagai produsen ( Mardianto, 2015).
Pemasaran hasil produksi suatu usahatani dalam memperoleh keuntungan yang
maksimal akan tergantung dari pola distribusi atau saluran pemasaran. Usahatani yang
produktifitasnya bagus akan gagal jika pemasarannya tidak baik. Salah satu aspek
pemasaran yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan arus barang dari
produsen ke konsumen adalah efisiensi pemasaran karena melalui efisiensi pemasaran
selain terlihat perbedaan harga yang diterima petani sampai barang tersebut dibayar
oleh konsumen akhir serta kebanyakan pendapatan yang diterima petani maupun
lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. Pemasaran produk
pertanian cenderung kurang efisien karena mempunyai rantai pemasaran yang panjang.
Rantai pemasaran yang panjang cenderung mempengaruhi kualitas produk, besarnya
margin pemasaran dan harga baik di tingkat petani maupun tingkat konsumen (Charty
dkk., 2009).

Produsen Pedagang
Pengumpul

Pengecer

Konsumen
Gambar 2.1 Saluran pemasaran sederhana

Produsen

Pengecer Konsumen

Tengkulak

Pedagang Eksportir
Besar
Pedagang
Pengumpul
Gambar 2.2 Saluran pemasaran Kompleks

2.2 Saluran Pemasaran Komoditas Jahe


Jahe merupakan salah satu rempah rempah yang memiliki nilai ekspor cukup
tinggi. permintaan jahe dipasar internasional terus mengalami peningkatan. Hal ini
membuat produktifitas jahe semakin digenjot agar bisa memenuhi permintaan jahe
diluar negeri. Jahe biasanya digunakan untuk campuran makanan dan minuman. Namun
Jahe juga banyak dicari oleh industri farmasi. Pada tahun 2017 ini, diperkirakan produksi
jahe bisa mengalami peningkatan sebesar 10% – 15% menjadi 170.000 – 180.000 ton
dibanding realisasi jahe tahun lalu yang hanya mencapai 160.000 ton.
Jahe Gajah, Jenis jahe ini besar - besar dan ruas rimpang atau umbi lebih
dominan serta di pasaran internasional lebih menyukai jenis ini rasanya tidak terlalu
pedas. Disebut juga jahe gajah atau jahe besar / jahe badak memiliki warna putih
kekuningan. Di samping itu, rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan ruas rimpang
lebih menggembung dari pada jenis lainnya. Jahe gajah biasa digunakan untuk sayur,
masakan, minuman, permen dan rempah - rempah. Jahe gajah cocok di konsumsi waktu
berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan.
Indonesia adalah negara yang memperjual belikan bermacam-macam komoditas
dagang yang terdiri dari sektor migas dan nonmigas. Sektor pertanian memiliki
perubahan nilai ekspor yang paling tinggi dari sektor nonmigas. Tanaman biofarmaka
Indonesia yang ditujukan untuk ekspor mencapai 13 jenis meliputi jahe, lengkuas,
lempuyang, temulawak, temuireng, kejibeling, dringgo, kapulaga, temukunci,
mengkudu, dan sambiloto dengan produksi terbesar dimiliki oleh tanaman jahe. Jahe
menempati posisi penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Jahe digunakan
sebagai bumbu dapur juga digunakan sebagai obat tradisional yaitu sebagai obat anti
inflamasi, obat nyeri sendi dan otot karena rematik, tonik serta obat batuk. Selain itu,
jahe juga digunakan untuk memberi rasa dan aroma pada makanan seperti permen,
biskuit, kue, dan minuman. Minyak jahe atau oleoresin banyak digunakan dalam industri
parfum dan minuman. Jahe diusahakan hampir di semua wilayah Indonesia kecuali
Maluku Utara. Pulau penghasil jahe terbesar adalah Pulau Jawa dengan daerah Jawa
Barat 21 sebagai daerah penghasil jahe tertinggi di pulau ini sekaligus di Indonesia.
Kemudian disusul dengan Pulau Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Papua. Pada tahun 1990 sampai tahun 1993 Indonesia menjadi
negara eksportir jahe dengan nilai ekspor terbesar di dunia. Peringkat ini kemudian
menurun pada tahun 1994. Sampai tahun 2007 Indonesia tetap menjadi eksportir jahe
walaupun pangsa pasarnya menurun.

Saluran Pemasaran Jahe Dalam Negeri


Untuk sampai ke konsumen dalam negeri, jahe melewati beberapa tahapan, yaitu dari
pedagang tingkat desa terlebih dahulu, ke pedagang Petani Jahe Pedagang pengumpul
tingkat Kecamatan/ Kabupaten Pedagang Pengumpul Tingkat Desa Pedagang antar
daerah atau pulau Pedagang pasar Konsumen dalam negeri Eksportir jahe Industri
makanan, minuman, obat, dan jamu 55 kecamatan, pedagang pasar, baru ke konsumen.
Cara kedua tanpa melalui pedagang di tingkat Kecamatan. Untuk industri yang ada, jahe
dari petani dijual ke pedagang pengumpul tingkat desa, kemudian ke pedagang antar
pulau atau antar daerah baru ke industri. Aliran perdagangan untuk diekspor lebih
singkat, yaitu dari pedagang pengumpul tingkat desa langsung ke eskportir.

Saluran Pemasaran Jahe Luar Negeri


peranan seperti grinders, dealers, dan flavour house (pedagang perantara) sangat
dibutuhkan. Grinders berfungsi mengolah jahe untuk dijadikan bubuk kemudian
disalurkan ke whole Exporting Countries Grinder/Paker Entrepot Flavour House Retailer
Caterer Food Manufacturing Whole Saler Dealer Manufacture of Food Product cq
Cosmetics 56 shaler dan retailer setelah dibungkus dengan baik dalam unit-unit kecil.
Grinders memperoleh jahe dari dealer atau langsung mengimpor. Setelah sampai ke
whole shaler jahe dikirim ke industri yang membutuhkan.
BAB 3. KESIMPULAN

Saluran pemasaran sangat penting perannya dalam mewujudkan pemasaran


produk pertanian yang efisien, sehingga seluruh pelaku dalam saluran pemasaran saling
menguntungkan dan untuk mencapai produk ke tangan konsumen dengan margin
serendah- rendahnya. Saluran pemasaran yang efisien tidak hanya dapat dilihat dari
panjang atau pendeknya saluran pemasaran, namun melihat dari sisi kepuasan
konsumen, sehingga belum tentu saluran pemasaran yang sederhana dibilang efektif
dan efisien, dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, M. 2012. Manajemen Agribisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Charty, Mc, dan Canon Perreault. 2009. Pemasaran Dasar Edisi 16 Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.

Mardianto, S., Supriatna, Y., dan Agustin, N., K. 2015.Dinamika Pola Pemasaran Gabah
dan Beras di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23 (1): 116-131.

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah. 1997. Jahe. Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat: Bogor

Anda mungkin juga menyukai