Oleh:
1. M. ROFIQ ZAKARIA
2. M. REZY IQBALUL SIGIT
3. IRSYADUL IBAD
4. ANDIKA PRATAMA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
SELONG
2023
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1. Pengertian Tataniaga.....................................................................................3
2.2. Tataniaga Komoditas Alpukat.......................................................................3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................5
3.1. Sasaran Tataniaga Alpukat Sasaran Rantai....................................................5
3.2. Steruktur rantai pasok....................................................................................6
3.3. Menejemen rantai..........................................................................................8
3.4. Sumber Tataniaga Rantai...............................................................................9
3.5. Proses Bisnis Tataniaga...............................................................................10
3.6. Kinerja Pemasaran Rantai Pasok Alpukat...................................................11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................12
4.1. Kesimpulan..................................................................................................12
4.2. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
i
I. PENDAHULUAN
Alpukat berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Ini adalah tumbuhan
yang sudah ada selama ribuan tahun. Sejarah alpukat dapat ditelusuri kembali
hingga sekitar 5.000 tahun yang lalu, ketika ditemukan oleh suku-suku pribumi di
wilayah Meksiko dan Amerika Tengah. Suku-suku seperti Aztek dan Maya
menghargai buah alpukat dan menggunakannya dalam makanan mereka. Pada
awalnya, alpukat hanya tumbuh di wilayah Amerika Tengah dan Meksiko.
Namun, seiring dengan penyebaran budaya dan perdagangan, alpukat kemudian
diperkenalkan ke berbagai wilayah di seluruh dunia. Hal ini terutama terjadi
setelah penjajahan oleh bangsa Eropa dan perdagangan global yang
menghubungkan benua-benua.
1
1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pola tataniaga buah alpukat di kecamatan peringgasela
b. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pola tataniaga
alpukat
c. Untuk mnciptakan rantai pasok yang efisien yang tapat dan bekelanjutan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
c. Pengolahan: Setelah panen, alpukat harus diproses. Ini termasuk
membersihkan, memotong, dan menghilangkan bijinya. Produk-produk
seperti alpukat olahan, seperti guacamole, juga bisa dibuat pada tahap ini.
d. Pengemasan: Alpukat yang sudah diproses kemudian dikemas dalam
wadah yang sesuai, seperti kantong plastik atau kotak karton, untuk
melindungi buah dari kerusakan selama transportasi.
e. Distribusi: Alpukat yang dikemas kemudian didistribusikan ke berbagai
toko, pasar, restoran, atau konsumen akhir melalui rantai pasokan
makanan.
f. Penjualan: Alpukat dijual kepada konsumen akhir melalui berbagai
saluran, termasuk pasar tradisional, supermarket, toko organik, dan bahkan
secara online.
g. Pemasaran: Pemasaran alpukat dapat melibatkan strategi periklanan,
promosi, dan branding untuk menarik lebih banyak konsumen.
h. Manajemen Stok: Pemantauan dan manajemen stok adalah bagian penting
dari bisnis alpukat untuk memastikan ketersediaan produk yang cukup dan
mencegah pemborosan.
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sasaran pengembangan yang ingin di capai rantai pasok alpukat saat ini
adalah peningkatan kualitas dan kestabilan kuantitas produksi alpukat yang
dihasilkan oleh petani serta pengembangan hubungan antara anggota rantai
pasok. Peningkatan kualitas dilakukan untuk menghasilkan produk bermutu
sehingga terjadi kesinambungan ketika transaksi jual beli produk agar harga
yang diterima petani lebih tinggi. Meskipun demikian, pemahaman petani
terhadap kualitas alpukat masih rendah.
5
3.2. Steruktur rantai pasok
Stuktur rantai pasok dianalisis berdasarkan lembaga pemasar atau para
anggota yang membentuk aliran produk, infomasi dan keuangan dari petani
alpukat sampai konsumen akhir dan berperan melakukan fungsi. Adapun bebrapa
struktuk rantai pasok di kecamatan pringgasela antara nya:
a. Petani
Petani alpukat adalah anggota pertama dalam rantai pasok alpukat di
Kecamatan Bandungan. Petani berperan penting menentukan kualitas dan
kuantitas hasil alpukat, serta menjaga kestabilan ketersediaan dari alpukat.
Petani melakukan peranannya dari aktifitas budidaya sampai dengan
melakukan pemanenan. Aktifitas petani ini dimulai pengolahan lahan,
pemeliharaan tanaman, penyambungan, pemberantsan gulma, penyiraman,
pemupukan serta pengendaluan hama dan penyakit, dan sampai
kepemanenan.
b. Pengepul
Pengepul bertindak sebagai anggota saluran yang membeli dari petani
untuk dijual kembali kepada pedagang di pasar Paokmotong. Pengepul ini
selain mendapatkan alpukat dengan menjual hasilnya sendiri dan petani
lain. Pengepul biasanya sudah memiliki langganan petani, kebanyakan
pengepul melakukan pembelian alpukat langsung datang kerumah petani.
Pengepul membeli alpukat untuk dijual kepada para pedagang di pasar
Bandungan dengan harga Rp 10.000 - Rp 15.000. Harga yang ditetapkan
ini tergantung kualitas dan ketersediaan alpukat di pasar.
c. Pengecer
Pengecer adalah salah satu pelaku dalam rantai pasok alpukat di
Kecamatan Pringgasela. Pengecer menjual alpukatnya kepada konsumen
yang berlokasi di pasar Paokmotong, baik memiliki kios maupun tidak.
Pengecer dipasar biasanya membeli alpukat dari petani langsung yang
datang mengantar ke pasar. Pengecer di pasar tidak membeli alpukat dari
satu petani melaikan lebih dari satu tergantung petani yang menjual
alpukatnya ke pasar. Pengecer menjual barang dagangannya kepada
6
konsumen akhir. Konsumen akhir biasanya datang langsung ke pasar
untuk membeli. Penjualan yang dilakukan oleh pengecer mempunyai
target konsumen masyarakat yang berwisata di Lombok Timur dan
masyarakat yang melewati wilayah pasar Paokmotong.
d. Pedagang Besar
Pedagang besar adalah pedagang yang membeli dan menjual alpukat
dalam jumlah besar yang berada di Kecamatan Pringgasela. Pedagang
besar biasanya membeli alpukat dari petani dan pengepul dengan
menerapkan sistem sortasi dan pengkelasan didalam pembelian alpukat.
Alpukat yang di beli oleh pedagang Besar biasanya grade A dan grade B
dikarenakan permintaan pasar sedangkan grade C jarang dibeli dan dijual
ke luar kota. Masing-masing grade dibedakan berdasarkan ukuran,
keadaaan kulit buah dan kerusakan buah akibat hama buah. Pedagang
besar memasarkan hingga ke beberapa daerah di pulau jawa, Sumatra,
Bali, dan Kalimantan. Pedagang di pasar menjual dengan harga berkisar
Rp 20.000,- sampai Rp 28.000,- per Kg pada musim hujan yaitu
November – April dan akan lebih mahal pada saat memasuki Musim
Kemarau.
e. Konsumen
Sesorang yang membeli barang atau menggunakan jasa. Sesorang atau
perusahaan yang membeli barang atau jasa.
Saluran 3
Petani Pengepul PedagangBesar Pasar Luar Kota
Saluran 2
7
Keterangan :
: Aliran Produk
: Aliran Keuangan
: Aliran Informasi
3.3. Menejemen rantai
Menejemen rantai menjelaskan struktur menejemen dimulai proses
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan macam macam pola koordinasi yang
dilakukan bersama anggota rantai pasok alpukat, serta menjelaskan proses
pengambil keputusan oleh anggota rantai pasok dalam setiap menejemen rantai.
Menejemen rantai menjelaskan bagaimana pentingnya pemilihan mitra,
kesepakatan yang terjalin pada anggota-anggota dalam rantai pasok, dan sistem
transaksi yang diambil oleh anggota dalam rantai pasok
8
mengenai tanggung jawab dan batasanbatasan yang harus dilakukan oleh semua
anggota yang terlibat dalam jangka waktu yang telah disepakati. Kesepakatan
yang terjadi diantara petani alpukat, pengepul, pedagang besar dan pengecer
merupakan kontrak yang dilakukan secara informal melalui kesepakan secara
lisan dan saling percaya. Sedangkan kesepakatan pedagang besar dengan beberapa
pasar modern juga dilakukan secara informal melalui lisan dengan beberapa
kesepakatan yang ditetapkan. Kesepakatan ini berkaitan dengan harga jual,
jumlah, kualitas alpukat yang dikirim dan jangka waktu pengriman alpukat.
Sistem transaksi alpuakat pada petani dan lembaga pemasar dalam rantai
adalah sistem tunai, jadi harga produk yang sudah disepakati oleh kedua belah
pihak berdasarkan kualitas dan jumlah produk. Hal itu terjadi hingga ke konsumen
tingkat akhir. Sebagian besar transaksi ini terjadi ditempat penjual atau pun rumah
petani. sistem transaksi ini banyak dilakuakan oleh anggota rantai pasok alpukat
di Kecamatan Pringgasela.
Sumber daya fisik yang dimiliki petani berupa pohon alpukat yang di
tanam di pekarangan dan di kebunnya dengan jumlah yang beragam, dari 7
sampai 100 batang. Petani juga menngunakan peralatan dalam usahatani alpukat,
peralatan yang dimiliki adalah cangkul, sabit, handsprayer dan ember. Sumber
daya fisik lain adalah kendaraaan motor karena akses menuju kebun lumayan jauh
untuk mengangkut buah kerumah dan menjualnya ke pengepul atau kepasar.
Sumber daya fisik yang dimiliki pengepul untuk aktifitas pemasaran pengepul
memiliki timbangan, karung dengan kapasitas 60 kilogram, dan tali rafia.
Pedagang pengepul menggunakan kendaraan motor atau menyewa berupa mobil
bak terbuka (pick up) untuk melancarkan proses pembelian dan penjualan dan
9
bangunan gudang untuk menyimpan alpukat. Sumberdaya fisik yang dimiliki
pedagang besar, selain bangunan gudang yang lebih besar juga kendaraan niaga
berbentuk truk yang mampu mengangkut alpukat dalam jumlah lebih banyak.
Penerapan teknologi yang sudah diterapkan pada saat ini adalah kegiatan
budidaya yaitu sambung atau grafting, yang bertujuan untuk menghasilkan
volume dan kualitas buah yang dibutuhkan konsumen. Pada kegiatan pasca panen
belum ada teknologi yang digunakan oleh petani dan pengepul maupun peagang
besar dalam menjaga kualitas buah alpukat.
10
yang terlibat dalam pola distribusi produk. Siklus rantai pasok yang terjadi di
Kecamatan Bandungan hanya terjadi pada bahan baku alpukat yang belum diolah
masih dalam buah dimana pengepul, pedagang besar dan pengecer berperan
sebagai distributor alpukat dan petani sebagai penyedia produk atau supplier
alpukat. Pebedaan yang terdapat anggota rantai pasok setelah petani hanya terletak
pada volume pembelian, dimana volume pembelian akan lebih banyak pada
anggota yang permodalan dengan tingkatan lebih tinggi seperti pedagang besar
membeli dalam jumlah banyak untuk disalurkan ke pasar luar daerah Kecamatan
Pringgasela.
11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi rantai
pasok alpukat di di Kecamatan Pringgasela belum berjalan cukup baik. Sasarasn
rantai rantai jelas namun perlu optimalisasi pada sasaran pengembangan rantai.
Selain itu peningkatan platihan dan akses informasi kepada petani mengenai
praktik pertanian yang berkelanjutan yang dapay membantu meningkatkan
kualitan dan hasil panen.
4.2. Saran
a. Petani alpukat lebih memperhatikan pemasaran dan penjualan buah
alpukat nya
b. Petani alpukat yang ada di Kecamatan Pringgasera di harapkan
melaksakan perinsip pertanian organik dan mampu mengelola alpukat nya
dengan baik, karena hal ini berkaitan dengan semakin baik kualitas alpukat
maka semakin tinggi harga alpikat yang akan di terima
c. Pemerintah dan pihak lain nya harus memperhatikan pola tataniaga rantai
pasok agar harga yang di terima oleh petani tidak jauk berbeda dari harga
yang di tawarkan oleh perusahaan besar.
d. Pemerintah indonesia diharafkan dapat melebarkan perhatiannya kepada
petani alpukat yang ada di Kecamatan Pringgasela, tidak terbatas pada
petani yang ada di Lombok Timur saja.
12
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, A., & Pipin Kesumariani, S. P. jurnal Tata Niaga Produk Pertanian.
Rahmasari, Y. jurnal Analisis Rantai Nilai Buah Alpukat Kuansing Farm
Kabupaten Kuantan Singingi.
JUARSYAH, R., Muani, A., & SUYATNO, A. (2015). Kajian Pengembangan
Agribisnis Komoditas Unggulan Buah-Buahan Di Kabupaten Kubu
Raya. Jurnal Social Economic of Agriculture, 4(1), 56-69.
Patiung, M., Wisnujati, N. S., Hanafie, S. R. M. J., Wanto, H. S., & Ernawati, E.
(2020). PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
KECAMATAN KRUCIL KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
2020. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 20(1).
Patiung, M., Wisnujati, N. S., Hanafie, S. R. M. J., Wanto, H. S., & Ernawati, E.
(2020). PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
KECAMATAN KRUCIL KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
2020. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 20(1).
Muzazanah, N. U. (2021). ANALISIS PENDAPATAN ALPUKAT DAN RANTAI
PASOK DI KELURAHAN SUKADANAHAM KECAMATAN
TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG.
Helyanda, M. A., Mukson, M., & Budiraharjo, K. (2020). Analysis supply chain
of avocado in Bandungan District, Semarang Regency. jurnal ilmu
pertanian Agrifarm Universitas Widya Gama Mahakam, 9(2), 1-9.
Malangngi, L., Sangi, M., & Paendong, J. (2012). Penentuan kandungan tanin dan
uji aktivitas antioksidan ekstrak biji buah alpukat (Persea americana
Mill.). Jurnal Mipa, 1(1), 5-10.
Marlinda, M., Sangi, M. S., & Wuntu, A. D. (2012). Analisis senyawa metabolit
sekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea
americana Mill.). Jurnal Mipa, 1(1), 24-28.
Sujana, D., & Nurul, N. (2019). Jurnal Review Aktivitas Antidiabetes dan
Kandungan Senyawa Kimia dari Berbagai Bagian Tanaman Alpukat
(Persea americana). Jurnal Medika Cendikia, 6(01), 76-81.
13
14