Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG

DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA,


KABUPATEN BANDUNG BARAT

Armenia Ridhawardani1, Pandi Pardian2*, Gema Wibawa Mukti2


1
Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran
2
Dosen Dept. Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran
*e-mail : pandip3@gmail.com

Abstrak

Bunga mawar potong merupakan salah satu komoditas pertanian yang


diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Bandung Barat. Fluktuasi harga yang
diakibatkan perbedaan jaringan pemasaran menyebabkan perbedaan nilai yang
diterima oleh masing-masing pelaku terutama petani. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui efesiensi pemasaran bunga mawar potong di Desa Kertawangi
kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kualitatif dengan teknik studi kasus. Penentuan responden petani
menggunakan metode purposive dan untuk responden lembaga pemasaran
menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
tiga saluran pemasaran dan yang paling efisien adalah saluran pemasaran III
(Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen) dibandingkan saluran saluran
pemasaran I dan II.

Kata kunci : Efisiensi pemasaran, ekonomis, mawar potong, teknis

13
A. Ridhawardani, P. Pardian, G.W. Mukti

ANALYSIS OF MARKETING EFFICIENCY OF CUT ROSES


AT THE VILLAGE OF KERTAWANGI, DISTRICT OF CISARUA,
REGENCY OF WEST BANDUNG

Abstract

Cut roses is one of the agricultural commodities that cultivated by community in


regency of West Bandung. Price fluctuations, due to differences in marketing
channel, lead to differences in the value that received by each of stakeholders,
especially the farmers. The research aims to investigate, marketing efficiency of
cut roses at the village of Kertawangi, district of Cisarua, regency of West
bandung. The research implemented qualitative design using case study
techniques. The location and farmer responden was determined purposively and
for marketing agencies determined using snowball technique. The result show that
cut roses marketing channel at the village of Kertawangi consist of 3 marketing
channel and the most efficient is marketing channel III (Farmer – Retailer –
Consumer) compare to marketing channel I and II.

Keywords : Cut roses, economic, marketing efficiency, technical

PENDAHULUAN dalam industri tanaman hias yang


dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian
Tanaman hias memiliki karakteris-
bunga untuk berbagai keperluan dalam
tik morfologi bernilai estetik dan ekso-
daur hidup manusia. Jenis bunga po-
tik, diantaranya tanaman hias bunga
tong yang banyak diminati di Indo-
(anggrek, krisan, mawar, sedap ma-
nesia yaitu bunga mawar, anggrek,
lam, dan anthurium), tanaman hias
krisan, anthurium, gerbera, anyelir,
berdaun indah (aglonema, puring, pu-
dan bunga sedap malam. Mawar
cuk merah, dan siprus), serta tanaman
memiliki nilai ekonomi dan sosial
hias perdu dan pohon (bugenvil, pa-
yang cukup tinggi untuk dijadikan
lem, sikas, dan beringin) (Direktorat
komoditas perdagangan dan komersil.
Budidaya Tanaman Hias, 2008). Pene-
Hal ini memberikan isyarat bahwa
litian tentang komoditas tanaman
usaha budidaya mawar berorientasi
florikultura dilakukan oleh Widayanti
agribisnis yang prospeknya sangat
(2009) dengan jenis bunga anturium di
cerah (Rahmat, 1995). Salah satu
desa Sidomulyo.
sentra produksi mawar di Kabupaten

Sejak awal perkembangan pertani- Bandung Barat adalah Cisarua. Keca-

an, bunga potong telah memiliki peran matan Cisarua memiliki potensi terha-

14│ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 2 No. 1 Juni 2017


ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG
DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

dap budidaya tanaman hias, khususnya menyebabkan persentase bagian harga


bunga mawar yang memiliki luas yang diterima petani semakin kecil.
2
tanam 20.000 m dengan hasil pro- Kondisi ini disebabkan kurang efisien-
duksi 506.000 kg pada tahun 2013 nya saluran pemasaran. Berdasarkan
(Dinas Pertanian Perkebunan dan uraian tersebut, penulis tertarik mela-
Kehutanan Kabupaten Bandung Barat, kukan penelitian untuk mengetahui
2015). Desa yang paling banyak mem- saluran pemasaran, fungsi-fungsi yang
budidayakan bunga potong mawar di dilakukan oleh lembaga pemasaran,
Kecamatan Cisarua adalah Desa Ker- perilaku pasar, dan efisiensi pema-
tawangi, dengan jumlah luas lahan saran bunga mawar potong di Desa
tanam mawar potong 14.330 m2 Kertawangi.
(Profil Desa Kertawangi, 2015).
METODE PENELITIAN
Petani mawar potong di Desa
Desain penelitian yang digunakan
Kertawangi tidak menjual sendiri pro-
adalah desain kualitatif. Sedangkan
duknya langsung ke konsumen, se-
teknik penelitian yang digunakan ada-
hingga membutuhkan satu atau lebih
lah studi kasus. Data yang digunakan
perantara agar produknya sampai ke
dalam penelitian ini adalah data primer
konsumen akhir. Perantara-perantara
dan data sekunder. Analisis data yang
tersebut antara lain bandar/tengkulak,
digunakan adalah Marjin Pemasaran,
pedagang besar dan pedagang pe-
Farmer’s Share, Rasio Keuntungan
ngecer. Adanya berbagai lembaga
Terhadap Biaya, Indeks Efisiensi Tek-
pemasaran serta alur pemasaran yang
nis dan Indeks Efisiensi Ekonomis.
berbeda mengakibatkan perbedaan
Penelitian dilakukan pada Januari 2016
harga jual dan keuntungan yang dite-
sampai dengan Maret 2016. Lokasi
rima petani bunga mawar potong.
penelitian adalah Desa Kertawangi,
Dari informasi tersebut maka ter- Kecamatan Cisarua, Kabupaten Ban-
dapat perbedaan harga antara harga dung Barat.
yang diterima petani dengan harga
Penentuan responden pada pene-
yang dibayar konsumen (marjin pema-
litian ini dipilih secara sengaja (pur-
saran). Marjin pemasaran yang sema-
posive) yaitu petani mawar potong
kin besar pada umumnya akan
yang ada di Desa Kertawangi. Jumlah

p-ISSN : 2528 – 0201 │ 15


A. Ridhawardani, P. Pardian, G.W. Mukti

responden petani bunga mawar potong B. Karakteristik Pedagang


Responden
di Desa Kertawangi adalah 14 orang.
Penentuan responden lembaga pema- Karakteristik pedagang responden
saran dilakukan dengan metode snow- berada pada usia produktif dengan jenis
ball sampling. Metode ini diperoleh kelamin petani didominasi oleh laki-
dari informasi petani responden menge- laki dan sebagian besar tingkat pendi-
nai penelusuran saluran pemasaran dikan yang telah dijalankan setingkat
yang dilakukan mulai dari petani hing- SD sebesar 50%. Pengalaman respon-
ga ke konsumen akhir. den dalam berdagang mawar potong
sebagian besar selama 5 – 10 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Petani Responden C. Lembaga dan Saluran
Pemasaran
Jumlah responden petani bunga Secara umum dari penelitian yang
mawar potong di Desa Kertawangi dilakukan, lembaga-lembaga pemasar-
adalah 14 orang atau semua petani an yang terlibat dalam proses pema-
bunga mawar potong di Desa Kerta- saran bunga mawar potong di Desa
wangi. Karakteristik petani responden Kertawangi diantaranya petani sebagai
berada pada usia produktif dengan jenis produsen primer lalu bandar/tengku-
kelamin petani didominasi oleh laki- lak, pedagang besar, pedagang penge-
laki dan sebagian besar tingkat pendi- cer di pasar bunga (florist) sampai ke
dikan yang telah dijalankan setingkat konsumen. Secara umum bentuk salu-
SD. ran pemasaran bunga potong sendiri
dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengalaman petani responden dalam
berusaha tani mawar potong < 10 tahun Petani yang terlibat pada saluran
dan luas lahan yang diusahakan petani pemasaran I dan II biasanya petani
2
rata-rata seluas 501 – 1000 m dengan dengan modal dan luasan usaha tani
status kepemilikan lahan yang diusa- dibawah 1 ha. Mereka tidak pernah
hakan petani tersebut adalah sebagai memasarkan hasil produksinya lang-
pemilik. sung ke pedagang pengecer pasar
karena tidak adanya koneksi antara
petani dengan pedagang pasar. Modal

16│ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 2 No. 1 Juni 2017


ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG
DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

usaha atau tambahan modal usaha tani lembaga pemasaran. Perbedaan harga
biasanya berasal dari bandar/tengkulak yang dibayarkan oleh konsumen akhir
sehingga petani terikat dengan bandar/ dengan harga yang diterima produsen
tengkulak dalam pemasaran hasil disebut dengan marjin pemasaran, yang
produksinya. dirumuskan sebagai berikut :

M = Pr – Pf

Keterangan:
M = Marjin pemasaran
Pr = Harga di tingkat pengecer
(retail price)
Pf = Harga di tingkat petani
(farm gate price).

1. Total biaya pemasaran tertinggi


pada rantai pemasaran terdapat
pada saluran pemasaran I yaitu
Rp. 722.50 per tangkai. Hal terse-
but disebabkan karena saluran I
Gambar 1. Pola Saluran Pemasaran
Mawar Potong di Desa lebih banyak lembaga pemasaran
Kertawangi. yang terlibat, sehingga fungsi-
Petani pada saluran pemasaran III fungsi pemasaran yang dilakukan
hanya melibatkan pedagang pengecer berbeda.
saja sebagai perantara untuk menjual-
2. Keuntungan pemasaran terbesar
nya sampai ke konsumen akhir. Petani
ada pada saluran pemasaran III
ini tidak bergantung dengan bandar/
yaitu Rp. 7.159,00 per tangkai ka-
tengkulak karena modal yang dimiliki-
rena adanya nilai tambah pada
nya sudah tercukupi.
bunga mawar potong. Sedangkan
D. Marjin Pemasaran keuntungan terkecil terdapat pada
saluran I yang disebabkan oleh
Marjin pemasaran pada berbagai
biaya-biaya pemasaran pada salu-
saluran pemasaran berbeda, tergantung
ran I tinggi, terutama pada peda-
pada panjang pendeknya saluran serta
gang besar sehingga keuntungan
biaya yang dikeluarkan untuk fungsi-
yang diperoleh juga tidak terlalu
fungsi pemasaran yang dilakukan oleh
besar.

p-ISSN : 2528 – 0201 │ 17


A. Ridhawardani, P. Pardian, G.W. Mukti

Tabel 1. Marjin Pemasaran Mawar 3. Marjin pemasaran tertinggi pada


Potong di Desa Kertawangi
mawar potong di Desa Kertawangi
Saluran Saluran Saluran
Lembaga I II III terdapat pada saluran pemasaran II,
Pemasaran Rp per Rp per Rp per
Tangkai Tangkai Tangkai diikuti posisi kedua pada saluran
Petani pemasaran I, dan marjin pemasaran
Harga Jual 1,250.00 1,250.00 2,500.00
terendah ada pada saluran pema-
Biaya
15.00 15.00 366.00
Pemasaran saran III. Penyebab marjin pema-
Biaya Pokok saran tinggi adalah biaya pema-
200.00 200.00 200.00
Produksi
Keuntungan 1,035.00 1,035.00 1,934.00 saran yang dikeluarkan oleh setiap
Bandar/Tengkulak lembaga pemasaran cukup tinggi
Harga Beli 1,250.00 1,250.00
dan setiap lembaga pemasaran me-
Harga Jual 2,500.00 3,000.00
Biaya nginginkan keuntungan yang besar
37.50 410.00
Pemasaran
untuk menutupi biaya-biaya yang
Keuntungan 1,212.50 1,340.00
telah dikeluarkan, sehingga lem-
Marjin
1,250.00 1,750.00
pemasaran baga pemasaran menjual mawar
Pedagang Besar
potong dengan harga yang lebih
Harga Beli 2,500.00
Harga Jual 4,000.00 tinggi.
Biaya
562.50
Pemasaran E. Farmer’s Share
Keuntungan 937.50
Marjin
1,500.00 Farmer’s share merupakan perban-
Pemasaran
Pedagang Pengecer dingan tingkat harga yang diterima
Harga Beli 4,000.00 3,000.00 2,500.00 petani dengan harga yang dibayarkan
Harga Jual 7,000.00 7,500.00 7,500.00 konsumen dalam bentuk persentase.
Biaya
107.50 112.00 80.00 Semakin tinggi nilai farmer’s share
Pemasaran
Keuntungan 2,892.50 4,388.00 4,920.00 dalam saluran pemasaran, dapat dika-
Marjin
3,000.00 4,500.00 5,000.00 takan saluran pemasaran tersebut lebih
Pemasaran
Total Biaya
722.50 537.00 446.00
efisien dibandingkan saluran yang lain.
Pemasaran
Rumus farmer’s share adalah sebagai
Total
6,077.50 6,763.00 6,854.00
Keuntungan berikut:
Total Marjin
5,750.00 6,250.00 5,000.00
Pemasaran

18│ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 2 No. 1 Juni 2017


ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG
DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

𝑃𝑓 dan ekonomis (E) dirumuskan menurut


Fsi = x 100%
𝑃𝑟
Calkin dan Humeiwang (1984) dalam
Keterangan: Istianti (2010) sebagai berikut:
Fsi = Presentase yang diterima
petani
Indeks Efisiensi Teknis (T):
Pr = Harga di tingkat konsumen
Pf = Harga di tingkat petani
produsen

Tabel 2. Farmer’s Share pada Setiap


Saluran Pemasaran Mawar Keterangan:
Potong di Desa Kertawangi T = Indeks Efisiensi Teknis
Harga di Harga di (Rp/unit/km)
Tingkat Tingkat Farmer’s Vij = Variabel Biaya Pemasaran
Saluran Petani Konsumen Share (Rp)
(Rp/ (Rp/ (%) Wij = banyaknya barang terjual
Tangkai) Tangkai) (kg)
I 1,250.00 7,000.00 17.85% Dij = Total jarak yang ditempuh
II 1,250.00 7,500.00 16.66% oleh produk (km)
III 2,500.00 7,500.00 33.33% i = Jenis komoditi
j = Jenis saluran pemasaran
Farmer’s share mawar potong ter-
Indeks Efisiensi Ekonomis (E):
besar terdapat pada saluran pemasaran

III yaitu 33.33% karena saluran III
merupakan saluran dengan nilai total
Keterangan:
marjin pemasaran terendah yaitu sebe- E = Indeks Efesiensi Ekonomis
(Rp)
sar Rp. 5,000.00 per tangkai. Sedang-
k = Jenis pedangan untuk ko-
kan farmer’s share terkecil terdapat moditi i dalam pemasaran j
v = Variabel biaya pemasaran
pada saluran II. Hal tersebut disebab-
(Rp)
kan marjin pemasaran pada saluran II = Jumlah keuntungan tiap
lembaga pemasaran (Rp)
sangat tinggi dibandingkan ketiga salu-
i = Jenis komoditi
ran lainnya. j = Jenis saluran pemasaran

Tabel 3. Indeks Efisiensi Teknis dan


F. Analisis Indeks Efisiensi Teknis
Ekonomis pada Saluran Pe-
dan Indeks Efisiensi Ekonomis masaran Bunga Potong Ma-
war di Desa Kertawangi
Analisis IET atau dan IEE diguna- Saluran
IET IEE
Pemasaran
kan untuk mengukur tingkat efisiensi I 21.82 8.41
pemasaran baik secara teknis maupun II 20.89 12.24

ekonomis. Indeks efisiensi teknis (T) III 19.14 16.05

p-ISSN : 2528 – 0201 │ 19


A. Ridhawardani, P. Pardian, G.W. Mukti

1. Indeks efisiensi teknis terkecil ter- Teknis (IET) dan Indeks Efisiensi
dapat pada saluran pemasaran III Ekonomis (IEE).
yang menunjukkan bahwa saluran
Tabel 4. Nilai Efisiensi Pemasaran
tersebut merupakan saluran pema- pada Setiap Saluran Pema-
saran mawar potong paling efisien saran Mawar Potong di
Desa Kertawangi
secara teknis dibandingkan saluran
Marjin
Farmer’s
lain. Indeks tersebut menggambar- Saluran Pemasaran
Share IET IEE
Pemasaran (Rp/
kan adanya pengeluaran biaya sebe- (%)
Tangkai)
sar Rp. 19.14 km-1 untuk menyalur- I 5,750.00 17.85% 21.82 8.41
II 6,250.00 16.66% 20.89 12.24
kan bunga mawar potong. Selain
III 5,000.00 33.33% 17.42 17.63
biaya pemasaran, jauh dekatnya
jarak tempuh mempengaruhi efi- 1. Marjin pemasaran tertinggi pada

siensi teknis di setiap saluran. pemasaran mawar potong di Desa


Kertawangi terdapat pada saluran
2. Indeks efisiensi ekonomis terbesar II, dikarenakan biaya pemasaran
juga terdapat pada saluran pema- yang dikeluarkan oleh setiap lem-
saran III. Nilai indeks efisiensi eko- baga pemasaran cukup tinggi.
nomis sebesar 16.05 berarti setiap Sedangkan marjin pemasaran teren-
mengeluarkan biaya pemasaran se- dah adalah pada saluran III yang
besar Rp. 1,000.00 maka pedagang berarti saluran III lebih efisien
akan mendapatkan keuntungan dibandingkan saluran lainnya.
sebesar Rp. 16,050.00. Saluran pe-
masaran III merupakan saluran 2. Farmer’s share mawar potong ter-

pemasaran bunga mawar potong besar terdapat pada saluran III.

paling efisien secara ekonomis


3. Rasio keuntungan terhadap biaya,
dibandingkan saluran lain.
seluruh saluran memiliki nilai rasio

G. Efisiensi Pemasaran positif dan nilai lebih dari satu


sehingga seluruh saluran tersebut
Indikator untuk mengukur efisiensi memberikan keuntungan untuk
pemasaran meliputi nilai marjin pema- dijalankan.
saran, bagian yang diterima petani (far-
mer’s share), rasio keuntungan terha- 4. Berdasarkan perhitungan marjin

dap biaya (π/C), Indeks Efisiensi pemasaran, farmer’s share dan

20│ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 2 No. 1 Juni 2017


ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG
DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

rasio keuntungan terhadap biaya, dan posisi tawar petani.


saluran pemasaran III merupakan
2. Perlunya bantuan permodalan dan
yang paling efisien dibandingkan
pemasaran usaha tani bunga mawar
saluran lainnya.
potong di Desa Kertawangi akan
SIMPULAN DAN SARAN mengurangi ketergantungan pada
A. Simpulan pasar yang dikuasai perantara.

1. Saluran pemasaran bunga mawar DAFTAR PUSTAKA


potong di Desa Kertawangi terdiri
Direktorat Budidaya Tanaman Hias.
dari tiga pola saluran pemasaran 2008. Budidaya Tanaman Hias
dan setiap fungsi melakukan fungsi Indonesia. Jakarta : Direktorat Agri-
bisnis.
pemasaran berbeda-beda sesuai de-
ngan kebutuhan dalam menyalur- Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehu-
tanan Kabupaten Bandung Barat
kan mawar potong dari petani 2015. Potensi Pertanian, Perkebunan
hingga konsumen akhir. dan Peternakan 2015.

Istianti, Eni. 2010. Efisiensi Pemasaran


2. Efisiensi pemasaran terjadi pada Cabai Merah Keriting di Kecamatan
saluran III karena tidak melibatkan Ngemplak Kabupaten Sleman.
Jurnal Pertanian Volume XII No.2,
banyak pihak meskipun total mar- April 2010.
gin pemasaran yang diterima lebih
Profil Desa Kertawangi. 2015. Profil
rendah dibandingkan saluran lain- Desa Kertawangi Kecamatan Cisa-
nya tapi secara keuntungan petani rua Kabupaten Bandung Barat
Provinsi Jawa Barat.
dan lembaga pemasaran akhir lebih
Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yog-
besar dibandingkan saluran lainnya.
yakarta: Penerbit Kanisius.

B. Saran

1. Petani bunga mawar potong di


Desa Kertawangi sebaiknya mem-
buat kelompok tani untuk mela-
kukan pemasaran agar terkelola dan
terorganisasi dengan baik, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan

p-ISSN : 2528 – 0201 │ 21

Anda mungkin juga menyukai