Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Statistika Bisnis

Program Studi S1 Manajemen


Fakultas Ekonomi Universitas Garut

PENGARUH LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA


AKAR WANGI ZOCHA GRAHAKRIYA DI KABUPATEN GARUT
Chica Cantika Sari1; Rika Mutika Dewi 2; Neng Silva Siti Parwati3

Universitas Garut
24032120159@uniga.ac.id1
24203119266@uniga.ac.id2
24023117196@uniga.ac.id3

Abstrak
Akar wangi merupakan salah satu tanaman komoditas di Garut. Akar wangi tersebut sering
digunakan sebagai bahan kerajinan tangan, seperti kerajinan boneka akar wangi, sajadah, taplak
meja, kotak tisu, dan tas. Tenun akar wangi ini banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung
ke Garut, karenanya tenun akar wangi ini memiliki potensi besar untuk dapat bersaing di era
ekonomi kreatif ini. Dalam penelitian ini, pengembangan desain produk daerah ini perlu dianalisis
lebih lanjut terkait desain yang selama ini dikeluarkan, sehingga pengolahan tenun akar wangi ini
ke depannya dapat menjadi lebih berkembang di dunia kriya modern Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian ASOSIATIF. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan model ASOSIATIF untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di dalam produk
kriya tenun akar wangi. Model ASOSIATIF ini dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan
desain dengan mempelajari artefak/produk/kriya, teknik pembuatan, utilitas, material, ikon, konsep,
dan bentuk.

Kata kunci: Lokasi, ekonomi keputusan pembelian,,Teknik analisis data, akar wangi zocha
graha

1. Pendahuluan
Pada era revolusi industri 4.0 peran ekonomi kreatif menjadi salah satu isu penting yang
layak diperhatikan sebagai pilihan strategi memenangkan persaingan global. Ditandai dengan
banyaknya inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui kapitalisasi
ide kreatif. Ekonomi kreatif adalah suatu konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengandalkan
informasi dan kreativitas dengan ide dan pengetahuan serta kreativitas dari Sumber Daya Manusia
(SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Akar wangi merupakan salah satu tanaman komoditas di Garut. Akar wangi ini sendiri
pertama ditanam di Indonesia oleh bangsa Belanda. Akar wangi merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri atau dikenal dengan sebutan vetiver oil. Dalam pembuatan parfum,
kosmetik, pewangi sabun, obat-obatan, serta pembasmi dan pencegah serangga banyak
menggunakan minyak akar wangi ini. Minyak atsiri dari akar wangi mempunyai aroma yang
lembut dan halus (Samarang dkk., 2017).
Selain itu akar wangi tersebut sering digunakan sebagai bahan kriya, seperti sajadah, taplak
meja, kotak tisu, dan tas. Lahirnya berbagai ragam produk kriya di Indonesia tidak lepas dari gaya
hidup dan kreativitas anak bangsa. Nilai kreativitas, desain, dan produktivitas yang tinggi dapat
dijadikan sebagai modal utama dalam berkarya dan mengembangkan bisnis tenun akar wangi ini
menjadi sesuatu yang lebih mempunyai nilai jual yang tinggi dengan nilai kegunaan yang berbeda
yang bisa difokuskan ke dalam produk kriya yang dapat dijadikan inovasi baru dalam pembuatan
suatu produk kriya berbahan dasar akar wangi in
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

Tanaman akar wangi adalah tanaman rumput membentuk rumpun yang besar, padat, dengan
arah tumbuh tegak lurus, tumbuh bersamaan, beraroma wangi, memiliki akar yang bercabang, daun
yang rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Akar wangi dapat tumbuh hingga mencapai
ketinggian 1-1,5 m, berdiameter 2-8 mm (Nilaira, 2017).
Seperti yang disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bahwa Presiden
Joko Widodo (Jokowi) sangat berpihak terhadap produk lokal. Jokowi ingin mengajak perusahaan
swasta, usaha besar, dan masyarakat indonesia agar berpihak kepada UMKM atau produk lokal.
Ruang strategis di area publik dan pusat perdagangan swasta di Indonesia diminta untuk
memberikannya ke UMKM Indonesia baik di pusat perbelanjaan maupun platform perdagangan
digital. Hal tersebut merupakan bentuk afirmasi peran negara untuk memberi peluang lebih besar
kepada produk lokal. Ditambah banyaknya pelaku UMKM produsen produk lokal mengalami
penurunan penjualan karena dampak pandemi Covid-19 (Santia, 2021).
Dalam memasuki persaingan global yang dihadapi, dengan banyaknya produk ekonomi kreatif
yang tanpa batas, membuat prinsip-prinsip dalam perkembangannya harus mengikuti apa yang
sedang dihadapi di era ini dengan tetap melestarikan tradisi yang ada dalam peningkatan
produktivitasnya maka tradisi yang terdapat dalam suatu produk yang akan dikembangkan harus
disesuaikan dengan kondisi terkini, manajemen, teknologi, desain, dan strategi pemasaran sebagai
panduan yang akan diberikan kepada UKM setempat. Permasalahan yang didapat ketika membuat
suatu produk kriya dengan bahan dasar serat alam adalah kurangnya kualitas maupun desain yang
kurang berkembang secara modern, sehingga produk mudah rusak, kurangnya nilai estetika, dan
kurang memiliki daya Tarik.

2. Kajian teori
2.1 Lokasi
Minyak Akarwangi (Vetiver Root Oil/Andropogon Zizanioides), merupakan salah satu
komoditas khas unggulan daerah Kabupaten Garut yang relatif masih baru, sebagaimana halnya
dengan teh hijau dan tembakau yang merupakan bagian dari sub-sektor perkebunan. Minyak
Akarwangi mempunyai prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar, baik pasar domestik
maupun pasar luar negeri.
Lokasi penelitian dilakukan pada empat kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu Cilawu, Samarang,
Bayongbong, dan Leles. Penentuan lokasi penelitian merupakan area produksi tertinggi akar wangi
sehingga dapat merepresentasikan total produksi akar wangi Kabupaten Garut. Responden yang
diwawancarai terdiri dari 89 orang petani akar wangi, diantaranya Kecamatan Cilawu (34 orang),
Samarang (29 orang), Leles (1 orang), dan Bayongbong (25 orang). Penentuan responden
dilakukan dengan menggunakan judgement sampling, yaitu berdasarkan referensi dari penyuluh
pertanian yang berada di setiap kecamatan. Data produksi yang diambil adalah pada tahun 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dan diolah
langsung dengan menggunakan E-Views Seri 7.
a.Keputusan Pembelian
Penurunan produksi akar wangi terjadi beberapa tahun belakangan ini. Rochdiani (2008)
menjelaskan penurunan produksi mencapai 50-60 persen akibat penurunan harga minyak akar
wangi internasional. Sebesar 87 persen petani akar wangi melakukan sistem budidaya polikultur
dengan komoditas hortikultura dalam satu lahan dan 13 persen menanam dengan sistem
monokultur akar vwangi. Penanaman secara polikultur dinilai dapat meningkatkan pendapatan

www.jurnal.uniga.ac.id
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

petani dibandingkan dengan monokultur. Rendemen dan kualitas minyak atsiri saat ini dinilai
masih rendah. Hal ini disebabkan dari rendahnya mutu genetik tanaman, teknologi budidaya
sederhana, proses pascapanen belum tepat (Adiwijaya dan Malika, 2017). Penelitian tersebut sesuai
dengan kondisi di lapangan yang menunjukkan sebesar 1.500-2.200 kg akar wangi segar hanya
menghasilkan 3-5 kg minyak atsiri.

2.2 kolerasi dan regresi sederhana


a. Korelasi
Korelasi adalah metode atau cara mengetahui ada atau tidaknya hubungan
linier antar variabel. (deepunlish, 2021) Jika pada nantinya ditemukan
hubungan, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu Persepsi Harga (X) akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada Keputusan Pembelian (Y). (deepunlish, 2021)
b. Regresi sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi sederhana dapat digunakan untuk mengetahui
arah dari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah memiliki hubungan
positif atau negatif serta untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas
mengalami kenaikan ataupun penurunan. (mulyono, 2019)
Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:

1. Metode Penelitian
3.1 Objek penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu akan meneliti
suatu objek, suatu setting, kondisi, suatu sistem pengerjaannya, supaya dapat menentukan analisis
akhir dari pengaruh desain dan perkembangan pada desain produk kriya tersebut, sehingga dapat
terus dilestarikan dan dijadikan sebagai upaya peningkatan usaha pelaku kreatif.
Penelitian ini dibantu dengan model ASOSIATIF yang dipergunakan untuk menguraikan
unsur-unsur yang terdapat di dalam desain kriya tenun akar wangi di Garut sebagai studi kasus
dalam penelitian ini, mencakup unsur di dalamnya yang terdiri atas: bentuk, warna, komposisi, dan
penamaan yang merepresentasikan wujud/konsep. Pendekatan ini dilakukan meliputi pengamatan
karya untuk memperoleh kejelasan mengenai perkembangan gaya desain dan latar belakang
pemikiran dalam pembuatan produk kriya tersebut.
Lokasi penelitian dilakukan pada empat kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu Cilawu,
Samarang, Bayongbong, dan Leles. Penentuan lokasi penelitian merupakan area produksi tertinggi
akar wangi sehingga dapat merepresentasikan total produksi akar wangi Kabupaten Garut.
Responden yang diwawancarai terdiri dari 89 orang petani akar wangi, diantaranya Kecamatan
Cilawu (34 orang), Samarang (29 orang), Leles (1 orang), dan Bayongbong (25 orang). Penentuan
responden dilakukan dengan menggunakan judgement sampling, yaitu berdasarkan referensi dari
penyuluh pertanian yang berada di setiap kecamatan. data produksi yang diambil adalah pada tahun
2017.

3.2 Metode penelitian asosiatif


Hasil Analisis data dalam penelitian adalah menggunakan metode asosiatif. Metode yang
bermaksud untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengaruh antara variable-variabel melaluai
pengujian hipotesis. Atau penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga

www.jurnal.uniga.ac.id
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu
teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala

3.3 Jenis penelitian kuntitatif


Penelitian yang berdasarkan pengalaman empiris dengan mengumpulkan data berbentuk
angka yang bisa dihitung dan berbentuk numeric.penelitian yang digunakan untuk meneliti
populasi dan sampel tertentu, pengambilan sampel dilakukan secara acak, lalu di analisis secara
kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

3.3 Sumber data


Penelitian ini menggunakan data sekunder dapat di percaya dan dapat di pertanggung
jawabkan.
Data primer
Di paparkan dalam atumic metode yang dapat merangkum secara ringkas motivasi untung
mengembangkan produk tenun akar wangi di garut. Data primer, motivasinya adalah untuk
melestarikan produk kerajinan berdasarkan tenun akar wangi agar tidak hilang ataupun punah,
karena potensinya yang tinggi diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke garut.

3.4 Populasi dan sampel


Minyak Akarwangi (Vetiver Root Oil/Andropogon Zizanioides), merupakan salah satu
komoditas khas unggulan daerah Kabupaten Garut yang relatif masih baru, sebagaimana halnya
dengan teh hijau dan tembakau yang merupakan bagian dari sub-sektor perkebunan. Minyak
Akarwangi mempunyai prospek yang cerah untuk terus dikembangkan karena mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif serta masih terbukanya pangsa pasar , baik pasar domestik
maupun pasar luar negeri.
Lokasi penelitian dilakukan pada empat kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu Cilawu,
Samarang, Bayongbong, dan Leles. Penentuan lokasi penelitian merupakan area produksi tertinggi
akar wangi sehingga dapat merepresentasikan total produksi akar wangi Kabupaten Garut.
Responden yang diwawancarai terdiri dari 89 orang petani akar wangi, diantaranya Kecamatan
Cilawu (34 orang), Samarang (29 orang), Leles (1 orang), dan Bayongbong (25 orang). Penentuan
responden dilakukan dengan menggunakan judgement sampling, yaitu berdasarkan referensi dari
penyuluh pertanian yang berada di setiap kecamatan. Data produksi yang diambil adalah pada
tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda
dan diolah langsung dengan menggunakan E-Views Seri 7.

3.5Teknik pengumpulan data Studi Pustaka


Teknik pengumpulan data yang di lakukan lewat pengamatan langsung penelitian melakukan
pengamatan terhadap tempat objek penelitian untuk di amati menggunakan pancaindra yang
kemudian dikumpulkan dalam catatan atau alat rekam. Penelitian di posisikan sebagai pengamat
atau orang luar. Teknik pengumpulan data observasi di lakukan dengan pengamatan.

www.jurnal.uniga.ac.id
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

3.6Teknis analisis data


Regreasi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variable dependen (terikat)
ndengan satu atu lebih variable independent (variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variable dependen
berdasarkan nilai variable independent yang diketahui.
Kolerasi merupakan Teknik analisis yang termasuk dalam salah satu Teknik pengukuran
asosiasi/hubungan (measures of association) pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang
mengacu pada sekelompok Teknik dalam statistik bipariat yang di gunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variable. Diantara sekian banyak Teknik-teknik pengukuran
asosiasi, terdapat dua teknik koleraksi yang sangat popular sampai sekarang.

3.7Alat analisis Data


SPSS adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan analisis statistika tingkat lanjut, analisis
data dengan algoritma machine learning, analisis string, serta analisis big data yang dapat
diintegrasikan untuk membangun platform data analisis. SPSS adalah kependekan dari Statistical
Package for the Social Sciences. SPSS sangat populer di kalangan peneliti dan statistikawan untuk
membantu melakukan perhitungan terkait analisis data. SPSS menyediakan library untuk
perhitungan statistika dengan antarmuka interaktif yang menjadikannya sebagai software analisis
data tingkat lanjut paling populer di berbagai universitas, instansi, dan perusahaan. SPSS
digunakan oleh berbagai universitas, institusi, dan perusahaan untuk melakukan analisis data.

4.Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi sederhana maka hasil yang
diperoleh yaitu bahwa jika dilihat dari nilai sigifikansinya maka dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi (2-tailed) yang diperoleh dari tabel yaitu sebesar 0,733 yang dimana nilai tersebut
lebih besar dari 0,05. Karena nilai signifikansinya sebesar 0,733 > 0,05, maka dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan antara Persepsi Harga dengan Keputusan Pembelian (Tidak
berkorelasi). Sedangkan, jika membandingkan antara r hitung dan r tabel maka hasil penelitian
diperoleh untuk nilai r hitung (Pearson Correlation) yaitu sebesar 0,035 dan untuk r tabel sebesar
0,2017. Nilai r tabel tersebut diperoleh dari 95 sampel dan tingkat signifikan (α) = 5% =0,05,
sehingga r tabel = df (95-2 ; 0,733) yang dapat dilihat dari r tabel pada lampiran. Berdasarkan
kaidah keputusan nilai r hitung (Pearson Correlation) lebih kecil dari r tabel yaitu 0,733 < 0,2017.
Artinya, terdapat hubungan yang berkorela Lokasi dan Promosi dengan Kepuasan Pelanggan. Jika
variabel X naik, maka variabel Y juga naik, hal ini disebabkan karena hasilnya yang positif, maka
hubungan antara Lokasi dan Promosi juga memiliki hubungan yang Positif. Dengan nilai r hitung
sebesar 0,733 maka memiliki derajat hubungan kuat. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu sebesar 0,538% yang dihitung dengan menggunakan rumus koefisien
determinasi, Artinya besar pengaruh Lokasi dan Promosi.
yaitu sebesar 99,462%. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu sebesar 99,462%.
Yang diartikan bahwa variabel bebas yang dapat mempengaruhi Lokasi dan Promosi seperti,
kebutuhan mencari variasi, kualitas produk, harga dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi sederhana nilai R2 Square pada
tabel Model Summary sebesar 0,001 yang dapat diartikan bahwa variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen sebesar 0,01%, sedangkan sisanya sebesar 99,99% dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam model seperti, harga, kebutuhan mencari variasi, kualitas

www.jurnal.uniga.ac.id
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

produk dan lain-lain. Besar nilai R = 0,733 menunjukan bahwa derajat hubungan antara kedua
variabel kuat terhadap korelasi antara variable independen dengan dependen. Berdasarkan hasil
dari tabel anova, dapat dilihat bahwa f hitung sebesar 5,989 dengan nilai signifikansinya sebesar
0,733 yang artinya nilai singnifikansinya kurang dari nilai probabilitas yaitu 0,733 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan dari hal tersebut bahwa Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan terhadap Rumah Makan Cibiuk. Sedangkan pada tabel Coefficients
terdapat persamaan pada regresi linier sederhana.
Sehingga persamaan regresinya:

Ŷ = 5,989 + 0,733x

Pada uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh nyata antara Kualitas Pelayanan dengan
Kepuasan Pelanggan.
H0 = Menunjukan bahwa variabel Lokasi dan Promosi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Pada Akar Wangi Zocha Graha Kriya Di Kabupaten Garut
H1 = Menunjukan bahwa variable variabel Lokasi dan Promosi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Pada Akar Wangi Zocha Graha Kriya Di Kabupaten Garut
Berdasarkan hasil data, dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 3.101 dengan nilai signifikansinya
sebesar 0.733 Artinya, nilai signifikansi kurang dari nilai probabilitas (0,733 > 0,05). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Lokasi dan Promosi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pada Akar
Wangi Zocha Graha Kriya Di Kabupaten Garut atau H1 diterima Karena dilihat dari hasil yaitu
negatif, maka pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian memiliki pengaruh
positif, artinya jika varibel Kualitas Pelayanan naik, maka variabel Kepuasan Pelanggan naik

5. Simpulan & Saran


Kesimpulan dari penelitian ini adalah struktur pasar menunjukkan terkonsentrasi lemah
yang mengindikasikan bahwa munculnya pedagang-pedagang baru mampu meningkatkan
persaingan dan pasar akar wangi tidak dikuasai sepenuhnya oleh pedagang yang ada. Tidak ada
hambatan masuk pada sistem pemasaran akar wangi sehingga masyarakat yang ingin
mengusahakan akar wangi dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pasar.
Analisis rantai nilai pemasaran akar wangi mampu memberikan peningkatan nilai dari
bahan baku menjadi produk olahan, yaitu minyak atsiri dan produk kerajinan. Peningkatan nilai
dirasakan oleh lembaga pemasaran dari produsen, pedagang, industri pengolahan hingga konsumen
dengan melakukan aktivitas primer dan pendukung. Pemasaran minyak atsiri dan produk kerajinan
dilakukan tanpa adanya peran andil dari pemerintah setempat. Pelaku usaha mencari saluran
pemasaran secara mandiri, yaitu dengan kontrak kerjasama antara industri pengolahan minyak
atsiri dengan perusahaan ekspor. Industri kerajinan secara mandiri menjalankan usahanya dengan
bekerjasama dengan reseller untuk memasarkan produknya. Selain itu, harga minyak atsiri yang
tinggi mampu memberikan peningkatan pendapatan pelaku usaha akar wangi di Kabupaten Garut.
Saran yang diperlukan dan juga menjadi pertimbangan adalah perlu dibentuk kelembagaan
akar wangi dari produsen sampai industri pengolahan. Kelembagaan ini berfungsi dalam mengatur
produksi, harga, dan pemasaran akar wangi di Kabupaten Garut. Peran pemerintah sangat
dibutuhkan alam membuka pasar minyak atsiri dan produk kerajinan baik dalam maupun luar
negeri agar mekanisme pasar dapat berjalan lebih baik lagi. Peran penyuluh diharapkan bagi petani
dalam membudidayakan akar wangi dengan cara yang baik sehingga hasil akar wangi dapat
maksimal.

www.jurnal.uniga.ac.id
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya J.C, Malika U.E. 2016. Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Atsiri Berdasarkan
Aspek Finansial Dan Teknologi. Jurnal Ilmiah Inovasi. Vol 1(3): 187-192.
Baye M. 2010. Manajerial Economics and Business Strategy. Seventh Edition. Singapore (SG) :
McGraw-Hill
Jaya WK. 2001. Ekonomi Industri. BPFE. Yogyakarta.
Kaplinsky R, Morris M. 2000. A Handbook For Value Chain Research.
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Porter ME. 1993. Keunggulan Bersaing (Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul).
Tim Penerjemah Binarupa Aksara.Rochdiani
2008. Pola Pendapatan Petani Akar Wangi Di Kecamatan Samarang Kabupaten
Garut Provinsi Jawa Barat. Jurnal Agrikultura Vol 19(3): 201-207.Sinaga VR.
2014. Analisis Rantai Nilai Pemasaran Kentang Granola di kecamatan pangaleman
di bandung jawa barat.
Edward, B. R. W. 2020. Pengaplikasian Modul ‘ATUMICS’ Pada Bidang Desain Industri
Furnitur Rotan The Implementation of ‘ATUMICS’ Module Method in Rattan
Furniture Design Industry. BINUS.
Jabar, K. 2021. Kanwil Kumham Jabar akan Menjadikan Akar Wangi IG Unggulan dari
Kabupaten Garut.
Nilaira. 2017. Akar Wangi. DISBUN JABAR.Noor K., N., Utami, K. S., & Sukanadi, I. M. 2018.
“Pemberdayaan Masyarakat Perajin Tenun Lurik Atbm Melalui Inovasi Produk”.
Corak.
Nugraha, A. 2017. Transforming tradition : a method for maintaining tradition in a craft and
design context. Aalto University.
Samarang, D. I., Pulus, P. T., Nusantara, W., & Samarang, A. T. 2011. Pada
Perusahaan
Penyulingan Minyak Akar for Enterprise Refining Vetiver Oil.
Santia, T. 2021. Menkop Teten: Presiden Jokowi Ingin Lindungi dan Ajak Cintai Produk Lokal.
Liputan 6.
Sunarya, yan yan. 2017. Desain dalam Konstelasi Inovasi , Identitas , dan Industri Kreatif.
Researchgat

www.jurnal.uniga.ac.id
Lampiran
Correlations

Lokasi Promosi
Lokasi Pearson Correlation 1 .035
Sig. (2-tailed) .733
N 95 95
Promosi Pearson Correlation .035 1
Sig. (2-tailed) .733
N 95 95

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Lokasi b
. Enter

a. Dependent Variable: Promosi

b. All requested variables entered.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .035a .001 -.009 5.898
a. Predictors: (Constant), Lokasi

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square
1 Regression 4.062 1 4.062
Residual 3235.159 93 34.787
Total 3239.221 94
a. Dependent Variable: Promosi
b. Predictors: (Constant), Lokasi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 65.800 6.069
Lokasi .041 .120 .035
a. Dependent Variable: Promosi
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

www.jurnal.uniga.ac.id
No Responden Lokasi Promosi
1 49 76
2 42 75
3 50 70
4 49 79
5 43 70
6 55 66
7 51 75
8 56 73
9 60 65
10 62 71
11 56 64
12 52 66
13 50 62
14 54 69
15 54 60
16 50 59
17 51 66
18 43 66
19 58 69
20 51 62
21 48 63
22 57 71
23 48 73
24 50 66
25 52 74
26 55 73
27 50 67
28 51 66
29 56 58
30 54 70
31 53 64
32 48 63
33 40 60
34 57 63
35 55 69
36 52 51
37 51 65
38 43 71
39 44 64
40 49 62
41 42 70
42 47 72
43 48 66
44 47 69
45 49 80
46 49 77
47 50 80
48 52 65
49 52 60
50 57 61
51 45 75
52 54 70
53 56 68
54 51 70
55 51 66
56 57 70
57 56 64
58 49 71
59 51 67
60 51 70
61 48 62
62 50 75
63 50 69
64 43 61
65 52 61
66 49 74
67 47 70
68 42 68
69 34 63
70 56 67
71 45 66
72 46 63
73 52 63
74 55 62
Jurnal Statistika Bisnis chica cantika sari, et. al.
Vol. 01; No. 01; Tahun 2022
Halaman 01-07

www.jurnal.uniga.ac.id
75 49 64
76 53 68
77 48 68
78 44 69
79 49 58
80 42 64
81 47 60
82 48 66
83 47 72
84 59 66
85 49 54
86 41 70
87 48 78
88 60 68
89 49 75
90 56 75
91 53 76
92 53 73
93 48 75
94 51 77
95 62 80

Cover
Variabel x
Variabel y lokasi

Anda mungkin juga menyukai