Anda di halaman 1dari 10

Tugas : Metode Penelitian

“ANALISIS JALUR DISTRIBUSI DAN EFESIENSI PEMASARAN CENGKEH”

NAMA : SUHURIA

NIM : 21810013

KELAS : 6A MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan proposal ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi terciptanya
proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Kendari, 18 juni 2020

SUHURI
DAFRAT ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB. 2 LANDASAN TEORI

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

2.2 KAJIAN TEORI

2.2.1 Jalur Distribusi Cengkeh

2.2.2 Saluran Distribusi Pemasaran

2.2.3 Efisiensi Pemasaran

2.2.3 KERANGKA PIKIR

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tanaman cengkeh (sizyguim aromaticum) merupakan tanaman


perkebunan/industri berupa pohon dengan family Myrtceae. Tanaman cengkeh merupakan
tanaman asli Indonesia. Ada beberapa pendapat yang menyatakan kalau tanaman cengkeh
berasal dari Maluku utara, kepulauan Maluku. Di daerah kepulauan Maluku ditemukan
tanaman cengkeh tertua di dunia dan di daerah itu merupakan salah satu produksi cengkeh di
dunia. Cengkeh mulai menyebar keseluruh dunia dibawa oleh orang Tionghoa menuju
Malabar di India. Dari daerah itulah cengkeh mulai menyebar ke eropa, sehingga orang eropa
mulai banyak tau tenaman cengkeh, sehingga orang eropa mulai banyak yang langsung
mencoba mencari tanaman cengkeh langsung dari sumbernya.

Cengkeh digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek disamping


penggunaannya sebagai rempah-rempah, obat herbal, dan pengawetmakanan. Hama dan
penyakit berpotensi menjadi faktor pembatas produksi tanaman cengkeh.perancangan ini
adalah untuk membuat alat pengering cengkeh di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Perancangan ini di awali wawancara dengan petani cengkeh, petugas lapang/pekerja, dan
pemilik perkebunan (swasta,daerah, dan rakyat) untuk mendapatkan informasi mengenai
teknik budidaya cengkeh serta pengolahan yang dilakukan. Dilanjutkan dengan perancangan
untuk mengetahui perancangan alat yanag akan dibuat.

Cengkeh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bersifatmusiman yang


mempunyai peranan penting dalam bidangpangan maupun nonpangan. Produksi cengkeh
sebagian besar digunakan pada industri rokok kretek,disamping itu tanaman cengkeh bisa
juga digunakan untuk obat-obatan, kosmetikdan parfum. Oleh karena sebab itu untuk
mempertahan kan mutu cengkeh tersebutdilakukan usaha pengeringan cengkeh, supaya
cengkeh bisa tahan lama untukdisimpan dan masih tetap dengan kualitas yang bagus.

Di indonesia cengkeh merupakan salah satu produk perkebunan yangmenjadi


unggulan. Hal ini cukup beralasan karena Indonesia merupakansalahsatu penghasil cengkeh
yang sangat melimpah. Namun dengan suasana iklim diIndonesia yang sering terjadi
mendung maupun hujan berlebih ketika musimpenghujan tiba, maka pengeringan cengkeh
akan sangat terganggu.

Pendapatan produksi cengkeh di berbagai daerah di maluku utara, Menurut Badan


Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara pada tahun 2018, Halmahera Barat produksi 459,00
ton, Halmahera Tengah 215,00 ton, Kepulauan Sula 1.148,00 ton, Halmahera Selatan 650,00
ton, Halmahera Utara 611,00 ton, Halmahera Timur 181,00 ton, Pulau Morotai 161,00 ton,
Pulau Taliabu 440,00 ton, Ternate 330,00 ton, Tidore Kepulauan 267,00 ton. Jumlah
keseluruhan pendatan produksi cengkeh di Maluku Utara 4.462,00 ton pada tahun 2018.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Ada pun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

 Apa saja manfaat dari cengkeh ?


 Apa yang dimaksud dengan distribusi ?
 Apa yang dimaksud dengan efisiensi pemasaran ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat efisiensi
masing-masing daerah distribusi pemasaran. mengidentifikasi standar input-output yang
mempengaruhi naik turunnya efisiensi dari suatu daerah distribusi pemasaran.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian ini mengkaji informasi dan penelitian sebelumnya sebagai bahan
perbandingan, dengan melihat kekurangan dan kelebihan yang ada dari penelitian tersebut.

Tujuan penelitian untuk mengevaluasi bagaimana kolaborasi partnership relationship


dalam rantai pasokan upstream komoditi cengkeh di Maluku Utara. Pengumpulan data
menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan prosedur pengumpulan data melalui
wawancara serta dokumentasi berdasarkan observasi dan dengan metode snowball sampling.
Temuan data dilapangan komoditi cengkeh di Maluku Utara belum mengaplikasikan
manajemen rantai pasokan dengan baik khusunya dalam kerja sama. Sebaiknya, ada campur
tangan pemerintah untuk menjaga kestabilan pasokan cengkeh mulai dari para petani, pemilik
kebun, pengumpul sampai di perusahaan.

Daya saing cengkeh di Maluku menempati kelompok tinggi-menengah, yakni


kelompok penghasil cengkeh tertinggi dengan indeks keberlanjutan sedang. Selain Maluku,
provinsi lain yang menempati kelompok ini adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawes iTenggara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Hal ini menandakan bahwa
cengkeh Maluku masih memiliki daya saing dibandingkan provinsi lain penghasil cengkeh di
Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena keterikatan sosial masyarakat, budaya, dan sejarah
Maluku terhadapcengkeh yang tidak bisa dipisahkan. Kondisi tersebut merupakan ciri khas
Maluku yang tidak dimiliki daerah lain sebagai penghasil cengkeh di Indonesia(Kumaat et
al., 2017).

2.2. KAJIAN TEORI

2.2.1. Jalur Distribusi Cengkeh

(Prasetyo, 2008)Ada lima macam saluran pemasaran dalam pemasaran masing-


masing konsumsi yaitu:

a) Produsen → Konsumen Akhir


b) Produsen → Pengecer → Konsumen Akhir
c) Produsen → Pedagang Besar → Pengecer→ Konsumen Akhi
d) Produsen → Agen→ Pengecer →Konsumen Akhir
e) Produsen →Agen → Pedagang Besar →Pengecer → Konsumen Akhir

2.2.2. Efesiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran cengkeh dapat dilihat dari struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar.

a. Struktur pasar (market structure)


Struktur pasar merupakan gambaran hubungan antara penjual dan pembeli yang
dilihat dari jumlah lembaga pemasaran (penjual dan pembeli), diferensiasi produk,
dan kondisi keluar masuk pasar (entry condition). Struktur pasar dikatakan
bersaing bila jumlah pembeli dan penjual banyak, pembeli dan penjual hanya
menguasai sebagian kecil dari barang yang dipasarkan sehingga masing-masing
tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada gejala konsentrasi,
produk homogen, dan bebas untuk keluar masuk pasar. Struktur pasar yang tidak
bersaing sempurna terjadi pada pasar monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar
monopsoni (hanya ada pembeli tunggal), pasar oligopoli (ada beberapa penjual),
dan pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli)

b. Perilaku pasar (market conduct)

Perilaku pasar merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam


menghadapi struktur pasar, untuk tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya, yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga, serta
siasat pasar, seperti : potongan harga, penimbangan yang curang, dan lain-lain.

c. Keragaan pasar (market performance)


Keragaan pasar merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat interaksi
antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar (market conduct).
Interaksi antara struktur dan perilaku pasar cenderung bersifat kompleks dan
saling mempengaruhi secara dinamis(No et al., 2019).

2.2.2. Saluran Distribusi Pemasaran

Untuk memperoleh keuntungan harus didukung pola distribusi dan saluran


pemasaran. Distribusi adalah bagaimana produk anda dapat sampai pada pengguna terakhir
(end-user), dalam hal ini adalah pelanggan anda dengan biaya yang seminimal mungkin tanpa
mengurangi kepuasan pelanggan dan apa pengaruhnya pada keseimbangan perusahaan.
Distribusi dapat juga diartikan sebagai pemilihan tempat atau lokasi usaha. Perencanaan
pemilihan lokasi yang baik, tidak hanya berdasarkan istilah strategis, dalam artian pada jauh
dekatnya pada pusatkota atau mudah tidaknya akomodasi menuju tempat tersebut.
Memanfaatkan kelebihan perusahaan adalah inti dari distribusi.

Pengertian tentang perantara adalah mereka yang membeli dan menjual barang-
barang.Mereka bergerak di bidang perdagangan besar dan pengecer. Sementara agen adalah
orang atauperusahaan yang membeli atau menjual barang untuk perdagangan besar
(manufacturer). Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil
komoditas pertanian tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

a) Jarak antar produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan
konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk
b) Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang tepat atau mudah rusak harus
segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki aluran pendek
dan cepat.
c) Skala produksi. Bila produksi berlangsung dengan ukuran-ukuran kecil, maka
jumlah yang dihasilkan berukuran kecil pula. Hal ini akan menguntungkan
bila produsen langsung menjual ke pasar.
d) Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat
cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran(Prasetyo, 2008).

2.2.3. Efisiensi Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak dari setiap perusahaan. Masing-masing memiliki


peluang yang sama untuk memproduks ibarang/jasa dan bersaing merebut pasar

Seperti yang ditunjukkan oleh Sofjan Assauri (dalamMakmur,Saprijal,2015:43) dalam


America Marketing Association mengemukakan bahwa marketing (pemasaran) merupakan
hasil prestasi kerja dari kegiatan usaha yang berkaita ndengan mengalirnya barang dan jasa
dari produsen sampai ke konsumen. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan berdasarkan kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial menurut Stanton yang dikutip oleh Swastha dan Irawan

a. Struktur Pasar

Pelaku pasar yang terlibat dalam kegiatan tataniaga cengkeh terdiri dari petani
produsen, pedagang besar dan konsumen akhir. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani
cengkeh di Maluku Utara adalah pasar oligopsoni, karena jumlah petani cengkeh lebih
banyak dari pada jumlah pedagang yang terlibat. Jumlah pedagang yang sedikit menjadikan
harga lebih banyak ditentukan oleh pedagang, sehingga posisi tawar petani lemah dan
bertindak sebagai price taker, serta terpaksa menerima harga yang ditawarkan.

Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang besar adalah oligopsoni, karena jumlah
konsumen akhir yang terlibat lebih banyak dari pada pedagang besar. Hambatan masuk pasar
bagi pedagang besar terletak pada modal yang harus dikeluarkan untuk membeli cengkeh.
Komoditi yang diperjual belikan bersifat homogen,yaitu cengkeh kering. Proses penentuan
harga didasarkan pada proses tawar-menawar dengan informasi harga diperoleh dari sesama
pedagang besar.

b. Perilaku pasar

Perilaku PasarPerilaku pasar cengkeh merupakan gambaran tingkah laku lembaga


pemasarancengkeh dalam menghadapi struktur pasar, untuk tujuan mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.Unsur perilaku pasar adalah :

1. Penentuan Harga

Proses penentuan harga cengkeh di lokasi penelitian antara petani dengan pedagang
besar didasarkan atas harga yang berlaku di pasaran meskipun beberapa orang dari petani
yang menjadi responden penelitian mengatakan bahwa proses penentuan harga dilakukan
dengan cara tawar menawar. Proses tercapainya kesepakatan harga antara petani dan
pedagang tidak berlangsung lama, hal ini karena jumlah pedagang yang tidak banyak
menjadikan petani dengan terpaksa menerima harga yang ditawarkan.

2. Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran yangdilakukan oleh pedagang besar cengkeh di Kabupaten Pesisir


Baratkepada petani produsen adalahsistem pembayaran tunai,karena petani menginginkan
proses transaksi yang ringkas dan cepat(No et al., 2019).

2.2.4 Cengkeh

(Kumaat et al., 2017)Cengkeh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang


memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasionl maupun daerah secara berkelanjutan, bik
sebagai komoditas ekspo maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri. Cengkeh berkembang
pertama kali di lima pulau kecil di maluku yakni, bacan, makian, moti, ternate, dan tidore.
Masyarakat maluku telah membudidayakan cengkeh secara turun temurun dan maluku
memiliki keragaman sumberdaya genetik cengkeh yang tinggi

Berdasarkan uraian dari bebera paresponden, kegiatan pemasaran cengkeh berbeda


dari komoditas pertanian lain, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya :

a) Cengkeh tidak dapat langsung dijual secara eceran oleh petani ke konsumen akhir.
b) Cengkeh bukan merupakan kebutuhan pokok
c) Harga per kg cengkeh cukup mahal sehingga untuk menjadi pedagang cengkeh
dibutuhkan modal besar.
d) Jumlah permintaan cengkeh tidak pasti, berbeda dengan produk pertanian lain,seperti
kubis, cabai, bawang merah, yang permintaannya jelas dengan konsumen yang
banyak, sehingga mudah dipasarkan.

2.3. KERANGKA PIKIR

Distribusi dan efisiensi pemasaran sangat mempengaruhi harga jual cengkeh. Dimana
distribusi merupakan proses atau tindakan pengiriman sesuatu yang berasal dari pihak
pertama ke pihak yang lainnya. Jika dilihat dari konteks bisnis, maka distribusi merupakan
proses dalam menyalurkan suatu produk, dari mulai barang maupun jasa melalui produsen
kepada konsumen, dengan begitu produk tersebut bisa tersebar luas dan bisa dibeli konsumen
yang memang membutuhkannya. Sedangkan efisisensi pemasaran adalah peningkatan rasio
output/input yang umumnya didapat dicapai dengan salah satu dari empat:
DAFTAR PUSTAKA

Kumaat, R. L., Wulur, M., & Sumarauw, J. S. B. (2017). Analisis Material Handling pada
Komoditi Cengkeh di Desa Kembes. Jurnal EMBA, 5(2), 414–422.
No, V., Amelia, S. M., Hasyim, A. I., Situmorang, S., Agribisnis, J., Pertanian, F., Lampung,
U., Prof, J., & Brodjonegoro, S. (2019). perekonomian Indonesia guna meningkatkan
devisa negara , pemenuhan bahan baku , penyediaan lapangan kerja serta pelestarian
sumber daya alam ( Pusdatin 2014 ). Salah satu. 7(2), 187–194.
Prasetyo, S. B. (2008). Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk Dengan Metode Data
Envelopment Analysis ( DEA ). Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 8(2), 120–128.

Anda mungkin juga menyukai