Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

”ANALISIS STARTEGI PEMASARAN OLAHAN KERIPIK


JAMUR TIRAM OLEH UD KENANGA

DI AMPENAN”

Nama Mahasiswa : Ahya Ulumuddin

NIM : C1G020018

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISIS STARTEGI PEMASARAN OLAHAN KERIPIK


JAMUR TIRAM OLEH UD KENANGA

DI AMPENAN

Nama Mahasiswa : Ahya Ulumuddin

NIM : C1G020018

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktik Kerja Lapangan : Analisis Strategi Pemasaran Olahan


Keripik Jamur Tiram Oleh UD Kenanga Di
Ampenan
Nama Mahasiswa : Ahya Ulumuddin
NIM : C1G020018
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Waktu Pelaksanaan : 23 maret-27 mei 2023
Nama Institusi Tempat PKL : UD Kenanga
Alamat Institusi Tempat PKL : Jln. Energi Gg. Pogot No. 12 Lingkungan
Karang Buyuk
Kelurahan Ampenan Selatan

Mataram, 19 Maret 2023


Yang Melaksanakan PKL

Ahya Ulumuddin
NIM : C1G020018

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,

Ir. Addinul Yakin, G.D.Ec., M.Ec. Rifani Nur Sindy Setiawan, S.Stat., M.Si.
NIP : 196212261987031002 NIP :199302042022032014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran
Pengolahan Keripik Jamur Tiram Oleh UD Kenanga Di Ampenan”

Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini juga tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang telah mebantu penyusunan laporan ini, yaitu :

1. Ketua Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,


Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
2. Rifani Nur Sindy Setiawan, S.Stat., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing
yang telah memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini
3. M. Irwan Sp. sebagai pembimbing lapang yang sangat sabar meberikan
penjelasan kepada penulis
4. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis
5. Teman-teman seperjuangan atas jalinan persahabatannya
6. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga laporan ini berguna bagi pembaca dan kemajuan ilmu


pengetahuan khususnya bidang pertanian dan ilmu terkait lainnya.

Mataram, 19
Maret 2023

Penulis
DAFTARI ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak
memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung
kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya,
mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan
melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Sementara menurut Campbell
(2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besarnya merupakan eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota
lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural,
pertumbuhan dan cara bereproduksi.

Budidaya jamur merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan di


Indonesia, jamur kini sudah dikenal masyarakat luas sebagai gaya hidup sehat
melalui pembuatan berbagai macam kuliner jamur yang menyebabkan permintaan
jamur meningkat. Salah satu jamur yang potensial untuk dikembangkan adalah
jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Keberadaan jamur tiram sebagai salah satu
jenis bahan pangan sudah cukup lama dikenal di kalangan masyarakat, baik
kalangan ekonomi menengah atas maupun bawah. Jamur dapat dikategorikan
sebagai salah satu komoditas pertanian organik, karena proses budidaya tanaman
jamur tidak menggunakan pupuk sintesis ataupun bahan kimia lainnya (Marini,
Nopiari and Eka Artika, 2019).

Budidaya jamur tiram di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan


konsumen setiap harinya. Padahal prospek pengusahaan jamur tiram cukup cerah,
karena pangsa pasar untuk ekspor maupun lokal terbuka lebar, asal kualitas dan
kuantitas produksi sesuai dengan persyaratan. Usahatani jamur tiram tidak
menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan dapat mengurangi limbah.
Pembuatan media tanam jamur tiram terdiri atas serbuk kayu kayu yang
merupakan limbah dari pengrajin kayu dan bekatul sebagai nutrisi serta kapur atau
dolomit untuk mengatur pH media. Sehingga budidaya jamur tiram tidak terlalu
membutuhkan modal besar karena salah satu media tanamnya adalah serbuk kayu.
Namun masih belum banyak petani yang menggeluti usahatani ini. Sehingga
peluang usahatani jamur tiram untuk dikembangkan kedepannya masih sangat
potensial.

Suatu usaha tentunya harus mampu mengelola ataupun memasarkan


produk olahan usahanya secara tepat melalui strategi promosi atau pemasaran
produk olahan jamur tiram sehingga nantinya usaha tersebut mampu mempeoleh
pendapatan yang tinggi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan
menganalisis strategi pemasaran olahan kripik jamur di UD Kenanga yang
berlokasi di Kelurahan Ampenan Selatan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari PKL ini adalah :

1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh UD Kenanga?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan PKL ini :
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh UD Kenanga

1.4. Manfaat PKL

Adapun manfaat dari pelaksanaan PKL ini adalah :

1. Mahasiswa mampu menganalisis strategi pemsaran yang diterapkan oleh


Kelompok Tani Jamur Kenanga
2. Mahasiswa mampu mengetahui kondisi perkembangan tingkat volume
penjualan pengolahan keripik jamur tiram oleh Kelompok Tani Jamur
Kenanga
3. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi
pemasaran pengolahan keripik jamur tiram oleh kelompok tani jamur
kenanga dalam meningkatkan volume penjualan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Strategi

Strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat dan


terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi
hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa
yang terjadi. Terjadinya kecepatan inivasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetisi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi
inti dalam bisnis yang dilakukan (Umar, 2008)

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh


berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan menejerial. Akibat dari
pengaruh bebrbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun
kelompok mendapat kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai (Rangkuti, 2008)

2.2.Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial ketika individu dan


kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain (Kotler, 2000).

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh


berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan menejerial. Akibat dari
pengaruh bebrbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun
kelompok mendapat kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai (Rangkuti, 2008)

2.3.Strategi Pemasaran

Strategi merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi


dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan
bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive
(artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik) dan
didukung oleh semua potensi yang dimilki oleh perusahaan secara optimal
(Rangkuti, 2002).
Strategi pemasaran adalah rencana menyeluruh, terpadu, dan menyatu
dibidang pemasaran yang memberikan pedoman tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan melalui periklanan, program
promosi, penjualan, program produk, dan pendistribusian (Assauri, 2007).

2.4.Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan jumlah total yang di hasilkan dari


kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan
perusahaan maka besar kemmungkinan besar laba yang dihasilkan. Oleh karena
itu, volume penjualan meruipakan salah satu hal penting yang harus
dievaluasi untuk memungkinkan perusahaan agar tidak rugi (Rangkuti,2009).

2.5.Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis untuk mengidentifikasikan


faktor-faktor dan strategi yang menggambarkan kesesuaian paling baik diantara
berbagai alternatif strategi yang ada berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman. Mendefinisikan SWOT sebagai singkatan dari kekuatan (strengths)
dan kelemahan (weakness) internal suatu perusahaan, serta peluang (opportunity)
dan ancaman (threats) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan (Rangkuti,
2009).
Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan/mengidentifikasi berbagai
faktor secara sistematis yang digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu memiliki kaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
straegis dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dengan kondisi yang ada saat ini.
Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2013). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dekriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode
deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendekripsikan atau
memberi gambaran pada objek yang diteliti melalui data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa maksud untuk memberikan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016).
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk
mengenali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang menentukan kinerja
perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat diperoleh
dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok,
kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan
jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet
dan analisis tren-tren domestic dan global yang relevan (Richard L, 2010).
Analisis SWOT adalah perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu spekulasi bisnis serta sebagai
dasar penentuan strategi pemasaran usaha tanaman hias outdoor.

2.5.1 Strength (Kekuatan)


Analisis atau analisa swot ini adalah akan menyoroti unsur kekuatan yang
dimiliki oleh perusahaan yang bisa memberikan pengaruh positif. Pihak
perusahaan atau organisasi bisa menganalisis apa saja kelebihan perusahaan,
keunggulan yang dimiliki perusahaan, serta keunikan perusahaan yang
membedakannya dengan perusahaan lainnya. Dalam analisis SWOT biasanya
dimasukkan sebanyak mungkin hal positif yang menonjolkan kekuatan dan
keunggulan dari perusahaan.

2.5.2 Weakness (Kelemahan)


Setiap perusahaan pasti memiliki kelemahan. Hal ini dapat memberi
pengaruh negatif terhadap perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan apa saja
yang dimiliki oleh perusahaan, posisikan diri Anda sebagai konsumen yang
biasanya lebih tahu apa yang kurang dari sebuah perusahan. Selain itu,
menganalisis hal apa yang dimiliki perusahaan lain tapi tidak dimiliki perusahaan
Anda.
2.5.3 Opportunity (Peluang)
Analisis peluang sangat penting bagi sebuah perusahaan karena hal inilah
yang akan menentukan perkembangan perusahaan di kemudian hari. Anda harus
melihat peluang apa saja yang ada dan perkembangan tren apa yang sejalan
dengan perusahaan yang bisa membantu perusahaan lebih berkembang.

2.5.4 Threats (Ancaman)


Analisis ancaman mencakup hal-hal apa saja yang mungkin dihadapis
perusahaan yang dapat menghambat perkembangan perusahaan. Anda harus
melihat apa saja ancaman yang ada agar dapat menentukan apakah bisnis dapat
bertahan atau tidak. Beberapa hal yang harus diperhatikan misalnya ketersediaan
sumber daya, apa saja yang dilakukan pesaing, ada berapa jumlah pesaing,
bagaimana minat konsumen, dan juga kekuatan finansial Anda.

2.5.5 Fungsi SWOT


fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari
analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis
SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu
yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi
bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk
memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan
berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi.
Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis
dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi
pertimbangan perusahaan.

2.5.6 Matriks SWOT


Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.

Gambar 1. Matriks SWOT


Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
1) Strategi SO (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2) Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang
ada.
4) Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.

2.6.Penelitian Terdahulu

Menurut Rudi Santoso dkk (2013) dengan judul Analisis Pendapatan


Usahatani dan Saluran Pemasaran Jamur Tiram (Studi kasus: Desa Tapung Jaya,
Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu). Pendapatan yang diperoleh petani
sampel dalam produksi 300 baglog mendapatkan 285 baglog yang tumbuh.
Penerimaan yang diperoleh petani yaitu sebesar Rp 8.550.000,00 dengan biaya
pengeluaran sebesar Rp 3.748.333,00 dan pendapatan sebesar Rp 4.801.667,00.
Petani sampel menjual produknya seharga Rp 30.000/kgnya. Untuk melihat
kelayakan usaha tersebut, maka hasil penghitungan, RCR: 1,28 arti angka 1,28
adalah setiap Rp .1,00 uang yang dikeluarkan untuk memproduksi jamur tiram
akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp . 1,28.
Menurut Arif Rahman dkk (2013) dengan judul Analisis Usahatani dan
Pemasaran Jamur Tiram Putih (Studi Kasus: Kelurahan Tangkerang Timur,
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekan Baru). Dari hasil penelitian diperoleh: 1).
Teknik budidaya jamur tiram yang dilakukan petani mendapatkan hasil yang
optimal. 2). Usahatani jamur tiram memerlukan biaya produksi sebesar Rp
16.651.822, persiklus produksi. Pendapatan bersih yang diperoleh dari budidaya
jamur tiram tersebut sebesar Rp 6.298.178, persiklus produksi dan pendapatan
kotor sebesar Rp 22.950.000, persiklus produksi. Hasil analisis usahatani jamur
tiram diperoleh RCR sebesar 1,38 berarti setiap pengeluaran biaya Rp 100, untuk
budidaya jamur tiram memperoleh pendapatan sebesar Rp 138. Dengan
demikian, usahatani jamur tiram dapat dijalankan dan menguntungkan.
BAB III

MATERI DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) “Analisis Strategi Pemasaran Usaha


Pengolahan Pepes Jamur Oleh Kelompok Tani Jamur Kenanga” bertempat di Jln.
Energi Gg. Pogot No. 12 Lingkungan Karang Buyuk, Kelurahan Ampenan
Selatan, yang dilaksanakan mulai 23 maret - 27 mei 2023.

3.2.Materi

Adapun materi yang diambil dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
yakni materi dalam kuliah Ilmu Usahatani. Penulis berfokus pada Analisis strategi
pemasaran pengolahan keripik jamur tiram oleh kelompok tani jamur kenanga di
Ampenan.

3.3.Metode

3.3.1.Jenis data yang diperlukan

Jenis data yang diperlukan yaitu data primer. Data primer adalah data yang
dihasilkan melalui praktik dan penelitian langsung.
3.3.2.Cara pengumpulan data

Ada beberapa cara dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :


a. Observasi
Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung terhadap fenomena yang sedang di teliti.

b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data dengan melibatkan
interaksi langsung antara peneliti dan responden.
3.3.3.Metode analisis data

Metode yang digunakan adalah :

1. Dengan analisis deskriptif dan masalah


2. Digunakan analisis SWOT.
BAB IV
KONDISI GEOGRAFIS

4.1 Letak Geografis


Kecamatan Ampenan terletak di ujung barat wilayah Kota Mataram yang
berbatasan langsung dengan selat lombok. Di sebelah timur Kecamatan Ampenan
berbatasan langsung dengan Kecamatan Selaparang. Sedangkan sebelah utara dan
sebelah selatan masing masing berbatasan dengan Kecamatan Gunung sari,
Kabupaten Lombok Barat dan Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Luas
wilayah Kecamatan Ampenan adalah 9,46 Km2 yang terbagi dalam 10 (sepuluh)
Kelurahan. Kelurahan Ampenan Utara merupakan Kelurahan yang memiliki
wilayah paling luas sekitar 26,36% dari luas wilayah Kecamatan. Dari sepuluh
Kelurahan tersebut, empat diantaranya merupakan daerah pantai, sedangkan enam
kelurahan lainnya tergolong bukan daerah pantai.

Gambar.1.letak geografis

Kecamatan ampenan memiliki luas wilayah sebesar 946.000 ha, yang terbagi
kedalam masing-masing kelurahan. Luas Kecamatan Ampenan secara rinci dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar. 2 data luas wilayah

Kecamatan Ampenan tergolong sebagai kecamatan dengan topografi


dataran rendah, hal ini mengingat wilayah Kecamatan Ampenan memiliki
kawasan pantai dengan panjang garis pantai mencapai + 7 km2, yang melintasi
kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Tengah dan
Kelurahan Bintaro.

4.2 Kondisi Biofisik


Kondisi biofisik dan pekarangan rumah di Kota Mataram memiliki keadaan
yang berbeda-beda. Pada setiap kecematan maupun kelurahannya, kondisi biofisik
tergantung pada gambaran-gambaran keadaan setiap wilayah tersebut, seperti
gambaran geohidrologi, geologi, dan kemiringan tanahnya.

4.3 Kondisi Sosial Ekonomi


Sejarah Kecamatan Ampenan yang merupakan Kota Tua di Lombok
menjelaskan pada kita bahwa di Ampenan tidak hanya meninggalkan bangunan
tua saja, melainkan representasi dari akulturasi budaya dan etnis yang ada di
wilayah Lombok. Ini terbukti dari terdapat banyaknya kampung yang merupakan
perwujudan dari berbagai suku bangsa di Indonesia diantaranya Kampung
Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Kampung Arab,
Kampung Bali dll, sehingga masyarakat yang ada di sini bersifat heterogen dan
rukun, bahkan keberagaman etnis maupun agama tersebut terwakili dengan
adanya berbagai rumah ibadah sebagai represntasi dari pemeluk agama yang ada
dan bermukim di Ampenan.

Secara Rinci Penduduk Kecamatan Ampenan berdasarkan Agama dapat dilihat


pada table berikut:

Gambar.3 data penduduk menurut agama

Sebagai bekas Kota Pelabuhan Tua, tentunya Wilayah Ampenen juga


merupakan Kota dengan julukan Pusat Perniagaan, namun seiring dengan
perkembangan Kota Mataram, Kawasan Perniagaan Kota Mataram dipndah ke
Kecamatan Lainnya di Kota Mataram, sementara Kawasan Perniagaan Ampenan
menjadi Pusat Rekreasi Kota Tua Mataram, yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan lokal maupun dari mancanegara.Sebagai upaya Pemerintah Kota
Mataram dalam menjadikan Ampenan sebagai kawasan Wisata Kota Tua,
tentunya banyak hal yang telah dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah, baik
melalui Penataan Infrastruktur, sampai dengan upaya mencari Investor untuk
berkerjasama membangun kembali kawasan Kota Tua Ampenan.

Disisi lain, wilayah Ampenan, dengan karakteristik wilayah pantai


tentunya memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi dengan panjang garis
pantai + 11 Km. sehingga terdapat masyarakat Ampenan yang berprofesi sebagai
Nelayan dan Buruh Nelayan.Selain itu keberadaan Pasar Induk Kebon Roek dan
Pasar ACC di Wilayah Kecamatan Ampenan, juga merupakan kontribusi besar
bagi okupasi penduduk di wilayah ini.
Secara rinci Jenis pekerjaan penduduk Kecamatan Ampenan dapat dilihat pada table
berikut:
BAB V.
PROFIL USAHA
5.1. Sejarah
UD. Kenanga merupakan lokasi pengambilan sampel dalam kaitannya
dengan penulisan laporan PKL ini, yang dikhususkan pada pembuatan manisan
tomat. Usahaagroindustri UD.Usaha ini dirintis oleh Pak Suharto dan Bu Hayati
yang merupakan pemilikUD.KENANGA saat ini.Usaha ini awalnya merupakan
binaan Usaha Peningkatan Pendapatan KeluargaSejahtera (UPPKS) yang
dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
tahun 1996-1997.Sebelumnya usaha ini bernama “KAMBOJA” dimana usaha
pertamanya adalah Emping Melinjo. Pada tahun 2000 pimpinan usaha ini
mengusulkan status “UD” ke Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(DEPERINDAG) dan menjadi UD. KAMBOJA.Tahun 2010 nama usaha ini
berubah menjadi UD. KENANGA dikarenakan adausaha agroindustri lain yang
sama-sama bernama UD. KAMBOJA.Semenjak ituUD.KENANGA juga
berpindah binaan dari UPPKS dan sekarang usaha ini di bawah binaanDinas
Pertanian sampai saat ini.Dan semenjak itu juga produk yang dihasilkan semakin
banyak.Sampai sekarang, UD.KENANGA tercatat telah mendapat pengakuan
kesehatan produk dariDinas Kesehatan P.IRT.Nomor 203.527.101.247.Produk
yang paling sering diproduksi saat ini adalah Telur asin, jamur tiram,jamur bongol
jagung dan berbagai olahan jamur.

5.2. Visi dan Misi


Visi:
Mewujudkan Hasil Produk Hortikultura Yang Asuh.

Misi:
Meningkatkan hasil produk hortikultura.
5.3.Struktur Organisasi

Berikut struktur organisasi dari UD.Kenanga yang disajikan dalam bentuk


bagan:
Struktur Organisasi UD.Kenanga

PELINDUNG PEMBINA
KETUA
Lurah Ampenan M. Irwan BP3K dan PPL Kel.
Selatan Ampenan Selatan

SEKRETARIS BENDAHARA
H.M. Zaini Suryani

SEKSI HAMA SEKSI


SEKSI SAPRODI PEMASARAN
PENYAKIT
Hj. Saripah
H.M. Nur Widia Hastuti

ANGGOTA
KELOMPOK TANI
UD.KENANGA
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pemasaran Kripik


Jamur UD Kenanga

6.1.1 Kekuatan pemasaran kripik jamur tiram


a. Besarnya Modal Terjangkau

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan jamur tiram


kenanga bahwa modal awal dari usaha kripik jamur tiram sebesar Rp.1000.000.
Hal ini merupakan kekuatan dari usaha kripik jamur tiram bahwasannya
untuk mengembangkan suatu bisnis kripik jamur tiram tidak harus menyediakan
modal yang besar. Dengan modal yang dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat, usaha ini bisa dijalankan.

b. Ketersediaan Tenaga Kerja Yang Kompeten


Berdasarkan data yang ada , tenaga kerja pada Usaha Dagang Jamur
Kenanga memiliki tenaga kerja sebanyak 6 (enam) orang yang terdiri 1(satu )
orang manajer, 1(satu) orang bendahara, 1(satu) orang sekretaris, dan 3 (tiga)
orang bagian pemasaran.
c. Kualitas Produksi Memenuhi Kreteria
Produk kripik jamur tiram dikemas dengan plastik yg berkualitas, sehingga
produk bisa bertahan dalam beberapa hari kedepan.
d. Lokasi Yang Srategis
Usaha Dagang Jamur Kenanga terletak di Kota Mataram tepatnya
di dusun Karang Buyuk, Kecamatan Ampenan. Lokasi UD.Kenanga mudah
dijangkau karena lokasinya mudah dilalui oleh semua jenis kendaraan.
e. Harga Bersaing
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, rata-rata harga
jual kripik jamur tiram yaitu Rp. 10.000 per 200 gram. Perusahaan memperoleh
keuntungan rata-rata sekitar Rp.2.000.000 – Rp.3 000.000. perbulan.
f. Mampu Memproduksi Bibit Jamur Sendiri
UD kenanga dalam perjalana usahanya dimana awal dari perusahaan
dimulai dari membeli bibit jamur dari perusahaan yg sejenis, lambat laun seiring
dengan bertambahnya permintaan atau pelanggan maka Usaha Dagang Kenanga
berusaha membuat bibit sendiri, secara tidak langsung perusahaan dapat
mengurangi biaya operasioanalnya.
6.1.2. Kelemahan Pemasaran kripik jamur Tiram
a. Tingkat Produksi Rendah
Produksi kripik jamur tiram baru bisa mencapai 3-4 kg per hari, atau
dengan kata lain bahwa produktivitas usaha masih dalam kategori rendah
b. Belum melakukan diversifikasi produk
Olahan kripik Jamur tiram yang diproduksi UD. kenanga masih
menggunakan kemasan yang biasa dan tidak vairiatif serta pengepakannya pun
masih menggunakan cara manual.
c. Belum adanya Sistem Pemasaran Yang Memadai
Sistem penjualan kripik jamur tiram kenanga lebih banyak di jual di pasar
tradisional, sebagian kecil dijual melalui distributor. Belum ada upaya pemasaran
produk melalui iklan, selama ini informasi tentang kripik jamur tiram kenanga
dikenal oleh masyarakat hanya melalui mulut ke mulut.
d. Lokasi produksi yang relatif sempit
Berdasarkan hasil survei luas lahan yang tersedia kurang nyaman di
gunakan untuk melakukan produksi karena lokasinya yang terbilang sempit. ,
menurut pemilik perusahaan bahwa lokasi produksi akan di perluas sehingga bisa
meanmbah volume produksi kripik jamur tiram kenanga.
e. .Manajemen Keuangan Belum Profesional
Manajeman keuangan pada perusahaan ini dipegang oleh karyawan yang
notabennya tidak memiliki keahlian di bidang manajemen keuangan, sehingga
alur keuangan dibuat secara manual dan sederhana.
f. Kurangnya Promosi

Berdasarkan hasil survei pada lokasi penelitian, UD Kenanga hanya


mempromosikan produknya bila ada event-event tertentu di daerah lokasi
seperti perayaan Ulang Tahun Kota Mataram.

6.1.3. Peluang Usaha dalam Pemasaran Kripik Jamur Tiram


a. Mudah di Pasarkan

Kripik jamur tiram dapat dipasarkan secara online melalui media sosial
atau marketplace, sehingga bisa mempermudah dalam kegiatan pemasaran.
b. Daya Beli Masyarakat Relatif Tinggi

Daerah Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah destinasi


wisata setelah Bali, ini merupakan salah satu faktor yang dapat menggerakan
perekonomian daerah Nusa Tenggara Barat, pergerakan yang dinamis
memberikan suatu indikasi bahwa daya beli masyarakat akan semakin
meningkat.

c. Intervensi Pemerintah

Pemerintah Nusa Tenggara Barat melakukan kerjasama dengan pelaku


UMKM dalam memerangi kemiskinan, lewat pelatihan- pelatihan yang kerap
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan
meningkatkan manajemen usaha. Diharapkan kedepannya para pelaku bisnis
bisa menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Nusa Tenggara
Barat. UD Kenanga pada tahun 2015 berkesempatan dalam mengikuti
pelatihan manajemen keuangan yang dilaksanakan oleh Depertemen
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

d. Selera Masyarakat Terhadap Produk Jamur Tiram Cukup Tinggi

Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang sudah sangat
dikenal dikalangan semua lapisan masyarakat, karena kandungan gizinya yang
tinggi, rasanya enak dan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Salah
satunya yaitu kripik jamur tiram yang dimana olahan yang satu ini sangat di
minati oleh masyarakat.

e. Tekonologi

Kemajuan teknologi yang begitu pesat di era globalisasi ini


memungkinkan bagi pengusaha kripik jamur tiram untuk mengembangkan
usahanya lebih cepat dan lebih efisien.

6.1.4. Ancaman Usaha dalam Pemasaran Kripik Jamur Tiram


a. Pengaruh Pergantian Musim/ cuaca Terhadap Produksi Kripik Jamur
Tiram

Musim kemarau merupakan salah satu faktor ekternal yang sangat


mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram, karena suhu udara yang tinggi
akan bisa menghambat pertumbuhan jamur dan akan berimplikasi langsung
terhadap tingkat produksi kripik jamur tiram. Pertumbuhan jamur tiram
memerlukan suhu dingin dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi.

b. Tuntutan Konsumen Terhadap Kualitas


Kualitas kripik jamur yang baik adalah tahan di simpan dalam waktu lama
mengingat kripik adalah salah satu cemilan yang sangat di sukai oleh masyarakat.

c. Kenaikan Harga Bahan Bakar

Ketersediaan bahan bakar berupa gas elpiji dan minyak goreng kerap kali
mengalami kelangkaan yang secara langusng dapat menghambat produksi kripik
jamur kenanga.

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal pada pemasaran


kripik jamur tiram , tahap selanjutnya adalah pembuatan tabel matrix internal dan
ekternal ( IFAS dan EFAS Matrix) seperti pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Matrix Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-faktor Strategi Internal Penilaian


Kekuatan (streinght) Rating Bobot Skor
a. Besarnya Modal Terjangkau 3 0.05 0.15

b. Ketersediaan Tenaga Kerja 4 0.15 0.60


Yang Kompeten
c. Kualitas Produksi Memenuhi 3 0.10 0.30
Kreteria
d. Lokasi Yang Srategis 4 0.10 0.40
e. Harga Bersaing 3 0.05 0.15
f. Mampu Memproduksi Bibit 3 0.05 0.15
Jamur Sendiri
Total 0.50 1.75
Kelemahan (weakness)
g. Tingkat Produksi Rendah 3 0.15 0.45
h. Belum melakukan diversifikasi 4 0.10 0.40
produk
i. Belum adanya Sistem 3 0.10 0.30
Pemasaran Yang Memadai
j. Lokasi produksi yang relatif 4 0.05 0.20
sempit
k. Manajemen Keuangan Belum 4 0.05 0.20
Profesional
l. Kurangnya Promosi 3 0.05 0.15
Total 0.50 1.70
Total Faktor Strategi Internal 1.00 0.05

Tabel 1. menunjukkan bahwa faktor internal yang dimiliki oleh UD


Kenanga berupa kekuatan memberikan efek positif terbesar yaitu sebesar 0,6
terhadap pangsa pasar yaitu faktor tenaga kerja yang kompeten. Sedangkan dari
faktor kelemahan, ada dua faktor memberi pengangaruh negatif yaitu sebesar
0,45 yaitu faktor tingkat produksi rendah dan faktor belum adanya diversifikasi
produk merupakan faktor terbesar kedua yang memberikan pengaruh negatif.
Sedangkan skor untuk faktor eksternalnya selengkapnya ada pada Tabel 2 berikut
ini:

Tabel 2.Matrix Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor-faktor Strategi Eksternal Penilaian


Peluang (opportunity) Rating Bobot Skor
a. Mudah di Pasarkan 4 0.13 0.52

b. Daya Beli Masyarakat Relatif 4 0.13 0.52


Tinggi
c. Intervensi Pemerintah 2 0.05 0.10
d. Selera 3 0.10 0.30
Masyarakat
Terhadap
Produk Jamur
Tiram Cukup
Tinggi
e. Tekonologi 2 0.09 0.18
Total 0.50 1.62
Ancaman (Threat)
f. Pengaruh Pergantian Musim/ 4 0.20 0.80
cuaca Terhadap Produksi
Kripik Jamur Tiram
g. Tuntutan Konsumen Terhadap 3 0.15 0.45
Kualitas
h. Kenaikan Harga 3 0.15 0.45
Bahan Bakar
Total 0.50 1.70
Total Faktor Strategi Internal 1.00 -0.08

Tabel 2. menunjukkan bahwa dua faktor yang memberikan nilai positif


tertinggi yaitu faktor luas pangsa pasar dan daya beli masyarakat sebesar 0,52
bila dibandingkan dengan faktor ekternal lainnya. Hal ini menunjukkan
perusahaan UD. Kenanga memiliki peluang yang cukup besar dalam
mengembangkan usahanya. Dengan adanya peluang yang besar, persaingan pasar
juga besar yaitu sebesar 0,80. Jika kedua faktor-faktor eksternal yaitu peluang
dan ancaman dijumlahkan maka skor untuk faktor ekternal memiliki skor sebesar
-0,08 hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan kripik jamur tiram pada UD.
Kenanga memiliki ancaman dalam mengembangkan usahanya.

6.2. Strategi Pemasaran Kripik Jamur Tiram


Gambar 1.Matrix Posisi Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih UD.
Kenanga

Faktor eksternal

+Y

0.05 Faktor Internal


+X
-0.08 -X

-Y

Berdasarkan Gambar 1. posisi strategi pemasaran jamur tiram putih


UD. Kenanga Kota Mataram berada pada kuadran II yaitu posisi strategi
Deversifikasi (Positip, negatif). Posisi ini menandakan suatu perusahaan cukup
kuat namun menghadapi banyak tantangan

Lebih lanjut dijelaskan strategi diversifikasi dapat dilakukan dengan


menerapkan strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi
konglomerat, strategi diversifikasi horisontal. Strategi diversifikasi konsentrik
dapat dilakukan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang masih
berkaitan dengan produk atau jasa lama. Diversifikasi Konglomerat dapat
dilakukan dengan menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan
dengan produk atau jasa lama, sedangkan strategi Diversifikasi horisontal dengan
cara menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan dengan pelanggan
saat ini.

Setelah mengetahui hasil pada gambar diatas, maka perlu dilakukan


analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT.

Tabel 3. faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT

KEKUATAN
INTERNAL 1. Besaran modal terjangkau
2. Tenaga kerja yang kompeten
3. Kualitas produk sudah memadai
EKSTERNAL
4. Lokasi perusahaan strategis
5. Harga Jamur Bersaing
6. Mampu memproduksi bibit sendiri
ANCAMAN Strategi Diversifikasi
1. Adanya persaingan 1. Meningkatkan produksi dengan
2. Adanya pergantian musim meningkatkan produkstivitas kerja dan
3. Tuntutan konsumen terhadap penambahan sarana produksi.
kualitas 2. Berusaha untuk mempertahankan pelanggan
4. Kenaikan Harga Bahan Bakar dengan cara meningkatkan kualitas produk
3. Berinovasi dengan melakukan diversifikasi
produk serta lebih intensif dalam
mempromosikan produk

Dari hasil analisa matriks SWOT diperoleh kondisi perusahaan jamur


tiram putih UD. Kenanga berada pada kondisi yang kuat namun penuh dengan
ancaman. Untuk mengatasi atau solusi yang dapat ditempuh oleh UD. Kenanga
adalah :

1. Dari segi produk yang dihasilkan oleh UD kenanga, untuk meningkatkan


kapasitas produksi dapat dilakukan dengan penambahan jumlah budidaya,
dimana selama ini jumlah jamur tiram yang siap panen hanya berkisar antara
400-500 baglog. Penambahan jumlah baglog yang akan ditanami benih jamur
per orang adalah paling minimum dilakukan dua kali lipat dari sebelumnya
yaitu sebanyak 1000 baglog per orang. Selain itu, dapat pula dilakukan
dengan penambahan jumlah tenaga kerja, dimana tenaga kerja yang
dipekerjakan dalam proses produksi hanya 2 orang. Penambahan tenaga kerja
dua kali dari tenaga yang ada akan dapat meningkatkan produksi sebesar
100% dari produksi yang ada dengan asumsi proses produksi berjalan dengan
normal, disamping usaha peningkatan kuantitas produk perlu diadakan
perbaikan terhadap kualitas sumberdaya manusianya. Pemerintah Nusa
Tenggara Barat sangat intens dalam upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, salah satunya adalah melakukan pembinaan terhadap
pelaku-pelaku bisnis yang masih dalam kategori Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
2. Untuk mempertahankan pelanggan yang ada, UD Kenanga dapat melakukan
suatu terobosan baru atau berinovasi terhadap produk yang ada. Selama ini
UD Kenanga memasarkan kripik jamur tiram yang masa simpannya terbilang
singkat. Untuk itu perlu di lakukan suatu terobosan guna memperpanjang
masa simpan produk kripik jamur tiram. Disamping itu, bentuk kemasan juga
dapat mempengaruhi minat pelanggan.
3. Selain melakukan inovasi, UD Kenanga dapat melalukan diversifikasi
produk misalnya dengan membuka stand yang menjual beberapa varian rasa
untuk kripik jamur tiram, seperti rasa pedas, rasa keju, rasa barbekyu, atau
rasa bawang. Dengan menawarkan beragam rasa, kita dapat menarik minat
konsumen yang memiliki preferensi rasa yang berbeda-beda.. Selain
melakukan diversifikasi produk jamur tiram, UD. Kenanga juga dapat
menambah jenis jamur yang dibudidayakan selain jamur tiram ((Pleurotus
Ostreotu).
4. Disamping usaha mempertahankan pelanggan, usaha untuk memperluas
pangsa pasar juga penting dilakukan, pada saat sekarang ini dapat
dikalukan secara lebih efisien via internet. Google merupakan media sosial
yang dapat dipergunakan sebagai ajang promosi produk jamur dan sekaligus
sebagai metode untuk meningkatkan pangsa pasar.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran


jamur tiram putih pada UD. Kenanga :

1. Faktor Kekuatan : besaran modal yang terjangkau, tenaga kerja yang


berkompeten, kualitas produk yang memadai, lokasi perusahaan strategis,
harga bersaing dan mampu memproduksi bibit sendiri.
2. Faktor kelemahan : tingkat produksi rendah, belum melakukan
diversifikasi produk, tidak adanya sistem pemasaran produk, lahan
propoduksi terbatas, manajemen keuangan belum profesional, tidak ada
kegiatan promosi produk jamur.
3. Faktor peluang : luasnya pangsa pasar, daya beli masyarakat tinggi,
adanya intervensi pemerintah, permintaan produk kripik jamur tiram
semak in meningkat, kemajuan teknologi.
4. Faktor ancaman : adanya pergantian musim, tuntutan konsumen terhadap
kualitas produk, kenaikan harga bahan bakar.

7.2 Saran

1. Dari hasil analisa matrix SWOT posisi berada pada kondisi dimana
perusahaan jamur tiram putih UD. Kenanga di Kota Mataram memiliki
kekuatan, namun dihadapkan pada tantangan. Strategi yang dapat
direkomendasikan adalah strategi diversifikasi, yaitu strategi yang
menggunakan segala kekuatan yang dimiliki untuk menghadapai
segala tantangan yang ada, sehingga tantangan itu bisa berubah
menjadi peluang bagi UD. Kenanga.
2. Untuk pemerintah disarankan agar lebih memperhatikan kebutuhan dari
pelaku usaha mikro, terutama peningkatan kegiatan atau pelatihan-
pelatihan secara teknis terkait dengan olahan kripik jamur tiram.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2017). Manajemen Pemasaran. In S. Assauri, Manajemen
Pemasaran (pp.168-169). Jakarta.

Gandjar, I. (2006) Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Husein, Umar. 2008.Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta.


PTRajagrafindo Persada

Sumarmi. 2006. Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih. Jurnal Inovasi
Pertanian Vol.4, No. 2, 2006 (124-130)

Kotler, Philip (2000). Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen, Jakarta : Prenhalindo

Rangkuti, Freedy, (1999). Analisa Swot – Teknik Membedah Kasus Bisnis.


PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rangkuti, Freddy .2002. Creating Effective Marketing Plan. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.

Rangkuti, Freddy. (2008, measuring customer satifaction. Teknik Mengukur dan


Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, Freddy.2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka


Utama

Rangkuti, Freedy. (2013). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis:


Cara Perhitungan Bobot, Rating Dan OCAI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Richard L. Daft. (2010). Era Baru Manajemen,Edward Tanujaya, Edisi
9,Salemba Empat
Sugiyono (2016).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung:Alfabet

Anda mungkin juga menyukai