Freezing / Pembekuan
Teknologi pembekuan makanan adalah
teknologi mengawetkan makanan dengan
menurunkan temperaturnya hingga di
bawah titik beku air.
Makanan beku umumnya tidak mengalami hal
itu semua; membekukan makanan cenderung
menjaga kesegaran makanan. Makanan beku
menjadi favorit konsumen melebihi makanan
kaleng atau makanan kering, terutama di
sektor hasil peternakan (daging dan produk
susu), buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Titik beku adalah temperatur di mana
kristal es dan air berada dalam keadaan
ekuilibrium; titik di mana air tepat
membeku atau es tepat mencair.
Titik beku makanan berada di bawah titik beku air murni, hal
ini dikarenakan makanan mengandung berbagai campuran
berbagai macam zat dan masing-masing saling
mempengaruhi sehingga menurunkan titik beku. Level titik
beku suatu makanan tergantung pada konsentrasi zat-zat
dalam makanan.
Prinsip Pembekuan
3
Tipe ketiga dari proses nukleasi, yang disebut dengan
pembentukan inti sekunder, terbentuk ketika kristal-kristal
membelah. Tipe kristalisasi ini memberikan ukuran kristal yang
seragam, dan umum terjadi pada proses pembekuan makanan cair
(Franks, 1987).
Peralatan pembekuan secara umum dapat dikelompokan
sebagai berikut:
Nitrogen cair memiliki titik didih yang sangat rendah, yaitu -196oC, sedangkan
karbon dioksida cair memiliki titik didih -79oC. Cryogen cenderung tidak
berbau, tidak berwarna, dan inert sehingga tidak akan bereaksi dengan bahan
makanan padat walau pendinginan dilakukan dalam keadaan tanpa dikemas
dan mempengaruhi kualitas makanan kecuali terhadap temperatur dinginnya
itu sendiri. Selain itu, cryogen memiliki laju transfer panas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cairan pendingin lainnya.
Pada proses pembekuan dengan cryogenic, pendinginan awal perlu dilakukan untuk
mencegah keretakan akibat turunnya temperatur secara drastis karena volum produk
makanan mengalami perubahan volum yang sangat cepat ketika terendam dalam
cryogen. Mempertahankan temperatur sangat mungkin karena cryogen yang menguap
memiliki koefisien transfer kalor konvektif yang sangat tinggi.
• Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan,
khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.
• Dari semua metode tersebut, salah satu metode pengeringan yang dianggap paling
baik saat ini adalah metode freeze drying atau yang lebih dikenal dengan nama
metode pengeringan beku. Metode ini juga dikenal dengan berbagai nama seperti
metode lyophilisation, lyophilization dan cryodesiccation.
• Prinsip dasar pengeringan beku (freeze drying) adalah proses menghilangkan
kandungan air dalam suatubahan atau produk yang telah beku (es) tanpa melalui fase
cair terlebih dahulu. Liofilisasi adalah solusi farmasi untuk menghasilkan sebuah
produk bubuk yang stabil. Metode ini telah menjadi standar praktek dalam
memproduksi produk sediaan suntik di pasaran.
• Untuk mendapatkan produk yang baik dengan metode Frezee drying ini
membutuhkan peralatan khusus yang disebut sebagai Freeze Dryer. Freeze dryer
merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk ke dalam Conduction
Dryer/Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu
antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat
dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak
terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas
terjadi secara hantaran (konduksi).
Pembekuan: Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan terlebih
dahulu.
Vacuum : Setelah beku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini
memungkinkan pelarut beku dalam produk untuk menguap tanpa melalui
fase cair, proses yang dikenal sebagai sublimasi.
Panas : Panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
Kondensasi: Kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang
menguap di ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.
• Produk yang dihasilkan akan menjadi lebih stabil kualitasnya (tidak terjadi
perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lainnya)
• Struktur bahan di dalam produk tetap stabil (tidak terjadi pengkerutan
atau perubahan bentuk pada struktur bahan)
• Daya rehidrasi produk meningkat (dengan hasil pengeringan yang sangat
berongga dan lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat
kembali kesifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama
dengan sebelum pengeringan).
• Daya rehidrasi ini sangat penting sekali dalam industri farmasi terutama
untuk sediaan obat injeksi. Semakin tinggi daya rehidrasinya maka
semakin baik pula daya larut atau kelarutan dari produk tersebut.
Liofilisasi merupakan proses pengeringan beku dengan proses sublimasi
dan pengurangan kadar air sampel [1]. Dalam banyak literatur, liofilisasi
disebut juga freeze drying (pengeringan beku). Idealnya, sampel
dimasukkan ke nitrogen cair (-196 oC), tetapi proses ini dapat membentuk
gas sehingga terjadi efek Leidenfrost (pengkristalan). Oleh karena itu,
teknik liofilisasi menjadi penting untuk dilakukan [2]. Prinsip dari teknik
ini adalah membekukan sampel secara cepat dengan kondisi vakum untuk
menghindari terbentuknya kristal-kristal es yang dapat merusak sampel
[3,4]. Umumnya sampel yang dapat diliofilisasi yaitu sampel seperti
protein, mikroba, obat-obatan, plasma sel dan jaringan yang sensitif
terhadap panas dan mudah rusak jika pengeringan dilakukan pada kondisi
standar [5].
TERIMA KASIH