MODUL V
FREEZE DRYING
1. PENDAHULUAN
2. Memahami mekanisme operasi alat pengering beku secara benar dan aman.
Pengeringan beku (freeze drying) dilakukan pada kondisi suhu dan tekanan di
bawah titik “triple” air, untuk memungkinkan air yang terkandung dalam bahan
yang dikeringkan menyublim, setelah terlebih dahulu dibekukan. Prinsip utama
dalam pengeringan beku adalah fenomena yang disebut sublimasi, di mana air
langsung mengalami perubahan fasa dari keadaan padat (es) ke keadaan uap
tanpa melalui keadaan cair. Proses sublimasi berlangsung pada tekanan dan
suhu di bawah titik “triple”, yaitu pada tekanan 4,579 mm Hg dan suhu 0,0099
derajat Celcius. Bahan yang akan dikeringkan terlebih dahulu dibekukan pada
suhu dibawah 00C dan kemudian ditempatkan pada vakum tinggi untuk
kemudian dipanaskan (dengan cara konduksi atau radiasi atau keduanya)
sehingga cairan beku dalam bahan akan menyublim, menguapkan komponen
cairan yang ada dalam bahan dan menyisakan padatannya. Seluruh proses
dilakukan pada suhu dan tekanan rendah, maka cocok untuk pengeringan
senyawa thermolabile. Langkah langkah yang terjadi pada proses pengeringan
beku seperti terlihat dalam Gambar 1, yaitu dimulai dari penyiapan
1
sebenarnya masih tersisa kandungan air sekitar 7-8%, untuk itu pengeringan
masih perludilanjutkan untuk mengurangi kandungan air seminimal mungkin.
Proses ini dinamakan ‘Isothermal Desorption’dimana air terikat di desorpsi
dari bahan. Pengeringan sekunder biasanya dilakukan pada suhu yang lebih
tinggi dari suhu ruangan tetapi masih harus disesuaikan dengan sensitivitas
bahan yang akan dikerringkan. Hal ini berbeda dengan kondisi pada
pengeringan primer, dimana pada pengeringan primer dilakukan pada suhu
yang rendah dan tekanan yang moderat, sedangkkan pada pengerringan
sekunder dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih rendah.
Pengeringan sekunder umumnya memerlukan waktu lebih kurang 1/3 or 1/2
kali waktu pengeringan primer.
Gradien konsentrasi uap air antara permukaan pengering dan kondensor adalah
daya dorong untuk menghilangkan air selama liofilisasi. Tekanan uap air
meningkat dengan peningkatan suhu selama pengeringan primer. Oleh karena
itu, suhu pengeringan primer harus dijaga setinggi mungkin, tetapi di bawah
suhu kritis proses, untuk menghindari berubahnya struktur bahan yang
dikeringkan. Suhu kritis proses ini adalah suhu berubahnya bahan bahan amorf,
atau titik lebur eutektik kristal bahan. Selama pembekuan kristal es
mulaiterpisahsampai larutan mencapai konsentrasi maksimal. Pada
pendinginan lebih lanjut, terjadi pemisahan fasa dari zat terlarut dan es.
2
Annealing merupakan langkah opsional, kadang-kadang digunakan untuk
mengkristal komponen formulasi. Jika zat terlarutmemisahkan keluar dalam
bentuk kristal, itu dikenal sebagai suhu eutektik. Sebaliknya, jika bentuk amorf
terbentuk, suhu disebut sebagai suhu transisi gelas (Tg). Penentuan temperatur
kritis ini penting untuk pengoptimalan siklus liofilisasi.Selama pengeringan
primer, suhu pengeringan tidak melebihi temperatur kritis, yang jika tidak akan
mengarah ke 'meltback'
Gambar 2: Diagram fasa yang menunjukkan titik “triple” air pada suhu 0,010C
dan tekanan 0,00603 atm
3
2. Vacuum: Setelah beku, produk ditempatkandi bawah vakum. Hal ini
memungkinkan pelarut beku didalam produk untuk menguap tanpa melalui
fasa cair.Proses ini dikenal sebagai sublimasi.
Desain alat pengering beku secara skematis seperti ditunjukkan dalam Gambar
2.3.
Chamber
Ruangan ini merupakan tempat vakuum yang kedap, kerap juga disebut
sebagai lyophilization chamberatau cabinet. Chamber memiliki rak (tray) untuk
menempatkan bahan yang akan dikeringkan, umumnya terbuat dari bahan
stainless steel. Untuk membuka dan menutup chamber umumnya
menggunakan sistem hidrolik atau motor listrik.
4
Shelves
Pengering beku untuk keperluan penelitian umumnya hanya terdiri dari satu
rak ((shellf), Desain rak dibuat untuk terjadinya perpindahan panas,
mengeluarkan panas dari bahan pada saat terjadinya pembekuan dan
memberikan panas ke dalam bahan pada saat terjadinya pengeringan pertama
(primary drying) dan pengeringan kedua (secondary drying).
Process Condenser
Kondenser ini didesain untuk memerangkap pelarut, biasanya berupa air ketika
terjadinya pengeringan di bagian chamber. Kondenser ini umumnya berupa
gulungan pipa atau pelat yang berfungsi untuk pengkondensasian pelarut.
Pada proses pengeringan beku, bahan yang akan dikeringkan pertama kali
harus dibekukan dan kemudian dipanaskan untuk menyublimkan cairan beku
yang ada di dalam produk. Perubahan enersi yang terjadi pada chamber
biasanya dilakukan dengan mensirkulasikan cairan melalui rak pada suhu yang
diinginkan. Suhu diatur di bagian sistem alat penukar panas terpisah, yang
terdiri dari sistem pendingin atau pemanas listrik. Cairan yang disirkulasikan
biasanya minyak silicon, dipompakan ke dalam chamber pada tekanan rendah.
Refrigeration system
Vacuum system
Untuk mengeluarkan pelarut atau air dari bahan pada proses pengeringgan
diperlukan tekanan vvakuum.Tingkat vakuum yang diperlukan umumnya
berkisar antara 50 to 100μbar. Untuk mencapai kevakuman pada level tersebut
digunakan pompa vakum dua tahap (two stage rotary vacuum pump).
5
3. ALAT YANG DIGUNAKAN:
3.1 Bahan
3.2 Alat
TI3: suhu wadah bahan yang akan dikeringkan V1: Valve untuk pengeluaran air hasil kondensasi
TI3
TW1: suhu condenser untuk mengkondensasikan V2: valve pengaturan tekanan vakum
Uap air hasil sublimasi bahan yg dikeringkan
TW2: suhu refrigerant keluar dari kompresor P1: Kompresor
D1 G1: Pompa Vakum
TW2
D1: Wadah tempat bahan
J1 yang akan dikeringkan
REFRIGERATOR V2
V1 TW1
P1 G1
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM:
1. Bahan yang akan dikeringkan (buah alpukat atau buah lainnya) dipotong potong
kecil, ukuran lebih kurang 1 cm x 0,8 cm x 1 cm. Tempatkan pada gelas arloji
6
yang sudah ditimbang. Timbang kira kira 5 gram bahan yang akan dikeringkan
menggunakan timbangan analitis.
4. Nyalakan panel listrik pada alat pengering dengan menaikkan saklar listrik dan
memijit tanda start.
6. Masukkan bahan yang sudah beku ke dalam wadah D1 dengan cara membuka
tutup ruang pengering. Kemudian tutup kembali sampai kedap.
8. Tutup valve V2 pelan pelan hingga angka penunjuk tekanan menunjukkan angka
lebih kurang 1 mbar
1. Buka valve V2 pelan pelan sehingga tekanan ruang pengering menjadi tekanan
ruangan.
3. Buka tutup pengering pelan pelan, kemudian timbang. Catat berat bahan dan
gelas arloji.
7
5. DATA PENGAMATAN