Kelompok : 7
Kelas : 2C - D3 Teknik Kimia
Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati Muhari, M.T.
Tanggal Penugasan : Jumat, 3 Juli 2020
Tanggal Penyerahan : Sabtu, 11Juli 2020
Annealing
Berikut ini adalah Kandungan Gizi atau Nutrisi pada buah Alpukat (Avocado) :
Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%
Kalori 160 kal –
Karbohidrat 8,5g –
Air 73% –
Protein 2g –
Gula 0,7g –
Serat 6,7g –
Lemak 14,7g –
Vitamin A 7µg 1%
Vitamin C 10mg 11%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 2,07mg 14%
Vitamin K 21µg 18%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,07mg 6%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,13mg 10%
Vitamin B3 (Niacin) 1,74mg 11%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 1,39mg 28%
Vitamin B6 (Pyridoxine) 0,26mg 20%
Vitamin B9 (Folat) 81µg 20%
Vitamin B12 0µg –
Cholin 14,2mg 3%
Kalsium 12mg 1%
Zat Besi 0,55mg 7%
Magnesium 29mg 7%
Fosfor 52mg 7%
Potassium (Kalium) 485mg 10%
Sodium 7mg 0%
Seng (Zinc) 0,64mg 6%
Tembaga (Copper) 0,19mg 21%
Manganese 0,14mg 6%
Selenium 0,4µg 1%
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari buah alpukat :
Penyakit Jantung merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya angka
kematian di dunia. Beberapa penyebab penyakit jantung adalah karena tingginya
kadar kolesterol, tingginya trigriserida dan juga karena tekanan darah yang tinggi.
Beberapa penelitian mendapatkan hasil bahwa konsumsi buah alpukat dapat
menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan kadar
kolesterol HDL (kolesterol baik) serta dapat menurunkan level trigriserida secara
signifikan.
Salah satu senyawa tumbuh-tumbuhan yang terkandung dalam buah Alpukat yaitu
Karatenoid dapat mengurangi risiko penyakit mata yang berkaitan dengan usia.
Nutrisi dan Gizi sangat penting bagi kesuburan, perkembangan janin, kelahiran dan
juga komposisi dalam ASI (Air Susu Ibu). Buah Alpukat mengandung beberapa
nutrisi penting bagi wanita hamil dan menyusui seperti Folat, Serat, Lemak tak jenuh
tunggal (Monounsaturated Fat) dan antioksidan larut dalam lemak.
Buah Alpukat mengandung Serat yang tinggi sehingga dapat membantu sistem
pencernaan pada tubuh kita dan membantu mengatasi sembelit.
Lemak tak Jenuh tunggal atau Monosaturated Fats yang terkandung dalam buah
Alpukat bermanfaat untuk meningkatkan warna kulit dan penampilan. Lemak tak
Jenuh tunggal ini merupakan nutrisi penting dalam menjaga tingkat kelembaban di
lapisan epidermis kulit sehingga terlihat lembut dan sehat.
TB
D1
TW2
J1
V2
Refrigerator G1
TW1
V1
P1
b. t = 60 menit
Bahan dimasukkan pada temperatur -26oC
Temperatur pemanasan 34,0o C
Tekanan V2 = 0,90 mBar
c. t = 90 menit
Bahan dimasukkan pada temperatur -27o C
Temperatur pemanasan 23,6o C
Tekanan V2 = 0,90 mBar
Berat Arloji
Berat Bahan+Arloji Berat Bersih
Kosong
Waktu (gram) (gram)
(gram)
(menit)
0,5 1 1,5
0,5 cm 1 cm 1,5 cm 0,5 cm 1 cm 1,5 cm
cm cm cm
2,5
2
(gr H2O/gr dry solid)
Kandungan Air, X
1,5
Ukuran Ketebalan 0,5 cm
Ukuran Ketebalan 1 cm
1
Ukuran Ketebalan 1,5 cm
0,5
0
0 20 40 60 80 100
-0,5
Waktu (menit)
3. Penentuan Berat Kandungan Air (Wair)
Wair = Wo – Wn
Wo : Berat Awal (gram)
70
60
Kandungan Air Teruapkan (%)
50
40
Ukuran Sampel 0,5 cm
30 Ukuran Sampel 1 cm
Ukuran Sampel 1,5 cm
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)
Data Tanpa Pengambilan Sampel
Ukuran Sampel Waktu Wo Wair Kandungan Air Teruapkan
(cm) (menit) (gram) (gram) (%)
0 1,55 0 0
0,5
90 1,55 0,7187 46,36
0 2,17 0 0
1,0
90 2,17 0,7644 35,23
0 3,47 0 0
1,5
90 3,47 0,9692 27,93
BAB VI
PEMBAHASAN
Pembahasan Oleh: Afifah Fauziah Huwaida (181411065)
Pada praktikum ini, kami menggunakan sampel buah alpukat yang dipotong
menjadi ukuran lebih kurang 1 x 1 cm dengan variasi ketebalan yang berbeda-beda,
yaitu 0,5 cm; 1 cm; dan 1,5 cm. Masing-masing berat sebelum dilakukan pengeringan
adalah 1 gram; 2,54 gram; dan 4,2 gram. Pengeringan dilakukan dengan metode Freeze
Drying dengan variasi waktu 30 menit; 60 menit; dan 90 menit pada masing-masing
ketebalan. Pada metode ini dilakukan pada kondisi suhu dan tekanan di bawah titik
triple air agar air yang dikeringkan dari fasa padat (es) berubah menjadi fasa gas (uap)
tanpa melalui fasa cair, atau dengan kata lain dikeringkan dengan cara sublimasi. Bahan
dikeringkan dengan cara dibekukan terlebih dahulu untuk kemudian ditempatkan pada
vakum tinggi dan dipanaskan.
2,5
(gr H2O/gr dry solid)
Kandungan Air, X
Dari grafik kandungan air bahan terhadap waktu menunjukkan bahwa penurunan kadar
air pada bahan dipengaruhi oleh lamanya waktu pengeringan juga ketebalan dari bahan
yang dikeringkan. Maka dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar air juga
dipengaruhi oleh berat bahan.
Diagram kandungan air teruapkan
70
60
Kandungan Air Teruapkan (%)
50
40
Ukuran Sampel 0,5 cm
30 Ukuran Sampel 1 cm
Ukuran Sampel 1,5 cm
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)
Kandungan air yang teruapkan paling tinggi terjadi pada ukuran/ketebalan sampel
paling kecil yaitu 0,5 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar ketebalan
bahan yang dikeringkan maka kandungan air yang teruapkan akan semakin kecil.
Pembahasan Oleh: Fristantia Afininnisa (181411077)
Pada praktikum Freeze Drying ini, kami hanya diberi data yang terlampir pada
bab 4 dan mengolah data tersebut. Tujuan dari praktikum tersebut yaitu untuk
memahami mekanisme pengeringan suatu bahan menggunakan metode Freeze Drying,
lalu mengetahui cara menghitung kandungan air selama proses berlangsung dan
membuat grafik kandungan air bahan yang dikeringkan terhadap waktu. Freeze Drying
adalah metode pengeringan yang dilakukan pada kondisi dibawah triple point dimana
pada proses ini bahan yang akan dikeringkan diuapkan dari padat (air yang membeku)
menjadi gas (uap air) tanpa melewati fasa cair, metode ini disebut juga dengan
sublimasi. Mengetahui kondisi proses yang tepat, perlu digunakannya Kurva
kesetimbangan tiga fasa.
Langkah awal yaitu sample preperation, kami menggunakan buah alpukat
sebagai bahan kerja. Alpukat dipotong-potong menjadi ukuran 0,5 cm, 1cm, dan 1,5
cm lalu dibekukan. Hal tersebut dilakukan agar air yang terkandung didalam alpukat
berubah menjadi membeku (padatan), sesuai dengan prinsip Freeze Drying.
Langkah kedua yaitu primary drying, pada tahap ini dilakukan penurunan
tekanan menjadi vakum. Pada tahap ini kami menggunakan kondisi operasi bahan
dimasukkan pada temperature -260C, temperatur pemanasan ±48,90C dan tekanan 0,95
mbar. Setelah 30 menit, ditimbang, dan dilakukan pengeringan kembali dengan suhu
pemanasan ±34,00C dan tekanan 0,90 mbar atau disebut secondary drying. Hal ini
dilakukan karena sesudah primary drying kandungan air dalam buah masih tersisa
kurang lebih 8-9%. Maka dari itu pengeringan masih dilanjutkan untuk mengurangi
kandungan air seminimal mungkin. Lalu ditimbang lagi. Banyaknya air dalam alpukat
yang menguap dapat dihitung dari selisih berat basah dan kering totalnya. Freeze Dryer
dapat menguapkan lebih banyak air karena metoda penguapannya yang langsung dari
padat ke gas tanpa melewati fasa cair. Fasa cair bersifat mengisi ruang yang artinya jika
melewati fasa cair, air yang belum teruapkan akan mengisi pori-pori yang kosong
dalam sekali yang menyebabkan air semakin sulit untuk teruapkan.
Dari data yang diberikan, terdapat data dengan pengambilan sampel dan tanpa
pengambilan sampel. Dari data tersebut kami dapat menghitung dan mendapatkan hasil
perhitungan persen kandungan air yang terkandung dalam masing-masing ukuran yaitu:
Data Selama Proses
Dari data tersebut dan dari grafik yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin
lama waktu pengeringan, makan kandungan air yang terkandung dalam alpukat akan
semakin berkurang atau semakin sedikit. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa
waktu pengeringan berbanding terbalik dengan kandungan air.
KESIMPULAN
Produk dibekukan setelah itu ditempatkan dibawah kondisi vakum agar pelarut
beku didalam produk dapat menguap tanpa melalui fasa cair (terjadi proses
sublimasi). Selama proses sublimasi produk dipanaskan tujuannya untuk
mempercepat proses sublimasi produk. Pelarut air yang menyublim/menguap
dikondensasikan dengan mengubahnya kembali pada fasa padat (es).
2,5
2
(gr H2O/gr dry solid)
Kandungan Air, X
1,5
Ukuran Ketebalan 0,5 cm
Ukuran Ketebalan 1 cm
1
Ukuran Ketebalan 1,5 cm
0,5
0
0 20 40 60 80 100
-0,5
Waktu (menit)
70
60
Kandungan Air Teruapkan (%)
50
40
Ukuran Sampel 0,5 cm
30 Ukuran Sampel 1 cm
Ukuran Sampel 1,5 cm
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)
DAFTAR PUSTAKA