Email: imahlee100@gmail.com
2
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share,
dan efisiensi pemasaran ternak kambing di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang Kabupaten
Tanah Bumbu. Lokasi penelitian dilkasanakan di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu dari bulan Juni sampai bulan Juli 2020. Responden yang digunakan terdiri dari
24 peternak kambing yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, dan 6 orang
lembaga pemasaran yang diambil secara snowball. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder, data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada peternak responden dan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait. Variable yang diamati meliputi saluran pemasaran, harga jual ditingkat
peternak, harga beli dan harga jual lembaga pemasaran, jumlah ternak yang dijual dan dibeli lembaga
pemasaran, biaya pemasaran, permasalahan pemasaran, dan harga ditingkat konsumen. Hasil penelitian
menunjukan saluran pemasaran ternak kambing di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu terdapat tiga saluran pemasaran. Pada saluran I margin pemasaran yang didapat
0 (tidak ada margin) dan farmer’s sharenya 100%. Pada saluran II margin pemasarannya berjumlah
Rp.575.000 per ekor, dan farmer’s sharenya 84,66%. Sedangkan pada saluran III marginnya sebesar
Rp.600.000 per ekor dan farmer’s sharenya 81,49%.
Abstract
This study aims to determine the chain of marketing channels, marketing margins, farmer shares, and
marketing efficiency of goats in Karang Bintang Village, Karang Bintang District, Tanah Bumbu
Regency. The research location was conducted in Karang Bintang Village, Karang Bintang District,
Tanah Bumbu Regency from June to July 2020. The respondents used consisted of 24 goat breeders who
were taken using purposive sampling method, and 6 marketing agencies taken by snowball. Data
collected in the form of primary data and secondary data, primary data obtained from direct interviews
with respondent breeders and secondary data obtained from related agencies. The variables observed
include the marketing channel, the selling price at the farmer level, the buying price and the selling price
of the marketing agency, the number of livestock sold and purchased by the marketing agency, marketing
costs, marketing problems, and the price at the consumer level. The results showed that the goat
marketing channels in Karang Bintang Village, Karang Bintang District, Tanah Bumbu Regency were
three marketing channels. In channel I, the marketing margin is 0 (no margin) and the farmer's share is
100%. In channel II, the marketing margin is Rp.575,000 per head, and the farmer's share is 84.66%.
Whereas in channel III the margin is Rp. 600,000 per head and the farmer's share is 81.49%.
Dalam hal permintaan, kambing hanya dibutuhkan ketika adanya suatu acara seperti akikahan,
hari Idhul adha, rumah potong hewan, dan produksi rumah makan yang menyediakan daging
kambing sebagai menu utama. Semakin banyak pihak yang terlibat dalam pemasaran akan
semakin banyak proses dan perlakuan yang diberikan terhadap produk dan semakin banyak pula
pengambilan keuntungan yang diambil oleh tiap lembaga pemasaran. lembaga pemasaran
berfungsi sebagai jembatan penghubung yang akan menentukan mekanisme pasar dan
membentuk pola saluran distribusi pemasaran.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang Kabupaten
Tanah Bumbu mulai dari bulan Juni sampai bulan Juli 2020. Metode pengambilan sampel
responden peternak kambing di ambil dengan menggunakan metode purposive Sampling yang
merupakan teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu
yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif atau mewakili. Kriteria
dalam penarikan sampel ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel produsen adalah peternak kambing (kacang, peranakan etawa) dengan jumlah
kepemilikan minimal 5 ekor kambing, sudah beternak minimal 2 tahun dan menjual ternaknya
kepada lembaga pemasaran atau langsung kepada konsumen akhir, berdasarkan kriteria
tersebut diperoleh sampel sebanyak 24 peternak.
2. Sampel lembaga pemasaran adalah pedagang pengumpul (blantik) yang menampung kambing
dari produsen dan dijual kembali kepada konsumen akhir.
3. Sampel konsumen akhir adalah pembeli yang membeli kambing dalam keadaan masih hidup.
Saluran pemasaran
Untuk mengetahui sistem pemasaran kambing digunakan analisis deskriptif saluran pemasaran.
Margin
M = Pr – Pf
Keterangan:
M = Margin pemasaran (Rp)
Pr = Harga ditingkat Konsumen (Rp)
Pf = harga ditingkat peternak (Rp)
Keuntungan
π = ML – TC
Keterangan:
π = Keuntungan lembaga (Rp)
ML = Margin lembaga pemasaran (Rp)
TC = Biaya total yang dikeluarkan pada setiap lembaga (Rp)
Farmer’s Share
Fs = x 100%
Keterangan:
Fs = Farmer’s Share atau bagian harga yang diterima peternak (%)
Pf = Harga ditingkat peternak (Rp)
Pr = Harga ditingkat konsumen (Rp)
Hasil Dan Pembahasan
Saluran Pemasaran Kambing
saluran pemasaran ternak kambing di Kecamatan Karang Bintang :
Saluran Pemasaran I : Peternak → Konsumen
Saluran Pemasaran II : Peternak → Pedagang Pengumpul daerah → Konsumen
Saluran pemasaran III :Peternak → Pedagang Pengumpul Daerah → Pedagang
Pengumpul Luar Daerah → Konsumen Luar Daerah
Berdasarkan bentuk saluran tersebut pemasaran ternak kambing yang ada di Kecamatan Karang
Bintang dilakukan melalui beberapa saluran yaitu :
1. Saluran Pemasaran I : Peternak menjual kambing langsung kepada konsumen, konsumen
mendapatkan kambing dengan cara mendatangi langsung ke peternak kambing,
konsumen ini biasanya adalah warga sekitar desa karang bintang yang memerlukan
kambing untuk acara aqiqah, pembibitan, dan kebutuhan membeli kambing pada saat hari
raya idul adha.
2. Saluran Pemasaran II : Peternak menjual kambing langsung kepada pedagang
pengumpul, pedagang pengumpul mendapatkan kambing dengan cara mendatangi
langsung kerumah peternak kambing kemudian, pedagang pengumpul menjual kembali
kambing kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud adalah rumah makan, rumah
potong hewan, pembibitan, aqiqah, dan warga sekitar yang ingin berqurban pada saat hari
raya idul adha.
3. Saluran Pemasaran III : Peternak menjual kambing kepada pedagang pengumpul,
kemudian pedagang pengumpul menjual kambing kepada pedagang pengumpul luar
daerah jika pedagang pengumpul luar daerah kehabisan stok kambing di kandangnya
maka pedagang pengumpul luar daerah akan membeli kambing kepada pedagang
pengumpul daerah kecamatan karang bintang kemudian dijual kembali kepada
komsumen luar daerah. Konsumen ini biasanya rumah makan, rumah potong hewan,
pembibitan, aqiqah, dan warga sekitar yang ingin berqurban pada saat hari raya idul adha.
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran ternak kambing di Kecamatan
Karang Bintang dianggap efisien apabila masing-masing saluran pemasaran mempunyai nilai
persentase margin pemasaran yang rendah dan farmer’s share yang tinggi. Biaya, keuntungan,
margin, farmer’s share ditiga saluran pemasaran ternak kambing dapat dilihat dari besar kecilnya
margin pemasaran yang paling efisien dengan margin pemasaran paling kecil adalah pada
saluran pemasaran I yaitu dengan margin pemasaran 0 (tidak ada margin), serta dilihat dari besar
kecilnya farmer’s share yang paling besar adalah pada saluran pemasaran I yaitu dengan nilai
persentase 100%, dilihat dari panjang pendeknya rantai saluran pemasaran yang paling efisien
adalah pada salura pemasaran I karena rantai pemasarannya paling pendek yaitu dari peternak
langsung kepada konsumen. Jadi dari tiga saluran pemasaran pemasaran ternak kambing yang
ada di Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu yang paling efisien adalah saluran
pemasaran I yaitu dari peternak langsung kepada konsumen.
Tabel 1.
Biaya, Keuntungan, Margin, Farmer’s Share, di Tiga Saluran Pemasaran Ternak Kambing
Saluran
I II III
No Uaian Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Harga/Ekor Harga/Ekor Harga/Ekor
(Rp) (Rp) (Rp)
Peternak
1
Harga Jual 3,528,571.43 3,175,000.00 3,300,000.00
Pedagang Pengumpul
Harga Beli 3,175,000.00 3,300,000.00
Pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa farmer’s share terbesar terdapat pada saluran I yaitu
sebesar 100% dengan marginnya adalah 0 (tidak ada margin) dan keuntungan terbesar berada
pada saluran I dan II. Keuntungan dari saluran II adalah Rp 341.962,28 sedangkan pada saluran
III sebesar Rp 184.610,38 dan keuntungan yang diperoleh dari pedagang pengumpul daerah
sendiri sebesar Rp 2.945.222,22.
Hasil penelitian pemasaran kambing yang ada di Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah
Bumbu ternyata hampir sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Firdaus
(2017) yang berjudul Analisis Pemasaran Ternak Kambing Studi Kasus di Kelurahan Baruga
Dhua, Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majame dari hasil penelitiannya diperoleh tiga
saluran pemasaran yaitu I : Peternak → Konsumen Akhir II : Peternak → Pedagang Pengumpul
→ Konsumen Akhir III : Peternak → Pedagang Pengumpul → Pedagang Besar → Konsumen
Akhir.
Efisiensi Pemasaran
Pada Tabel 1 menunjukan bahwa margin pemasaran paling rendah terdapat pada saluran
pemasaran I hal ini dikarenakan pada saluran ini produsen langsung menjual ternaknya secara
langsung kepada konsumen sehingga margin pemasaranya 0 dan jika ditinjau dari panjang
pendeknya saluran pemasaran maka yang paling efisien adalah pada saluran pemasaran I karna
farmer’s share nya adalah 100%. Jika dilihat dari semua nilai farmer’s share saluran
pemasarannya dikatakan efisien karena memiliki nilai farmer’s share tertinggi dibandingkan
dengan saluran I dan saluran II. Jika dilihat dari 3 saluran pemasaran maka tidak ada yang tidak
efisien karena semua lembaga pemasaran memperoleh keuntungan dan tidak ada yang ruginya.
Walaupun pada saluran I rantai pemasarannya pendek dari peternak langsung ke konsumen dan
tergolong efisien karena farmer’s sharenya tinggi dan marginnya rendah akan tetapi tidak masuk
rekomendasi di karenakan jumlah kambing yang dibeli dalam jumlah sedikit yaitu di angka 1-2
ekor pada setiap pembelian . Sedangkan pada saluran II dan III rantai pemasarannya panjang
dengan jumlah kambing yang dibeli adalah 5-19 ekor dalam setiap pembelian, saluran II dan III
termasuk efisien jika tidak dilihat dari farmer’s share dan marginnya karena banyaknya jumlah
kambing yang dibeli pada setiap pembelian.
Daftar Pustaka
Armand, S. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
BPTP NTB. 2009. Beternak Kambing Intensif. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. NTB.
Cahyono. 1998. Berenak Domba Dan Kambing. Kanisius, Jakarta.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Gunawan, H. 1985. Dasar Pemasaran. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Kamaluddin. 2008. Lembaga Dan Saluran Pemasaran. www.Jurnalistik.co.id, di akses pada
tanggal 20 Januari 2012
Kotler. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Mubyarto, M. 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Pustaka LP3ES. Jakarta
Muljana, W. 2001. Cara Beternak Kambing. Aneka Ilmu. Semarang.
Murtidjo, B. A. I. 1993. Beternak Kambing Pedaging Dan Perah. Kanisius, Jakarta.
Rasyaf. M. 1996. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf. M. 2004. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahadi, F. I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati. 2000. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rahim dan Hastuti, 2007. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Rihadi, F dan Hartono, R. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekrtawi. 1993. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia Pers, Jakarta.
Soekartawi. 2001. Agribisnis : teori dan aplikasinya. Penerbit PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Sumarni, M dan Soeprihanto, J. 1997. Pengantar Bisnis, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan.
Liberty. Yogyakarta.
Susilorini, T.E. Sawitri, M.E. dan Muharlien. 2008 Budidaya 22 Ternak Potensial.
Penebar Swadaya. Jakarta.