Anda di halaman 1dari 7

Analisis Rantai dan Margin Pemasaran Telur Ayam

Ras di Pt. Satria Jaya Sultra Kecamatan Wundulako


Kabupaten Kolaka.
(Analysis and Marketing Margins of Race Chicken Eggs at PT. Satria Jaya Sultra,
Wundulako District, Kolaka Regency).

Asrul Darlis1) , LaOde Arsad Sani1) , Hairil A. Hadini 1)

Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola saluran pemasaran telur ayam
ras dan mengkaji efisiensi pemasaran berdasarkan nilai margin pemasaran dan farmer
share price di PT. Satria Jaya Sultra Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Lokasi penelitian ditentukan secara
sengaja (Purposif Sampling) atas pertimbangan bahwa di tempat tersebut terdapat usaha
peternakan ayam ras petelur yang mempunyai populasi relatif banyak.
Analisis data meliputi pola rantai pemasaran, efisiensi pemasaran dengan berdasarkan
nilai margin pemasaran dan farmer share price dan dari masing-masing rantai pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua rantai pemasaran. Hasil dari farmer
share price rantai pemasran I mempunyai nilai 90,57% dan rantai pemasaran II yaitu
84,91%. Dapat disimpulkan bahwa rantai pemasran I dan II sama-sama efisien
dikarenakan semakin besar nilai farmer share price semakin efisien rantai pemasaran
tersebut, yang berarti perbedaan harga jual dipeternak dengan harga yang diterima
konsumen tidak terlalu berbeda jauh.

Kata Kunci :Telur Ayam Ras, Saluran Pemasaran, Efisiensi Pemasaran.

Abstract. This study aims to analyze the marketing channel pattern of purebred chicken
eggs and examine marketing efficiency based on marketing margin values and farmer
share prices PT. Satria Jaya, Southeast Sulawesi, Wandulako District, Kolaka Regency.
This research was conducted in May 2022. The research location was determined
deliberately (purposive sampling). On the consideration that in that place there is a laying
hen business which has a relatively large population.
Data analysis includes marketing chain pattern, marketing efficiency based on marketing
margin value and farmer share price and from each marketing chain. The results of the
research show that there are two marketing chains. The results of the farmer share price in
the marketing chain 1 have a value of 90,57% and the marketing chain 2 is 84, 91%. It
can be concluded that the marketing chains 1 and 2 are equally efficient because the
greater the value of the farmer share price the more efficient the marketing chain is,
which means that the difference between the selling price for livestock and the price
received by consumers is not too different.
Keywords:Chicken Eggs, Marketing Channels, Marketing Efficiency.

1. Pendahuluan
Saluran pemasaran merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan usaha ayam ras petelur. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
yang paling penting, dimana pada kegiatan tersebut bertujuan untuk menyalurkan produk
dari produsen sampai ketangan konsumen akhir.
Kabupaten Kolaka merupakan salah satu wilayah yang berada di Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan luas daratan 3.283,64 km persegi dan jumlah penduduk
kurang lebih sekitar 238.352 jiwa. Salah satu produsen telur ayam ras di Kabupaten
Kolaka yaitu PT. Satria Jaya Sultra. PT. Satria Jaya Sultra merupakan badan usaha yang
bergerak di bidang pemeliharaan/budidaya ayam ras petelur yang didirikan pada tahun
2019. Tujuan pengembangan usaha peternakan ayam petelur ini untuk mencapai
keuntungan dan memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat dari protein hewani.
Potensi jumlah penduduk yang tinggi tentunya akan mempengaruhi permintaan
konsumen terhadap kebutuhan telur ayam ras di Kabupaten Kolaka. Harga pada
konsumen akhir ditentukan dengan efektifitas lembaga pemasaran yang baik serta dapat
menentukan efisiensi rantai pemasaran dari produsen ke konsumen. Upaya
pengembangan peternakan ayam ras perlu dikaji dari manajemen pemasarannya. Tata
niaga atau pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen,
yang terjadi karena adanya peran lembaga pemasaran. dalam manajemen pemasarannya
perusahaan ini tidak terlepas dari rantai dan margin pemasaran. Rantai pemasaran yang
dimaksud adalah aliran penjualan telur dari PT. Satria Jaya Sultra sebagai produsen
sampai ke konsumen akhir. Sedangkan margin pemasaran mengkaji sensitifitas harga
yang ditawarkan oleh perusahaan ke pedagang perantara sampai ke tangan konsumen.
Rantai pemasaran telur ayam yang berbeda tentunya memiliki biaya pemasaran
dan keuntungan yang berbeda pula sehingga mempengaruhi tingkat efisisensi pemasaran.
Tingkat efisien dari rantai pemasaran dapat mempengaruhi pendapatan, pengeluaran,
penerimaan serta jumlah margin pemasaran yang diterima para lembaga pemasaran,
sehingga peternak produsen menjadi sejahtera dan konsumen membeli dengan harga yang
wajar. Melalui efisiensi pemasaran terlihat perbedaan keuntungan produsen dan
keuntungan pelaku pemasaran yang terlibat dalam kegiatan tataniaga tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Analisis rantai dan margin pemasaran telur ayam ras di PT. Satria Jaya Sultra
Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka”.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Lokasi penelitian ditentukan
secara sengaja (Purposif Sampling) atas pertimbangan bahwa di tempat tersebut terdapat
usaha peternakan ayam ras petelur yang mempunyai populasi relatif banyak. Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengancara interview, observasi dan
dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan
kuesioner.
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Identifikasi margin pemasaran menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan
menganalisis rantai pemasaran telur ayam ras di PT. Satria Jaya Sultra Kabupaten
Kolaka Kecamatan Wundulako.
2. Untuk menghitung margin pemasaran dan distribusi margin pemasaran di PT. Satria
Jaya Sultra Kabupaten Kolaka Kecamatan Wundulako menggunakan rumus menurut
Sudiyono (2002) :
M = Hp - Hb
Keterangan:
M = Margin Pemasaran
Hp = Harga Pembelian (Rp/kg)
Hb = Harga Penjualan (Rp/kg)
3. Untuk mengetahui margin total pemasaran dari semua lembaga pemasaran yang
terlibat dalam pemasaran telur ayam ras, dapat dihitung dengan rumus :
Mt = M1 + M2……… + Mn (Margin Total)
Keterangan:
Mt = Margin pemasaran total
M1 = Margin pemasaran lembaga pemasaran ke-1
M2 = Margin pemasaran lembaga pemasaran ke-2
Mn = Margin pemasaran lembaga pemasaran ke-n
4. Untuk mengetahui efisien atau tidaknya suatu saluran pemasaran dapat
menggunakan nilai Farmer’s share price. Menurut Downey dan Erickson (2004)
menyatakan bahwa farmer’s share price ≥ 40 % merupakan efisien sedangkan
farmer’s share price ≤ 40 % tidak efisien. Farmer’s share price dirumuskan pada
persamaan sebagai berikut
pk −M
FS = x 100
pk
Keterangan:
Pk = harga ditingkat konsumen (Rp/kg)
M = Margin pemasaran (Rp/kg)
FS = persentase harga yang diterima peternak (%)

3. Hasil dan Pembahasan


Lembaga Pemasaran yang Terlibat
Lembaga pemasaran merupakan sekelompok orang yang terlibat dalam proses
penyaluran telur ayam ras dari produsen sampai konsumen akhir. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilaksanakan pada PT. Satria Jaya Sultra terdapat sembilan lembaga
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran, yaitu empat pedagang pengumpul dan
lima pedagang pengecer.
Pedagang pengumpul ialah lembaga pemasaran yang bertindak membeli telur
ayam ras dari produsen untuk dijual kembali kepedagang pengecer. Pedagang tersebut
sudah menjadi langganan PT. Satria Jaya Sultra dalam pengambilan telur ayam ras.
Lembaga pemasaran yang berperan sebagai pedagang pengumpul dalam penelitian ini
adalah Toko Sinanto, Toko H. Yusuf, Toko Musrifin, dan Toko Hj. Andi Nursia yang
berlokasi di Kabupaten Kolaka. Pedagang pengecer atau retailer ialah lembaga
pemasaran yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada
konsumen akhir. Pedagang pengecer dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dan rata-rata
pedagang tersebut berlokasi di Kabupaten Kolaka. Fungsi pemasaran oleh lembaga-
lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran telur ayam pada PT. Satria Jaya Sultra
dijelaskan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Lembaga pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran telur ayam ras di PT.
Satria Jaya Sultra

Lokasi Nama toko/kios Lembaga Pemasaran


Pasar Lamekongga Toko Sinanto Pedagang pengumpul
Toko Musrifin Pedagang pengumpul
Toko Hj. Andi Nursia Pedagang pengumpul
Kios Julma Pedagang pengecer
Kios Yuliana Pedagang pengecer
Kios Hj. Murni Pedagang pengecer
Kios Adi Pedagang pengecer

Pasar Dawi-dawi Toko H. Yusuf Pedagang pengumpul


Kios Hj. Hasna Pedagang pengecer

Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul adalah fungsi pertukaran


yang mencakup pembelian dan penjualan, fungsi penyimpanan dan fungsi pengemasan.
Pembelian telur ayam ras yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu dengan
diantarkan langsung oleh peternak/produsen. Pedagang pengumpul dalam penelitian ini
yaitu Toko Sinanto, Toko H. Yusuf, Toko Musrifin dan Toko Hj. Andi Nursia, fungsi
dari toko-toko tersebut adalah sebagai lembaga pemasaran yang menjadi perantara antara
pedagang pengecer/konsumen akhir dan produsen.
Jumlah pembelian telur ayam ras oleh Toko Sinanto perminggu sebanyak 90 rak
dengan harga pembelian sebesar 45.000/rak dan penjualan Rp. 50.000/rak, sedangkan
jumlah pembelian telur ayam ras oleh Toko H. Yusuf perminggu sebanyak 85 rak dengan
harga pembelian sebesar 45.000/rak dan penjualan telur ayam ras sebesar Rp. 50.000/rak.
Penyimpanan yang dilakukan pedagang hanya sisa hasil penjualan yang disimpan di
warung/toko tempat menjual telur. Downey dan Erickson (2004), menyatakan bahwa
pedagang pengumpul adalah pelaku usaha yang mempunyai kegiatan usaha melakukan
pengumpulan hasil produksi usaha mikro dan usaha diperdagangkan. Menurut Kotler dan
Amstrong (2001), Pedagang pengecer merupakan semua kegiatan yang melibatkan
penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi bukan untuk bisnis.

Rantai Pemasaran
Moehar (2004) menyatakan bahwa rantai pemasaran adalah seperangkat
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa
yang berguna untuk dipakai atau dikonsumsi. Rantai pemasaran dari suatu komoditas
digunakan untuk menentukan jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan
jalur-jalur yang dapat ditempuh, rantai pemasaran juga dapat mempermudah dalam
mencari besarnya margin yang diterima oleh tiap lembaga pemasaran yang terlibat.
Lembaga pemasaran PT. Satria Jaya Sultra terdiri dari pedagang pengumpul,
pengecer, dan konsumen. Rantai pemasaran peternakan telur ayam pada PT. Satria Jaya
Sultra terdapat 2 pola saluran, seperti tersaji pada Gambar 3.
Peternakan
(PT. Satria Jaya Sultra)

Pedagang Pengumpul
1

2
Pedagang Pengecer

Konsumen Akhir

Gambar 3. Skema Rantai pemasaran PT. Satria Jaya Sultra

Rantai pemasaran I menunjukkan bahwa untuk sampai kekonsumen akhir, telur


ayam ras hanya melalui satu lembaga perantara, yaitu pedagang pengumpul membeli
telur pada PT. Satria Jaya Sultra selanjutnya dijual ke konsumen akhir, skema rantai
pemasaran I sebagai berikut : Peternak  Pedagang Pengumpul  Konsumen Akhir.
Hasil penelitian pada saluran pemasaran I melibatkan 2 orang pedagang
pengumpul yang memasarkan telur ayam ras langsung ke konsumen akhir. Kios yang
dimaksud pada saluran ini diantaranya toko Sinanto, H. Yusuf, hj. Andi Nursia dan toko
Musrifin karena memiliki pelanggan yaitu pemilik kios dan juga usaha rumahan pembuat
kue. Harga jual telur ayam ras dari peternak ketempat pedagang pengumpul adalah rata-
rata Rp.45.000.
Rantai pemasaran II adalah saluran pemasaran yang melibatkan dua lembaga
pemasaran. Hal ini menunjukan bahwa untuk sampai ke konsumen akhir, telur ayam ras
melalui dua lembaga perantara, yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Yang
dimaksud dengan konsumen akhir pada margin pemasaran ini adalah ibu rumah tangga
dan pembisnis kue kecil-kecilan. Saluran pemasaran II meliputi: Peternak  Pedagang
Pengumpul → Pedagang Pengecer  Konsumen Akhir. Mengapa tidak terjadi rantai
pemasaran III yaitu konsumen akhir tidak langsung membeli ke PT. Satria Jaya Sultra
karena perusahaan membatasi pembelian dengan minimal pembelian lima rak telur dan
rutenya yang cukup jauh dari pusat perkotaan.
Hasil penelitian pada rantai pemasaran II melibatkan pedagang pengumpul yang
membeli telur ayam ras di PT. Satria Jaya Sultra dengan harga rata-rata Rp.45.000/rak,
sedangkan pedagang pengecer membeli telur ayam ras di pedagang pengumpul dengan
harga rata-rata Rp50.000/rak. Saluran pemasaran ini memiliki dua tingkatan agar telur
sampai ke tangan konsumen akhir. Pedagang pengecer adalah kios-kios yang terletak
disekitar pasar Lamekongga dan pasar Dawi-dawi. Kios yang dimaksud pada saluran ini
diantaranya Kios Julma dan Kios Adi yang memperoleh telur dari Toko Sinanto, Kios
Yuliana membeli telur dari Toko Hj. Andi Nursia, sedangkan Kios Hj. Murni dan Hj.
Hasna membeli telur dari Toko H. Yusuf dan Musrifin. Pedagang yang membeli telur
ayam ras di PT. Satria Jaya Sultra akan diantarkan sendiri oleh peternak dengan
menggunakan mobil pick up. Pembelian oleh pedagang pengecer dilakukan setiap
minggu dengan jumlah pembelian telur ayam ras berkisar antara 20-50 rak, harga jual
telur ayam ras dari peternak yaitu Rp.45.000/rak.

Margin Pemasaran
Daniel (2002) yang menyatakan bahwa, margin tataniaga adalah selisih antara
harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Adapun
margin pada saluran pemasaran telur ayam ras dari PT. Satria Jaya Sultra dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Margin pemasaran telur di PT. Satria Jaya Sultra
Rantai Harga Beli Harga Jual Margin
Keterangan
Pemasaran (Rp/Rak) (Rp/Rak) (Rp/Rak)
Peternak Pedagang -
- 45.000
pengumpul Konsumen
I 45.000 50.000 5.000
akhir
50.000 - -
Peternak Pedagang
- 45.000
pengumpul Pedagang
45.000 50.000 5.000
pengecer Konsumen
II akhir 50.000 53.000 3.000
  53.000 - -
Sumber: Data primer 2022 (Diolah)
Tabel 4.3 menunjukan bahwa yang memiliki margin pemasaran tertinggi adalah
pedagang pengumpul sebesar Rp. 5000 /rak, hal ini di karenakan terdapat biaya
transportasi atau biaya pengiriman saat telur diantarkan dari peternak ke pedagang
pengumpul. Nilai margin pada penelitian ini lebih tinggi dari pada penelitian Susanti dkk,
(2017) di Kabupaten Sidenreng Rappang dengan rata-rata nilai margin Rp. 2.500/rak.
Pemasaran dapat dicapai dengan cara meminimalkan biaya-biaya dalam pelaksanaan
fungsi pemasaran. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat, maka semakin
tidak efisien pemasaran tersebut, karena banyaknya lembaga pemasaran yang melakukan
fungsi pemasaran sehinga biaya pemasaran yang dikeluarkan semakin banyak dan margin
pemasaran akan semakin tinggi sehingga merugikan konsumen.

Efisiensi Pemasaran
Menurut Downey dan Erickson (2004) menyatakan bahwa untuk mengetahui
efisien atau tidaknya suatu saluran pemasaran dapat menggunakan nilai Farmer’s share.
Jika farmer’s share ≥ 40 % merupakan efisien sedangkan farmer’s share ≤ 40 % tidak
efisien. Farmer’s share merupakan salah satu inddikator efisiensi operasional yang
menunjukkan bagian yang diterima petani dari aktivitas pemasaran. Perbandingan nilai
efisiensi pemasaran berdasarkan nilai margin pemasaran, farmer share price lembaga
pemasaran pada rantai pemasaran I dan II dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Nilai efisiensi pemasaran berdasarkan Margin Pemasaran, farmer Share
Price dan share keuntungan lembaga Pemasaran pada saluran pemasaran I
dan II.

Rantai
Keterangan Nilai
Pemasaran

I Farmer share price (%) 90,57%


Margin pemasaran (Rp/Rak) 5.000
II Farmer share price (%) 84,91
Margin pemasaran (Rp/Rak) 8.000
Sumber: Data primer 2022 (Diolah)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rantai pemasaran telur ayam ras pada PT. Satria
Jaya Sultra dilihat dari segi nilai farmer share price saluran pemasaran I adalah 90,57%
dan rantai pemasaran II memiliki nilai yaitu 84,91%, maka dapat disimpulkan bahwa
rantai pemasran I dan II sama-sama efisien diakibatkan tidak banyaknya lembaga
pemasran yang terlibat. Semakin besar nilai farmer share price semakin efisien rantai
pemasaran tersebut, yang berarti perbedaan harga jual dipeternak dengan harga yang
diterima konsumen tidak terlalu berbeda jauh. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Nurhayati (2002) bahwa hasil peternakan ditinjau dari segi bagaimana harga yang
diterima peternak dikatakan efisien apabila harga jual peternak lebih besar 40% dari
harga ditingkat konsumen.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Rantai pemasaran telur ayam ras pada PT. Satria Jaya Sultra terdapat 2 yaitu :
a. Rantai I : Peternak – pedagang pengumpul – konsumen akhir.
b. Rantai II : Peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen
akhir
2. Nilai margin di PT. Satria Jaya Sultra pada rantai pemasaran I Rp. 5000 dengan
Farmer share price 90,57% dan pada rantai pemasaran II Rp. 8000 dengan nilai
Farmer share price 84,91%.

5. Daftar Pustaka
[1] Daniel M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Buni Aksara. UI Press. Jakarta
(ID).
[2] Downey W dan SP Erickson. 2004. Manajemen Agribisnis Edisi 2. Erlangga. Jakarta
(ID).
[3] Kotler dan P Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta (ID).
[4] Moehar D. 2004. Pengantar ekonomi pertanian. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta
(ID).
[5] Nurhayati. 2002. Ananlisis efisiensi pemasaran ternak sapi potong di kabupaten
grobongan. Thesis S2 Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
[6] Susanti IS, N Ali dan St Rohani. 2017. Marjin pemasaran peternakan ayam ras petelur
yang menggunakan pakan produksi pabrik skala kecil di Kabupaten Sidenreng
Rappang. MADURANCH Vol. 2 No. 2. Hal 79-85.

Anda mungkin juga menyukai