Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Praktikum Pemasaran ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Praktikum ini adalah untuk melengkapi persyaratan praktikum mata kuliah Pemasaran. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Praktikum ini. Demikian kata pengantar ini Penulis buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.

Jatinangor, Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii I. PENDAHULUAN....................................................................................................1 1.1. Latar Belakang..................................................................................................1 1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................................4 1.3. Maksud dan Tujuan .........................................................................................4 1.4. Waktu dan Tempat ..........................................................................................4 II. PEMBAHASAN......................................................................................................5 III. KESIMPULAN......................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ii

I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat,

mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut. Aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam rangka menciptakankesinambungan proses produksi (sustainability of production process). Apabila pemasaran suatu produk (barang, jasa) berjalan sesuai dengan mekanismenya,maka semua pihak (pelaku ekonomi) yang terlibat akan memperoleh keuntunganyang proporsional. Untuk itulah keberadaan dan peranan lembaga pemasaranyang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, pedangang pengecer, eksportir, importir atau yang lain menjadi amat penting. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut secara langsung maupun tidak akanmenentukan jalannya mekanisme pasar yang terjadi.

iii

Pangan olahan yang merupakan produk olahan berasal dari komoditas pertanian (pertanian dalam artian luas) pada umumnya mempunyai karakteristikyang khas, antara lain : Mudah rusak dan tidak tahan lama. Diproduksi berdasarkan ketersediaan bahan baku (raw material). Volumenya besar tetapi nilai nominalnya relatif kecil. Lokalita yang spesifik (tidak dapat diproduksi disemua tempat).

Berdasarkan karakteristik tersebut akan berpengaruh terhadap mekanisme pasar yang terjadi. Oleh karena itu sering terjadi harga produksi pangan olahan yangtidak menentu, naik-turun (fluktuatif), dan tidak standar antara lokasi satu denganyang lainnya. Kondisi tingkat harga yang demikian, maka posisi yang sering dirugikan adalah pihak produsen pangan olahan. Untuk itulah sebagai produsen diperlukan wawasan pengetahuan tentang pemasaran, baik secara parsial maupun kelompok dalam rangka meningkatkan kekuatan (bargaining power)untuk melaksanakan pemasaran produk pangan olahannya .

Menurut Philip Kotler (1980) terdapat 5 faktor yang menyebabkan adanya pertanyaan tentang mengapa pemasaran itu penting, yaitu : Jumlah produk yang dijual menurun (decreasing demand). Pertumbuhan penampilan perusahaan yang menurun. Terjadinya perubahan keinginan konsumen (preference exchange). Kompetisi pemasaran yang semakin ketat (hight market competition). Biaya pemasaran yang besar (marketing in-efficiency).

Indikasi jumlah produk pangan yang dipasarkan menurun, merupakan indikasi perlunya melakukan perbaikan mekanisme atau strategi pemsaran. Apalagi bila tingkat keuntungan produsen (perusahaan) juga semakin menurun, maka produsen (manajer pemasaran) harus segera melakukan perbaikan strategipemasaran. Namun perlu diingat bahwa strategi pemasaran produk dapat jugaberubah, bila keinginan

iv

konsumen (consumer behaviour) juga berubah. Perubahan keinginan konsumen tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan tingkat pendapatannya, sehingga preferensi terhadap suatu produk panganolahan juga macam, pula berubah. Kondisi dan kuantitas dengan sistem

ini pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pangan olahan yang perlu

kualitas halnya

ditawarkan. Demikian

perekonomian yang semakin maju, di mana semakin meningkat, maka strtategi pemasaran perlu terus dikembangkan agar mampu memenangkan persaingan tersebut. Untuk produk pangan olahan, pemasaran terjadi bukan saja ditentuka noleh 5 aspek seperti tersebut, tetapi juga oleh aspek yang lain : Kebutuhan produsen yang mendesak. Tingkat komersialisasi produsen. Keadan harga yang menguntungkan. Karena adanya peraturan.

Seringkali ditemukan bahwa karena produsen pangan olahan (terutama produsen kecil) sangat memerlukan uang kontan secepat mungkin, maka produsen tersebut memasarkan hasil produksinya walaupun sebetulnya pada kondisi yang kurang menguntungkan. Namun sebaliknya (khusus produsen besar dan komersial), mereka memasarkan produksinya bila memang kondisi menguntungkan baginya. Hal ini berarti bagi produsen-produsen yang mempunyai tingkat rasionalitas tinggi, maka senantiasa akan memanfaatkan kondisi yang menguntungkan baginya. Namun dijumpai pula adanya produsen/pengrajin pangan olahan yang menjual hasil

produknya, karena adanya peraturan yang mengharuskan, walaupun kondisi harga secara sepintas tidak begitu menguntungkan (misal : produsen sebagai anggota koperasi dan harus memasarkan produknya ke koperasi tersebut). Pasar dan RPH merupakan salah satu lembaga terpenting dalam proses pemasaran suatu produk, khususnya produk hasil peternakan. RPH merupakan salah satu unsur penting terhadap ketersediaan pasokan daging dipasaran. Pasar merupakan salah satu tempat penyaluran produk hasil ternak dari

RPH, oleh karena itu keberadaan pasar sangat penting. Dengan masih belum adanya data pemasaran produk secara lengkap dan tepat, maka kami memilih pasar dan RPH untuk diobservasi mengenai pemasaran produk hasil ternak dari kedua lembaga tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah Bagaimana proses pemasaran produk hasil ternak yang dilakukan oleh RPH dan Pasar Apa saja kendala dan masalah dalam proses pemasaran produk hasil ternak di RPH dan Pasar Bagaimana cara mengatasi permasalahan dan kendala dalam proses pemasaran produk di RPH dan Pasar 1.3. Maksud dan Tujuan Mengetahui proses pemasaran produk yang dilakukan oleh RPH dan Pasar Mengetahui apa saja kendala dan masalah dalam proses pemasaran produk di RPH dan Pasar Mengetahui cara mengatasi permasalahan dan kendala dalam proses pemasaran produk di RPH dan Pasar

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan kunjungan ini kami laksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2012 di Pasar Tanjung Sari dan RPH Cilayung.

vi

II PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Pemasaran RPH Cilayung TPH (Tempat Potong Hewan) ini terdapat di Desa Cilayung RT.01/RW.07 Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemiliknya adalah Bapak H. Empid. TPH ini sudah berdiri sejak tahun 2004 dengan mempekerjakan 5 (lima) orang pegawai. Pada awal mula berdiri, TPH ini menginduk pada PT. Kadila Cijapati dan beroperasi mulai dari penyembelihan hewan (sapi), pengulitan, karkasing, hingga kegiatan penjualan, namun seiring dengan diperbaharuinya peraturan penyembelihan dari perusahaan tempat TPH ini mendapat suplai sapi maka penyembelihan dilakukan di PT. Kadila Cijapati. Jadwal kegiatan TPH ini mulai pada pukul 21.00-03.00. Prosedur kegiatan di TPH ini yaitu pada jam 9 malam, beberapa pegawai pergi dengan menggunakan mobil bak terbuka untuk membeli sapi dari PT. Kadila Cijapati dengan sistem mengantri, jenis sapi yang dibeli adalah Sapi BX dan ongole. RPH ini membeli sapi dalam bentuk karkas (non kulit). Berat daging seluruhnya dari satu ekor sapi adalah 250-300 kg. TPH ini langsung menjual daging yang sudah menjadi karkas ke konsumen untuk. Harga rata-rata daging sapi disini adalah Rp. 60.000 per kg, namun harga daging disini mengikuti harga pasar. Konsumen yang membelinya seperti tukang baso, rumah makan, restauran disekitar kawasan kecamatan Jatinangor dan untuk suplai daging pasar Cileunyi, yang biasa diantar pada pukul 03.00 dini hari.

vii

Untuk daging bagian has dalam (sirloin dan tenderloin) berbeda harganya yaitu Rp.70.000-Rp72.000. Pembeli daging jenis ini adalah pengusaha steak dan cafe di sekitar kawasan Jatinangor dan mall Jatinangor Townsquare (Jatos). Jika stok daging masih tersisa pada hari dilaksanakannya pemotongan, maka daging tersebut dimasukan ke dalam freezer untuk kemudian dijual keesokan hari, namun harganya akan turun Rp2000-Rp4000/ kg daging. Menurut pengakuan pegawai TPH tersebut hari yang paling ramai permintaan terhadap daging adalah hari Sabtu. Pada hari-hari biasa biasa memotong 1-2 ekor sapi, tetapi hari Sabtu bisa mencapai 3 ekor. Kendala yang dihadapi oleh TPH ini selama beroperasi adalah ketersediaan air. Air sangat diperlukan untuk membersihkan sisa darah yang banyak terdapat di lantai, juga untuk merebus bagian kulit sapi yang akan dirontokan rambut nya. TPH ini belum pernah mendapat protes yang berlebihan selama beroperasi karena dianggap telah sesuai dengan prosedur.

2.2 Pasar Produk Pasar Tanjungsari Pasar Tanjungsari adalah pasar tradisional yang terletak di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Dahulu pasar ini berupa pasar kaget yang berlokasi di areal alun-alun Tanjungsari sekarang, kemudian terjadi musibah kebakaran hingga di relokasi ke tempat yang sekarang pada tahun 1989. Pasar ini dikelola oleh pemerintah daerah, ketua pengelola pasar Tanjungsari bernama Bapak Omay Komarudin S.Ip. Luas pasar ini adalah 14.000 m2 , terdapat 502 kios dan 9 blok, dimana blok-blok tersebut terdiri dari blok perhiasan, blok

viii

pakaian, blok perabotan, blok sayur-mayur, blok hasil bumi, blok areal kaos, blok perkakas, dan blok makanan, serta blok pedagang kaki lima sayuran. Tempat pasar yang sekarang ini adalah merupakan aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Para pedagang harus membayar kewajiban per hari dan per tahun. Pembayaran kewajiban perhari yaitu seperti pembayaran retribusi dan kebersihan. Pembayaran retribusi juga disesuaikan dengan luas kiosnya. Ada yang berukuran 3x6m, 3x5m, 2x1,5m. Pembayaran retribusi paling kecil adalah Rp.600 (untuk kelas 3), Rp.950 (untuk kelas 2) dan Rp. 1440 (untuk kelas 1). Untuk pembayaran per tahun yaitu surat yang harus diperpanjang tiap tahunnya. Beberapa kendala dalam pengelolaan pasar , yaitu para pedagang yang membayar retribusi yang kurang atau terlambat, para pedagang yang kurang kooperatif dan lain sebagainya. Namun usaha persuasif dalam mengatasi masalah tetap dilakukan oleh pengelola, pedagang yang kurang dalam membayar biaya retribusi akan dipanggil melalui surat , dan ditanya alasannya. Dipasar ini juga terdapat pedagang daging sapi, domba dan ayam. Pedagang tersebut konsisten dengan komoditasnya. Untuk pedagang ayam yang paling banyak, dipasok dari bandar. Untuk pengembangan pasar selalu diupayakan tipa tahunnya dan ada kerjasama dengan pihak luar. A. Pedagang Ayam Pasar Tanjungsari Responden bernama Kang Ujang. Menurut pengakuan responden usaha perdagangan ayam ini sudah lama berdagang lebih dari 30 tahun dengan mempekerjakan 2 generasi dari keluarganya . Kiosnya termasuk ke dalam kelas 1 karena tempatnya yang strategis. Dari dulu sampai sekarang konsiten dengan komoditasnya yaitu ayam ras. Harga daging ayam yang dijual di kios ini per kg nya adalah Rp. 24000. Harga daging ayam di pasar ini berbeda-beda

ix

tiap kiosnya, tidak ada kesepakatan antar pedagang menyoal pemerataan harga daging ayam broiler. Menurut pengakuan responden, konsumen kios ini cenderung menyukai karkas ayam dengan bobot 1,8 kg/ ekor karkas. Permintaan bagian yang paling diminati adalah pada bagian dada, dimana konsumen nya adalah pembuat baso dan penjual makanan olahan dari sasami ayam. Sehari pedagang ayam ini bisa menjual 1,5 ton ayam. Kebanyakan yang membeli adalah untuk dijual kembali. Permintaan paling tinggi adalah pada bulan ramadhan, yaitu hingga mencapai 2 kali lipat dari bulan-bulan biasanya. Namun harga daging ayam berfluktuasi B. Pedagang Daging Sapi Pasar Tanjungsari Responden bernama ibu Hani. Seorang pemilik kios daging sapi di pasar Tanjungsari bersama suaminya. Menurut pengakuan responden usaha kios daging sapinya sudah dimulai sejak tahun 1992 hingga kini. Tempatnya berdagang termasuk kedalam pedagang kaki lima. Kios daging sapi ini mendapat produknya dengan mencari sendiri sapi untuk dipotong. Dalam satu hari bisa menjual kisaran 1-3 ekor sapi dengan bobot 200 kg/ ekor. Harga satu kg daging bervariatif, daging dengan kualitas baik harganya Rp. 65.000, daging dengan kualitas lebih rendah hargannya Rp. 53.000. Kebanyakan konsumen yang membeli adalah penjual bakso. Hari yang paling ramai pembeli adalah hari sabtu. Kios ini jarang mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya.

III KESIMPULAN
3.1. TPH Cilayung: TPH ini termasuk ke dalam kelompok pedagang pengumpul karena TPH ini hanya menerima sapi yang sudah sembelih dan dikuliti sehingga TPH ini hanya melakukan kegiatan perecahan dan kemudian di pasarkan ke pasar-pasar dan rumah makan di sekitar Jatinangor. Permasalahan dalam pemasaran diantaranya ketika permintaan sedikit sementara stok daging berlebih maka daging yang dijual hargnya sudah turun. Jika daging berlebih daging dimasukkan ke dalam freezer dan dijual ke pedagang baso, namun harganya turun drastis dari harga normal. 3.2. Pasar Tanjung Sari: Kendala dalam pengelolaan pasar diantaranya adalah para pedagang terkadang membayar retribusi yang kurang atau terlambat, pedagang yang kurang kooperatif dan lain sebagainya. Komoditas produk peternakan yang paling besar adalah daging ayam. Harga daging ayam di pasar ini berbeda-beda tiap kiosnya, tidak ada kesepakatan antar pedagang menyoal pemerataan harga daging ayam broiler. Daging ayam yang dijual biasanya dibeli oleh konsumen untuk dijual kembali. Pedagang daging sapi yang diwawancarai mendapatkan daging dengan cara membeli langsung sapi ke petani kemudian dipotong sendiri. Untuk daging sapi pemasarannya hampir tidak mengalami kesulitan dalam

xi

DAFTAR PUSTAKA
http://ml.scribd.com/doc/91135878/tugas-pemasaran nyariduitreceh.blogspot.com/2012/04/teori-pemasaran.html

xii

LAMPIRAN

xiii

Anda mungkin juga menyukai