Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


TENTANG KAMBING POTONG

OLEH:
KEVIN KAMBUNO
I011161119

FAKULTAS PETERNAKAN
HASANUDDIN MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dimana penduduknya banyak menyandarkan
kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian dan peternakan Oleh karena itu pembangunan
pertanian merupakan syarat mutlak untuk pembangunan ekonomi (Rifai, 2017). Tujuan
pembangunan pertanian adalah pembangunan yang tangguh, efisien dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia serta penerapan teknologi dan kelembagaan dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat tani dan dunia usaha, termasuk kemampuan untuk
menghasilkan produksi pertanian dan ternak yang cukup dan berkesinambungan dengan
kualitas sesuai dengan permintaan pasar dalam dan luar negeri. Pembangunan sub sektor
peternakan sebagai bagian integral pembangunan sektor pertanian, yang merupakan bagian
dari pembangunan nasional bertujuan antara lain untuk meningkatkan produksi ternak
kambing. Salah satu usaha peternakan yang diperhatikan adalah peternakan kambing yang
dirasakan semakin penting dalam pembangunan di bidang peternakan. Peternakan Kambing
terbukti tidak hanya handal sebagai penyedia protein hewani untuk membangun bangsa yang
sehat, cerdas dan tangguh, tetapi juga mampu membangun ekonomi peDesaan dan
meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat petani peternak. Provinsi Sulawesi
Selatan mempunyai potensi yang besar dalam bidang peternakan khususnya ternak
Kambing, dalam hal ini didasarkan atas
Kambing adalah salah satu jenis ternak penghasil daging dan susu yang sudah lama
dikenal petani dan memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting di berbagai
agroekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki kemampuan beradaptasi yang relatif
lebih baik dibandingkan dengan beberapa jenis ternak ruminansia lain, seperti sapi dan
domba. Selain itu, kambing juga memiliki potensi yang sangat baik untuk dibudidayakan
karena kambing memiliki sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat menguntungkan tersebut
antara lain cepat berkembang, jarak antar kelahiran relatif pendek, dan jumlah anak dalam
setiap kelahiran sering lebih dari satu ekor atau kembar. Desa Karang Bintang merupakan
desa yang memiliki ternak kambing terbanyak pertama di Kecamatan Karang Bintang
karena akses untuk pemasaran lebih mudah dan dekat dengan perkotaan, harga yang
ditawarkan untuk jenis kambing etawa dan kacang sangat berbeda untuk kambing peranakan
etawa lebih mahal kisaran Rp. 3.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 sedangkan untuk
kambing kacang harganya lebih murah kisaran Rp. 1.000.000 ampai Rp. 3.000.000 per ekor.
Kambing di Desa Karang Bintang sebagian besar dipelihara secara semi intensif dengan
skala pemilikan kecil (small holders). Akan tetapi kambing di desa Karang Bintang memiliki
kesehatan yang lebih baik karena rutin mendapat pantauan dari Balai Penyuluh Pertanian
Kecamatan Karang Bintang dengan memberikan penanganan berupa tindakan intensif
terhadap kambing yang sakit. Dalam hal permintaan, kambing hanya dibutuhkan ketika
adanya suatu acara seperti akikahan, hari Idhul adha, rumah potong hewan, dan produksi
rumah makan yang menyediakan daging kambing sebagai menu utama. Semakin banyak
pihak yang terlibat dalam pemasaran akan semakin banyak proses dan perlakuan yang
diberikan terhadap produk dan semakin banyak pula pengambilan keuntungan yang diambil
oleh tiap lembaga pemasaran. lembaga pemasaran berfungsi sebagai jembatan penghubung
yang akan menentukan mekanisme pasar dan membentuk pola saluran distribusi pemasaran.
Pemasaran kambing di Kecamatan Karang Bintang dihadapkan pada kurangnya ketersediaan
kambing terhadap permintaan pasar karena penduduk Kecamatan Karang Bintang jarang
yang memeilihara kambing secara intensif dan dalam skala besar karena penduduk di
Kecamatan Karang Bintang memelihara kambing hanya untuk hasil tambahan dan bukan
menjadi sumber penghasilan utama pemenuhan kebutuhan keluarga. Selain itu, pemasaran
kambing juga dihadapkan pada permasalahan harga dan biaya pemasaran, peternak selalu
berpatokan dengan harga jual yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul (blantik) melalui
penaksiran tubuh dan besar kambing. Hal tersebut terjadi karena peternak tidak memiliki
kekuatan tawar menawar dan tidak adanya pasar hewan untuk menjual ternak mereka.
Permasalahan inilah yang membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul
“Pemasaran Kambing Di Desa Karang Bintang Kecamatan Karang Bintang Kabupaten
Tanah Bumbu”.
perkembangan populasi yang cukup baik dan tersedianya lapangan perumputan yang
memungkinkan perkembangan tersebut, dan peran serta dari rumah tangga petani ternak di
peDesaan. Usaha peternakan Kambing mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring
dengan peningkatan tingkat permintaan masyarakat terhadap daging kambing Perkembangan
ini terlihat dengan semakin banyaknya usaha peternakan Kambing yang diusahakan baik di
daerah perkotaan maupun di daerah peDesaan. Dalam rangka pencapaian kebutuhan ternak
Indonesia, kini pemerintah melalui penyuluhan peternakan telah mengembangkan berbagai
usaha untuk menjadikan kambing sebagai primadona dalam pengembangan peternakan,
yaitu dengan menetapkan daerah-daerah yang berpotensi untuk menyediakan bibit kambing.
Kambing merupakan ternak asli Indonesia yang mempunyai potensi genetis dan nilai
ekonomi yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai ternak potong. Namun masih
sebagian besar diternakkan oleh petani peternak dengan sistem peternakan yang masih
bersifat ekstensif tradisional, sehingga belum memberikan hasil yang optimal (Yasin dan
Dilaga, 2017).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemasaran
Sebelum ilmu pemasaran berkembang dan dikenal secara luas seperti sekarang ini,
setiap entintas akan berusaha untuk terlebih dahulu memproduksi sebanyak-banyaknya, baru
kemudian berusaha untuk menjualnya. Dalam kondisi semacam ini mereka tidak peduli
dengan kondisi permintaan yang ada, sehingga banyak diantara produsen mengalami
kegagalan dan bahkan terus merugi, akibat jumlah produksi tidak sesuai dengan jumlah
permintaan. Dimasa sekarang, dimana tingkat persaingan yang demikian ketat, pola seperti
diatas sudah lama ditinggalkan. Setiap produsen sebelum barangnya diproduksi terlebih
dahulu melakukan riset pasar dengan berbagai cara, misalnya dengan test pasar melalui
iklan, seolah-olah barangnya sudah ada. Tujuannya tidak lain adalah untuk melihat kondisi
permintaan yang ada sekarang ini terhadap produk yang akan diproduksi, apakah medapat
tanggapan atau tidak dari calon konsumennya, baik kualitas maupun harga. Dari hasil riset
ini perusahaan dapat meramalkan berapa besar pasar yang dapat diserap bagaimana cara
menyerap pasar yang ada termasuk yang ada ditangan para pesaing sekarang ini. Manajer
atau pemimpin perusahaan harus cekataan dalam mengambil keputusan mengenai suatu hal.
Sebelum keputusan itu diambil, paling tidak dia sudah berfikir untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti: apa yang harus dilakukan, mengapa hal itu dilakukan, kapan waktu
pelaksanaannya dan siapa yang melaksanakan, bagaimana melaksanakannya, dan siapa yang
melaksanakan hasil keputusan itu. Pengambilan keputusan memang merupakan kerja
manajemen pada setiap fungsinya, seperti dalam fungsi perencanaan. Pengambilan
keputusan harus cepat dan tepat, khususnya keputusan-keputusan bisnis yang persaingannya
semakin ketat, apalagi dalam menghadapi pasar bebas pada abad ke-21. Studi kelayakan
bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya sutu proyek bisnis yang biasanya
merupakan proyek inventasi itu dilaksanakan. Maksudnya layak atau tidak layak disini
adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat atau tidak dapat menghasikan keuntunan yang
layak bila telah dioperasionalkan. Suatu hasil studi kelayakan bisnis merupakan hasil tindak
lanjut dari keputusan manajemen pada fungsi perencanaan berdasarkan informasi yang
tersedia, baik dari infomasi internal maupun eksternal. Walaupun hasil studi kelayakan
bisnis menyatakan bahwa rencana proyek dinyatakan layak, oleh karena ia masih merupakan
suatu rencana, keputusan itu mengandung risiko gagal. Besar-kecilnya risiko tersebut
anatara lain tergantung pada kelengkapan informasi serta kualitas analisis sebelum diambil.
Pentingnya peran pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu entitas, sehingga
banyak perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi pemasaran paling depan.
Produsen harus selalu tau lebih dulu pasar yang akan dimasukinya, baik besarnya pasaryang
ada, pasar potensial, struktur sampai pada tingkat pesaingan yang ada, termasuk besarnya
market share yang akan direbut dan market share pesaing. Salah satu hal yang paling penting
yang berkaitan dengan studi kelayakan aspek pemasaran. Hal ini disebabkan aspek pasar dan
pemasaran sangat menentukan hidup matinya suatu perusahaan. Apabila aspek pasar dan
pemasaran tidak diteliti secara benar, bagaimana prospeknya dimasa yang akan datang
bukan mustahil tujuan perusahaan tidak akan pernah tercapai. Bahkan bukan tidak mungkin
kehidupan perusahaan akan terancam.

Oleh karena itu didalam aspek pasar dan pemasaran, baik untuk perusahaan yang sudah
berjalan maupun bagi perusahaan yang baru akan berdiri perlu dilakukan suatu studi
kelayakan terlebih dulu. Pasar dan pemasaran layaknya dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
dan saling memengaruhi. Dengan kata lain kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran.

Pada dasarnya pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli atau tempat dimana kekuatan-kekuatan permintaaan dan penawaran saling bertemu
untuk membentuk suatu harga. Dalam kenyataanya, pasar dapat diartikan lebih luas. Artinya
pembeli dan penjual tidak harus bertemu disuatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi
cukup melalui penggunaan sarana elektronik dan media lain seperti telpon, faksimili atau
internet. Hal ini menunjukan bahwa pasar memiliki lokasi atau tempat tertentu sehingga
pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi. Akan tetapi, pasar dapat terjadi di
sembarang tempat melalui berbagai sarana dan prasarana.
Pasar dapat diartikan pula sebagai mekanisme antara pembeli dan penjual atau tempat
pertemuan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Yang dimaksud dengan
permintaan adalah jumlah barang dan jasa diminta konsumen berbagai tingkat harga pada
suatu waktu tertentu. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang
atau jasa adalah:
1. Harga barang dan/atau barang penganti
2. Pendapatan
3. Selera
4. Jumlah penduduk
5. Faktor khusus (akses)
Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang ditawarkan
produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Fakto-faktor yang
memengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah:
1. Harga dari barang
2. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti/pelengkap)
3. Teknologi
4. Harga input (ongkos produksi)
5. Tujuan perusahaan
6. Faktor khusus (akses)
Struktur dan Jenis Pasar
1. Struktur Pasar
Pasar Jumlah Penjual Keterangan
Persaingan Tidak terbatas Produk dan jasa yang dihasilkan
Sempurna relative sama
Persaingan Banyak Setiap perusahaan memiliki
Monopolistis berbedaan produk yang dihasilkan
Oligopoli Beberapa Perusahaan tidak mementingkan
persaingan menyangkut harga, tetapi
bersaingan pada faktor lain seperti
kualitas dan desain
Monopoli Satu Barang yang dihasilkan tidak
mempunyai barang pengganti

2. Jenis Pasar
Kelompok Pasar Keterangan
Konsumen Barang dan jasa untuk dikonsumsi
sendiri
Industrial Barang dan jasa digunakan kembali
untuk menghasilkan barang dan jasa
yang lain
Reseller Menjual kembali barang dan jasa
untuk mendapatkan keuntungan
Pemerintah Barang dan jasa untuk melaksanakan
fungsi utama pemerintah
Segmentasi, Sasaran dan Posisi Pasar
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa
kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau
maketing mix yang berbeda pula. Segmentasi pasar dilakukan mengingat
terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginannya dan kebutuhannya.
Variable Utama Berdasarkan
Geografis Bangsa. Provinsi, Kabupaten,
Kecamatan, Iklim
Demografis Umur, Jenis Kelamin, Pendapatan,
Pekerjaan, Pendidikan, Agama,
Ras, Kebangsaan
Psikografis Kelas Sosial, Gaya Hidup,
Karakteristik Kepribadian
Perilaku Pengetahuan, Sikap, Kegunaan,
Tanggapan terhadap suatu produk

2. Sasaran Pasar
Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah
mengevalusi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari
segmen pasar atau lebih dilayani. Kegiatan menetapkan pasar sasaran
meliputi :
a. Evaluasi segmen pasar
 Mengukur dan pertumbuhan segmen
 Structural segmen yang menarik dilihat
 Sasaran dan sumber daya perusahaan
b. Memilih segmen pasar
 Pemasaran serba sama
 Pemasaran serba aneka
 Pemasarab terpadu
3. Posisi Pasar
Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif
untuk produk atau suatu pasar. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan
segmen mana yang akan dimasuki, maka harus pula menetukan posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
Strategi Bauran Pemasaran
1. Produk
Perusahan harus mendefinisikan, memilih dan mendesain suatu produk
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan strategi
sebagai berikut :
a. Penentuan logo dan moto
b. Menciptakan merek
c. Menciptakan kemasan
d. Keputusan label
2. Harga
Penentuan harga menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan harga
merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk. Pelaku bisnis harus
dapat menentukan harga jual yang minimum bagi konsumen. Harga
minimum ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
 Harga prosuk sejenis atau penganti dari pesaing
 Daya beli masyarakat
 Jangka waktu perputaran dana
 Peraturan pemerintah
3. Distribusi
Penetuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting. Hal ini diakukan agar konsumen mudah
menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau
jasa. Pemilihan dan penentuan lokasi mempertimbangkan sebagai berikut :
 Dekat dengan kawasan industri
 Dekat dengan lokasi perkantoran
 Dekat dengan lokasi pasar
 Dekat dengan pusat pemerintahan
 Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat
 Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
 Sarana dan prasarana
4. Promosi
Promosi adalah proses pengenalan atas produk kepada konsumen
khususnya produk baru. Proses ini dilakukan berbagai cara dalam usaha
meningkatkan penjualan. Ada empat macam sarana promosi dalan
mempromosikan baik produk maupun jasa antara lain :
 Periklanan
 Promosi penjualan
 Publisitas
 Penjualan pribadi
Peramalan Pasar
Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan yanh
terjadi dimasa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan
peramalan, peramal harus mencari data dan informasi masa lalu. Dari informasi
tersebut dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan dimasa mendatang
dengan asumsi-asumsi tertentu. Untuk melakukan peramalan permintaan dimasa
yang akan datang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Survei niat pembeli
 Gabungan pendapatan tenaga penjual
 Pendapat ahli
 Metode tes pasar analisis deret waktu
 Analisis permintaan secara statistic
Sedangkan penyusunan aramalan dapat dilakukan atas dasar :
 Perkataan orang
 Perilaku seseorang, uji pasar dan tanggapan pembeli
 Apa yang telah dilakukan orang, perilaku pembeli dimasa lalu, dengan
deret waktu atau analisis regresi
Langkah-langkah peramalan
Pengumpulan Data

Mengelola Data

Menentukan Metode
Peramalan

Memproyeksikan Data

Mengambilan Keputusan

Metode Peramalan
1. Deret waktu
Analisis ini merupakan hubungan antara variable yang dicari dengan
variable yang mempengaruhi, yang berkaitan dengan waktu. Metode
peramalan ini terdiri dari :
a. Metode smooting : peramalan jangka pendek
b. Metode boy Jenkins : deret waktu dengan menggunakan metode
matematis
c. Metode proyeksi tren : Peramalan jangka pendek dan panjang
2. Sebab akibat
a. Metode regresi dan korelasi : peramalan permintaan dan penjualan
b. Metode input output : peramalan jangka panjang untuk menyusun
tren ekonomi
c. Metode ekonometri : peramalan ini didasarkan pada sistem
pemasaran regresi yang diestimasi secara simultan.
B. Pemasaran Kambing Potong
Usaha peternakan kambing di daerah ini, merupakan usaha peternakan rakyat di mana
pengelolaannya masih sederhana dan dalam skala usaha kecil. Umumnya peternak
memelihara kambing dengan jumlah 3-10 ekor/peternak, dengan cara mengembalakan pada
lahan ditumbuhi rerumputan, ternak dilepaskan secara bebas berkeliaran, hanya saat tertentu
ternak diberikan vaksinasi, beberapa dari peternak telah melakukan pengandangan namun
belum dilakukan secara baik, peternak belum melaksanakan sebagai mana anjuran penyuluh
pelaksanaan. Kambing merupakan Kambing keturunan liar yang berhasil dijinakkan.
Kambing ini termasuk kambing yang mudah berkembang biak sehingga sebagai pilihan
ternak Kambing bibit cukup memadai. Dalam karakterisktik karkasnya, Kambing
digolongkan Kambing potong paling ideal, karena bentuk badan yang kompak dan serasi
bahkan dinilai lebih unggul dari kambing potong Afrika. Kambing memiliki keistimewaan
gangguan selama pertumbuhan kurang berarti , disamping itu pada tahap tertentu dari
ketahanan hidup, Kambing memiliki respon yang menggembirakan terutama perlakuan
(Murtijo, 2017). Yasin dan Dilaga (2018), menyatakan bahwa Kambing mempunyai
beberapa keunggulan seperti kemampuan kerja baik, daya reproduksinya yang tinggi,
mampu tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingungan yang jelek, tahan penyakit, serta
mempunyai persentase karkas tinggi dengan daging yang berkadar lemak rendah,
merupakan modal masyarakat yang bernilai ekonomis tinggi dan disenagi petani peternak.
Kambing merupakan keturunan banteng liar yang mempunyai ciri-ciri fisik yaitu bentuk
badan memanjang, dada dalam, badan padat, bertanduk, kepala agak pendek dan dahi yang
lebar baik Kambing jantan maupun betina tidak memiliki punuk, ciri-ciri khas yang
membedakan Kambing dengan Kambing lainnya adalah adanya bulu warna putih pada
bagian bawah keempat kakinya, bagian pantan dibawah ekor berbentuk oval atau lingkaran
bibir atas dan bawah,ujung ekor serta bagian tepi dalamdaun telinga, serta adanya suatu
garis hitam yang jelas pada punggung Kambing yang sering disebut garis belut (Bandini,
2018).
Usaha peternakan Kambing potong di Indonesia sebagian besar merupkan peternakan
rakyat dengan skala 1 - 6 ekor per rumah tangga petani peternak, hanya sebagian kecil saja
peternakan kambing potong dikelola secara intensif skala besar. (Udiantono, 2018).
Soeharji (2017) mengemukakan bahwa usaha peternakan terbagi dalam dua ketegori
yaitu usaha peternakan rakyat dan perusahaan peternakan, Usaha peternakan rakyat terdiri
dari skala besar rumah tangga dan skala. Untuk meningkatkan produksi peternakan luas
lahan menjadi pertimbangan utama, sebab sumber penyediaan pakan hanya diperoleh dari
lahan tempat ternak Kambing dipelihara. Sebagian besar wilayah peternakan di Indonesia
berada pada daerah pertanian, maka sebagai sumber pakan diperhitungkan berdasarkan luas
lahan pertanian.
(Yasin dan Dilaga, 2019). Strategi penyediaan hijauan pakan ternak untuk pemenuhan
kebutuhan hijauan pakan berkesinambungan di masa mendatang dapat dikategorikan ke
dalam tiga aspek yaitu : aspek lahan, aspek tanaman, dan aspek pengolahan hijauan. Aspek
lahan yaitu tentang pemeliharaan kesuburan tanah, setiap tanaman membutuhkan zat-zat
hara dari dalam tanah yang merupakan faktor utama selain iklim dan jenis tanaman yang
mempengaruhi produksi dan kualitas hijauan (Rochiman, 2019).
PENUTUP
Dalam kaitan dengan studi kelayakan suatu usaha atau proyek, aspek pasar
dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting. Hal ini disebabkan
aspek pasar dan pemasaran sangat menetukan hidup matinya sutu perusahaan.
Apabila aspek pasar dan pemasaran tidak diteliti sevara benar, bagaimana prospeknya
dimasa yang akan datang, bukan mustahil tujuan perusahan tidak akan pernah
tercapai. Bahkan bukan tidak mungkin kehidupan perusahaan akan terancam.
Oleh karena itu didalam aspek pasar dan pemasaran, baik untuk perusahaan
yang sudah berjalan maupun bagi perusahaan yang baru akan berdiri perlu dilakukan
suatu studi tentang kelayakan terlebih dulu. Intinya aspek pasar dan pemasaran adalah
untuk mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki, stuktur pasar dan peluang
pasar yang ada, prospek pasar dimasa yang akan datang serta bagaiman strategi
pemasaran yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019). LEADERSHIP STYLES OF
FOOD TRUCK BUSINESSES. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2437-2442.
Fahlevi, M. (2019). ISLAMIC ECONOMY AND POLITICS IN THE VIEW OF
MUHAMMAD BAQIR SADR. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2431-2436.
Fahlevi, M., Theodora, R., Ernawaty, N., & Marciella, J. (2019). THE IMPACT OF
MOTIVATION MILLENIAL GENERATION TO JOB PERFORMANCE IN E-COMMERCE
INDUSTRY. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(1), 2357-2365.
Fahlevi, M., Rita, R., & Rabiah, A. (2019). WOMEN ENTREPRENEURS IN
INDONESIA. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2416-2425.
Fahlevi, M., Juhandi, N., Rahardjo, B., & Tantriningsih, H. (2019). The GROWTH OF
SHARIA BANKING IN ASIA. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 12(2), 2341-2347.
Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019). Cybercrime
Business Digital in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 21001). EDP Sciences.
Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The Impact Of
Motivation, Work Satisfaction And Compensation On Employee's ProductivityIn Coal
Companies. In 2019 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial
System (ICOEMIS 2019). Atlantis Press.
Fahlevi, M., & Surtinah, W. (2019). THE EFFECT OF EXTERNAL AND INTERNAL
FACTORS ON FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKING. Journal of Research
in Business, Economics, and Education, 1(1), 71-84.
Juhandi, N., Fahlevi, M., Abdi, M. N., & Noviantoro, R. (2019, October). Liquidity, Firm
Size and Dividend Policy to the Value of the Firm (Study in Manufacturing Sector Companies
Listed on Indonesia Stock Exchange). In 2019 International Conference on Organizational
Innovation (ICOI 19). Atlantis Press.
Juhandi, N., & Fahlevi, M. (2019). TAX POLICY AND FISCAL CONSOLIDATION
ON CORPORATE INCOME TAX. Journal of Business, Management, and Accounting, 1(1),
21-33.

Anda mungkin juga menyukai