0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas rencana penelitian tentang faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran bawang merah di Desa Serading, Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah serta strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan, dengan tujuan mengetahui faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran yang tepat.
Dokumen ini membahas rencana penelitian tentang faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran bawang merah di Desa Serading, Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah serta strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan, dengan tujuan mengetahui faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran yang tepat.
Dokumen ini membahas rencana penelitian tentang faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran bawang merah di Desa Serading, Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah serta strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan, dengan tujuan mengetahui faktor-faktor produksi dan strategi pemasaran yang tepat.
NPM : Program studi : S2 Agribisnis Universitas Samawa
1. Topik Penelitian : Faktor-faktor Produksi dan Strategi Pemasaran Bawang
Merah 2. Fenomena Topik : Desa serading kecamatan Moyo hilir merupakan salah satu Penelitian daerah sentra produksi bawang merah di Sumbawa dengan luas 543 hektar dengan produktifitas rata-rata 14 ton per hektar. Para Petani menanam bawang merah varietas Super Philips yang merupakan varietas untuk jenis dataran tinggi, 3. Judul Penelitan : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Strategi Pemasaran Usaha Tani Bawang Merah di Desa Serading Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. 4. Latar Belakang : Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan Penelitian salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari segi ekonominya yang cukup tinggi maupun dari kandungan gizinya. Walaupan bawang merah hanya merupakan sayuran rempah yang berarti hanya diperlukan dalam skala kecil, namun karena banyak orang menggemarinya dan hampir setiap masakan menggunakan bawang merah sebagai bumbu utama penambah cita rasa makanan, maka tidak mengherankan apabila bawang merah ini memegang peranan penting dalam perdagangan komoditi sayuran (Nurwilis, 2022). Sentra produksi bawang merah di Indonesia adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 956.652 ton atau sekitar 77,53% dari total produksi bawang merah nasional. Provinsi Jawa Tengah merupakan penghasil bawang merah terbesar, dengan produksi sebesar 519.356 ton atau sebesar 42,09% dari total produksi bawang merah nasional, diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat. Untuk luar Jawa, provinsi penghasil bawang merah terbesar ialah Nusa Tenggara Barat, dengan produksi sebesar 117.513 ton atau sekitar 9,52% dari total produksi bawang merah nasional, diikuti oleh Sumatera Barat (Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015). Pada dekade terakhir, kebutuhan bawang merah di Indonesia dari tahun ke tahun baik untuk konsumsi dan bibit dalam negeri mengalami peningkatan sebesar 5%. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang setiap tahunnya juga mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS, 2019) menyatakan bahwa produksi bawang merah di Indonesia dari tahun 2011–2015 yaitu sebesar 893.124 ton, 964.195 ton, 1.010.773 ton, 1.233.984 ton, 1.229.184 ton. Pada tahun 2015 produksi bawang merah nasional mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 0,39%. Luas panen bawang merah di Indonesia tahun 2011- 2015 yaitu seluas 93.667 Ha, 99.519 Ha, 98.937 Ha, 120.704 Ha, 122.126 Ha. Luas panen nasional bawang merah tahun 2015 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,18% dibandingkan tahun 2014. Untukmemenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah mengambil kebijakan mengimpor bawang merah dari luar negeri meskipun hal ini akan produksi dalam negeri kurang diminati (Dewi, 2018) Kabupaten Sumbawa adalah daerah yang memiliki kondisi alam yang subur sehingga sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas andalan Kabupaten Sumbawa selain dari tanaman pangan lainnya. Salah satu hasil pertanian terbaik Kabupaten Sumbawa adalah bawang merah. Daerah penghasil bawang merah ini, terutama terletak di Kecamatan plampang dengan luas panen bawang merah 1095 Ha sebagian petani disana menanam bawang merah ketika musim tanam telah tiba dan menjadi produk unggulan. Desa serading kecamatan Moyo hilir merupakan salah satu daerah sentra produksi bawang merah di Sumbawa dengan luas 543 hektar dengan produktifitas rata-rata 14 ton per hektar. Para Petani menanam bawang merah varietas Super Philips yang merupakan varietas untuk jenis dataran tinggi, dimana produksi bawang merah dilakukan dengan intensitas penanaman 3 kali dalam satu tahun. Pengembangan usaha tani bawang merah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui alokasi sumberdaya secara optimal. 5. Perumusan Masalah : 1) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tani bawang merah di desa serading kecamatan moyo hilir kabupaten sumbawa? 2) Bagaimanakah strategi pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan usaha tani bawang merah di desa serading kecamatan moyo hilir kabupaten sumbawa? 6. Tujuan Penelitian : 1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tani bawang merah di desa serading kecamatan moyo hilir kabupaten sumbawa? 2) Untuk mengetahui strategi pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan usaha tani bawang merah di desa serading kecamatan moyo hilir kabupaten sumbawa?