Anda di halaman 1dari 17

FORM A

LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM BENTUK
BROSUR BUDIDAYA TANAMAN BAWANG PUTIH

1. Penyuluh Pertanian

a. Nama : Annisa, SP

b. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk 1/ IIIb

c. Jabatan : Penyuluh Pertanian Ahli Pertama

d. Unit kerja : Bptp Sumsel

2. Dasar Pelaksanaan : RKTP 2021

3. Nama kegiatan : Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

4. Pelaksanaan kegiatan :

a. Waktu Pelaksanaan : 31 Maret 2022

b.Tempat / lokasi : Bptp Sumsel / Palembang

5. Hasil Kerja : Terlampir

Palembang,31 Maret 2022


Mengetahui
Penyuluh Pertanian
Kasubbag TU

Rosyidah, SE Annisa, SP
NIP. 198803022011012002 NIP.197811182011012005
BUDIDAYA TANAMAN BAWANG PUTIH
( Alium sativum )

OLEH
ANNISA, SP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


Provinsi Sumatera selatan
2022
KATA PENGANTAR

Program Swasembada Bawang Putih pada tahun


2019 telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian hal
ini disebabkan bawang putih dianggap sebagai salah
satu komoditas pertanian yang penting. Saat ini,
kebutuhan bawang putih nasional diperkirakan mencapai
500 ribu ton per ta-hun. Di sisi lain, data BPS
menunjukkan bahwa produksi nasional selama lima
tahun terakhir masih menunjukkan kisaran antara 15,7 –
21,2 ribu ton. Di Sumsel , bawang putih sangat
dibutuhkan karena sebagai bahan baku untuk
pembuatan cuka empek-empek yangmerrupakan
makanan khas di Sumsel.
Panduan teknis budidaya bawang putih ini disusun
berdasarkan kajian pustaka yang telah diambil ari
berbagai referensi. Pada akhirnya, saya berharap agar
panduan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang akan
menerap-kan teknologi ini. Kepada semua pihak yang
telah turut menyumbangkan hasil pemikirannya untuk
buku ini disampaikan penghargaan dan terima kasih.

Palembang, Maret 2022

Kepala BPTP Sumsel,

Dr. Atekan, SP.M.Si


BUDIDAYA TANAMAN BAWANG PUTIH Keadaan ini membawa dampak terhadap tingginya nilai

(Alium sativum) ekonomis bawang putih di mata masyarakat Indonesia.


Berdasarkan data BPS, kebutuhan nasional akan
PENDAHULUAN
bawang putih diperkirakan telah mencapai 500 ribu ton
per tahun. Namun, produksi bawang putih nasional
selama lima tahun terakhir masih menunjukkan kisaran
antara 17 – 22 ribu ton. Nilai tersebut jauh lebih rendah
bila dibandingkan dengan kisaran angka produksi
nasional pada tahun 2000-2005 yang berada pada
rentang antara 28.000 ton – 59.000 ton.
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan Perubahan angka produksi bawang putih tersebut
komoditas hortikultura yangpenting bagi masyarakat tentunya tak lepas dari fakta di lapang bahwa luasan
Indonesia mengingat ragam dan jumlah lahan pertanaman bawang putih telah mengalami
pemanfaatannya.Selain dapat dimanfaatkan sebagai degradasi semenjak tarif impor bawang putih diturunkan
bahan penyedap makanan hampir di setiapmasakan, menjadi 5% pada tahun 1996. Sebagai akibatnya, harga
komoditas ini juga berperan sebagai obat bagi beberapa bawang putih impor menjadi lebih murah dibandingkan
jenis penyakit. bawang putih lokal, sehingga gairah petani untuk
Umbi bawang putih dapat digunakan untuk menanam bawang putih semakin menurun. Data BPS
membantu menurunkan tekanan darahtinggi, mengobati menunjukkan bahwa luasan panen bawang putih masih
gangguan pernafasan, sakit kepala, wasir, susah buang berkisar antara 5.000-20.000 hektar pada tahun 2000-
air besar,memar atau luka sayat, cacingan, insomnia, 2005 dan kisaran luasan 1.900-2.700 hektar selama lima
kolesterol, influenza,gangguan saluran kencing, dan lain- tahun terakhir. Ketergantungan konsumen di Indonesia
lain.
terhadap bawang putih impor sangat tinggi. Saat ini serta dukungan ino-vasi teknologi agar mampu
sekitar 95% bawang putih yang dikonsumsi di Indonesia berproduksi maksimal dan berumbi besar.
berasal dari bawang putih impor dari China.
Bawang putih impor dari China harganya lebih
SYARAT TUMBUH
murah dibanding harga bawang putih lokal selain itu
Bawang putih dapat tumbuh pada berbagai
ukuran umbinya juga lebih besar. Sebagai ilustrasi, pada
ketinggian tempat bergantung kepada varietas yang
tahun 2013 harga bawang putih impor adalah Rp.
digunakan. Daerah penyebaran bawang putih di
10000,- per kg, sedangkan bawang lokal Rp. 17.500 –
Indonesia yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa
20000 per kg. Rendahnya harga bawang putih
Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok dan Nusa Tenggara
importersebut nampaknya disebabkan karena tingginya
Timur. Daerah-daerah tersebut mempunyai agroklimat
produktivitas bawang putih di China yaitu 25,3 ton/ha,
yang sesuai untuk bawang putih sehingga daerah-daerah
dibandingkan di Indonesia yang hanya 8,7 ton/ha
tersebut sampai saat ini merupakan daerah penghasil
sehingga biaya produksi per kg bawang putih di China
utama bawang putih. Luas pananaman yang paling besar
murah. Selain murah,konsumen di Indonesia menyukai
ada pada ketinggian di atas 700 meter. Produksi per
bawang impor juga karena alasan ukuran umbinya yang
satuan luas di dataran tinggi lebih besar dari pada di
besar. Rendahnya produksi ini dipengaruhi oleh banyak
dataran rendah. Beberapa varietas ada yang cocok
faktor seperti cuaca, kondisi agroekologi, varietas serta
ditanam di dataran rendah. Di dataran medium, daerah
teknik budidaya yang digunakan. Peningkatan produksi
penanaman bawang putih terbaik berada pada
bawang putih dapat dilakukan dengan cara intensifikasi
ketinggian 600 m dpl. (di atas pemukaan laut). Varietas
dan ekstensifikasi secara sekaligus. Untuk melaksanakan
bawang putih dataran tinggi kurang baik apabila ditanam
ekstensifikasi atau perluasan areal tanam perlu
di dataran rendah begitu pula sebaliknya. Selain varietas
disediakan benih bawang putih dalam jumlah yang cukup
(kultivar), syarat-syarat lain yang penting adalah udara
sejuk dan kering tanaman pada fase pembentukan umbi dikembangkan lebih lanjut, di antaranya adalah Kayu,
Calon lahan pertanaman bawang putih di dataran tinggi Layur, Saigon serta Krisik.
berlereng dan datar Beragam jenis umbi bawang putih: Lumbu Kuning,
Waktu yang paling tepat untuk penanaman bawang Lumbu Hijau dan bawang impor (kiri), kincoan (kanan)
putih adalah bulan Mei sampai dengan Juli. Derajat Varietas Lumbu
kemasaman tanah (pH) yang paling disukai adalah 6,5-
7,5, sedangkan apabila pH>6,5 maka tanah harus
dikapur. Bawang putih dapat tmbuh dengan baik pada
lingkungan yang memiliki suhu harian antara 15-200 C,
curah hujan antara 100-200 mm/bulan, intensitas
matahari yang cukup serta kelembapan udara antara 60-
80%.
Gambar beberapa varietas bawang putih
PERBENIHAN
Varietas Bawang Putih di Indonesia Persyaratan dan kebutuhan benih
Indonesia memiliki kultivar bawang putih yang lebih Syarat minimal benih agar tanaman bawang putih
unggul bila dibandingkan dengan bawang putih impor dapat tumbuh dengan baik dan seren-tak adalah sebagai
dari negara lain baik dari segi aroma maupun rasa. berikut: (1) ukuran benih seragam; (2) bebas hama dan
Beberapa diantara kultivar tersebut telah dirilis sebagai penyakit; (3) kemurnian varietasnya terjamin; (4) benih
varietas unggul nasional, bernas (berat siung sekitar 1,5-3,0 gram); (5) sudah
Selain varietas yang tersebut di atas, masih terdapat
melewati masa dormansi Kebutuhan benih bawang putih
kultivar-kultivar lokal lain yang potensial untuk
sangat ditentukan oleh ukuran benih dan jarak tanam
yang diap-likasikan di lapang. Sebagai gambaran adalah
penggunaan benih dengan berat benih bawang putih 3 lebih cepat daripada mekanisme penyimpanan yang
gram per siungnya dan ditanam dengan jarak tanam 15 x biasa diterapkan oleh petani.
20 cm, jumlah benih yang dibutuhkan sekitar 240.000 – Persiapan benih
300.000 siung, sehingga untuk 1 hektar tanaman Sebelum ditanam, umbi bawang putih yang telah
diperlukan 720 – 900 kg benih bawang putih. Sedangkan disiapkan harus dirumih (dipisahkan siungnya). Siung –
penggunaan benih berukuran rata-rata 1,5 gram dan siung inilah yang nantinya akan digunakan se-bagai
jarak tanam 15 x 12,5 cm, jumlah benih yang dibutuhkan benih bawang putih. Setelah dirumih, sebaiknya benih
sekitar 400.000 – 550.000 atau setara 600 – 825 kg direndam dengan fungisida atau trichoderma cair 10 cc/l
benih. air selama 10 menit sesuai dosis yang di-anjurkan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah serangan patoogen tular
tanah atau jamur Fusarium. Selain itu benih dapat
direndam dengan ZPT (Zat Pengatur Tum-buh)
Pematahan dormansi benih perangsang pertumbuhan akar dan tunas seperti auksin
Pada umumnya umbi bawang putih tidak dapat dan giberelin.
langsung digunakan se-bagai bahan tanam karena masa
dormansinya yang relatif lama yaitu sekitar 4 bulan
setelah masa panen. Perlakuan suhu dapat dilakukan
untuk mempercepat proses pematahan dormansi
tersebut. Penyimpanan benih dalam cold storage yang
bersuhu 5-10° C selama dua mingggu dapat Benih bernas dan siap tanam (muncul tunas)
mempercepat pertumbuhan bawang putih hingga 2 bulan Umbi yang sudah di rumih dan sudah dicelup dalam ZPT
PERSIAPAN LAHAN
Lahan yang sudah diolah dan siap dipasang
Pengolahan lahan
Lahan yang digunakan untuk menanam bawang Pemupukan dasar
putih adalah lahan-lahan yang memiliki tekstur lempung Pada budidaya tanaman pangan ataupun hortikultu-ra
berpasir dengan tekstur yang gembur. Tekstur tanah termasuk didalamnya bawang putih pem-upukan harus
yang ringan, gembur dan porous dapat menghasilkan meliputi empat tepat, yaitu tepat do-sis, tepat cara, tepat
tanaman bawang putih yang lebih baik jika dibandingkan waktu dan tepat jenis, karena pemupukan yang tepat
dengan tanah yang berat seperti liat atau lempung, merupakan faktor penting untuk meningkatkan hasil
karena kondisi tanah yang porous menstimulasi panen. Pupuk yang digunakan dalam budidaya bawang
perkembangan akar sehingga serapan unsur hara akan putih meliputi pupuk organik dan anorganik. Pemupukan
berjalan dengan baik. dasar diberikan bersamaan saat oleh lahan, jenis pupuk
Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan yang diberikan adalah pupuk organik dengan dosis 10
permukaan lahan dari batu-batuan, gulma, semak ton/ha, dan SP 36 300-500 kg/ha. Cara pem-berian
ataupun sisa pertanaman sebelumnya. Kemudian lahan pupuk organik adalah dengan cara disebar dan diaduk
dibajak minimal sedalam 30 cm sampai gembur, hingga merata pada lapisan olah, dan pemberian pupuk
pengelolaan lahan dibuat 21 hari sebelum tanam untuk SP 36 adalah seluruh dosis dise-bar secara merata
memperbaiki keadaan tata udara/ aerasi tanah serta dipermukaan tanah. Sedangkan pertanaman bawang
menghilangkan gas-gas beracun dan panas hasil putih di lahan yang mempu-nyai jenis tanah andosol
dekomposisi sisa tanaman. Kemudian dibuat bedengan marginal kebutuhan pupuk organik akan lebih besar lagi
yang disesuaikan luas lahan kurang lebih memiliki lebar yaitu 1 kg/lubang tanam
100 – 120 cm dengan tinggi bedengan 15-30 cm dan
parit diantara bedengan dengan lebar 30-40 cm.
Penanaman
Pemasangan mulsa
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 10 x15
Penggunaan mulsa pada budidaya bawang putih
cm untuk benih dengan berat sekitar 1,5 gram atau 15 x
dapat menggunakan mulsa plastik atau-pun jerami.
12,5 cm. Untuk benih yang lebih besar bisa
Mulsa plastik lebih baik digunakan pada saat musim
menggunakan jarak tanam yang lebih besar untuk
hujan dan penggunaan mul-sa jerami lebih baik
mengoptimalkan pertumbuhan umbi dalam tanah. Benih
digunakan pada saat musim kemarau, pemasangan
yang digunakan sebaiknya berukuran seragam dengan
kedua mulsa tersebut juga memiliki perbedaan pada
kedalaman lubang tanam sekitar 2-3 cm untuk siung kecil
mulsa plastik dipasang sebelum waktu penanaman bibit
dan 5-7 untuk siung yang besar. Saat me-nanam yang
sedangkan pemasangan mulsa jerami setelah dilakukan
harus diperhatikan adalah posisi peletakan benih di-
penanaman bibit bawang putih. Apabila pemasangan
mana posisi titik tumbuh harus diletakkan di atas agar
mulsa jerami dil-akukan saat musim hujan akan
pertumbuhan bawang putih dapat optimal.
menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi sehingga
kurang baik untuk pertanaman bawang putih. Se- PEMELIHARAAN
dangkan pemasangan mulsa plastik tidak di-anjurkan Penyiangan gulma dan Pembubunan
pada musim kemarau karena mulsa tersebut terlalu Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan
menyerap bahaya matahari dan sedikit memantulkan gulma dan penmbumbunan tanah, tujuannya agar
cahaya sehingga meningkatkan temperatur tanah (zona struktur tanah dan kebersihan lahan tetap terjaga
pe-rakaran) akibatnya pertumbuhan dan perkem-bangn sehingga pertumbuhan tanaman bisa berjalan optimal.
tanaman bawang putih menjadi ter-hambat. Pembumbunan tanah disekitar tanaman dilakukan untuk
memperbaiki/ meninggikan bedengan yang sekaligus
membersihkan lahan dari akar rumput yang masih
tertinggal pada saat penyiangan. Penyiangan dilakukan
dengan membersihkan areal pertanaman dari gulma cara dibenamkan dala larikan diantara barisan tanaman.
yang tumbuh. Waktu penyiangan dilakukan berbarengan Pada saat musim kemarau setelah pemupukan dilakukan
dengan pemupukan yaitu pada 15, 35 dan 50 HST, pemberian air dengan cara di leb (genangi) secukupnya.
frekuensi penyiangan gulma bisa ditambahkan jika laju
pertumbuhan gulm cukup pesat. Ketika bawang putih
sudah memasuki fase generatif sebaiknya kegiatan
penyiangan dihentikn, karena bisa mengganggu proses
pembentukan dan pembesaran umbi.
Pemupukan
Kegiatan pemupukan menambahkan unsur hara
kedalam tanah untuk memper-baiki kesuburan tanah, Gambar : pemupukan bawang putih
tujuannya adalah untuk menyediakan unsur hara yang Pengairan
dapat diserap untuk pertumbuhan tanamana. Pada Pada fase awal pertumbuhan tanaman bawang
tanaman bawang putih ter-dapat pemupukan susulan putih memerlukan ketersediaan air yang cukup,
yaitu pemupukan susulan I pada bawang putih diberi-kan penyiraman atau pengairan sebaiknya dilakukan 2-3 hari
pada saat tanaman berumur 15 HST (hari setelah tanam) sekali, sedangkan didataran tinggi pengairan diberikan
dengan dosis pupuk urea 200 kg/ha dan NPK 100kg/ha, sampai dengn 3 kali setiap minggu. Sedangkan pada
pemupukan susulan II diberikan pada umur 35 HST masa pembentukan tunas sampai pembentukan umbi
dengan dosis urea 100 kg/ha dan NPK 200kg/ha dan pengairan dilakukan 7-15 hari sekali, dan pengairan baru
pemupukan susulan III diberikan saat tanaman berumur diberhentikan pada saat pembentukan umbi maksimal
50-55 HST dengan dosis pupuk NPK sebanyak 300 atau 10 hari sebelum panen. Cara pemberian air dapat
kg/ha, cara pemberian pupuk susulan I, II dan III dengan dilakukan dengan penyiraman atau penggenangan (leb).
Waktu penyiraman yang paling baik adalah pada pagi Tanaman inang: tanaman muda yang baru ditanam
hari atau sore hari, yaitu pada saat penguapan air dalam seperti cabai, tomat, terung, ba-yam, kangkung, paria,
tanah dan suhu udaranya rendah. kacang panjang, dll.
Pengendalian: dengan insektisida Fipronil 0,3 G
HAMA DAN PENYAKIT SERTA PENGENDALIANNYA
sebanyak 15 kg/h
1. Hama dan Penyakit serta upaya pengendaliannya
2. Uret (Holotrichia sp .)
Keberhasilan pengendalian OPT sangat tergantung pada
Ciri-ciri: Larva berwarna putih dengan bentuk tubuh
identifikasi terhadap jenis OPT yang menyerang, dengan
membengkok. Aktif pada senja hari
diketahui jenis OPT yang menyerang akan dapat
Gejala serangan : ditandai dengan tanaman atau tangkai
ditentukan cara pengendalian yang tepat. OPT
daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya
(Organinisme Pengganggu Tumbuhan) dibagi menjadi 2
yaitu : (1) Kelompok hama tanaman, yaitu ke-lompok 3. Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.)
OPT yang penyebabnya dapat dilihat dengan mata
Ciri-ciri: Serangga dewasa berupa lalat kecil yang
telanjang, serta (2) Kelompok penyakit tanaman, yaitu
beruku-ran ± 2 mm; Larva aktif mengorok dan membuat
kelompok OPT yang penyebabnya tidak dapat dilihat
lubang pada jaringan daun
dengan mata telanjang.
Gejala serangan : pada daun terdapat bintik-bintik putih
a Hama Bawang Putih
dan alur korokan yang berwarna putih
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon):
Tanaman inang : cabai, tomat, seledri, kentang,
Ciri-ciri: Ulat berwarna hitam keabu-abuan, Aktif pada
kangkung, dll.
senja hari
Pengendalian seperti Pemasangan perangkap lekat
Gejala serangan: ditandai dengan tanaman atau tangkai
warna kuning sebanyak 40 -50 buah/ ha, dipasang pada
daun rebah, karena dipotong pada pangkalnya
saat tanam, Aplikasi Steinernema spp 5 x 108 juvenil Tanaman inang : cabai, bawang merah, tomat, ter-ung,
III/ha serta Insektisida anjuran bayan, kangkung, paria, dll.
4. Ulat Bawang (Spodoptera exigua) Pengendalian dengan memusnahkan paket telur,
Ciri-ciri:Larva berbentuk bulat panjang berwarna hijau larva, dan pupa yang ditemukan, Untuk mengendalikan
atau coklat, Imago aktif pada malam hari hama ulat bawang dipasang perangkap Feromon Exi
Gejala serangan: ditandai dengan timbulnya bercak- sebanyak 15-20 buah/ha dan lampu perangkan
bercak putih transparan pada daun sebanyak 10-15 buah/ha, Menggunakan insektisida
Tanaman inang: bawang kucai, bawang daun, bawang efektif : Hostation 40 EC, Dursban 20 EC, dosis sesuai
putih, cabai, jagung, dll. anjuran.
Pengendalian bisa dengan cara memusnahkan Antraknos/Otomatis (Colletotrichum gloeosporioides).
paket telur, larva, dan pupa yang ditemukan, untuk Penyakit otomatis atau antraknos pada bawang merah
mengendalikan hama ulat bawang dipasang perangkap disebabkan oleh cendawan C. gloeosporioides dan C.
Feromon Exi sebanyak 15-20 buah/ha dan lampu capsici. keduanya patogenik terhadap semua jenis
perangkap sebanyak 10-15 buah/ha, Menggunakan bawang-bawangan seperti bawang merah, bawang putih,
insektisida efektif: Hostation 40 EC, Dursban 20 EC, bawang bombay, dan bawang daun.
dosis sesuai anjuran. Gejala serangan ditandai adanya bercak putih yang
5. Ulat Grayak (Spodoptera litura) melekuk ke dalam. Pada bagi-an tengah bercak terdapat
Ciri-ciri: Warna ulat bervariasi tergantung jenis kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok spo-ra.
makanannya, Mempunyai tanda hitam yang menyerupai Pengendalian dengan menggunakan fungisida anjuran
kalung pada lehernya, Aktif pada senja hari 6. Kutu daun bawang (Neotoxoptera formosana )
Gejala serangan : daun berlubang-lubang tidak beraturan Ciri-ciri : Serangga kecil dengan warna hitam
kecoklatan, berukuran paling pan-jang 2 mm, Nimfa dan
imago menyerang daun-daun muda, dengan cara men- Gejala serangan daun bengkok & pertumbuhan
usuk dan mengisap cairan daun, Aktif sepanjang hari kerdil. Vektor untuk virus . Pengendalian :
Gejala serangan : ditandai dengan perubahan tekstur Menggunakan insektisida berbahan aktif amitraz(Rotraz),
daun menjadi keriput, ter-puntir, berwarna kekuningan, dimetoat (Roxion 40 EC) 2 ml per liter tiap minggu
pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan dimulai pada umur 9 minggu sampai dengan 2 minggu
akhirnya mati . Tanaman inang seperti bawang merah, sebelum panen.
bawang daun, dan bawang kucai 8. Thrips (Thrips tabaci.)
Vektor Virus dikendalikan dengan cara mengaplikasikan Nimfa dan imago menggaruk dan mengisap cairan
jamur entomo patogen B. bassiana berupa suspensi daun muda atau pucuk daun. Warna nimfa kuning pucat
(biakan jagung) langsung dosis 1kg/ha langsung sedangkan imago kuning sampai coklat kehitaman .
disemprotkan di habitat hama pada sore hari. Selain itu Ukurannya sangat kecil (1mm), Aktif sepanjang hari,
menggunakan insektida anjuran Siklus hidupnya cepat 7- 12 hari. Gejala serangan :
ditandai dengan adanya daun yang berwarna putih
7. Tungau
seperti perak, pada serangan berat daun bawang
Ukuran sangat kecil, sekitar 0,25mm panjang, tidak
seluruhnya menunjukkan warna putih
bisa terlihat dengan mata telanjang. Hama ini
Pada musim kemarau populasinya tinggi, namun
mengeluarkan racun saat merusak bagian tanaman,
rendah pada musim hujan. Tanaman inang : bawang
sehingga men-imbulkan kerusakan yang bisa dikacaukan
merah, cabai, terung, tembakau, kopi, ubi jalar.
dengan virus (Tangle Top). Dalam penyimpanan, bekas
Pengendalian dengan cara Rotasi Tanaman, Bertanam
tusukan dipandang sebagai noda coklat cekung pada
serentak, Pemasangan perangkap lekat warna kuning
siung bawang putih dan dapat menyebabkan
sebanyak 40-50 buah/ ha, dipasang pada saat tanam
pembusukan dan mendorong tim-bulnya penyakit
Aplikasi jamur entomo patogen B. bassiana berupa
suspensi (biakan jagung) langsung dosis 1kg/ha drainase yang kurang baik. Tanaman inangnya antara
langsung disemprotkan di habitat hama pada sore hari. lain ialah bawang merah, bawang putih, bawang daun.
Menggunakan insektisida anjuran (Padan 50 SP,
Pegasus, Misurol) dengan inter-val 7 hari terutama pada PANEN DAN PASCA PANEN
waktu tanaman baru tumbuh sampai kurang lebih umur Panen
10 minggu Panen merupakan proses pengambilan umbi
bawang putih yang sudah menunjukkan ciri masak panen
Penyakit Bawang Putih optimal, yaitu ada perubahan warna tangkai daun dari
1. Trotol/ mati pucuk (Alternaria porri) hijau segar menjadi kekuningan yang bukan disebabkan
Penyakit bercak ungu atau trotol disebabkan oleh oleh penya-kit. Bawang putih yang akan dipanen harus
cendawan Alternaria porri, dapat menyebabkan kerugian men-capai cukup umur. Tergantung pada varietas dan
50 – 90 % . Patogen ditularkan melalui udara. Penyakit daerah. Tanaman bawang putih dapat dipanen pada
ini akan berkembang dengan cepat pada kondisi umur 4 bulan setelah tanam atau umur panen yang biasa
kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 26⁰C. dijadikan pedoman adalah an-tara 90-120 hari. Umbi
Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya bintik bawang putih siap panen bila pangkal batang sudah
lingkaran berwarna ungu pada pusatnya, yang melebar mulai mengeras dan umbi mulai keluar keatas
menjadi semakin ti-pis. Bagian yang terserang umumnya permukaan tanah atau dapat dilakukan jika lebih dari
ber-bentuk cekungan. Cendawan juga menyerang umbi 50% tanaman memiliki ciri-ciri daunnya menguning serta
sehingga dapat menulari umbi lainnya. kering dengan tingkat kelayuan 35-60 %. Cara panen

Penyakit berkembang apabila kelembaban tinggi, bawang putih, sebagai berikut: 1) Sehari sebe-lum

disertai suhu tinggi, pemberian pupuk N yang tinggi dan panen, lakukan penyiraman pada pagi hari dan pada
sore harinya lakukan penggemburan lahan pertanaman
bawang putih; 2) Sehari setelah digemburkan tanahnya,
lakukan pen-cabutan tanaman bawang putih sampai
semua umbi terangkat semua dan dengan hati-hati jan-
gan sampai umbi patah; 3) Tanaman bawang putih yang
telah dicabut diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan
dikumpulkan di tempat yang teduh; 4) Bawang putih yang
sudah dipanen ditimbang lalu dibawa ke tempat
pengumpulan hasil panen untuk proses pasca panen.
Pascapanen
Pascapanen bawang putih merupakan tindakan
yang dilakukan setelah panen, mu-lai dari pengeringan,
pembersihan, sortasi, grading, penyimpanan, dan
pengema-san. Bawang putih setelah panen dilakukan
pengumpulan dengan cara mengikat batang semu
bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan
di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk
menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik. Gambar : panen bawang putih
Sumber bacaan :
Panduan Budidaya Bawang Putih. Kementerian
Pertanian . BPTP Jawa Timur. 2018

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/94805/Budiday
a-Bawang-Putih/

BPS.produksi Bawwang putih di Indonesia. Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai