Anda di halaman 1dari 3

Sertifikasi Benih Padi

sumber: fb BPTP Sumsel

Sertifikasi Benih merupakan suatu kegiatan pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan,
produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian
untuk dapat diedarkan. Sertifikasi Benih adalah sebagai bentuk pelayanan terhadap produsen/penangkar
serta pedagang benih yang bertujuan untuk memelihara kemurnian serta kualitas mutu dari varietas
unggul dan selalu tersedia secara berkelanjutan bagi petani.
Sertifikasi benih bisa dilakukan untuk tanaman pangan juga perkebunan. Salah satu tanaman
pangan yang harus dilakukan Sertifikasi benih adalah tanaman padi. Padi merupakan komoditas strategis
dan menjadi Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020-2024. Peningkatan Produksi padi perlu terus
ditingkatkan seiring dengan proyeksi laju pertambahan penduduk. Penggunaan varietas unggul
bersertifikat dalam upaya peningkatan produksi padi, memegang peranan penting. Pada masa mendatang
diharapkan penyebaran varietas padi unggul baru akan lebih beragam sehingga kerapuhan genetik tidak
segera muncul.  Varietas unggul bersertifikat mampu meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani.
Peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, ketahanannya
terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT), serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik
lokasi.
Sertifikasi benih padi memiliki beberapa persyaratan antara lain yaitu
1. Permohonan sertifikasi benih yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha /hukum yang ingin
memproduksi benih bersertifikat yang ditujukan kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
Permohonan sertifikasi hanya dapat dilakukan oleh penangkar benih yang telah memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.
2. Benih yang akan ditanam untuk menghasilkan benih bersertifikat harus berasal dari kelas benih yang
lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk menghasilkan benih sebar harus ditanam benih pokok, oleh
sebab itu benih yang akan ditanam harus bersertifikat/berlabel.
3. Varietas benih yang dapat disertifikasi, yaitu varietas benih yang telah ditetapkan sebagai varietas
unggulan dan telah dilepas oleh Menteri Pertanian serta dapat disertifikasi.
4. Tanah/Lahan yang akan dipergunakan untuk memproduksi benih bersertifikat harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan komoditi yang akan diproduksi, karena tiap-tiap komoditi memerlukan
persyaratan sejarah lapang yang berbeda. Persyaratan areal antara lain seperti Letak dan batas areal
jelas, Sejarah lapangan dimana Bekas varietas yang sama dengan kelas benih yang lebih tinggi, atau
bisa jugabekas varietas lain tetapi mudah dibedakan, Luas areal diarahkan minimal 5 Ha (BR)
mengelompok, Syarat areal hanya bekas tanaman padi yang dapat dijadikan areal sertifikasi.
5. Isolasi dilakukan dengan dua cara yaitu
- Isolasi jarak yang dilakukan antara areal penangkaran dengan areal bukan penangkaran minimal 3
meter, ini bertujuan untuk menjaga agar varietas dalam areal penangkaran tidak tercampur oleh
varietas lain dari areal sekitarnya.
- Isolasi Waktu dilakukan kurang lebih 30 hari (selisih berbunga) , ini bertujuan agar tidak terjadi
penyerbukan silang pada saat berbunga antara varietas pengakaran dengan varietas disekitarnya.
6. Pemeriksaan Lapangan dilakukan untuk menilai apakah hasil benih dari pertanaman tersebut
memenuhi standar benih bersertifikat, maka diadakan pemeriksan lapangan oleh pengawas benih.
Pemeriksaan lapangan dilakukan secara bertahap.
7. Peralatan Panen dan Perosesing Benih. Peralatan_perlengakapan yang digunakan untuk panen dan
prosesing harus bersih terutama dari jenis atau varietas yang tidak sama dengan yang akan
diproses_dipanen. untuk menjamin kebersihan ini harus diadakan pemeriksaan sebelum
penggunaannya, misalnya ; Combine, Prosessing Plant, ataupun wadah benih
8. Uji Laboratorium dilakukan Untuk mengetahui mutu benih yang dihasilkan setelah dinyatakan lulus
lapangan maka perlu diuji mutunya di laboratorium oleh analis benih, yang meliputi uji kadar air,
kemurnian, kotoran benih, campuran varietas lain, benih tanaman lain, dan daya tumbuh.
9. Label dan Segel. Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses sertifikasi
dinyatakan selesai apabila benih telah dipasang label dan disegel. Label yang digunakan
pemasangannya diawasi oleh petugas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih serta warna label
disesuaikan  dengan kelas benih yang dihasilkan.
Sumber : https://bpsbtph.acehprov.go.id/?cok_on=67
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98053/cara-menghasilkan-benih-unggul- bersertifikat/

Annisa SP Penyuluh BPTP Sumsel

Anda mungkin juga menyukai