PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa lalu petani menggunakan benih dari tanamannya sendiri
dan seringkali benih tersebut diambil dari biji-biji yang tidak laku dijual
sebagai konsumsi. Akan tetapi, atas dasar pengalaman bahwa benih yang
tidak baik akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang kurang
memuaskan dan hasilnyapun tentu tidak seperti yang diharapkan,
maka terbukalah pemikiran untuk memilih dari hasil panen tersebut
diantaranya biji-biji yang baik yang akan digunakan untuk benih pada
tanaman pertanian.
Dewasa ini, dengan semakin meningkatnya intensitas pelaksanaan
intensifikasi, yang berarti makin meningkatnya investasi di bidang usaha
tani, maka dirasa perlu oleh petani untuk mendapatkan informasi yang
tepat tentang benih yang mereka tanam. Informasi itu tidak hanya
kebenaran dari jenis atau varietas yang dimaksud, tetapi menyangkut mutu
benih yang lainnya yang selalu dikehendaki prima, dan harus jelas
tercantum pada label yang haru s disertakan pada setiap kelompok benih
yang diperdagangkan.
Sehubungan dengan pengadaan benih unggul bermutu bagi para
petani, maka harus ada jaminan dari pihak pemerintah dalam mendapatkan
benih yang bermutu atau benar (murni) sesuai dengan sifat-sifat varietas
unggul yang dikehendaki. Untuk ini perlu adanya sertifikasi benih melalui
suatu sistem atau mekanisme pengujian benih secara berkala untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasikan perbanyakan dan
produksi benih.
Benih sangat penting bagi usaha pertanian karena merupakan salah
satu aspek dalam menentukan tingkat produktivitas dan mutu hasil.
Penggunaan benih yang salah akan sangat berpengaruh terhadap kinerja
produksi apalagi untuk jenis tanaman tahunan. Dampak penggunaan benih
yang salah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
B. Tujuan
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan sertifikasi benih bina tanaman
pangan, baik yang dilaksanakan oleh petugas Pengawas Benih
Tanaman maupun Produsen Benih Bina Tanaman Pangan yang telah
mendapat sertifikat sistem manajemen mutu.
2. Sertifikasi adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varietas
unggul serta menyediakan secara kontinyu kepada petani.
3. Benih bersertifikat adalah benih yang pada proses produksinya
diterapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan
sertifikasi benih.
Kepada Yth,
Sdr . ……………….
di-
……………….
PERMOHONAN SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN
No. ……………………………………….
1. Komoditas : .........................
Nama pemohon : ………………..
Alamat : ………………..
2. Sertifikasi benih untuk :
Luas pertanaman : …………...... ha Tanggal tebar : ……………
Varietas : ……………….. Tanggal tanam: ……………
Kelas benih : ……………......
3. Letak tanah **) :
Blok : ……………...... Kecamatan : ……………
Kampung : ...…………....... Kabupaten : ……………
Desa : ……………......
4. Tanaman sebelumnya : Varietas : ……………
Jenis tanaman : ……………...... Kelas benih : ……………
Tanggal panen : ...…………....... Disertifikasi : Ya/tidak ***)
Pemeriksaan lapangan : Lulus/tidak lulus ***)
5. Asal benih :
Produsen benih : ……………….. No kelompok benih : ………
Asal benih : ……………….. Jumlah benih : ………... Kg
sumber/No. : ……………….
Kelas benih
No. Kelompok benih (lampirkan keterangan/label benih sumber)
Catatan :
….…………………….……
Pemohon
(………………………)
Komoditas : ..…………………………………………………..
Rencana penanaman :
Varietas : ……………….. Luas areal : ............... ha
Tanggal tebar : ……………….. Tanggal tanam: ..........……..
Kelas benih : .……………….
Sejarah lapangan :
Bekas tanaman : ……………….. Varietas : ……………
Kelas *) : ……………….. Bekas bera : musim/bulan
Catatan : ……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
.................................... .....................................
Formulir 3
Nomor : …………..….
Musim Tanam : …………..….
2. Letak tanah :
Blok : ……………...... Kecamatan : ……………
Kampung : ...…………....... Kabupaten : ……………
Desa : ……………......
3. Varietas : ……………......
Kelas benih yang akan Tanggal tanam: ……………
dihasilkan : ……………...... Luas tanam : ………… ha
4. Hasil pemeriksaan
tanaman sebelumnya
Isolasi : Utara : ……………...... Selatan : ……………
: Timur : ……………...... Barat : ……………
...................., ........................
Pemohon, Pengawas Benih Tanaman /
Petugas Pengawas Mutu,
.................................... .....................................
2. Letak tanah
Blok : ……………...... Kecamatan : ……………
Kampung : ...…………....... Kabupaten
Desa : ……………......
3. Komoditas :
Varietas : ……………...... Tanggal tanam: ……………
Kelas benih yang akan Tanggal panen: ……………
dihasilkan : ……………......
Hasil
No. Jenis alat Jumlah Keterangan
Pemeriksaan
.................................... .....................................
Formulir 5
Nomor : …………..….
Musim Tanam : …………..….
Komoditas : .............................................................................
...................., ........................
Kepala Laboratorium
Pengujian / Analisis Mutu Benih,
( Nama Lengkap )
Formulir 6
KOP UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH YANG
MENYELENGGARAKAN TUGAS DAN FUNGSI PENGAWASAN
DAN SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN
Dikeluarkan di :
Tanggal :
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Bina
Tanaman Pangan,
...................................................................
NIP.
1. Kesimpulan
Benih penting bagi usaha pertanian karena merupakan aspek dalam
menentukan tingkat produktivitas dan mutu hasil, sehingga penggunaan
benih yang salah akan berpengaruh terhadap kinerja produksi dan
berdampak kerugian yang tidak sedikit. Pedoman Teknis Sertifikasi Benih
Bina Tanaman Pangan merupakan acuan pelaksanaan sertifikasi benih
bina tanaman pangan, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 02/Permentan/SR.120/1/2014 dan diubah ke Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 08/Permentan/SR.120/3/2015 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina. Olehnya itu Pengawas Benih
Tanaman berperan penting dalam bidang perbenihan.
2. Saran
Agar pengawas benih tanaman lebih meningkatkan produksi benih
yang bermutu tinggi.
Barokah, L. https://ml.scribd.com/doc/.../PROSEDUR-SERTIFIKASI-BENIH-
docx, Posting Tanggal 23 April 2016.