Anda di halaman 1dari 10

16 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Volume 21, Nomor 1, Juli 2015

SISTEM PEMASARAN DAN KELAYAKAN USAHA AGRIBISNIS PENANGKAR BENIH


PADI KELOMPOK TANI WILAYAH KECAMATAN PRAMBANAN

Bharoto

ABSTRACT
The study was conducted in order to determine how the quality of the seeds produced by
farmers seed, knowing how marketing efficiency produksen seeds of rice seed, and analyze the feasibility
of farmers / farmer groups seed, in the Regional District of Prambanan. When the study was conducted in
May 2013. Research methods. Samples were taken intentionally (purposive) of 30 farmers who do
business paddy seed, data were collected by interview using the next kuessioner descriptive analysis of
the data analyzed are descriptions that describe and interpret objects in accordance with what it is.
Resuts: Rice seeds produced by farmers good quality has passed the field test and subsequent laboratory
testing predicate CERTIFIED SEED. Seed produced basic seed (purple label) results basic seed (white
label). Produksen seed obtain marketing margin of Rp 3,497, - / kg, marketing efficiency of 77.65%. And
the benefits of farmers with land area of 2,078 m2 Rp 3.3434 million * with R / C ratio of 2.52 and
152.10% ROI shows that efforts made rice seed farmer groups Prambanan District worth the effort

Keywords: Agribusiness, breeder, seed, feasibility.

PENDAHULUAN setelah panen atau pengujian mutu benih.Sejalan


Produktifitas pertanian khususnya dengan berkembangnya penangkar swasta lokal
padi terkait erat dengan aspek kebijakkan sarana yang bekerjasama dengan petani penangkar benih
produksi diantaranya kebijakan pengadaan benih maka akan menghasilakan produksi benih yang
dan distribusi benih. Pada saat ini pengadaan dan terus meningkat, hal ini kemungkinan akan
distribusi benih padi masih didominasi oleh PT menimbulkan permasalahan dalam hal
Sang Hyang Sri dan PT Petani dan hanya sebagian pemasaran.
kecil benih diproduksi oleh penangkar swasta Pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan
lokal. Tumbuhnya penangkar swasta yang yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari
memproduksi benih dengan kualitas cukup produsen sampai ke konsumen yang memenuhi
memadai dan harga relatif terjangkau needs dan wants dari konsumen secara
mengindikasikan besarnya potensi permintaan memuaskan (Alma, 1998). Sedang Sudiyono
akan benih padi. Para produsen dan penangkar ( 2002) mengemukakan bahwa pemasaran produk
swasta lokal pada umumnya kejasama dengan pertanian adalah proses aliran komoditas yang
petani / kelompok tani dalam penangkaran benih disertai perpindahan hak milik dan penciptaan
sehingga dari kerjasama ini petani diharapkan guna waktu, tempat, dan bentuk yang dilakukan
memperoleh keuntungan yang lebih baik oleh lembaga pemasaran dengan melaksankan
dibandingkan apabila mereka melakukan usaha satu atau lebih fungsi pemasaran. Masih sering
padi untuk konsumsi. Untuk menghasilakan dijumpahi kelemahan dan masalah-masalah
benih bermutu perlu dilaksanakan sistem dalam pemasaran, hal ini menyebabkan efisiensi
manajemen pengendaliaan mutu baik pra tanam, pemasaran menjadi lebih rendah karena tingginya
setelah tanam/ pemeriksaan lapangan maupun biaya pemasaran.
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 17

Untuk menghasilkan produk pertanian berproduksi sekitar 40- 60 %. Dari aspek kualitas
yang berkualitas tinggi harus dimulai dengan banyak petani yang mengeluh dan
menanam benih bermutu. Benih bermutu yaitu mempertanyakan jaminan daya tumnbuh dan
benih yang menampakkan sifat-sifat unggul produktifitas benih berlabel. Kurangnya respon
benih bermutu ditunjukan adanya telah lulus dari petani terhadap benih sebar berlabel / label biru
sertifikasi, wajib diberi label bertuliskan “BENIH tercermin dari banyaknya petani yang
BERSERTIFIKAT” dan disertakan pada menggunakan benih hasil produksi sendiri,
kemasan benih. Benih yang bermutu diberi label khususnya pada musim kemarau. Pemanfatan
dengan menggunakan Nomer seri dari Balai benih sendiri pada musim kemarau merupakan
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). hasil seleksi dari hasil panen pada musim hujan.
Warna label untuk tiap-tiap kelas adalah sebagai Umumnya petani membeli benih berlabel hanya
berikut : 1) Benih penjenis warna label kuning. sekali dalam setahun, yaitu pada musim hujan,
2) Benih dasar warna label putih. 3) Benih pokok sedangkan pada musim kemarau ( MK I ) dan MK
warna label ungu dan 4) Benih sebar warna label II petani menggunakan benih produksi
biru. Isi label minimal memuat nama jenis/ sendiri.Menurut Rachman.(2004) menyatakan
varitas, kelas benih dan nomer kelompok benih, bahwa Petani cukup respon terhadap kualitas
keterangan mutu, berat/ volume benih, masa benih, Banyak petani memakai benih padi jenis
berlaku label, dan nama dan alamat produksen SS, padahal dari segi harga benih padi jenis ini
benih. tentunya lebih mahal dari jenis ES. Menurut
Alur produksi benih, dimulai dari galur petani benih padi jenis SS memiliki kualitas daya
yang telah dilepas menjadi varitas baru secara tumbuh serta kemurnian varitas yang tinggi. Di
otomatis menjadi benih penjenis( breeder samping itu, tinggi pertanaman padi relatip
sesd/BS ) yang merupakan hasil temuan pemulia. homogin, dan hasil panen dapat dipilih untuk
Selanjutnya oleh Balai Benih Induk (BBI) benih benih musim berikutnya ( MK) yang kualitasnya
tersebut kemudian diperbanyak dengan sistem setara dengan benih ES.
sertifikasi yang menghasilkan benih dasar( Untuk memperoleh kualitas benih yang
foundation seed/FS) . Benih FS tersebut baik dari usaha penangkar benih yang dilakukan
diperbanyak oleh BUMN ( PT Sang Hyang Sri, oleh swasta dan petani penangkar benih
PT Petani), penangkar swasta, dan balai benih mempersyaratkan benih harus disertifikasi.
utama yang masing-masing memproduksi benih Prosedur sertifikasi benih tanam secara generatip
pokok ( Stock seed/SS ) dan seterusnya benih menurut BBP2TP (2011)dilakukan dengan
tersebut diperbanyak untuk menghasilkan benih langkah-lakah sebagai berikut :
sebar ( Extension seed/ ES). 1. Permohonan Sertifikasi Benih
Berdasarkan hasil Penelitian Benny Permohonan sertifikasi benih diajukan
Rachman, I Wayan Rusastra dan Ketut Kariyasa secara tertulis oleh produsen benih kepada BPSB
( 2004) menunjukkan bahwa ketersediaan benih dengan menggunakan formulir yang berlaku.
baik dari aspek kualitas dan kuantitas masih perlu Permohonan diajukan paling lambat 10 hari
ditingkatkan. PT Sang Hyang Sri dan PT Petani sebelum tanam.
sebagai produsen benih utama hanya mampu

Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada


18 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Volume 21, Nomor 1, Juli 2015
Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifi sebelum panen diajukan paling lambat 7 (tujuh)
kasi yang terdiri atas satu varietas dan satu kelas hari sebelumpelaksanaan pemeriksaan.
benih. Permohonan harus dilampiri label benih Pemeriksaan lapangan ketiga dilakukan pada
sumber dan sketsa lapangan. saat menjelang panen, dan tidak ada kesempatan
2. Pemeriksaan Lapangan mengulang.
Pemeriksaan lapangan terdiri dari 3. Pengujian Laboratorium
pemeriksaan lapangan pendahuluan, Setelah calon benih diolah dan
pemeriksaan lapangan pertama (fase vegetatif), ditetapkan sebagai kelompok benih, produsen
pemeriksaan lapangan kedua (fase benih mengajukan permohonan kepada BPSB
berbunga) dan pemeriksaan lapangan ketiga ( untuk diambil contoh benihnya. Kelompok benih
sebelum panen ) tersebut harus jelas sejarah pembentukan
kelompoknya dan seragam mutunya. Cara
Pemeriksaan lapangan pendahuluan pengambilan contoh benih dilakukan sesuai
dilakukan terhadap dokumen dan lahan di mana dengan peraturan yang berlaku dan disampaikan
penangkaran benih akan dilaksanakan, yang ke laboratorium benih. Pengujian di laboratorium
meliputi sejarah penggunaan lahan dan keadaan benih meliputi kadar air (KA), benih murni,
lahan. Pemeriksaan lapangan pendahuluan kotoran benih, campuran varietas lain (CVL), dan
dilakukan sampai sebelum tanam. daya berkecambah/daya tumbuh. Standar
Pemeriksaan lapangan pertama (fase pengujian benih di laboratorium mengikuti
vegetatif), permohonan pemeriksaan lapangan standar baku masing-masing komoditassesuai
fase vegetatif diajukan paling lambat 7 (tujuh) dengan peraturan yang berlaku.
hari sebelumpelaksanaan pemeriksaan. 4. Pelabelan
Pemeriksaan lapangan pertama dilakukan pada Benih yang telah lulus dan akan diedarkan,
umurminimal 12 hari setelah tanam. Pemeriksaan wajib diberi label bertuliskan “BENIH
ulanganhanya dilakukan bila dianggap perlu BERSERTIFIKAT” disertakan pada kemasan
dengan ketentuan fase vegetatif belum berakhir benih. Label benih dibuat oleh UPBS dengan
dan kesempatan mengulang hanya satu kali. menggunakan nomorseri label dari BPSB:
Pemeriksaan lapangan kedua (fase a. Jenis label. Warna label untuk tiap-tiap kelas
berbunga), permohonan pemeriksaan lapangan benih adalah sebagai berikut: Benih Penjenis
fase berbungadiajukan paling lambat 7 (tujuh) warna label Kuning. Benih Dasar warna label
hari sebelumpelaksanaan pemeriksaan. Putih. Benih Pokok warna label Ungu dan
Pemeriksaan lapangan kedua dilakukan pada saat Benih Sebar warna label Biru
pertanaman berbunga. Pemeriksaan ulangan b. Isi label. Isi label minimal memuat: nama
hanya dilakukan bila dianggap perlu, dengan jenis/varietas,kelas benih dan nomor
ketentuan faseberbunga belum berakhir dan kelompok benih, keterangan
kesempatan mengulanghanya satu kali mutu,berat/volume benih,masa berlaku label,
Pemeriksaan lapangan ketiga (sebelum dan nama dan alamat produsen benih
panen), permohonan pemeriksaan lapangan
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 19

5. Pemasaran What : produk apa yang akan disalurkan? Who :


Pemasaran merupakan aspek penting dalam Siapa yang akan menyalurkan? dan How :
rangka menciptakan kesinambungan proses Bagaimana cara menyalurkan produk tersebut.
produksi, apabila pemasaran suatu produk Secara singkat jawaban dari pertanyaan-
(barang, jasa) berjalan sesuai dengan pertanyaan diatas yang disalurkan adalah produk
mekanismenya maka semua pihak ( pelaku padi dari hasil penangkaran benih padi
ekonomi) yang terlibat akan memperoleh petani/kelompok tani , yang menyalurkan adalah
keuntungan yang proporsional. Untuk itu lembaga -lembaga pemasaran sedang cara-cara
keberadaan dan peranan lembaga pemasaran penyalurannya adalah dilakukan melalui fungsi-
yang biasanya terdiri dari produksen, tengkulak, fungsi pemaaasaran. Pendekatan pemasaran
pedagang pengumpul, broker, pedagang produk yang dimaksud dalam hal ini adalah
pengecer, eksportir, importir atau yang lain segala aktivitas yang dilakukan sejak
menjadi amat penting. Lembaga-lembaga mengalirnya produk dari produksen sampai ke
pemasaran tersebut secara langsung maupun konsumen. Jika digambarkan dalam suatu
tidak akan menentukan jalannya nmekanisme kerangka hubungan secara pendekatan
pasar yang terjadi. pemasaran , hubungan dengan produksen, dapat
Menurut Alma ( 1998) dalam pendekatan diperhatikan gambar berikut :
memasarkan ( menyalurkan ) produk dan jasa
dari produksen sampai kekonsumen terdapat 3
pertanyaan yang mendasar yang timbul yaitu :

Produksen Kegiatan Pemasaran


Konsumen
What, Who, How

Pendekatan : lembaga, barang, Fungsi

BALIKAN
Gambar 1. Pendekatan pemasaran produk

Lembaga yang terdiri dari perantara- pada industri-industri besar., 2. Penyaluran semi
perantara yang menggerakan barang-barang dari langsung, dalam hal ini ada satu perantara , yaitu
produksen ke konsumen . Untuk menyalurkann menggunakan saluran perdagangan eceran, 3.
barang- barang dari produksen ke konsumen ada Penyaluran tak langsung, melalui lebih dari satu
beberapa cara : 1. Penyaluran langsung dari perantara.
produksen ke konsumen, hal ini sulit dilakukan

Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada


20 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Volume 21, Nomor 1, Juli 2015
Analisa Keuntungan (Profitabilitas). investasi) yaitu kemampuan perusahaan untuk
Analisa profitabilitasuntuk mengetahui sampai menghasilkan laba / keuntungan.ROI merupakan
seberapa jauh tingkat keuuntungan investasi ukuran profitabilitas perusahaan, dan juga untuk
m o d a l d a l a m a g r i b i s n i s . mengetahui efisiensi penggunaan modal , jika
AnalisaProfitabilitasdibagi menjadi :Analisa ratio ini rendah berarti pelaksanaan agribisnis
Biaya/ Input,biaya adalah semua korbanan belum efisien. ROI dapat dihitung dengan rumus
ekonomi yang diperlukan untuk menghasilkan sebagai berikut :
suatu produk atau secara operasional dapat
dikatakan semua pengeluaran dinyatakan dengan Laba usaha X 100 %
ROI = Modal produksi
uang untuk menghasilkan suatu produk. Menurut
Downey ( 1992) Biaya dibagi dua bagian yaitu
Apabil ROI ( %) > suku bunga bank, maka
biaya tetap dan biaya variabel,Biaya tetap ( Fixed
usaha itu layak
Cost / FC) adalah biaya yang tidak berubah jika
ROI ( %) < suku bungan bank , maka usaha itu
aktivitas berubah (volume bisnis berubah ).
tidak layak
Contoh biaya penyusutan alat dan bangunan
Biaya Variabel ( Variabel Cost / VC) merupakan Analisa Marjin dan efisiensi pemasaran.
biaya yang berubah secara proposional sejalan besarnya marjin pemasaran dan nilai efisiensi
dengan perubahan aktivitas (perubahan volume pemasaran digunakan rumus sebagai berikut :
produksi atau volume penjualan). Contoh biaya MM = CP - PP
sarana produksi habis pakai.Total Biaya ( Total MM = marketing margin ( marjin pemasaran )
Cost ) adalah total biaya tetap ( Total Fixed Cost ) CP = consumer price ( Harga produk pada
ditambah dengan total biaya variabell ( TVC ) tingkat konsumen )
Analisa Output ( penerimaan). Output dapat PP = produser price ( harga produk pada
berupa Output fisik ( natura) baik berupa jumlah tingkat produsen )
(berat dan isi). Bisa juga diukur dalam bentuk Untuk menghitung efisiensi pemasaran
nilai uang atau nilai hasil atau output. Output digunakan rumus sebagai berikut :
dalam bentuk uang dihitung untuk menentukan ME = (MM:VP) X 100 %
pendapatan / keuntungan.Total penerimaan atau
ME = m a r k e t i n g e f f i c i e n c y ( E f i s i e n s i
Total revenue ( TR) sama dengan jumlah hasil /
pemasaran )
output fisik dikalikan harga (price) pada saat
MM = marketing margin (marjin pemasaran )
penjualan . TR = Q x P
VP = Value of product ( Nilai produk yang di
Analisa Keuntungan. Menurut
pasarkan )
(Salvatore, 2001)Keuntungan agribisnis ( ) yaitu
selisih antara total penerimaan (TR) dan total Tujuan Penelitian
biaya (TC). = TR – TC. (phi) = Keuntungan Untuk kecukupan benih bermutu dan
TR = Total Revenue ( Total Penerimaan ) bersertifikat diperlukan kerjasama antara
TC ( Total Coct ) = TFC + TVC produksen benih / penangkar benih swasta
dengan petani atau kelompok petani. Namun
Analisa Return on Invesment( ROI).
demikian karena keterbatasan kualitas
Return on Invesment (ROI) (pengembalian atas
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 21

sumberdaya manusia yang ada pada petani perlu wawancara dengan para petani penangkar benih,
dilakukann pengkajian tentang hasil kerja sama dan melalui pengambilan catatan / dukumen dari
penangkar benih swasta dengan petani. Sehingga berbagai fihak yang terkait.
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : Metoda Analisis Data.
1. Untuk mengetahui mutu benih yang Analisa data untuk menjawab tujuan penelitian
dihasilkan dari petani penangkar benih, apa digunakan analisis sebagai berikut :
sudah sesui dengan standar mutu benih padi MM = marketing margin ( marjin pemasaran )
berdasar kelas benih sebar ( label biru).
CP = consumer price ( Harga produk pada
2. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran benih tingkat konsumen )
padi dari para produksen benih padi di
PP = produser price ( harga produk pada
Wilayah Kecamatan Prambanan
tingkat produksen )
3. Bagaimana kelayakan usaha dari usaha
Untuk menghitung efisiensi pemasaran
penangkaran benih yang dilakukan oleh para
digunakan rumus sebagai berikut :
petani di Kecamatan Prambanan
' ME = (MM:VP) X 100 %
ME = marketing efficiency (Efisiensi pemasaran)
METODE PENELITIAN
MM = marketing margin (marjin pemasaran)
Penelitian dilaksanakan di Wilayah
VP =Value of product (Nilai produk yang di
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman,
pasarkan)
Propinsi DIY. Penentuan desa dan kelompok tani
3. Untuk mengetahui kelayakan usaha dari
dipilih secara purposive didasarkan atas adanya
usaha penangkaran benih yang dilakukan oleh
Kelompok tani yang melaksanakan usaha
para petani. Untuk menjawab pertanyaan ini
penangkar benih padi yang bekerja sama dengan
digunakan analisa sebagai berikut :
swasta / produsen benih padi . Petani sebagai
sampel penangkar benih padi diambil secara a. Analisa Keuntungan.
random simple, sampel yang digunakan dalam phi = TR – TC
penelitian ini berjumlah 30 orang dan mitranya / (phi) = Keuntungan
produksen swasta. Waktu penelitian dilakukan TR = Total Revenue ( Total Penerimaan )
pada bulan Mei 2013. TC ( Total Coct ) = TFC + TVC
Penelitian ini dirancang mengunakan Total penerimaan atau Total revenue ( TR) sama
studi kasus dengan pendekatan deskriptif. dengan jumlah hasil / output fisik dikalikan harga
Menurut Sugiono, (2005), metode diskriptif (price) pada saat penjualan . TR = Q x P
adalah untuk membuat gambaran atau lukisan b. Analisa R/C ratio( Return Cost ratio ) yaitu
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai perbandingan antara penerimaan dan biaya total
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
c.Analisa Return on Invesment ( ROI). Return
fenomena yang diselidiki.
on Invesment (ROI) (pengembalian atas
Metode Pengumpulan data. investasi) Yaitu kemampuan perusahaan untuk
Pengumpulan data dilakukan dengan menghasilkan laba / keuntungandalam persen
wawancara menggunakaan intrumen panduan

STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta


22 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Volume 21, Nomor 1, Juli 2015

1. Untuk mengetahui mutu benih yang


Laba usaha x 100 %
ROI = Modal produksi dihasilkan oleh petani penangkar benih. untuk
menjawab ini digunkan analisa diskriptif yaitu
berusaha menggambarkan dan meng-
Apabila ROI ( %) > suku bunga bank, maka
interpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.
usaha itu layak
Untuk ini akan diteliti bagaimana proses
ROI ( %) < suku bungan bank , maka usaha itu
manajemen dan pengendaliaan mutu benih
tidak layak
sehingga menghasilkan benih bersertifikat /
Suku bunga bank tabungan saat ini ± 4 % / tahun
berlabel misal pemeriksaan pratanam,
pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan
HASIL DAN PEMBAHASAN laboratorium, pelabelan dan sebagainya.
Hasil analisa dari rumusan Masalah sebagai
berikut : 2. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran
Keadaan mutu benih yang dihasilkan dari petani benih padi dari produksen benih (swasta).
penangkar benih Untuk ini digunakan analisa diskriptif
Benih padi yang ditangkarkan/ diperbanyak dan kuantitatif. Dalam analisa ini akan dihitung
yang dihasilkan oleh petani penangkar benih / besarnya marjin pemasaran dan nilai efisiensi
kelompok tani di Kecamatan Pambanan dapat pemasaran sebagai berikut :
dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Benih Padi yang ditangkarkan dan dihasilkan oleh 30 Petani responden
No Jenis padi bersertifikat yang Jenis benih padi
ditangkarkan/diperbanyak bersertifikat yang
Jenis /Label Jumlah petani dihasilkan
1 Benih pejenis/ Breder - -
shhed/ BS (I labelKuning )
2 Benih dasar / Foundation 30 -
sheed/FS ( labelPutih )
3 Benih pokok/ stock seed / - 30
SS (LabelUngu )
4 Benih Sebar / Extension - -
Seed/ ES ( labelBiru )
Sumber : Hasil olahan data primer. 2013

Dari tabel 1. menunjukan dari 30 responden pendahuluan, pemeriksaan lapangan pertama


penangkar benih padi semua menangkarkan (fase vegetatif), pemeriksaan lapangan kedua
benih dasar / Foundation sheed/FS (label Putih). (fase berbunga), pemeriksaan lapangan ketiga
Benih yang dihasilkan telah memenuhi standar (sebelum panen) dan pemeriksaan laboratorium
kualitas benih, hal ini disebabkan dalam proses Setelah calon benih diolah dan ditetapkan sebagai
produksi dilakukan pemeriksaan lapangan oleh kelompok benih
BPSB meliputi pemeriksaan lapangan Benih yang dihasilkan oleh para
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 23

petani/kelompok tani penangkar benih padi di MM = CP - PP


Kecamatan Prambanan adalah kualitas baik dan MM = marketing margin (marjin pemasaran )
telah lulus uji lapangan dan uji laboratorium. CP = consumer price (Harga produk pada
Benih yang dihasilkan berlabel Unguhasil tingkat konsumen)
penangkaran benih dasar dengan warna label PP = produser price (harga produk pada
putih dari Balai Benih Utama Padi Wijilan . tingkat produksen )
Dari tabel diatas menunjukan bahwa Untuk menghitung efisiensi pemasaran
benih yang dijual ke petani oleh penangkar swasta digunakan rumus sebagai berikut :
umumnya merupakan jenis benih SS ( stock seed)
ME = (MM:VP) X 100 %
atau benih pokok ( label ungu) bukan benih sebar
ME = marketing efficiency ( Efisiensi pemasaran )
atau ES ( Extension seed) dengan label biru, ini
MM = marketing margin (marjin pemasaran )
dilakukan oleh penangkar swasta dengan alasan
bahwa petani mengetahui atau mempunyai VP = Value of product (Nilai produk yang di
anggapan bahwa benih padi jenis SS memiliki pasarkan )
kualitas daya tumbuh serta kemurnian varitas Analisa efisiensi pemasaran benih padi hasil
yang tinggi, tinggi tanaman relatip homogin/ penangkaran benih petani/ kelompok tani kerja
merata, dan produksi lebih tinggi dibanding benih sama dengan pprodusen benih swasta di
sebar. Disamping itu hasil panen dapat dijadikan Kecamatan Prambanan hasilnya sebagai berikut :
benih untuk musim berikutnya yang kualitasnya Untuk mengetahui efisiensi pemasaran perlu
setara dengan benih ES atau benih sebar diketahui data dan biaya pengolahan benih yang
( label biru ). hasilnya sebagai berikut :
Benih padi setelah dilakukan a. Harga gabah kering panen di tingkat petani Rp
pemeriksaan lapangan dan uji laboratorium dan 3.500 / kg
dinyatakan lulus maka benih mendapat label b. Kadar air gabah kering panen 20 – 24 %
bertuliskan “BENIH BERSERTIFIKAT” dari menjadi gabah padi tahan simpan dengan
Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih ( BPSB). kadar air 14 % ( benih siap edar ) atau susut 10
Untuk Petani penangkar benih di Kecamatan %, sehingga dari 1 kg benih padi kering panen
Prambanan benih yang dihasilkan benih pokok menjadi 900 gram kering tahan simpan
warna label Ungu. c. Biaya pengujian : Rp 3/kg
Isi label minimal memuat: nama d. Biaya label : Rp 60 / 5 kg
jenis/varietas,kelas benih, nomor kelompok e. Biaya packing : Rp 1.500,-/ 5 kg
benih,keterangan mutu,berat/volume benih,masa
f. Biaya pengeringan : Rp 200/kg
berlaku label, dan nama dan alamat produsen
g. Biaya pemasaran : Rp 100 /kg
benih
sehingga harga benih padi bersertifikasi /kg
2. Nilai efisiensi pemasaran benih dari produsen
(Harga pokok )
benih ( swasta). Dalam analisa ini akan dihitung
= 1000/900 x Rp 3500 +Rp 3 + Rp 12 + Rp
besarnya marjin pemasaran dan nilai efisiensi
300 + Rp 200 + Rp 100 = Rp 4.503-
pemasaran, dengan hasil sebagai berikut :

STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta


24 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, Volume 21, Nomor 1, Juli 2015
penjualan benih bersertifikat ke petani = 3. Tingkat kelayakan usaha penangkaran
Rp 8.000/ Kg benih yang dilakukan oleh para petani.
Keuntungan / Marjin pemasaran = Rp 8.000 – Rp Hasilnya sebagai berikut :
4.503 = Rp 3.497 Analisa Keuntungan = TR – TC (phi) =
Efisiensi pemasaran = 3.497 x 100 % = 77,65 % Keuntungan.
4.503 TR = Total Revenue ( Total Penerimaan ).
Produsen penangkar benih memperoleh marjin TC = ( Total Coct ) = TFC + TVC.
pemasaran sebesar Rp 3.497,-/ kg, efisiensi Untuk menghitung kelayakan usaha dari 30
pemasaran sebesar 77,65 %. Kondisi semacam ini responden ( rerata), dilihat tabel 2.
keuntungan produsen benih padi sebagai mitra
kelompok tani memperoleh keuntungan jauh
lebih besar dibandingka keuntungan petani.

Dari Tabel 2. Menunjukan bahwa keuntungan berlabel Ungu hasil penangkaran benih dasar
yang diperoleh dari usaha penangkar benih tanah dengan warna label putih.
seluas 2.078 m2 memperoeleh keuntungan 2. Produsen penangkar benih memperoleh
Rp. 3.343.400 dngan R/C ratio 2,52 dan ROI atau marjin pemasaran sebesar Rp 3.497,-/ kg,
keuntungan dalam persen sebesar 152,10 % ini efisiensi pemasaran sebesar 77,65 %. Kondisi
menunjukan bahwa usaha penangkar benih padi semacam ini keuntungan produksen
yang dilakukan kelompok tani Kecamatan penangkar benih padi ( pihak Swasta) sebagai
Prambanan menguntungkan dan layak usaha. mitra kelompok tani memperoleh
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan
KESIMPULAN DAN SARAN keuntungan yang diperoleh petani.
KESIMPULAN 3. Keuntungan yang diperoleh dari petani
1. Benih padi yang dihasilkan oleh para dengan luas tanah 2.078 m2 memperoeleh
petani/kelompok tani di Kecamatan keuntungan Rp 3.343.400 dngan R/C ratio
Prambanan adalah kualitas baik dan telah 2,52 dan ROI 152,10 % ini menunjukan
lulus uji lapangan dan uji laboratorium bahwa usaha penangkar benih padi yang
dan memdapat predikat BENIH dilakukan kelompok tani Kecamatan
BERSERTIFIKAT. Benih yang dihasilkan Prambanan layak usaha.
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 25

SARAN
Pse.Litbang.deptan.go.id/ind/pdf
Dari hasil analisa disarankan bahwa kelompok file/pros-08-2004.
tani sebaiknyatidak hanya menghasilkan benih Badan Pendidikan Dan Latihan Pertanian.1993.
padi saja , tetapi juga menangani sampai Agribisnis seri VII. Badan Pendidikan
dan Latihan Pertanian, Proyek
menjadikan benih bersertifikat sehingga Pengembangan Penyuluhan Pertanian
keuntungan yang diperoleh petani menjadi lebih Pusat Departemen Pertanian,Jakarta
besar.
Downey,WD dan Steven P. Ericson.1992.
Manajemen agribisnis, Ed II. Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Erlangga. Jakarta
Alma, Buchari. 1998. Manajemen pemasaran Salvatore, D., Managerial economics dalam
dan pemasaran Jasa . CV Alfabeta, perekonomian global alih bahasa oleh
Bandung M.Th Anitawati Ed 4. Erlangka, Jakarta
Benny, Rahman., Wayan Rusastra dan Ketut Sudiyono, A. 2002. Pemasaran pertanian.
Kariyasa. 2004. Sistem Pemasaran Penerbit Universitas Muhamadiyah
Malang, Edisi ke-2, Cetakaan2, Malang
Benih Dan Pupuk dan Pembiayaan
Usaha Tani.
Sugiono. 2005. Statistik Non Parametrik untuk

Penelitian. Alfabeta, Bandung

STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai