Bharoto
ABSTRACT
The study was conducted in order to determine how the quality of the seeds produced by
farmers seed, knowing how marketing efficiency produksen seeds of rice seed, and analyze the feasibility
of farmers / farmer groups seed, in the Regional District of Prambanan. When the study was conducted in
May 2013. Research methods. Samples were taken intentionally (purposive) of 30 farmers who do
business paddy seed, data were collected by interview using the next kuessioner descriptive analysis of
the data analyzed are descriptions that describe and interpret objects in accordance with what it is.
Resuts: Rice seeds produced by farmers good quality has passed the field test and subsequent laboratory
testing predicate CERTIFIED SEED. Seed produced basic seed (purple label) results basic seed (white
label). Produksen seed obtain marketing margin of Rp 3,497, - / kg, marketing efficiency of 77.65%. And
the benefits of farmers with land area of 2,078 m2 Rp 3.3434 million * with R / C ratio of 2.52 and
152.10% ROI shows that efforts made rice seed farmer groups Prambanan District worth the effort
Untuk menghasilkan produk pertanian berproduksi sekitar 40- 60 %. Dari aspek kualitas
yang berkualitas tinggi harus dimulai dengan banyak petani yang mengeluh dan
menanam benih bermutu. Benih bermutu yaitu mempertanyakan jaminan daya tumnbuh dan
benih yang menampakkan sifat-sifat unggul produktifitas benih berlabel. Kurangnya respon
benih bermutu ditunjukan adanya telah lulus dari petani terhadap benih sebar berlabel / label biru
sertifikasi, wajib diberi label bertuliskan “BENIH tercermin dari banyaknya petani yang
BERSERTIFIKAT” dan disertakan pada menggunakan benih hasil produksi sendiri,
kemasan benih. Benih yang bermutu diberi label khususnya pada musim kemarau. Pemanfatan
dengan menggunakan Nomer seri dari Balai benih sendiri pada musim kemarau merupakan
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). hasil seleksi dari hasil panen pada musim hujan.
Warna label untuk tiap-tiap kelas adalah sebagai Umumnya petani membeli benih berlabel hanya
berikut : 1) Benih penjenis warna label kuning. sekali dalam setahun, yaitu pada musim hujan,
2) Benih dasar warna label putih. 3) Benih pokok sedangkan pada musim kemarau ( MK I ) dan MK
warna label ungu dan 4) Benih sebar warna label II petani menggunakan benih produksi
biru. Isi label minimal memuat nama jenis/ sendiri.Menurut Rachman.(2004) menyatakan
varitas, kelas benih dan nomer kelompok benih, bahwa Petani cukup respon terhadap kualitas
keterangan mutu, berat/ volume benih, masa benih, Banyak petani memakai benih padi jenis
berlaku label, dan nama dan alamat produksen SS, padahal dari segi harga benih padi jenis ini
benih. tentunya lebih mahal dari jenis ES. Menurut
Alur produksi benih, dimulai dari galur petani benih padi jenis SS memiliki kualitas daya
yang telah dilepas menjadi varitas baru secara tumbuh serta kemurnian varitas yang tinggi. Di
otomatis menjadi benih penjenis( breeder samping itu, tinggi pertanaman padi relatip
sesd/BS ) yang merupakan hasil temuan pemulia. homogin, dan hasil panen dapat dipilih untuk
Selanjutnya oleh Balai Benih Induk (BBI) benih benih musim berikutnya ( MK) yang kualitasnya
tersebut kemudian diperbanyak dengan sistem setara dengan benih ES.
sertifikasi yang menghasilkan benih dasar( Untuk memperoleh kualitas benih yang
foundation seed/FS) . Benih FS tersebut baik dari usaha penangkar benih yang dilakukan
diperbanyak oleh BUMN ( PT Sang Hyang Sri, oleh swasta dan petani penangkar benih
PT Petani), penangkar swasta, dan balai benih mempersyaratkan benih harus disertifikasi.
utama yang masing-masing memproduksi benih Prosedur sertifikasi benih tanam secara generatip
pokok ( Stock seed/SS ) dan seterusnya benih menurut BBP2TP (2011)dilakukan dengan
tersebut diperbanyak untuk menghasilkan benih langkah-lakah sebagai berikut :
sebar ( Extension seed/ ES). 1. Permohonan Sertifikasi Benih
Berdasarkan hasil Penelitian Benny Permohonan sertifikasi benih diajukan
Rachman, I Wayan Rusastra dan Ketut Kariyasa secara tertulis oleh produsen benih kepada BPSB
( 2004) menunjukkan bahwa ketersediaan benih dengan menggunakan formulir yang berlaku.
baik dari aspek kualitas dan kuantitas masih perlu Permohonan diajukan paling lambat 10 hari
ditingkatkan. PT Sang Hyang Sri dan PT Petani sebelum tanam.
sebagai produsen benih utama hanya mampu
BALIKAN
Gambar 1. Pendekatan pemasaran produk
Lembaga yang terdiri dari perantara- pada industri-industri besar., 2. Penyaluran semi
perantara yang menggerakan barang-barang dari langsung, dalam hal ini ada satu perantara , yaitu
produksen ke konsumen . Untuk menyalurkann menggunakan saluran perdagangan eceran, 3.
barang- barang dari produksen ke konsumen ada Penyaluran tak langsung, melalui lebih dari satu
beberapa cara : 1. Penyaluran langsung dari perantara.
produksen ke konsumen, hal ini sulit dilakukan
sumberdaya manusia yang ada pada petani perlu wawancara dengan para petani penangkar benih,
dilakukann pengkajian tentang hasil kerja sama dan melalui pengambilan catatan / dukumen dari
penangkar benih swasta dengan petani. Sehingga berbagai fihak yang terkait.
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : Metoda Analisis Data.
1. Untuk mengetahui mutu benih yang Analisa data untuk menjawab tujuan penelitian
dihasilkan dari petani penangkar benih, apa digunakan analisis sebagai berikut :
sudah sesui dengan standar mutu benih padi MM = marketing margin ( marjin pemasaran )
berdasar kelas benih sebar ( label biru).
CP = consumer price ( Harga produk pada
2. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran benih tingkat konsumen )
padi dari para produksen benih padi di
PP = produser price ( harga produk pada
Wilayah Kecamatan Prambanan
tingkat produksen )
3. Bagaimana kelayakan usaha dari usaha
Untuk menghitung efisiensi pemasaran
penangkaran benih yang dilakukan oleh para
digunakan rumus sebagai berikut :
petani di Kecamatan Prambanan
' ME = (MM:VP) X 100 %
ME = marketing efficiency (Efisiensi pemasaran)
METODE PENELITIAN
MM = marketing margin (marjin pemasaran)
Penelitian dilaksanakan di Wilayah
VP =Value of product (Nilai produk yang di
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman,
pasarkan)
Propinsi DIY. Penentuan desa dan kelompok tani
3. Untuk mengetahui kelayakan usaha dari
dipilih secara purposive didasarkan atas adanya
usaha penangkaran benih yang dilakukan oleh
Kelompok tani yang melaksanakan usaha
para petani. Untuk menjawab pertanyaan ini
penangkar benih padi yang bekerja sama dengan
digunakan analisa sebagai berikut :
swasta / produsen benih padi . Petani sebagai
sampel penangkar benih padi diambil secara a. Analisa Keuntungan.
random simple, sampel yang digunakan dalam phi = TR – TC
penelitian ini berjumlah 30 orang dan mitranya / (phi) = Keuntungan
produksen swasta. Waktu penelitian dilakukan TR = Total Revenue ( Total Penerimaan )
pada bulan Mei 2013. TC ( Total Coct ) = TFC + TVC
Penelitian ini dirancang mengunakan Total penerimaan atau Total revenue ( TR) sama
studi kasus dengan pendekatan deskriptif. dengan jumlah hasil / output fisik dikalikan harga
Menurut Sugiono, (2005), metode diskriptif (price) pada saat penjualan . TR = Q x P
adalah untuk membuat gambaran atau lukisan b. Analisa R/C ratio( Return Cost ratio ) yaitu
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai perbandingan antara penerimaan dan biaya total
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
c.Analisa Return on Invesment ( ROI). Return
fenomena yang diselidiki.
on Invesment (ROI) (pengembalian atas
Metode Pengumpulan data. investasi) Yaitu kemampuan perusahaan untuk
Pengumpulan data dilakukan dengan menghasilkan laba / keuntungandalam persen
wawancara menggunakaan intrumen panduan
Tabel 1. Benih Padi yang ditangkarkan dan dihasilkan oleh 30 Petani responden
No Jenis padi bersertifikat yang Jenis benih padi
ditangkarkan/diperbanyak bersertifikat yang
Jenis /Label Jumlah petani dihasilkan
1 Benih pejenis/ Breder - -
shhed/ BS (I labelKuning )
2 Benih dasar / Foundation 30 -
sheed/FS ( labelPutih )
3 Benih pokok/ stock seed / - 30
SS (LabelUngu )
4 Benih Sebar / Extension - -
Seed/ ES ( labelBiru )
Sumber : Hasil olahan data primer. 2013
Dari Tabel 2. Menunjukan bahwa keuntungan berlabel Ungu hasil penangkaran benih dasar
yang diperoleh dari usaha penangkar benih tanah dengan warna label putih.
seluas 2.078 m2 memperoeleh keuntungan 2. Produsen penangkar benih memperoleh
Rp. 3.343.400 dngan R/C ratio 2,52 dan ROI atau marjin pemasaran sebesar Rp 3.497,-/ kg,
keuntungan dalam persen sebesar 152,10 % ini efisiensi pemasaran sebesar 77,65 %. Kondisi
menunjukan bahwa usaha penangkar benih padi semacam ini keuntungan produksen
yang dilakukan kelompok tani Kecamatan penangkar benih padi ( pihak Swasta) sebagai
Prambanan menguntungkan dan layak usaha. mitra kelompok tani memperoleh
keuntungan jauh lebih besar dibandingkan
KESIMPULAN DAN SARAN keuntungan yang diperoleh petani.
KESIMPULAN 3. Keuntungan yang diperoleh dari petani
1. Benih padi yang dihasilkan oleh para dengan luas tanah 2.078 m2 memperoeleh
petani/kelompok tani di Kecamatan keuntungan Rp 3.343.400 dngan R/C ratio
Prambanan adalah kualitas baik dan telah 2,52 dan ROI 152,10 % ini menunjukan
lulus uji lapangan dan uji laboratorium bahwa usaha penangkar benih padi yang
dan memdapat predikat BENIH dilakukan kelompok tani Kecamatan
BERSERTIFIKAT. Benih yang dihasilkan Prambanan layak usaha.
Bharoto - Sistem Pemasaran dan Kelayakan Usaha Agribisnis Penangkar Benih Padi Kelopok Tani 25
SARAN
Pse.Litbang.deptan.go.id/ind/pdf
Dari hasil analisa disarankan bahwa kelompok file/pros-08-2004.
tani sebaiknyatidak hanya menghasilkan benih Badan Pendidikan Dan Latihan Pertanian.1993.
padi saja , tetapi juga menangani sampai Agribisnis seri VII. Badan Pendidikan
dan Latihan Pertanian, Proyek
menjadikan benih bersertifikat sehingga Pengembangan Penyuluhan Pertanian
keuntungan yang diperoleh petani menjadi lebih Pusat Departemen Pertanian,Jakarta
besar.
Downey,WD dan Steven P. Ericson.1992.
Manajemen agribisnis, Ed II. Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Erlangga. Jakarta
Alma, Buchari. 1998. Manajemen pemasaran Salvatore, D., Managerial economics dalam
dan pemasaran Jasa . CV Alfabeta, perekonomian global alih bahasa oleh
Bandung M.Th Anitawati Ed 4. Erlangka, Jakarta
Benny, Rahman., Wayan Rusastra dan Ketut Sudiyono, A. 2002. Pemasaran pertanian.
Kariyasa. 2004. Sistem Pemasaran Penerbit Universitas Muhamadiyah
Malang, Edisi ke-2, Cetakaan2, Malang
Benih Dan Pupuk dan Pembiayaan
Usaha Tani.
Sugiono. 2005. Statistik Non Parametrik untuk