Oleh:
GATI WINDIASTIKA, SP. MP
(PBT Ahli Muda)
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
Dalam rangka pengembangan tanaman perkebunan diperlukan ketersediaan benih unggul yang diproduksi dari
varietas yang telah dilepas. Penyediaan benih unggul tanaman perkebunan hanya dapat dilakukan untuk jenis
tanaman tertentu dan tidak dapat dilakukan untuk jenis tanaman lainnya karena belum tersedia varietas yang
telah dilepas. Untuk jenis tanaman yang belum tersedia varietas yang telah dilepas, maka pemenuhan
kebutuhan benih dapat memanfaatkan varietas unggul lokal yang tersedia di sekitar lokasi pengembangan.
Kebutuhan benih terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya pembukaan lahan baru
perkebunan. Benih merupakan komponen teknologi yang sangat penting dalam budidaya tanaman karena
sangat menentukan tingkat produktivitas dan mutu hasil. Penggunaan benih unggul bermutu pada tanaman
tebu merupakan salah satu faktor penting dan secara langsung berdampak positif terhadap produktivitas tebu.
Oleh karena itu penggunaan benih unggul bermutu menjadi keharusan bagi pelaku usaha (petani dan pabrik
gula). Benih bermutu dengan harga ekonomis bagi pelaku usaha akan menjadi faktor penting dalam usaha
pertanian.
Dalam budidaya tanaman tebu, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian utama adalah bahan tanaman,
secara teknis lebih dikenal sebagai bibit tanaman tebu. Berbicara bibit, memberikan pengertian varietasnya
dan jenisnya. Varietas menyangkut potensi tanaman yang sesuai dengan lingkungan tertentu, sedangkan
pengertian jenis dimaksudnya macam atau metode penyiapan bibit tanaman tebu.
Untuk mendapatkan benih tebu unggul bermutu, perlu dibangun kebun benih tebu dengan menggunakan benih
yang memenuhi syarat atau kriteria sebagai berikut:
1. Merupakan benih bina;
2. Memiliki asal usul jelas dan benar varietasnya;
3. Memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi (> 95%);
4. Sehat, bebas dari hama dan penyakit;
5. Berasal dari seleksi tanaman yang pertumbuhannya normal; dan
6. Lulus sertifikasi.
Untuk mencapai kualifikasi tersebut perlu mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi bentuk fisik benih normal, umur benih tebu 6 - 8 bulan, kandungan unsur hara benih serta kondisi
hama dan penyakit. Sedang faktor eksternal terkait dengan kesesuaian lahan untuk kebun benih, kemurnian
varietas, masa tanam yang tepat dan pemeliharaan tanaman yang memenuhi syarat.
KESIMPULAN
Benih merupakan inti pengembangan usaha pertanian jangka panjang. Namun sebaik apaupun benih yang
dipergunakan, apabila pelaksanaan budidaya tanaman di lapangan masih meninggalkan kaidah-kaidah
budidaya tanaman yang benar, sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman, akan berdampak pada hasil
produksi yang jauh dari harapan.
PUSTAKA
Anonymous. Standar Benih Unggul Tebu Di Kebun Bibit Datar
(KBD). http://www.petanihebat.com/2014/09/standar-benih-unggul-tebu-di-kebun.html. Diakses pada tanggal
19 Januari 2016.
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, PAU
Bioteknologi, IPB. Bogor.
Pedoman Teknis, Pengembangan Tanaman Tebu, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim. Direktorat Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian. 2013.
Pethak, Gendhis. Bibit Tebu Sebagai Kunci Keberhasilan Produksi. http://sugar.lpp.ac.id/bibit-tebu-sebagai-
kunci-keberhasilan-produksi/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016.