Anda di halaman 1dari 4

 PRASELEKSI PADA TINGKAT KULTUR JARINGAN

Pada proses pemuliaan untuk pencapaian tujuan pemuliaan yang berhubungan dengan
cekaman abiotik dan biotik dapat diseleksi pada tingkat planlet (tanaman kultur jaringan).
Cekaman, faktor-faktor abiotik (keracunan Al, salinitas, dsb) dan biotik (penyakit yang
disebabkan oleh cendawan, bakteri, nematoda) dapat dilakukan pada tingkat tanaman
kultur jaringan.
Praseleksi harus didahului dengan mengkorelasikan percobaan di rumah kaca (y) dan
percobaan di kultur jaringan (x). Jika persamaan regresinya telah teruji maka selanjutnya
percobaan kultur jaringan digunakan menduga percobaan di rumah kaca/ lapang. Praseleksi
laboratorium lebih mudah dikendalikan, cepat dan aman.
Pada tanaman kentang percobaan kultur jaringan telah digunakan untuk menduga
ketahanan lapang dari penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) dan penyakit hawar
daun (Phytopthora infestans). Praseleksi di kultur jaringan tidak dapat digunakan untuk
pendugaan produksi. Percepatan pemuliaan tanamn juga dapat dilakukan melui metoda
Single Seed In Vitro Clonal Descend (Wattimena et al, 2001). Setiap biji hasil silangan
diperbanyak secara in vitro klonal sesudah itu baru diberi tekanan seleksi sesuai tujuan
pemuliaan.

 TEKNIK PRODUKSI BENIH


Teknik produksi benih padi, jagung, kedelai, pada dasarnya sama dengan budidaya tanaman
tersebut yang pada umumnya menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) namun ada beberapa hal tambahan khusus diantaranya adalah : Pemilihan lokasi,
Pemeriksaan lapang oleh Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan beberapa
persyaratan lainnya yang ditentukan antara lain :
Persyaratan yang harus dipenuhi.
Seorang produsen benih minimal ada  empat persyaratan yang sangat mendasar yang harus
dipenuhi antara lain :
1. Mempunyai lahan
2. Mampu memelihara dan mengatur tanah
3. Mempunyai fasilitas pengolahan dan penyimpanan
4. Mematuhi segala petunjuk dari BPSB setempat
Disamping itu juga  sebagai calon penangkar benih harus mengajukan permohonan ke BPSB
dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh BPSB diantaranya sebagai berikut :
1. Formulir permohonan sertifikasi
2. Formulir peta areal lokasi
3. Formulir pemeriksaan lapangan
4. Formulir hasil pemeriksaan lapangan
5. Formulir pengambilan contoh benih untuk di uji laboratorium.
Dalam pengajuannya juga harus dilampirkan beberapa hal seperti : label benih yang akan
ditanam, dan gambar / sketsa peta areal lahan yang akan digunakan sebagai penangkaran
benih.
Isolasi jarak.
          Dalam budidaya tanaman  yang mengarah kepada penangkaran benih isolasi menjadi
sangat penting guna menjaga kemurnian Varietas. Masing-masing komoditas mempunyai
ketentuan yang sudah baku ditetapkan secara nasional melalui aturan yang dibuat oleh
BPSB. Isolasi  tanaman yang akan di perbanyak sebagai penangkaran benih ada dua cara
yaitu dengan menggunakan isolasi Jarak dan Isolasi Waktu. Isolasi jarak dan isolasi waktu
yang diperlukan dari ketiga komoditas adalah sebagai berikut :
1. Tanaman Padi dengan isolasi jarak 3 m, dan isolasi waktu 30 hari.
2. Tanaman kedelai dengan isolasi jarak 8 m, dan isolasi waktu 15 hari.
3. Tanaman jagung  dengan isolasi jarak 400 m, dan isolasi waktu 30 hari
PEMILIHAN LOKASI
1. Pemilihan lokasi adalah kemudahan akses ke lokasi produksi ( kondisi jalan,
transportasi), kondisi fisik lokasi dan isolasi.
2. Lahan untuk produksi benih sebaiknya adalah lahan bero atau bekas pertanaman
varietas yang mempunyai karakteristik pertumbuhan yang berbeda nyata.
3. Lahan dengan kondisi subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik, bebas
dari sisa-sisa tanaman atau bebas dari aliran pencemaran
4. Isolasi jarak sesuai dengan tersebut diatas,(kalu memungkinkan menggunakan isolasi
jarak, tetapi kalau tidak memungkinkan gunakan isolasi waktu untuk menjaga
kemurnian Varietas.
 
PEMERIKSAAN LAPANGAN OLEH BPSB
          Salah satu syarat benih bermutu adalah benih yang memiliki tingkat kemurnian
genetik yang tinggi oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lapang di pertanaman
dengan benar sejak mulai persiapan lahan yang akan ditanami  sampai dengan selama masa
pertumbuhan serta paska panen. Pemeriksaan lapangan dari vase vegetatif sampai dengan
vase generatif diikuti dengan kegiatan seleksi/roging. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membuang rumpun tanaman yang memiliki morfologi menyimpang dari cirri-ciri varietas
tanaman yang benihnya diproduksi. Tujuan dari seleksi / roging adalah agar benih yang
diproduksi bermutu dan memiliki kemurnian genetik yang tinggi dan seragam.
Pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh BPSB meliputi sbb:
1. Pemeriksaan pendahuluan
2. Pemeriksaan fase vegetatif ( pertumbuhan )
3. Pemeriksaan fase pembungaan
4. Pemeriksaan fase menjelang panen
5. Pemeriksaan ulangan
6. Pemeriksaan pengambilan sampel (setelah selesai pasca panen)
Adapun pemeriksaan yang dilakukan oleh BPSB adalah membuang tipe simpang artinya
membuang segala macam bentuk dan tampilan yang menyimpang dari diskripsi tanaman
yang kita tangkarkan sebagai calon benih. Beberapa macam tipe simpang antara lain sbb:
1. Tipe pertumbuhan
2. Kehalusan daun
3. Warna dan bentuk helai daun
4. Warna lidah daun
5. Warna tepi daun
6. Warna pangkal daun
7. Bentuk malai (tanaman padi)
8. Bentuk dan warna: gabah, polong, tongkol (padi,kedelai,jagung)
9. Tinggi tanaman
10. Umur tanaman
Khusus untuk pengambilan contoh benih yang akan di uji laboratorium dilakukan setelah
selesai penjemuran dan seleksi. Pengambilan contoh benih yang akan diuji harus dari
permintaan kita sebagai penangkar adapaun persyaratannya adalah sbb:
1. Atas permintaan penangkar
2. Benih harus diklasifikasi dalam ukuran dan varietas yang sama
3. Pengajuan permohonan satu minggu sebelumnya
4. Jumlah pengambilan 1000 gr / varietas
5. Sampel benih tidak dapat diambil kembali
Pengambilan sampel benih oleh BPSB dimaksudkan untuk mengetahui :
1. Uji kadar air
2. Uji benih murni
3. Uji campuran varietas lain
4. Uji kotoran benih
5. Uji tanaman lain (rerumputan)
6. Uji daya tumbuh
 
KESIMPULAN
          Teknik perbenihan padi, kedelai, jagung pada dasarnya sama dengan budidaya pada
umumnya yaitu menggunakan pendekatan PTT. Namun ada beberapa hal tambahan khusus,
diantaranya adalah pemilihan lokasi, pemeriksaan lapangan oleh Badan Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) dan seleksi/rouging. Karena dengan demikian diharapkan akan
menghasilkan benih bermutu yang mempunyai harga jual yang tinggi.
 

Anda mungkin juga menyukai