Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal

A. Jurnal Nasional

Judul Jurnal : Perakitan Varietas Hibrida Jagung Manis Berdaya Hasil Tinggi dan Tahan
Terhadap Penyakit Bulai

Penulis : Sriani Sujiprihati, Muhamad Syukur, Andi Takdir Makkulawu, R Neni Iriany

Jurnal : Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI)

Tahun Terbit : 2012

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays var. saccharata) merupakan hasil mutasi resesif
yang terjadi secara alami dalam gen yang mengontrol konversi gula menjadi pati
dalam endosperm biji jagung. Saat ini telah ditemukan 13 gen mutan yang dapat
memperbaiki tingkatan gula pada jagung manis. Akan tetapi, gen yang utama
memengaruhi kemanisan jagung ada tiga, yaitu (1) gen sugary gen (su), (2) gen
sugary enhancer (se), dan (3) gen shrunken (sh2). Ketiga gen tersebut merupakan
gen resesif sehingga harus ditanam terpisah dari varietas jagung field corn.
Akhir-akhir ini permintaan jagung manis terus meningkat, baik permintaan
dalam negeri maupun untuk ekspor. Permintaan jagung manis dulunya kurang
populer di masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh varietas jagung manis belum
banyak beredar di Indonesia, harga benihnya mahal, dan umumnya tidak tahan
penyakit bulai. Salah satu penyakit yang banyak menurunkan hasil tanaman jagung
adalah penyakit bulai atau downy mildew. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Peronosclerospora maydis yang menyerang daun jagung, dan dapat menimbulkan
kehilangan hasil sampai 100% (; Subandi et al. 1996). Upaya pengendalian
penyakit bulai adalah penanaman kultivar tahan, pengaturan waktu tanam, sanitasi,
dan perlakuan benih dengan metalaksil.
Kultivar unggul dapat diperoleh melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Salah
satu langkah dalam kegiatan pemuliaan tanaman adalah perluasan keragaman
genetik melalui hibridisasi atau persilangan. Persilangan merupakan salah satu
upaya untuk menambah variabilitas genetik dan memperoleh genotipe baru yang
lebih unggul. Salah satu cara untuk mengetahui daya gabung galur adalah melalui
persilangan dialel. Daya gabung merupakan suatu ukuran kemampuan genotipe
tanaman dalam persilangan untuk menghasilkan tanaman unggul. Dengan
demikian keturunan silang tunggal yang mempunyai daya gabung umum negatif
dan nilai heterosis tinggi diharapkan tahan terhadap penyakit bulai. Hasil evalusi
daya gabung dilanjutkan dengan uji daya hasil pendahuluan dan uji multilokasi.
Pada akhirnya calaon varietas yang unggul berdasarkan uji pendahuluan dan uji
multilokasi dapat dilepas menjadi varietas baru.
2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah (1) memperoleh informasi nilai daya gabung umum
galur-galur jagung manis, yang akan dijadikan tetua dalam persilangan dialel, (2)
mendapatkan informasi nilai daya gabung umum, daya gabung khusus galur jagung
manis, dan nilai heterosis hibrida jagung manis, dan (3) mendapatkan satu atau
lebih calon hibrida silang tunggal yang mempunyai potensi hasil tinggi dan tahan
penyakit bulai

II. Hasil dan Pembahasan


Pengujian Daya Gabung
Pembentukan F1 silang puncak dilakukan dengan menanam 45 galur BC5F3
(diberi No 1 sampai 45) hasil persilangan antara varietas jagung manis. Dari setiap
genotipe diperoleh benih ± 200 g dan digunakan sebagai materi uji pada kegiatan
evaluasi daya gabung umum F1 hasil silang puncak. Lima genotipe memiliki rata-rata
hasil cukup tinggi, yaitu Mr4/SC/BC4-3-1B (1,50 ton/ha), Mr14/SC/BC4- 6-1B (18,34
ton/ha), Mr11/SC/BC4-3-1B (17,34 ton/ha), Mr14/SC/BC3-8-1B (17,23 ton/ha), dan
Mr12/SC/BC4-6-1B (17,06 ton/ha). Tingkat serangan penyakit bulai tergolong tahan
dengan kisaran tingkat serangan antara 0 dan 7% (Tabel 1).
Analisis Dialel
Nilai kuadrat tengah analisis ragam DGU dan DGK persilangan dialel lima
galur jagung manis berpengaruh sangat nyata pada hasil tongkol segar per petak (Tabel
2). Peubahpeubah yang memberikan pengaruh sangat nyata terhadap ragam DGU
dipengaruhi oleh aksi gen aditif, sedangkan peubah-peubah yang memberikan
pengaruh nyata dan sangat nyata terhadap ragam DGK dipengaruhi oleh aksi gen
dominan. Galur Mr4/SC/BC4-2-1B-1 dan Mr11/SC/BC4-2- 1B-1 mempunyai nilai
DGU positif dan tinggi untuk hasil tongkol segar per petak (Tabel 3). Galur-galur yang
mempunyai nilai DGU positif diharapkan mempunyai kemampuan bergabung umum
yang baik untuk menghasilkan genotipe dengan potensi hasil yang lebih tinggi.
Pemilihan galur-galur atau tetua yang mempunyai daya gabung yang baik akan
sangat membantu pemulia dalam menyeleksi tetua-tetua yang layak digunakan dalam
program pemuliaan dalam upaya pengembangan kultivar yang mempunyai potensi
hasil tinggi. Kombinasi persilangan dengan nilai DGK tinggi dapat dipertimbangkan
sebagai tetua pembentuk varietas hibrida. Genotipe mempunyai nilai DGK cukup
tinggi merupakan gambaran bahwa genotipe tersebut mampu bergabung dengan
genotipe lain dan memberi peluang penampilan terbaik. Persilangan galur B dengan
galur D mempunyai nilai DGK tertinggi untuk hasil tongkol segar per petak, yaitu
990,67; sedangkan persilangan galur E dengan galur A mempunyai nilai DGK
terendah, yaitu -810,00. Daya gabung khusus yang tinggi didukung dengan nilai ragam
dominan positif akan memberikan hasil yang lebih baik.
Uji Daya Hasil
Produktivitas pada 12 hibrida harapan yang diuji memiliki kisaran nilai tengah
20,78–24,93 ton/ha (Tabel 5). Nilai tengah produktivitas ketiga varietas pembanding
ialah Super Sweet Corn 20,07 ton/ha, Sweet Boy 22,77 ton/ha, dan Talenta 20,85
ton/ha. Indeks panen menunjukkan proporsi bobot panen dari bobot tanaman secara
keseluruhan (Johnson et al. 1986). Nilai indeks panen menurun apabila kerapatan
populasi tanaman jagung meningkat. Semakin tinggi nilai indeks panen, semakin
tinggi kemampuan tanaman untuk mengalokasikan bahan kering ke tongkol jagung.

III. Penutup
Lima galur murni memiliki hasil cukup tinggi ketika dilakukan silang puncak dengan
varietas bersari bebas Manis Madu, yaitu Mr4/SC/BC4-3-1B (18,50 ton/ha),
Mr14/SC/BC4-6-1B (18,34 ton/ha), Mr11/SC/ BC4-3-1B (17,34 ton/ha),
Mr14/SC/BC3-8-1B (17,23 ton/ha), dan Mr12/SC/BC4-6-1B (17,06 ton/ha).
Tingkat serangan penyakit bulai tergolong tahan dengan kisaran tingkat serangan
0-7%. Kombinasi dari lima galur tersebut sudah dievaluasi dialel lengkap.
Kombinasi persilangan yang menghasilkan produktivitas lebih baik daripada semua
varietas pembanding adalah (1) C × A (Mr11/SC/BC4-2-1B-1 × Mr12/SC/BC4-5-B-
1): 11,11 ton/ha, (2) A × D (Mr12/SC/BC4-5-B-1 × Mr11/SC/BC4-2-1B-1): 10,62
ton/ha, (3) E × B (Mr12/SC/BC3-3-1B-1 × Mr14/SC/ BC4-6-1B-1): 10,28 ton/ha, (4)
B × D (Mr14/SC/BC4- 6-1B-1 × Mr11/SC/BC4-2-1B-1): 9,85 ton/ha.
Dengan demikian, kelima hibrida tersebut dapat dilanjutkan untuk diuji daya hasil
pendahuluannya. Dua belas calon varietas mempunyai daya hasil yang tidak berbeda
dengan varietas pembanding, sehingga dapat dilanjutkan ke uji multilokasi dengan
mengeksplorasi keunggulannya agar dapat dilepas menjadi varietas pembanding.

B. Jurnal Intermasional

Judul Jurnal : FIRST GENERATION F1 HYBRIDS FOR EXTERNAL FIELDS IN THE


SOUTH OF UZBEKISTAN

Penulis : Nadjiev J. N., Khojaev P. N., Qulmuratov B. E., Aramova G. B.

Jurnal : ResearchJet Journal of Analysis and Inventions

Tahun Terbit : 2021

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Saat ini, pertumbuhan tercepat dari semua industri adalah penanaman
sayuran. Dalam beberapa tahun terakhir, sayuran yang ditanam di seluruh dunia
mencapai 50-60 juta ton per tahun. Salah satu sayuran berharga tersebut adalah
tomat. Tomat mengandung 4,5-8,1% bahan kering, 3,5-8,5% asam organik, pektin
0,13-0,23%, gula 3-7%, serta garam mineral, S, V, RR mengandung vitamin. Tomat
tidak hanya memiliki rasa yang manis dan enak, tetapi juga memiliki beberapa
berguna, sifat penyembuhan. Ini mengandung sejumlah besar vitamin yang
berbeda, yaitu: V1, V2, V3, V6, V9, E, tetapi mengandung vitamin E. Tomat paling
banyak tidak hanya memiliki efek positif pada tubuh manusia, tetapi juga
meningkatkan mood. Ini mengandung tyramine, zat organik yang diubah menjadi
serotonin di dalam tubuh. Itulah mengapa itu mengangkat suasana hati dan
membantu seseorang melawan depresi dan kesedihan. Oleh karena itu,
meningkatkan hasil dan kualitas tanaman ini serta menciptakan varietas dan hibrida
yang tahan terhadap faktor biotik dan abiotik merupakan tugas yang mendesak saat
ini. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah melalui seleksi.
Peternak dunia mengklaim bahwa hasil tinggi dari tanaman dengan
resistensi penyakit tunggal tidak dapat dijamin. Oleh karena itu, perlu menambah
ketahanan terhadap penyakit utama di wilayah ini dalam satu genotipe dan
membuat varietas tahan yang kompleks terhadapnya. Oleh karena itu, sejak tahun
1990, Balai Percobaan Ilmiah Surkhandarya telah melakukan penelitian tentang
pengembangan varietas dan hibrida tomat tahan nematoda dan cladosporiosis.
Pada 2016-2017, 4 hibrida dipelajari dalam studi hibrida: FÿN / 03 x Zak /
06, FÿN / 03 x MJ-46, FÿN / 03 x MJ-59/14, FÿDk / 04 x MJ-46/14 untuk
pematangan awal dan nematoda yang menonjol ke arah daya tahan, bentuk induk
dan navigasi Surkhan 142 komparatif dibandingkan.

2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan varietas hibrida tomat yang
tahan terhadap nematoda dan cladosporiosis.

II. Hasil dan Pembahasan


Masa berlaku terpendek dari hibrida yang diteliti diamati pada kombinasi F1
Persahabatan x L-46 yaitu 113 hari, dan bentuk bersalin pematangan genjah sama
dengan masa berlaku varietas Persahabatan, dan dianggap awal, Tabel 1 . Tinggi
tanaman adalah 110–120 cm pada F1 Sample x L-46, F1 Sample x L-59, dan F1
Friendship x L-46 hibrida, dan hibrida ini dianggap hibrida tinggi. Pada persilangan,
bentuk buahnya bulat sampai berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa karakter
tersebut dominan pada generasi pertama. Berat buah besar di semua hibrida, yaitu 110-
135 g. Tanda kekerasan buah menegaskan bahwa itu adalah tanda yang dominan dan
muncul di semua hibrida generasi pertama, dan diamati mencapai skor 4,0-4,5. Seperti
dapat dilihat dari Tabel 2, hasil tertinggi diamati pada hibrida F1Namuna x L-46 yaitu
55,5 t dan 28,0 t lebih tinggi dari varietas pembanding. Pada hibrida lain, hasil totalnya
tinggi, mencapai 50,0-54,5 ton, lebih tinggi 23,1-27,0 ton dibandingkan varietas
pembanding.
Hasil komoditas diamati pada semua hibrida menjadi 6,0–8,7% lebih tinggi
daripada varietas yang sebanding, dan mencapai 93,3–96,0%. Pada varietas
pembanding terlihat bahwa hasil panen mencapai 87,3%. Fitur hibrida ini
memungkinkannya disimpan dalam waktu lama di lapangan. Tingkat heterozigositas
tertinggi diamati pada F1 Friendship x L-46 hybrid, dan tercatat sebesar 70,3%.
Hibrida yang tersisa F1Namuna x Zakovat, F1Namuna x L-46, F1Namuna x L-59 juga
menunjukkan efek heterozigot dan 31,1-43,8%, semua hibrida yang diteliti adalah
heterozigot. Pada hibrida generasi pertama, hasil awal tertinggi ditunjukkan pada
kombinasi F1 Friendship x L-46 dan tercatat sebesar 32,6 t / ha. Efek heterosis pada
tanaman awal juga diamati pada kombinasi F1 Friendship x L-46 menurut tingkat hasil
awal tertinggi, yaitu 107,6%.
Efek heterozigot yang sedikit lebih rendah pada tanaman awal juga diamati
pada hibrida F1Namuna x L-46, yang mencapai 26,4%. Pada akhir periode aplikasi,
hibrida digali dan ketahanannya terhadap nematoda menggembung dinilai. Hasilnya,
100% tanaman hibrida F1Namuna x Zakovat, F1Namuna x L-59 dan F1Dostlik x L-
46 menunjukkan daya tahan tinggi. Hibrida ini tahan terhadap nematoda bulging Tabel
3. Pada hibrida F1Namuna x L-46, 83,3% tanaman menunjukkan resistensi terhadap
nematoda bulging, di mana perkembangan penyakit 6,25%, prevalensi 15,0%, dan
resistensi 93,7%, dan hibrida ini dianggap praktis tahan.
Pada tahun 2016-2017, dalam proses menilai kejadian tomat hibrida F1 dengan
penyakit cladosporiosis (bercak coklat), diamati hibridisasi yang kuat dari semua
hibrida dengan penyakit jamur ini. Menurut data rata-rata kerusakan pada hibrida
mencapai 0,85-1,35 poin, perkembangan penyakit 17,0-23,0%, dan prevalensi
penyakit 85,0-100% Tabel 4. Alasan rendahnya tingkat perkembangan dan penyebaran
penyakit pada varietas Dustlik adalah pada dekade ketiga Juli dan dekade pertama
Agustus, yaitu selama pengembangan agen penyebab cladosporiosis, varietas Dustlik
rusak parah oleh nematoda yang menguning. Ternyata daun seperti itu tidak memiliki
kondisi yang menguntungkan perkembangan cladosporiosis.

III. Penutup
Dapat disimpulkan bahwa, sampel hibrida F1 x L-46 dengan hasil total
tertinggi diisolasi dari hibrida yang dipelajari. Sampel F1 x Hibrida L-46 dengan hasil
keseluruhan dan awal tertinggi serta heterozigositas dipisahkan. Hibrida F1Sample x
Zakovat, F1Sample x L-59 dan F1Dustlik x L-46 dibedakan karena ketahanannya
terhadap nematoda yang menonjol

Anda mungkin juga menyukai