Anda di halaman 1dari 39

Sistem Pertanian Terpadu

Pengelolaan Tanaman
Hortikultura
Sub-Pokok Bahasan
1. Sumber keragaman genetik komoditas
hortikultura
(ekonomis/potensial/endemik)
2. Pemuliaan tanaman dan produksi
bahan perbanyakan (benih/non benih)
3. Teknik budidaya tanaman hortikultura
(semusim/tahunan) dalam SPT
4. Efisiensi dan efektifitas penanganan
produk pascapanen tanaman
hortikultura
Tanaman yang hasilnya digunakan sebagai pemberi
nilai kebutuhan tambahan bagi manusia, baik untuk
kesehatan fisik, mental dan kejiwaan.

Budidaya tanaman yang dilakukan di kebun atau


pekarangan dengan fokus pada tanaman
Tanaman Hortikultura  buah (fruitkultur), bunga (florikultura), sayuran
(olerikultura), obat-obatan (biofarmaka), dan
taman (lansekap)
 panen muda (saat tanaman memiliki kadar air
yang tinggi) dan
 dikonsumsi sebagai sumber mineral atau vitamin.
Sumber Keragaman Genetik

Sumber keraman genetik yang bernilai ekonomis adalah komoditas


tanaman hortikultura yang banyak diperjualbelikan di pasaran

Fruitkulture/ buah - buahan Olerikulture/sayur-sayuran


Sumber keragaman genetik komoditas hortikultura yang potensial adalah
komoditas hortikultura yang perlu dikembangkan lagi menjadi lebih
bernilai dan bermanfaat

Biofarmaka/obat-obatan
Sumber keragaman genetik endemik adalah komoditas hortikultura yang berasal
dari daerah tertentu sehingga mejadi ciri khas tanaman suatu daerah yang
mempunyai syarat tumbuh pada lingkungan tertentu dengan kemampuan adaptasi
yang berbeda- berbeda

Keragaman genetik tanaman anggrek


Pemuliaan Tanaman

Pemuliaan tanaman suatu ilmu, teknologi dan seni untuk memanipulasi gen dan
kromosom tanaman, dengan tujuan meningkatkan kemampuan genetik tanaman
tersebut menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Hibridisasi Rekayasa
Mutasi Kultur jaringan
genetika
Persilangan yang merupakan proses
penyerbukan silang antara tetua yang
HIBRIDISASI
berbeda susunan genetiknya

MUTASI perubahan yang dapat diturunkan dalam susunan


nukleotida genome suatu tanaman.
Teknologi rekayasa genetika juga dapat
digunakan dalam pemuliaan tanaman
REKAYASA GENETIKA
hortikultura telah terbukti mampu meningkatkan
kemampuan perkembangan dan perlindungan
terhadap tanaman. Beberapa upaya yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan cara memanipulasi gen dari berbagai
sumber dan memasukkan gen ke dalam
tanaman.

KULTUR JARINGAN Suatu metode untuk mengisolasi bagian


tanaman baik sel, jaringan, organ yang
ditumbuhkan dalam kondisi aseptik sehingga
dapat ditanam pada lingkungan yang
nonaseptik
Hasil pemuliaan tanaman pada florikulture dengan rekayasa
genetika
Produksi Bahan Perbanyakan

Biji tanamnan (ovule yang sudah masak) yang telah mengalami


perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam
Benih memperbanyak tanaman atau digunakan untuk tujuan
penanaman.

Benih yang sudah berkecambah membentuk tanaman muda


Bibit yang dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
Produksi perbanyakan benih Produksi perbanyakan non benih
• Benih hibrida hasil generasi • Dapat dilakukan pengembangbiakkan
vegetatif secara alami seperti tunas pada
pertama hasil persilangan dua tanaman pisang atau secara buatan seperti
atau lebih tetua galur murni atau stek, cangkok, kultur jaringan. Beberapa teknik
inbred dan bersifat heterosis. yaitu kultur meristem, kultur pucuk, kultur
embrio dan kultur embrio somatik.
Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura
1. Biosiklus

Pertanian terpadu biosiklus adalah pertanian


yang mengintegrasikan tanaman, ternak, dan
ikan dalam satu siklus (biosiklus) sedemikian
rupa sehingga hasil panen dari satu kegiatan
pertanian dapat menjadi input kegiatan
pertanian lainnya, selebihnya dilepas ke pasar.
• Kotoran ternak ditampung dalam biodigester untuk diambil gas metannya
dan dapat dimanfaatkan untuk memasak bahkan untuk energi listrik.
• Dengan sistem pertanian terpadu biosiklus itu, petani memperoleh
sumber penghasilan yang beragam dari diversifikasi produk hasil
pertanian; panen harian (misal telur, susu), panen musiman (misal buah)
dan panen tahunan (anak sapi), meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya, kebutuhan pangan yang bergizi seimbang tercukupi
(mendekati PPH ideal) dari usaha tani mereka, kesuburan lahan terjaga
dan tanpa limbah (zero waste).
• Data penelitian lapangan menunjukkan bahwa dengan sistem pertanian
terpadu itu, petani kecil dapat memperoleh pendapatan per bulan lebih
besar daripada UMR.
2. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu adalah


sistem pengambilan keputusan
dalam memilih dan menerapkan
taktik pengendalian OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman)
yang didasarkan pada analisis
biaya/manfaat, dan pertimbangan
kepentingan dari dan dampak pada
petani, khalayak, dan lingkungan.
3. Multiple cropping

Sistem pertanaman berganda atau tumpangsari


adalah definisi umum dari semua pola
pertanaman yang melibatkan penanaman lebih
dari satu jenis tanaman pada suatu hamparan
lahan.
Pasca panen tanaman hortikultura

PANEN

PEMBERSIHAN

PENGUMPULAN

PENGEMASAN

PENGANGKUTAN

KONSUMEN INDIVIDU INDUSTRI PENGOLAHAN


Kematangan Fisiologis

• Perkembangan pada tanaman sudah


melalui pertumbuhan dan
perkembangan alami yang memadai
(dapat meliputi pemasakan), mutunya
paling tidak pada tingkat minimum
untuk kebutuhan konsumen
18
Kematangan Hortikultura

• Stadia perkembangan dimana tanaman mempunyai


kondisi atau nilai yang dibutuhkan untuk maksud
tertentu oleh konsumen

19
Indikator Pemanenan

VISUAL

FISIK

Fisiologis
Indikator Visual
• Dasarnya: perubah
an
warna, ukuran, dan
lain-lain
• Sifatnya sangat
subyektif, keterbatasan
dari indra penglihatan
manusia
Indikator Fisik
• Indikatornya: mudah tidaknya buah dilepaskan
dari tangkai buah, uji ketegaran buah
(penetrometer)
• Uji ketegaran buah lebih obyektif, karena
dapat dikuantitatifkan
• Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat,
besarnya tekanan yang diperlukan untuk
menusuk buah menunjukkan ketegaran buah
Indikator Fisiologis

• Indikator utama: laju respirasi


• Sangat baik diterapkan pada komoditas yang bersifat klimakterik
(kurang cocok pada komoditas yang non klimakterik)
• Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya
mencapai klimakterik (paling tinggi)
• Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai
klimakterik, siap dipanen
PASCA PANEN

Perlakuan utama dalam pasca panen bertujuan


untuk : menghambat laju transpirasi dan respirasi
dari komoditas
B. PENGUMPULAN / PENAMPUNGAN
Yang perlu diperhatikan :
• Lokasi hrs dekat dg tempat pemanenan.
• Wadah penampungan sementara : keranjang, peti atau karung goni utk
mengangkut hasil panen dr lapang ke gudang penyimpanan.
• Harus dihindarkan dr kontak langsung dg sinar matahari.
• Perlakuan / tindakan penanganan & spesifikasi wadh yg digunakan hrs
disesuaikan dg sifat & karakteristik buah yg ditangani.
C. SELEKSI / SORTASI
• Krn tdk semua hasil panen berkualitas baik  utk kebutuhan pasar
dilakukan seleksi (sortasi) & grading (pengkelasan)  meningkatkan
performance buah (ukuran, warna, umur, dll).
• Sortasi dilakukan dilapangan & dirumah pengemasan baik scr
manual/mekanis.
d. Pembersihan & pencucian
• TUJUAN
utk menghilangkan kotoran (tanah)
serta residu pestisida (insektisida atau
fungisida.

• BAHAN
beberapa komoditas buah-buahan,
sikat, sabun dan air.
e. Pengkelasan / grading

• Bertujuan utk memisahkan produk berdasarkan : mutu,


warna, berat, ukuran. (ini semua berkaitan dg harga jual)
• Penilaian pd umumnya dilakukan scr : visual & manual
(dikebun & rumah pengemasan).
• Selama grading hrs diusahakan terhindar dr sinar
matahari langsung.
F. PENGEMASAN

• Melindungi buah-buahan dr kerusakan fisik selama


pengangkutan
• Daya tarik bagi konsumen
• Memberi nilai tambah produk
• Memperpanjang daya simpan produk
Bahan pengemas luar :
• Kayu, rotan, bambu, kerangjang bambu, keranjang plastik,
kantong plastik, jaring/net, karton bergelombang.

Bahan pengemas dalam (utk pengecer) :


• Film plastik, kertas, plastik tercetak / bahan campuran dari
kertas & plastik
Packing
Unit Pengemasan
• Skala kecil: kemasan plastik
polietilen, selofan, pliofilm,poli vinil
klorida,
• Skala besar: peti, anyaman bambu
(keranjang), kotak, krat, dll
• Yang perlu diperhatikan dari alat
pengemas: keberadaan ventilasi
untuk sirkulasi udara
G. PELILINAN
Bertujuan :
• Mengurangi kehilangana ir
• Meningkatkan umur simpan
• Mengurangi perkembangan penyakit
• Mengganti bahan lilin alami (selama pencucian)
• Melindungi dari luka
• Memperbaiki penampilan

Bahan lilin harus dari bahan yg aman utk dikonsumsi.


H. PEMERAMAN
Pemeraman (ripening) adl proses utk merangsang
pematangan buah agar matang merata  gas karbit/etilen
& suhu 18-28ºC & diperhatikan karakteristik
biologis/fisiologis dr komoditas tsb dg tidak
mencampurkan komoditas yg mempunyai
sifat/karakteristik fisiologis yg berbeda dlm satu
tempat/satu proses.
i. penyimpanan
Tujuan :
Untuk mempertahankan
mutu & kesegaran buah-
buahan serta utk
memperpanjang masa
simpan.

Sebelum didistribusikan ke pasar/konsumen dilakukan


digudang yg bersih & bebas dari OPT.
Penyimpanan max 2 hari pd suhu kamar
* mis : Manggis  4 minggu disimpan di ruang dingin
(suhu optimum pd suhu 5ºC dan kelembaban 85%).
J. TRANSPORTASI

Perlu diperhatikan :
• Sifat/karakteriktik jenis produk yg diangkut
• Lamanya perjalanan
• Alat/sarana pengangkutan (buah yg diangkut sebaiknya
terhindar dr sinar matahari secara langsung).
• Buah yg diangkut dijaga dari kemungkinan terbentur,
gesekan, tekanan yg terlalu berat shg dpt
menimbulkan kerusakan / menurunkan mutu produk
tsb.
• Alat/sarana pengangkutan buah : sepeda motor, truk
& kapal alut.
• Supaya memasuki pasar domestik / pasar impor,
maka protokol karanina dan prosedur legal harus
diikuti.
Pemasaran
• Domestik: pasar tradisional dan non tradisional
• Ekspor
Daftar Pustaka
• Arifin, dkk. 2014. Pengelolaan Produk Hortikultura. Jakarta :
Gramedia
• https://balubu.com/tanaman-hortikultura diakses pada 17 Agustus
2018
• Jumin, H. B. 2008. Dasar-dasar Agronomi, Edisi Revisi. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 63 – 68.
• Makmur, A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. PT Rineka
Cipta. Jakarta. Hlm. 30 – 51.
• Syafuddin dkk. 2012. Sumber Keragaman Genetik Tanaman.
Makssar: HasanuddinPress.

Anda mungkin juga menyukai