Anda di halaman 1dari 9

Nama: Rayhananda Azzahra

NPM: 173112620150048

Resume Webinar
“Bioteknologi untuk Perakitan Varietas Unggul Baru Tanaman dalam
Mendukung Program Riset Nasional”

I. Pemateri 1:
Dr. Ir. Priatna Sasmita, M. Si
“Kebijakan, Strategi dan Teknologi Pengembangan Varietas Unggul Baru”

Peningkatan ketersediaan dan kualitas pangan sangat tergantung pada bagaimana


kesiapan industri pengolahan pascapanen serta efisiensi rantai pasok dan distribusi
pangan. Kementerian Pertanian Indonesia memiliki kebijakan dan strategi untuk
menjaga ketahanan pangan, meningkatkan nilai tambah dan sumber daya manusia,
serta menjaga keberlanjutan sumber daya pertanian. Selain itu, Kementerian
Pertanian Indonesia juga memiliki beberapa program peningkatan ketersedian
pangan, diantaranya:
1. Peningkatan kapasitas produksi untuk pengembangan lahan rawa di
Kalimantan Tengah, perluasan areal tanam baru untuk padi, jagung bawang
merah dan cabai di daerah defisit, serta peningkatan produksi gula, daging sapi
dan bawang putih untuk mengurangi impor.
2. Diverifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal pada satu komoditas utama,
pemanfaatan pangan lokal, serta pemanfaatan lahan perkarangan dan marjinal
melalui program pekarangan pangan lestari dan urban farming.
3. Penguatan cadangan dan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi
pasokan dan harga pangan.
4. Pengembangan pertanian modern (smart farming), pengembangan dan
pemanfaatan screen house, pengembangan food estate, serta pengembangan
korporasi petani untuk meningkatkan produksi komoditas pangan.
5. Gerakan tiga kali ekspor untuk meningkatkan volume ekspor, menambah
ragam komoditas ekspor, mendorong pertumbuhan ekportir baru, serta
menambah mitra dagang luar negeri.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada
Kementerian Pertanian Indonesia memiliki tugas untuk menyelenggarakan
penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang pertanian. Balitbangtan juga
memiliki kebijakan untuk mendorong pengembangan dan penciptaan teknologi
inovatif pertanian secara terpadu dalam rangka menjawab kebutuhan pertanian,
mengembangkan pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi, memperkuat
pemanfaatan teknologi inovatif, serta memperkuat “corporate organization”
Balitbangtan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memiliki
beberapa produk output dan inovasi, seperti varietas atau galur unggul, teknologi
budidaya, prototipe alsintan, produk atau formula, model pengembangan
pertanian, rekomendasi kebijakan, serta benih tanaman dan bibit sumber ternak.
Inovasi merupakan kunci keberhasilan peningkatan produksi, produktivitas
tanaman, serta nilai tambah dan daya saing. Riset inovatif dan kolaboratif
menghasilkan produk litbang yang berorientasi pasar dan industri.
II. Pemateri 2:
Prof. Dr. Inez Slamet-Loedin
“Perakitan Produk Bioteknologi”

Rekayasa genetika adalah salah satu inovasi teknologi dalam bidang


bioteknologi. Genetic Modification Research pada penelitian rekayasa genetika di
International Rice Research Institute (IRRI) berfungsi sebagai ilmu dasar untuk
mempelajari gen serta sebagai pengembangan produk, khususnya untuk
memproduksi beras yang lebih sehat, salah satunya adalah Golden Rice. Golden
Rice merupakan kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika yang
berasnya mengandung beta-karoten yang tinggi. Kandungan tersebut dapat
dikonversi menjadi vitamin A dalam metabolisme tubuh. Golden Rice
dimodifikasi secara genetik dengan gen untuk Phytoene synthase (Psy) dan gen
Phytoene desaturase (crti) dari mikroorganisme tanah yang umum.
Vitamin A merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh. Vitamin ini memiliki
segudang manfaat bagi kesehatan. Vitamin A berperan penting pada sistem
kekebalan tubuh, dan bermanfaat bagi penglihatan. Kekurangan vitamin A masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya pada anak usia dini. Agar
tidak terjadi defisiensi vitamin A, maka dikembangkan produk pangan yang dapat
menjadi sumber energi dan memenuhi kebutuhan seseorang akan vitamin A,
seperti Golden Rice. Golden Rice sudah dinyatakan keamanan pangannya oleh
beberapa negara di dunia, seperti Amerika, Australia, Canada, New Zealand, dan
Filipina. Produk Golden Rice menggunakan rekasa genetika yang diambil dari
soybean atau apel karena memiliki kualitas protein gen yang dekat. Selain itu,
Nicotianamine synthase juga berperan dalam produk Golden Rice. Beras yang
digunakan untuk produk Golden Rice adalah padi yang wangi.
Produk GMO sangat memakan waktu dan memakan biaya yang cukup besar.
Teknologi pemuliaan inovatif pengeditan genom diantaranya pengeditan susunan
DNA pada lokasi target di genom dengan penambahan beberapa basa DNA,
penghapusan basa DNA, substitusi nukleotida, penggantian alel, penambahan
salinan gen di target lokus, serta teknik Zink Finger, Meganuclease, TALEN dan
CRISPR. Teknik CRISPR adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk
rekayasa genetika. CRISPR memiliki komponen utama, yaitu Nuclease sebagai
gunting (endonuclease protein / CAS 9) dan Single Guide RNA sebagai pengarah
yang memerlukan recognition site NGG. Cara kerja CRISPR CAS 9, yaitu
menggunting kedua utas ganda DNA, kemudian sel agar tidak mati segera
memperbaikinya. Kemudian terjadi mekanisme penyambungan kembali, dengan
NHEJ repair dan HDR homologous recombination.
Proses pembuatan tanaman genom editing, diantaranya membuat target gen /
target trait, desain single guide RNA / pembuatan vektor DNA, pengiriman ke sel,
penambahan DNA, elektroporasi dengan kultur jaringan, penanaman T0 sebagai
skrining mutase, sekuens lokus yang dituju, penyerbukan sendiri, penanaman
benih T1 yang ada mutasi, serta seleksi tanaman yang tak ada gunting atau gen
asing apapun. Tahapan awal sebelum melakukan editing harus mengetahui
mekanisme infeksi, gen-gen atau elemen genetik dan interaksinya dengan
tanaman, ras penyakit di daerah target, binding elemen, dan desain editing.
Produk pengeditan genom setelah aturan dipermudah, maka hasil utama dating
dari perusahaan dan peneliti lokal. Contoh produk GMO, PRG di Argentina yang
dibuat dengan aturan yang ketat dan mahal, mayoritas adalah menjadi domain
perusahaan swasta besar. Padi LIPI maupun kentang Litbangtan belum bisa
dilepas, kedelai PRG diimport tidak ditanam, tetapi dikonsumsi.

III. Pemateri 3:
Prof. Dr. Sobir, M.Si.
“Regulasi Perlindungan, Pendaftaran, dan Pelepasan Varietas Unggul Baru”

Dunia mempunyai tantangan yang sangat besar pada pertambahan populasi.


Diperkirakan pada tahun 2050, akan terjadi peningkatan populasi sebesar 9,2
milyar di dunia. Semakin banyaknya populasi, maka akan semakin meningkatnya
produk pangan untuk dikonsumsi. Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah
dilakukannya pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman adalah ilmu, teknologi dan
seni untuk merakit keragaman genetik yang tersedia menjadi varietas tanaman
yang lebih berguna bagi manusia. Metode yang digunakan pada pemuliaan
tanaman adalah penciptaan, seleksi dan fiksasi dari tanaman-tanaman yang
memiliki superior genotype. Dalam melakukan pemuliaan tanaman dibutuhkan
benih yang bermutu, cara mendapatkannya, yaitu dilakukan dengan related PGR
atau unrelated PGR, pengembangan keragaman, seleksi, fiksasi, uji daya hasil
awal, uji multilokasi, perlindungan atau pelepasan, proses sertifikasi benih, setelah
itu baru didapatkan varietas unggul sehingga mendapatkan benih yang bermutu.
Pengembangan bioteknologi di dunia dimulai pada masa prasejarah dengan
eksplorasi dan domestikasi, genetika Mendel dan seleksi (1868), persilangan
(1920), varietas hibrida (1930), mutasi (1960), variasi somaklonal dan fusi
protoplas (1996), transgenik (2000), Marker Assisted Breeding (2005), dan Gene
Editing (2012).
Perjalanan SDG menjadi benih bermutu diawali dari varietas lokal
(sumberdaya genetik), seleksi (pemuliaan tanaman), varietas baru yang
mempunyai potensi keunggulan, pelindungan varietas / pelepasan varietas, varietas
unggul, sertifikasi benih, kemudian menjadi benih bermutu. Varietas dapat
diajukan kepada pendaftaran varietas tanaman dengan syarat baru atau belum
pernah diperdagangkan di Indonesia, unik yang dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lainnya, seragam yang sifat-sifatnya dapat diamati menunjukkan
keseragaman sesuai dengan tipe varietas, dan stabil yang sifat-sifatnya tidak
menunjukkan perubahan setelah diperbanyak.
Untuk mendapatkan varietas tanaman dilakukan uji adaptasi, yaitu kegiatan uji
lapangan terhadap tanaman dibeberapa agroekologi bagi tanaman semusim, untuk
mengetahui keunggulan dan interaksi varietas terhadap lingkungan, serta uji
observasi, yaitu uji lapangan yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat unggul
suatu varietas tanaman buah tahunan, tanaman hias, biofarmaka, dan tanaman
semusim tertentu yang dibebaskan dari uji adaptasi, pada lingkungan tempat
produksinya.
Pada uji adaptasi tanaman holtikultura, karakter keunggulannya adalah daya
hasil, ketahanan terhadap OPT, simpanan dan cekaman, umur dan musim panen,
mutu hasil, toleran kerusakan mekanis, bentuk tanaman ideal, keunikan organ,
mempunyai nilai pasar, dan batang bawah yang unggul.
Pada uji observasi tanaman holtikultura, materi pengujian berupa tanaman,
calon pohon induk tunggal, klon, populasi, dan calon varietas yang akan
didaftarkan, serta lokasi pengujian observasi adalah wilayah agroekologi dimana
calon varietas tersebut sudah lama dikembangkan dan dibudidayakan masyarakat
secara luas.
Rekayasa genetika melibatkan vektor dan gen lain yang memiliki potensi
resiko terhadap kesehatan manusia. Keamanan pangan produk rekayasa genetika
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah kemungkinan
timbulnya dampak yang merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, akibat
proses produksi, penyiapan, penyimpanan, peredaran, dan pemanfaatan pangan
produk rekayasa genetika. Untuk dinyatakan aman, Produk Rekayasa Genetika
(PRG) dibutuhkan hasil analisis berupa informasi kesepadanan substansial,
perubahan nilai gizi, alergentias, dan toksisitas tanaman produk rekayasa genetika.

IV. Pemateri 4:
Muryanto Paiman, S.P., M.Si. (PT. East West Seed Indonesia)
“Aplikasi Bioteknologi untuk Mengembangkan Sayuran dengan Kualitas
Benih Tinggi untuk Petani Indonesia”

Konsumsi sayuran di Indonesia masih sangat rendah, resiko malnutrisi yang


dialami oleh bayi-bayi di Indonesia dan tren masa depan merupakan tantangan
bagi aplikasi bioteknologi untuk mengembangkan sayuran dengan kualitas benih
tinggi di Indonesia. Semakin banyaknya konsumen untuk mengkonsumsi sayuran
yang fresh, semakin banyak pula konsumen yang berharap untuk mendapatkan
nutrisi yang tinggi.
PT East West Seed Indonesia memiliki produk yang diinginkan konsumen
dengan varietas berdaya tinggi, tahan penyakit, rasa yang enak, tampilan menarik,
diminati pasar, serta memiliki daya simpan yang panjang. Dalam menghasilkan
varietas yang sesuai, dilakukan pengkoleksian plasma nutfah, kemudian dilakukan
pemuliaan. Setelah terciptanya breeding, dilakukan pengujian dilapangan, serta
dilakukan uji multilokasi. Jika semuanya telah aman, maka varietas tersebut dapat
dilepaskan dan selanjutnya dikomersialisasikan.
Terdapat banyak potensi plasma nutfa di Indonesia, contohnya pada tomat
yang kandungannya terdiri dari lycopene, yang memiliki perbedaan signifikan
dengan tomat lainnya.

V. Pemateri 5:
Karyawan Gunarso, SP., MM. (PT Sang Hyang Seri (Persero))
“Prospek dan Pengalaman Penyediaan Benih (Padi)”

Peningkatan produksi pangan akan dihadapkan pada empat kendala besar,


yaitu ketersediaan air, keterbatasan lahan pertanian dan sumberdaya energi, serta
perubahan iklim global. Oleh karena itu, pemenuhan permintaan pangan nasional
sangat tergantung pada inovasi peningkatan produksi. Pendekatan peningkatan
produksi yang direkomendasikan, diantaranya peningkatan luas lahan per tahun
pada areal baku yang sama, peningkatan hasil per hektar areal panen, serta
peningkatan luas areal baku di lahan kering, rawa dan pasang surut.
Factor kunci pada ketiga pendekatan tersebut adalah inovasi benih unggul
dengan kriteria keunggulan produktivitas tinggi sehingga terdapat peningkatan
produksi per satuan luas, umur pendek (genjah) sehingga memungkinkan
peningkatan frekuensi atau indeks pertanaman menjadi 3 kali setahun, responsif
terhadap pupuk organik dan anorganik, resisten terhadap hama dan penyakit
sehingga memungkinkan pertanian intensif yang hemat saprotan atau ramah
lingkungan, serta toleran cekaman lingkungan abiotik khususnya keterbatasan air
sehingga memungkinkan perluasan areal pertanian produktif di lahan kering.
PT Sang Hyang Seri melakukan penangkaran benih di Sukamandi, seperti
melakukan breeding centre untuk mendukung proses pemuliaan dan varietas. Hal
tersebut juga dilakukan dengan bergabung bersama Lembaga Penelitian Perguruan
Tinggi.
Kedaulatan benih berbasis kedaulatan pangan nasional, diantaranya:
1. Kedaulatan pangan harus tegak berbasis kedaulatan benih nasional melalui
penggunaan benih unggul berkualitas dan bersetifikat.
2. Swasembada dan kedaulatan pangan harus berbasiskan benih produksi dalam
negeri dan bukan dari benih impor.
3. Industri benih nasional yang kuat dan berdaulat syarat utama pendorong
peningkatan produksi dan produktivitas nasional untuk mewujudkan
kedaulatan pangan nasional.
4. Berbagai kendala dalam pengembangan industri perbenihan yang terkait
dengan subsector, produksi dan distribusi, pengawasan dan mutu, penelitian,
pemuliaan dan pelepasan, serta peraturan perundangan yang mendukung harus
menjadi perhatian seluruh pelaku industri perbenihan.
Nama: Rayhananda Azzahra
NPM: 173112620150048

Absen Webinar
“Bioteknologi untuk Perakitan Varietas Unggul Baru Tanaman dalam
Mendukung Program Riset Nasional”

I. Pemateri 1:
Dr. Ir. Priatna Sasmita, M. Si
II. Pemateri 2:
Prof. Dr. Inez Slamet-Loedin
III. Pemateri 3:
Prof. Dr. Sobir, M.Si.
IV. Pemateri 4:
Muryanto Paiman, S.P., M.Si. (PT. East West Seed Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai