Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN LKPD KELOMPOK 2

1. Prinsip dasar bioteknologi

Untuk mendalami bioteknologi, perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana prinsip-


prinsip dalam bioteknologi.

a. Fermentasi
Teknik fermentasi adalah salah satu penerapan bioteknologi yang telah dikenal sejak
zaman dahulu. Fermentasi merupakan sebuah proses mengubah suatu bahan menjadi
bahan lain dengan menggunakan bantuan mikroorganisme.
b. Seleksi dan persilangan.
Seleksi dan persilangan dilakukan dengan memanipulasi DNA yang terdapat pada
mikroba tanaman atau hewan agar memiliki sifat yang lebih baik sehingga jika
disilangkan akan menjadi sebuah bibit unggul.
c. Kultur jaringan.
Proses ini dilakukan untuk memperbanyak jaringan hewan dan tanaman tanpa
gangguan dari organisme lain.
d. Rekombinasi DNA.
Proses dilakukan dengan melakukan transfer DNA dari satu organisem ke organisme
lain.

2. Masalah dalam video ketahanan pangan di bidang pertanian dan peternakan yaitu

Masalah di Bidang pertanian :

 Masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian


Panjangnya mata rantai ini menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang
lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil
penjualan.
Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk
hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari
kegiatan usaha tani tersebut, sehingga dalam melakukan kegiatan usaha tani
diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan
memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengolahannya.
 kasus alih fungsi lahan pertanian saat ini ramai diperdebatkan oleh berbagai lapisan
masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan alih fungsi lahan menimbulkan
pengaruh terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani serta masyarakat
sekitar. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi pembangunan. Hampir
semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,
kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi2 . Alih fungsi lahan
pertanian adalah suatu kegiatan di mana lahan pertanian yang semula digunakan
untuk produksi pangan dialihkan penggunaannya untuk kegiatan lain, seperti
perumahan, industri, atau bisnis
bidang peternakan
Masalah Bidang Peternakan

a. Lingkungan dan kesejahteraan hewan


Kondisi lingkungan peternakan, termasuk suhu, kelembaban, ventilasi, dan kepadatan
hewan, dapat mempengaruhi kesejahteraan dan kinerja hewan. Tantangan juga
muncul terkait perlakuan etis dan perlindungan hewan di peternakan.
b. Pasar dan ekonomi
Peternakan sebagai kegiatan komersial memiliki keterkaitan dengan pasar dan
ekonomi. Tantangan yang mungkin dihadapi termasuk fluktuasi harga, persaingan
pasar, biaya produksi, akses ke pasar, dan kebijakan pemerintah terkait pertanian dan
peternakan.
c. Keberlanjutan dan lingkungan
Pertanian dan peternakan berdampak pada lingkungan, termasuk deforestasi, polusi
air dan tanah, emisi gas rumah kaca, dan penggunaan sumber daya alam. Masalah
keberlanjutan dan perlindungan lingkungan menjadi perhatian dalam upaya menjaga
keseimbangan antara produksi peternakan dan pelestarian lingkungan.
d. Kesehatan hewan
Masalah kesehatan hewan dapat meliputi penyakit menular, infeksi, parasit, dan
gangguan kesehatan lainnya. Upaya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit
hewan merupakan bagian penting dalam manajemen peternakan.

e. Kualitas pakan

Ketersediaan dan kualitas pakan ternak merupakan faktor kunci dalam produktivitas
dan kesehatan hewan. Masalah dapat timbul ketika pakan tidak memenuhi kebutuhan
gizi hewan atau terkontaminasi bahan berbahaya.

3. Penerapan Bioteknologi untuk mengatasi masalah di bidang pertanian :

 Penerapan bioteknologi pertanian pada tanaman juga dapat memudahkan petani


dalam proses budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan
menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu.
Sebagai contoh adalah tanaman berlabel Roundup Ready yang terdiri dari kedelai,
canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung yang tahan terhadap herbisida
Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas berbagai tanaman jenis baru hasil
penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah telah dikembangkan
sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi, jagung, kapas, kentang,
kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary, paprika tahan virus,
dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi, contohnya : Padi Golden
Rice, Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan.
Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun 2001.

Penerapan Bioteknologi untuk mengatsi masalah di Bidang peternakan

 Bioteknologi yang diterapkan dalam bidang peternakan dapat meningkatkan produksi,


termasuk teknologi produksi seperti inseminasi buatan, transfer embrio, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma dan embrio, cloning, dan splitting (Gordon,
1994). Dan rekayasa genetika, seperti peta genom, penyeleksian berbasis marker
(MAS), transgenik, identifikasi gen, konservasi molekuler, serta peningkatan efisiensi
dan kualitas pakan dengan manipulasi mikroba rumen dan bioteknologi yang terkait
dengan bidang veteriner (Niemann dan Kues, 2000).
 Inseminasi Buatan Masyarakat mengenal inseminasi buatan dengan nama 'kawin
suntik'. Ini adalah sebuah teknik yang memungkinkan untuk meletakkan sperma yang
telah dicairkan dan diproses sebelumnya dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan alat dan metode khusus. Upaya untuk
meningkatkan kualitas ternak telah banyak dilakukan pada berbagai hewan ternak,
seperti sapi, kerbau, babi, ayam, kambing, dan domba
 Transfer Embrio. Transfer Embrio (TE) merupakan salah satu teknik memasukkan
embrio ke dalam hewan ternak betina dengan tujuan tertentu. TE bermanfaat dalam
meningkatkan mutu genetik (produktivitas dan populasi ternak), pemuliaan ternak,
menjadi solusi perbaikan kualitas genetik hewan ternak, memudahkan bagi hewan
yang sulit kawin alami serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Aplikasi TE telah
banyak dimanfaatkan di bidang peternakan, di Indonesia sendiri telah dilakukan TE
sejak tahun1995 ketika embrio beku sapi perah disebar ke peternak di Bogor, Lembang
dan Garut dalam program bantuan Bapak Presiden (Banpres). Tahun 1997 pemerintah
melakukan program sapi unggul jenis "Brangus" khususnya Daerah Indonesia Timur
(Lombok, NTB) dengan teknologi transfer embrio (LIPI, 2020). Penelitian terkait TE
dilakukan dengan mengamati oosit sapi bali, maka dihasilkan tingkat kematangan
oosit sapi bali mencapai 91,53%, sedangkan tingkat pembuahan dan pembelahan 68%-
70,03% dan embrio kultur in vitro sapi bali mencapai 32 tahap blastokista sel, hal
tersebut menunjukkan bahwa teknologi TE dapat meningkatkan kualitas genetik sapi
bali.

Anda mungkin juga menyukai