Anda di halaman 1dari 4

Nama : Atika Ghonimatus Solihah

NIM : A1D022137

RESUME MATERI KULIAH DOSEN TAMU MAGISTER AGRONOMI


Bersama Prof. Dr. Rudi Hari Murti, S. P., M.P.

Hortikultura

 Horticulture: hortus (kebun) dan colere (membudidayakan).


 Tanaman hortikultura harus dibudidayakan secara intensif sehingga menghasilkan
kualitas yang baik, hasil produksi dalam keadaan masih hidup (sel masih
melakukan respirasi, perombakan karbohidat dsb), kandungan air tinggi, mudah
rusak (perisible), sumber vitamin mineral bagi konsumen, dan sumber
kesenangan karena keragaman yang unik dan cantik hasil pemuliaan tanaman
(bentuk, warna,).
 Faktor pendukung : Potensi keragaman plasma nutfah sangat besar, iklim dan
jenis lahan di Indonesia sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
 Komoditas hortikultura : kelompok buah-buahan sayur-sayuran bunga atau
tanaman hias dan juga biofarmaka.
 Visi hortikultura 2020 sampai 2024 : mewujudkan hortikultura yang tangguh
berdaya saing dan berkelanjutan.
 Misi hortikultura 2020-2024 : membangun sistem produksi kompetitif dan
berkelanjutan, membangun daya saing produk unggul, membangun kelembagaan
yang modern, tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan petani
hortikultura.
 Level pengamatan pada tataran morfologi tanaman : DNA, mRNA, protein, dan
metabolisme. Hal tersebut berhubungan langsung dengan kualitas tanaman,
ketahanan terhadap cekaman hama dan lingkungan.
 Pemulihan hortikultura memiliki tujuan pemuliaan yaitu hasil produksi tinggi
(pada saat musim komoditas tersebut maupun di luar musim panen komoditas);
memiliki kualitas baik (sesuai dengan selera konsumen); dan ketahanan hama dan
penyakit utama.
 Kepentingan manusia : mendapatkan varietas yang tahan penyakit utama,
hasilnya melimpah dan memiliki bentuk, warna, rasa kepedasan, dan daya simpan
yang baik.
 Cara pengembangan varietas : pencarian atau pengembangan melalui
bioteknologi dan sebagainya. Kemudian dilakukan pengujian varietas melalui
market development, kemudian varietas didaftarkan dan dilaporkan kepada
pemerintah terkait adanya research tersebut. Kemudian pembuatan atau
pemproduksian biji varietas terbaru (diatur kualitas kontrol produksi dan
sebagainya), lanjutkan pemasaran baik domestik maupun ekspor.
 Kebijakan pembangunan hortikultura yaitu meningkatkan produksi dan nilai
tambah produk, menjaga stabilitas pasokan komoditas strategis, meningkatkan
ekspor dan daya saing.
 Perubahan iklim menjadikan ilmuan untuk berpikir lebih keras untuk menciptakan
solusi yang sesuai dengan masalah di sektor pertanian. Cekaman abiotik (suhu,
kekeringan marginal) maupun biotik (varian strain biotaik baru) menjadi salah
satu permasalahan utama yang perlu segera ditangani. Perubahan tersebut
berdampak kepada kerusakan lingkungan atau penurunan kesuburan lahan serta
penurunan produktivitas tanaman. Maka diperlukanlah varietas yang memiliki
tingkat kefisiensian unsur hara yang tinggi, adaptif dan tahan terhadadp cekaman.
 Pewarisan ketahanan virus TYLKCaV pada terung : Perbanyakan serangga vektor
(B. Tabaci) sekaligus pengidentifikasian, disertai dengan identifikasi sumber
inokulum TYLKCaV dan perbanyakan inoculum; dilanjutkan uji ketahanan pada
dan pembentukan materi genetic melalui metode PCR dan analisis data.

 Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemuliaan tanaman yaitu pada saat
pelepasan varietas buah berdasarkan pohon induk tunggal : klon hasil
perbanyakan tidak sesuai dengan karakter induknya, bisa karena klon tersebut
bersifat epigenetik di mana ekspresi gen dipengaruhi oleh pembelahan mitosis
maupun meiosis dan bukan DNA.
 Penelitian dan pengembangan varietas bida dilakukan melalui :
1) Sinergi antar disiplin keilmuan lain yang digabungkan dengan pemuliaan
tanaman.
2) Efisiensi yang diciptakan melalui adanya teknologi.
 Sejumlah 80% hasil produksi didistribusikan kepada penebas/pengepul kemudian
dijual kepada pedagang pengumpul antar wilayah atau kepada pedagang besar
atau grosir secara langsung kemudian didistribusikan kepada pedagang pengecer
lalu sampailah kepada tangan konsumen. Sedangkan pendistribusian sisa
sejumlah 20% tersebut disalurkan kepada pengepak kemudian disalurkan kepada
supermarket dan bisa langsung diterima kepada konsumen.
 Metode pelaksanaan skrining dan pola pewarisan sifat ketahanan bakteri yang
pertama yaitu
a) penyemaian benih tomat 4-15 DAS pindah tanam
b) perawatan hingga siap tanam 21 DAS
c) pindah tanam ke media yang lebih besar (7 DAT)
d) inokulasi inokulum 108 dengan disiram pada akar tanpa membuat buka
e) pengamatan terhadap kelayun dengan cara scoring setiap seminggu satu
kali selama 4 Minggu.
f) dilanjutkan analisis data.
 Dihasilkan tomat dengan bentuk yang tidak mudah hancur serta kaya akan
antioksidan dan berwarna menarik (ungu) sebagai hasil rekayasa genetika
tanaman tomat dengan terong.
 Varietas yang dikatakan tahan terhadap hama belum tentu tahan terhadap seluruh
jenis hama,karen apengujian tersebut hanya menggunakan satu parameter atau
satu jenis hama saja, maka diperlu diadakan penelitian lebih lanjut.
 Produksi tanaman belum mencapai tingkat yang optimal maka perlu prosedur yng
baik dalam pengadaan pertanian serta kematangan perencanaan di dalamnya,
mencakup varietas, kondisi lingkunan dan kultur teknik.

Anda mungkin juga menyukai