Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH ILMU TANAH

PERAN TANAH DALAM PRODUKSI TANAMAN SERTA DAYA


DUKUNGNYA TERHADAP STRUKTUR SOSIAL-EKONOMI DAN
PERLINDUNGAN KEKAYAAN ARKEOLOGI

Pengampu:
Dr. Ir. Ismangil, M.S.

Oleh:
Atika Ghonimatus Solihah
A1D022137

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan tanah memiliki peran yang sangat penting dalam aspek


kehidupan taaman. Tanah dengan kualitas baik dapat membantu tanaman dalam
memproduksi hasil panen dengan baik, sehingga produktivitas pertanian
meningkat. Peran tersebut meliputi pemenuhan sumber nutrisi, penyedia air, dan
penopang akar. Tanah kaya akan unsur hara dan mineral serta bahan organik yang
keberadaannya diperlukan tanaman agar dapat melakukan proses pertumbuhan dan
perkembangan dengan baik. Tanah juga menjadi tempat penyimpanan dan
penyerapan air terutama pada zona perakaran tanaman sehingga tanaman dapat
menggunakan air sesuai kebutuhannya dengan mudah. Selain itu, tanah juga
sebagai media tanam yang memberikan kesempatan untuk akar tanaman tumbuh
dan menopang tubuh tanaman. Maka perlu adanya penjagaan dan pengelolaan tanah
yang bijak sehingga mampu mempertahankan peran-peran tersebut sehingga tetap
utuh.

Selain penting untuk tanaman, tanah juga memiliki peran penting bagi
kehidupan manusia terutama pada struktur sosial-ekonomi. Dalam hal ini, tanah
berkontribusi sebagai fasilitas pertanian berupa penyediakan lahan yang subur dan
produktif sehingga menghasilkan output yang baik dan memadai serta cukup untuk
kebutuhan pangan masyarakat. Dengan hasil panen yang baik, maka akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas serta harga jual produk pertanian sehingga
kesejahteraan petani akan terjamin. Selain itu, kontribusi tanah lainnya yaitu
sebagai lahan berpijak dan tempat dibangunnya pemukiman warga berupa
perumahan serta sebagai tempat pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan
sebagainya.

Tanah tidak hanya menjadi tempat pijakan makhluk hidup di bumi, namun
juga memiliki peran penting sebagai pelindung kekayaan arkeologi. Peran ini dapat
berupa konservasi situs arkeologi di mana situs tersebut terkubur dan terlindungi

1
selama puluhan ribu tahun yang lalu serta terjaga dari degradasi fisik dan erosi tanpa
ada gangguan apapun. Selain itu, konservasi situs arkeologi tersebut membuahkan
hasil berupa temuan-temuan berupa artefak, fosil, dan barang bersejarah lainnya
yang memberikan informasi penting terkait sejarah di masa lampau sehingga
memungkinkan didapatkannya gambaran-gambaran atau prediksi peristiwa-
peristiwa di masa lalu. Dalam upaya konservasi, diperlukan suatu kehati-hatian
sehingga kondisi tanah tetap terlindungi dan keberlanjutan sehingga dapat terjaga
hingga generasi mendatang. Maka dalam tugas terstruktur ini, akan dilakukan
analisis menggunakan metode literatur untuk mengetahui terkait macam-macam
peran yang dimiliki oleh tanah di beberapa aspek penting.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya tugas terstruktur ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui peran tanah dalam produksi tanaman.


2. Mengetahui daya dukung tanah terhadap struktur sosial-ekonomi dan
perlindungan kekayaan arkeologi.

2
II. PEMBAHASAN

A. Peran Tanah Terhadap Produksi Pertanian

Tanah merupakan bahan yang permeabel berupa ruang-ruang yang saling


terhubung dan sinambung yang memungkinkan terjadinya aliran cairan dan/atau air
ketika terjadi perbedaan energi potensial (Elhakim 2016; Rachman et al., 2019).
Tanah memberikan layanan ekosistem seperti produksi tanaman, retensi air dan
sekuestrasi karbon organik tanah. Struktur fisik tanah memiliki peran yang sangat
krusial dalam proses-proses untuk menunjang fungsi tanah (Regelink et al. 2015;
Rachman et al., 2019). Manajemen yang memadai terhadap kandungan air tanah
sangat krusial untuk pertumbuhan dan produksi tanaman (Lawes et al. 2009;
Hosseini et al. 2016). Air tersedia tanah (soil available water) adalah jumlah air
yang dapat dilepas oleh tanah diantara kapasitas lapang dan titik layu permanen.

Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman mempunyai sifat fisik, kimia
dan biologi yang berbeda-beda dan terbatas. Tanah mempunyai peranan yang
penting bagi semua kehidupan di atas bumi, karena tanah mendukung kehidupan
khususnya tumbuhan dan tanaman untuk menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. (Hanafia, 2013; Mukuan dan Luntungan, 2021). Tanah yang
subur mampu memenuhi seluruh kebutuhan tanaman untuk proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman sehingga berkontribusi dalam meningkatkan
produktivitas hasil pertanian. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan unsur
hara, kebutuhan air, aerasi tanah yang baik untuk memasok gas-gas yang
diperlukan, serta tanah yang gembur agar sistem perakaran tanaman dapat mudah
mencapai air tanah.

Menurut Triadiawarman dkk (2022), kemampuan tanah dalam memasok


unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan sangat
penting untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan. Rahmah (2014)
menabmahkan bahwasanya teknik budidaya tanaman pada suatu lahan juga
memengaruhi kondisi kesuburan tanah, baik sifat fisika, kimia maupun biologinya.

3
Unsur kimia tanah yang dipengaruhi meliputi pH, N, P, K, C organik dan KTK.
Unsur hara diperlukan secara terus menerus dan berimbang terutama untuk tanaman
pangan. Kesubuan tanah bersifat site specific dan crop specific, sehingga suatu areal
pertanian memiliki kesuburan tertentu dan cocok untuk budidaya tanaman tertentu
(Handayanto Eko, dkk., 2017; Triadiawarman dkk, 2022). Apabila kebutuhan
tanaman terpenuhi maka tanaman akan dapat melakukan fotosintesis dengan baik
sehingga akan meningkatkan produksi saat panen tiba.

Perakaran tanaman mempunyai kemampuan dalam memperkuat daya


cengkeram terhadap tanah dan juga membantu mengurangi air tanah yang jenuh
oleh air hujan, meningkatkan infiltrasi serta kapasitas memegang air (Sittadewi dan
Tejakusuma, 2020). Akar tanaman dapat mengikat partikel tanah dan menambah
kekasaran permukaan sehingga mengurangi proses perpindahan tanah atau erosi
(Greenway, 1987 dalam Sittadewi dan Tejakusuma, 2020). Maka antara perakaran
tanaman dengan tanah itu sendiri telah terjalin suatu interaksi yang kuat dan saling
menguntungkan oleh karena tanah menyediakan tempat bagi akar untuk dapat
tumbuh padanya serta menyerap segala unsur hara, air, dan mineral yang
dibutuhkan olehnya.

4
B. Daya Dukung Tanah Terhadap Struktur Sosial-Ekonomi dan
Perlindungan Kekayaan Arkeologi

1. Peran Tanah Terhadap Daya Dukung Sosial-Ekonomi

Tanah merupakan bagian terpenting bagi sumber daya manusia, terlebih dari
itu tanah juga menjadi sumber kehidupan bagi manusia, disamping untuk menjadi
tempat tinggal tanah juga dapat di pergunakan untuk mencari pendapatan dari hasil
yang di tanam dari tanah tersebut dalam arti lain dapat di jadikan nilai ekonomis
(Ramadhani, 2021). Pendapat tersebut sejalan dengan Lesmana, dkk. (2020), bahwa
tanah memiliki daya dukung terhadap suatu pengadaan pertanian yang juga
dipengaruhi oleh sumber daya fisik/alam, penduduk, teknologi, serta infrastruktur
sosial ekonomi di suatu wilayah. Pengaruh fisik atau alam yang menonjol biasanya
berupa faktor topografi yang ada pada suatu wilayah. Topografi ini menentukan
jenis tanah yang ada pada lahan tersebut, curah hujan, dan faktor jumlah penduduk
diwilayah tersebut yang tentu akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan
pertanian. Apabila suatu wilayah merupakan wilayah pemukiman padat penduduk
maka akan ada alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke area permukiman, sehingga
lahan pertanian menjadi semakin menyempit. Selain itu, tanah yang baik secara
sifat fisik, kimia, maupun biologinya tentu akan dapat mengfasilitasi pengadaan
pertanian sehingga produktivitas meningkat dan mampu mencukupi kebutuhan
pangan masyarakat.

Selain sebagai lahan pertanian, tanah merupakan tempat untuk tinggal bagi
makhluk hidup terutama manusia. Manusia berkelompok membentuk pemukiman
kemudian melakukan pembangunan rumah dan gedung yang akan ditinggali
semasa hidupnya dan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya serta memiliki
nilai ekonomis. Menurut Iman Sudiyat dalam bukunya, dituliskan bahwa tanah
adalah lapisan lepas permukaan bumi yang paling atas yang dimanfaatkan untuk
menanami tumbuhan tumbuhan. Itu sebabnya kenapa kemudian disebut dengan
tanah garapan, tanah pekarangan, tanah pertanian dan tanah perkebunan.

5
Sedangkan yang digunakan untuk mendirikan bangunan dinamakan tanah
bangunan (Iman Sudiyat,1982; Ramadhani, 2021).

Selain didirikannya bangunan untuk tempat tinggal, tanah juga menjadi


tempat dibangunnya infrastruktur penting seperti jalan raya, stasiun, terminal, dan
lain sebagainya. Fungsinya adalah sebagai sarana dan prasarana untuk
mempermudah kegiatan manusia seperti pendistribusian barang, sarana
transportasi, dan lain-lain. Hal tersebut tentunya berkenaan langsung dengan aspek
sosial dan ekonomi oleh karena mengfasilitasi terjaminnya suatu barang sampai ke
tangan konsumen serta menjamin seseorang sampai pada tempat tujuan dengan
selamat dan tepat pada waktunya.

2. Peran Tanah Sebagai Pelindung Kekayaan Arkeologi

Tanah menjadi pelindung kekayaan arkeologi selama berjuta tahun lamanya


melalui proses sedimentasi batuan. Kekayaan arkeologi yang dimaksud antara lain
berupa artefak, fosil, dan barang bersejarah lainnya sebagai sisa-sisa kehidupan
yang pernah ada di masa lampau. Menurut Rahman dkk. (2020), suatu benda bisa
dikatakan sebagai fosil apabila memenuhi syarat yaitu merupakan sisa organisme,
terawetkan secara alamiah, pada umumnya padat/kompak/keras, mengandung
kadar oksigen dalam jumlah sedikit, dan berumur lebih dari 10.000 tahun. Proses
ini dimulai ketika suatu kerangka organisme terperangkap dalam batuan sedimen.
Batuan sedimen atau batuan beku berasal dari magma yang dingin dan mengeras.
Batuan sedimen terbentuk oleh material material sedimen yang terkompaksi,
mengeras, dan mengalami litifikasi (Sulthoni et al., 2019).

Situs sejarah yang ditemukan akan melalui proses pemugaran untuk


menyelamatkan dan memelihara warisan budaya bangsa (Kusmiati, et, al., 1982a).
Pemugaran biasanya menggunakan metode ekskavasi arkeologi. Adapun tujuan
dari eskavasi adalah mengumpulkan data arkeologi yang awalnya terpendam
dibawah tanah menjadi terkenali dan dapat di identifikasi (Maharoesman, et, al.,
2013 dalam Afnani dkk, 2021). Proses ekskavasi yang dilakukan oleh masyarakat

6
setempat bersama dengan orang-orang yang mempelajari kebudayaan masa lalu
melalui kajian terhadap benda-benda yang ditemukan dari alam (Aji, et al., 2021
dalam Afnani dkk, 2021).

Menurut Nurcahyo (2011) dalam Afnani, dkk. (2021), peninggalan sejarah


berupa situs sejarah harus diamankan dan dijaga temuannya, karena merupakan
kekayaan bangsa yang perlu dijaga sebagai identitas bangsa. Menurut Afnani, dkk.
(2021), upaya masyarakat dalam pelestarian situs sejarah sangat dibutuhkan untuk
menjaga dan melindungi kebudayaan bangsa. Jika situs sejarah tidak dijaga dan
dilestarikan, generasi berikutnya akan lupa dengan kebudayaan bangsa yang kita
miliki seiring dengan perkembangan zaman. Selanjutnya, jika kita tidak menjaga
dan melestarikan situs sejarah, hasil kebudayaan kita bisa-bisa akan dikaji oleh
orang lain, dimiliki oleh orang lain, dan lama-lama akan menghilang. Maka hal ini
dapat menyebabkan identitas dari kebudayaan bangsa Indonesia juga akan hilang.
Situs-situs bersejarah yang ditemukan tersebut dapat dikaji menggunakan ilmu
Paleontologi yang merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang
interaksi kehidupan pada masa lampau (Rahman, et al., 2020). Melalui pengkajian
maka diperoleh informasi terkait temuan tersebut dan mengungkap kejadian di
masa lampau. Hasil dari pengkajian tersebut dapat menjadi sumber edukasi atau
ilmu pengetahuan bagi pelajar pada khususnya dan bagi masyarakat pada
umumnya.

7
KESIMPULAN

Tanah memiliki peran yang sangat penting di segala aspek kehidupan


organisme di muka bumi. Tanah bagi tanaman memiliki peran sebagai penyedia
nutrisi, pemasok air dan penyokong akar tanaman. Selain itu, tanah bagi aspek
sosial-ekonomi memberikan fasilitas berupa lahan yang digunakan untuk tempat
berdirinya bangunan tempat tinggal, lahan untuk pertanian, dan lahan untuk
pendirian infrastruktur yang mempermudah kegiatan manusia. Peran tanah bagi
perlindungan kekayaan arkeologi juga tak kalah penting, yaitu sebagai tempat
penyimpanan benda bersejarah yang mengalami pengawetan oleh alam melalui
pembekuan batu sedimen. Maka dengan pentingnya peran tanah tersebut, perlu
kesadaran untuk senantiasa menjagaan dan mengelola dengan tepat agar tanah
dapat tetap stabil sesuai sifat fisik, kimia maupun biologinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Triadiawarman, D., Aryanto, D., dan Krisbiyantoro, J. 2022. Peran unsur hara
makro terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium cepa
L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 21(1), 27-32.

Mukuan, N. A., Kamagi, Y. E., dan Luntungan, J. N. 2021. Kehilangan Tanah Saat
Panen Pada Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L). In COCOS (Vol.
3, No. 1).

Afnani, W. N., dkk. 2021. Analisis Pelestarian Situs Cagar Budaya Sekaran (Studi
Kasus Situs Sekaran Di Desa Sekarpuro Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu
Sosial dan Humaniora, 10(3), 391-406.

Ramadhani, R. 2021. Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks Hak Guna
Usaha PT. Perkebunan Nusantara II Oleh Para Penggarap. In Seminar
Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1, pp. 860-
867).

Lesmana, A., Firdous, S. N., & Pramesty, R. P. 2020. Analisis Daya Dukung Lahan
Pertanian Kabupaten Kebumen. Prosiding Seminar Nasional dan Call for
Papers BEM Fakultas Geografi UMS I.

Sittadewi, E. H., & Tejakusuma, I. G. 2020. Effect Of Interception,


Evapotranspiration And Root Reinforcement Of Plants On Slope Stability
Efek Intersepsi, Evapotranspirasi Dan Penguatan Akar Tanaman Terhadap
Stabilitas Lereng. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, 15(1).

Rachman, L. M., dkk. 2019. Evaluasi Sifat Fisik Tanah Pengendali Kemampuan
Tanah Memegang Air dan Memasok Air Bagi Tanaman serta Kaitannya
Dengan Manajemen Pertanian pada Lahan Sub Optimal. In Seminar
Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 111-120).

Sultoni, M. I., dkk. 2019. Klasifikasi jenis batuan beku melalui citra berwarna
dengan menggunakan metode local binary pattern dan k-nearest

9
neighbor. TEKTRIKA-Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika, 4(1), 10-15.

Rahman, F. N., dkk. 2020. Analisis Pembentukan Fosil Secara Konvensional.


Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Produksi dan Industri,
Institut Teknologi Sumatera.

10

Anda mungkin juga menyukai