Pendahuluan
Bioteknologi adalah seperangkat teknik yang digunakan untuk
menghasilkan atau memodifikasi, meningkatkan kemapuan dan
mengembangkan system hidup atau organisme atau bagian
organisme meliputi hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang
berguna bagi seluruh kehidupan manusia. Bioteknologi tanaman
adalah seperangkat teknik yang digunakan untuk mengadaptasi
tanaman untuk kebutuhan atau peluang tertentu. Misalnya, satu
tanaman mungkin diperlukan untuk menyediakan makanan yang
berkelanjutan dan nutrisi yang sehat, perlindungan lingkungan, dan
peluang untuk pekerjaan dan pendapatan. Menemukan atau
mengembangkan tanaman yang cocok biasanya merupakan
tantangan yang sangat kompleks.
C. Metabolit sekunder
Tanaman telah digunakan di seluruh dunia untuk pengobatan sejak
zaman kuno. Sifat farmakologis tanaman didasarkan pada
komponen fitokimianya terutama metabolit sekunder yang
merupakan sumber senyawa bioaktif bernilai tambah yang luar
biasa. Metabolit sekunder memiliki komposisi kimia yang kompleks
dan diproduksi sebagai respons terhadap berbagai bentuk stres
untuk melakukan tugas fisiologis yang berbeda pada tanaman.
Metabolit sekunder digunakan dalam industri farmasi, kosmetik,
suplemen makanan, wewangian, rasa, pewarna, dll. Penggunaan
yang lebih lama dari metabolit ini di berbagai sektor industri telah
memprakarsai kebutuhan untuk memfokuskan penelitian pada
peningkatan produksi dengan menggunakan teknik kultur jaringan
tanaman dan mengoptimalkan produksi skala besar mereka
menggunakan bioreaktor. Teknik kultur jaringan yang tidak
bergantung pada kondisi iklim dan geografis akan menghasilkan
produksi metabolit sekunder yang berkelanjutan, ekonomis, dan
layak.
Kultur sel tanaman telah banyak dikembangkan untuk produksi
senyawa bermanfaat seperti alkaloid (Codeine, Vincristine, Quinine,
dll.), Steroid (Diosgenin), senyawa Glikosidik (Digoxin) dan banyak
minyak atsiri lainnya (Jasmine), perasa dan zat pewarna (saffron) .
Tujuan ini dapat dicapai dengan seleksi sel-sel spesifik yang
berpotensi menghasilkan senyawa yang diinginkan dalam jumlah
banyak di media yang sesuai.
D. Variasi genetik
Variabilitas genetik ini disebabkan oleh sel-sel berbagai tingkat ploidi
dan konstitusi genetik dari eksplan awal atau juga dapat
dikembangkan karena kondisi kultur yang berbeda. Ketidakstabilan
kromosom dalam sel yang dikultur berperan penting dalam
poliploidisasi sel dan tanaman yang secara genetik dapat
ditingkatkan. Umumnya tanaman hasil poliploidisasi memiliki
karakter yang lebih baik dibanding tanaman diploid.
E. Hibridisasi somatik
Hibridisasi tanaman adalah proses persilangan antara kedua
tetua yang secara genetik berbeda untuk menghasilkan
hibrida yang seringkali menghasilkan keturunan yang bersifat
poliploid. Hibridisasi somatik adalah proses somatik atau
aseksual dapat dilakukan dengan menggunakan protoplas
(catatan: protoplas adalah sel yang telah dihilangkan dinding
selnya) sel somatik yang terisolasi sehingga dapat dilakukan
hibridisasi dalam lingkup yang lebih luas.