Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENERAPAN KONSEP PEWARISAN SIFAT PADA PEMULIAAN


MAKHLUK HIDUP DI BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Ditulis untuk memenuhi penilaian sumatif mata pelajaran IPA


Unit 3: Pewarisan Sifat

Oleh:
NAMA : _________________________
KELAS : 9.1

SEKOLAH LENTERA HARAPAN PALOPO


KOTA PALOPO
2022
I. LATAR BELAKANG
Allah menciptakan setiap makhluk hidup memiliki sifat yang unik, bervariasi, dan
dapat diamati. Sifat tersebut merupakan warisan atau hereditas yang diturunkan dari orang
tua ke keturunannya. Pewarisan sifat pada makhluk hidup dikendalikan oleh kromosom dan
gen. Keduanya berfungsi sebagai pembawa materi atau informasi genetik (Nusantari, 2015).
Gregor Johann Mendel merupakan seorang peneliti yang pertama kali mempelajari
pewarisan sifat pada makhluk hidup. Berdasarkan penelitian tersebut dikemukakan Hukum
Mendel 1 dan Hukum Mendel 2. Hukum Mendel 1 menjelaskan bahwa setiap gen di dalam
alel akan bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet. Hukum Mendel 2
menjelaskan bahwa pasangan alel dari gen yang berbeda dapat saling berasortasi secara
bebas selama pembentukan sel gamet. Kedua hukum tersebut menjadi konsep dasar ilmu
genetika (Effendi, 2020).
Pemahaman mengenai konsep pewarisan sifat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang genetika saat ini memungkinkan manusia untuk
melakukan berbagai terobosan dalam berbagai bidang. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu contohnya adalah penyiapan bibit
unggul baik pada tumbuhan maupun hewan untuk mengambil kombinasi dari sifat-sifat
unggul dari induk yang disilangkan dengan prinsip pewarisaan sifat (Arumingtyas, 2016).
Upaya tersebut dikenal sebagai pemuliaan makhluk hidup.
Pemuliaan makhluk hidup adalah suatu upaya pemeliharaan yang dilakukan pada
tumbuhan atau hewan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produksi. Individu yang
bersifat unggul akan dipertahankan dan kemudian hasilnya dimanfaatkan sesuai kebutuhan
manusia. Tumbuhan dan hewan yang memiliki sifat unggul memiliki kelebihan-kelebihan
tertentu seperti hasil produksi yang tinggi, cepat dibudidayakan, tahan terhadap penyakit,
mengandung nutrisi yang lebih banyak, dan sebagainya (Arumingtyas, 2016). Adapun
pemuliaan makhluk hidup didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi
adanya perubahan lingkungan (Syukur, Sujiprihati, & Yunianti, 2012). Pemuliaan makhluk
hidup saat ini sudah banyak dikembangkan pada bidang pertanian dan pertenakan. Kedua
bidang tersebut secara khusus menopang kebutuhan produksi bahan pangan yang dihasilkan
dari tumbuhan atau hewan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman rempah, daging,
susu, dan telur.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah “bagaimana penerapan konsep pewarisan sifat pada pemuliaan makhluk
hidup di bidang pertanian dan peternakan?” Melalui rumusan masalah tersebut, tujuan
penulisan makalah ini adalah mengetahui penerapan konsep pewarisan sifat pada pemuliaan
makhluk hidup di bidang pertanian dan peternakan. Metode penelitian dalam penyusunan
makalah ini adalah kajian literatur.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.I. Pemuliaan Tumbuhan di Bidang Pertanian
Pemuliaan tumbuhan adalah suatu upaya mengubah susunan genetik
tumbuhan secara tetap (baka), sehingga memiliki sifat atau penampilan yang sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Pemuliaan tumbuhan juga dapat diartikan sebagai
ilmu dan seni yang mempelajari pertukaran dan perbaikan karakter tanaman yang
diwariskan dari suatu tanaman baru dengan genetik baru. (Nuraida, 2012).
Pemuliaan tumbuhan merupakan ilmu yang mengubah susunan genetik suatu
tanaman agar memperoleh tanaman bersifat unggul. Pemuliaan tumbuhan di awali
dengan mengamati dan meneliti keragaman tanaman-tanaman sejenis.
Pengetahuan tentang ilmu biologi dan pengalaman budidaya tanaman
menjadi peranan penting dalam melakukan pemuliaan tanaman, sehingga pemuliaan
tanaman sering kali dijadikan sebagai seni dan pengetahuan. Pelaku pemuliaan
tumbuhan sering disebut sebagai pemulia tumbuhan, tugas pokok seorang pemulia
tumbuhan adalah merakit kultivar. Benih yang dihasilkan pada dasarnya mempunyai
suatu karakteristik unggul tertentu, yang dijadikan aspek penting untuk produktivitas
dan kesuksesan budidaya tanamannya. Tujuan dari pemuliaan tanaman adalah
meningkatkan produktivitas, kekebalan terhadap hama dan penyakit tumbuhan, serta
toleransi terhadap pengaruh lingkungan (Carsono, 2008).
Pemuliaan tumbuhan dilakukan untuk memperbaiki sifat- sifat tanaman, baik
secara kuantitaf maupun secara kualitatif. Salah satu tujuannya adalah memperbaiki
sifat tanaman untuk membuat tanaman resisten terhadap (Yelli, Ardian, Yasin, &
Afandi, 2021) Selain itu, pemuliaan tanaman juga dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan varietas tanaman yang lebih baik serta dapat digunakan oleh petani
dengan menguntungkan (Simanjuntak, 2013).
Pemuliaan tanaman pada umumnya dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
secara modern atau konvensional. Pemuliaan tanaman secara modern memanfaatkan
teknologi untuk mengutamakan sifat unggul pada gen tumbuhan. Pemulian tanaman
secara modern mencakup bioteknologi, rekayasa genetik, dan genome editing.
Pemuliaan tanaman bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan berbagai
macam cara biologi molekuler dan menggunakan sistem biologi suatu tumbuhan dan
apa saja yang berasal darinya akan di gunakan untuk memodifikasi suatu produk
baru. Bioteknologi dapat dilakukan dengan mutasi dan teknik kultur jaringan. Cara
kedua menggunakan rekayasa genetik atau plantgeneticenginering, yaitu melalui
rekayasa genetika tanaman dengan memanfaatkan bakteri Agrobacterium
tumefaciens sebagai vectornya. Cara yang ketiga adalah genome editing, dengan
memodifikasi gen yang sudah ada di dalam tanaman tersebut.

2
Pemuliaan tanaman konvensional dikenali sebagai hukum mendel yang
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1865. Pada tahun 1916 Sir Ronald Fisher
penjelakan pewarisan kuantitatif berdasar hukum mendel telah memberikan dasar-
dasar teoritik terhadap praktik dan dasar aplikasi pengetahuan dan teknologi dalam
memodifikasi kultivar. Proses pemuliaan tumbuhan adalah dengan mengkoleksi
plasma nutfah atau bahan baku dasar pemuliaan sebagai sumber keragaman, lalu
dilanjutkan mengindentifikasi dan mengkarakterisasi. Tahap berikutnya yaitu
induksi keragaman, melalui persilangan atau dengan transfer gen yang diikuti
dengan proses seleksi. Proses seleksi dilakukan untuk memilih keragaman yang baru
sesuai tujuan pemuliaan tanaman. Selanjutnya dilakukan pengujian dan evaluasi,
untuk menilai keunggulan serta stabilitas dan adaptasi varietas yang baru Setelah di
dapatkan keunggulannya secara pasti, lalu dilakukan proses pemuliaan yaitu
pelepasan, distribusi dan komersialisasi varietas (Carsono, 2008).
Pemuliaan secara konvesional menjadi teknik yang paling banyak dilakukan
dalam inovasi perakitan kultivar unggul baru. Bahan pemuliaan yang penting untuk
perakitan varietas unggul adalah populasi dasar dengan variasi genetik yang tinggi.
Tanaman yang memiliki variasi genetik tinggi akan memberikan respon yang baik
terhadap seleksi, karena variasi genetik yang tinggi akan memberikan peluang yang
besar untuk kombinasi persilangan yang tepat dan gabungan sifat- sifat yang baik.
Pada pemuliaan konvensional varietas yang memiliki karakter seperti yang
diharapkan, akan dirakit dengan cara menyilangkan individu-individu yang memiliki
karakter unggul secara morfologi (fenotip). Tetapi informasi yang diperoleh secara
fenotip seringkali memberikan hasil yang tidak konsisten, karena karakter yang
muncul bukan gambaran informasi secara genetik tetapi sudah dipengaruhi oleh
lingkungan. Sehingga keturunan yang diperoleh dari hasil persilangan ini sering kali
mengalami perubahan karakter ke arah yang tidak diinginkan, terlebih lagi jika
karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh lingkungan (heritabilitas rendah). Oleh
karena itu diperlukan teknik untuk mengidentifikasi dan memverifikasi kemurnian
suatu benih sehingga kualitasnya dapat terjaga. (Nuraida, 2012)

II.II. Pemuliaan Hewan di Bidang Peternakan


Pemuliaan hewan atau ternak merupakan suatu usaha jangka panjang untuk
melestarikan serta meningkatkan produktivitas ternak melalui peningkatan mutu
genetik ternak (Dakhlan, 2019). Pemuliaan hewan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang inseminasi buatan serta pengetahuan
tentang pakan, kesehatan, dan pemeliharaan ternak (Samudewa, 2013). Selain itu,
pemuliaan hewan juga bertujuan untuk menghasilkan suatu filial yang unggul atau
bermutu (Dakhlan, 2019) dan ternak-ternak yang dapat menjadi efisien serta adaptif

3
terhadap masyarakat (Rahmat,2010). Pemuliaan dilakukan dengan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi secara matang dan penuh
persiapan. Program ini kemudian dikembangkan dengan cara melakukan
perkawinan antar hewan ternak dengan faktor genetik yang baik. Adapun di dalam
pemuliaan ternak perlu diperhatikan individu-individu pemulia yang biasanya lebih
tertarik kepada perubahan yang terjadi sifat-sifat populasi (Ciptadi, Aulanni'am,
Budiarto, & Oktanella, 2019).
Tujuan dari pemuliaan hewan adalah meningkatkan mutu atau membantu
produksi tenak. Peningkatan mutu genetik dilakukan secara seleksi dan juga melalui
sistem perkawinan. Bertambahnya mutu genetik juga diartikan dengan
meningkatkan dan menurunkan frekuensi gen (gen-gen), dengan begitu pelaku
pemulia hewan harus dapat mengimbangkan mutu genetik dan perbaikan lingkungan
(Maksur, Lestari, Jan, Rozi, & M., 2018)
Pemuliaan hewan ternak dilakukan dengan cara pengembangbiakan ternak
yang berpotensi memiliki faktor genetik yang tergolong baik. Pemuliaan hewan
ternak didukung oleh dua faktor utama yakni faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik berperan sangat penting di dalam sistem pemuliaan hewan, karena
tanpa faktor genetik yang baik maka tidak akan dihasilkan hasil peranakan yang
berkualitas, begitu pula sebaliknya (Dewi & Wahyuni, 2020). Pemuliaan hewan
dapat dilakukan dengan cara seleksi dan persilangan yang diawali dengan sistem
pencatatan (recording) yang baik. Sistem pencatatan harus dikerjakan dengan baik
agar dapat memberikan informasi tentang performa moyang, tetua, dan generasi
keturunannya dengan baik. Metode seleksi dapat ditempuh jika parameter genetik
performa unggul menunjukkan nilai parameter genetik yang sedang tinggi (0,3-
1,00). Jika parameter menunjukkan nilai yang rendah, maka introduksi ternak hanya
dapat dilakukan untuk meningkatkan keragaman genetik ternak dalam suatu
performa tertentu (Dakhlan, 2019).

4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia telah banyak melakukan pemuliaan tumbuhan dan hewan di bidang
pertanian dan peternakan. Berikut ini merupakan tabel data pemuliaan tumbuhan dan
hewan yang sudah dikembangkan di Indonesia.
Tabel 1. Pemuliaan Tumbuhan

No. Nama bibit unggul Ciri-ciri Manfaat/Kelebihan


1.

2.

Tabel 2. Pemuliaan Hewan

No. Nama bibit unggul Ciri-ciri Manfaat/Kelebihan


1.

2.

5
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Apa tujuan manusia melakukan pemuliaan tumbuhan dan hewan?
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
2. Bagaimana upaya yang dilakukan manusia dalam pemuliaan tumbuhan dan hewan?
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
3. Selain manfaat/keuntungan yang diperoleh dari pemuliaan tumbuhan dan hewan,
apakah ada kerugian yang harus dipikirkan/dipertimbangkan supaya usahan pemuliaan
makhluk hidup tidak mengancam kelestarian ekosistem!
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________

6
7
IV. KESIMPULAN
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

Buatlah kalimat kesimpulan dengan menjawab rumusan masalah pada latar belakang.

8
V. DAFTAR PUSTAKA
Arumingtyas, E. L. (2016). Genetika Mendel: Prinsip dasar pemahaman ilmu genetika.
Malang: UB Press.
Effendi, Y. (2020). Buku ajar genetika dasar. Mungkid: Pustaka Rumah C1nta.
Nusantari, E. (2015). Genetika belajar genetika dengan mudah & komprehensif (dilengkapi
data hasil riset tentang kesulitan memahami konsep genetika dan riset dalam
pembelajaran genetika). Yogyakarta: Deepublish.
Syukur, M., Sujiprihati, S., & Yunianti, R. (2012). Teknik pemuliaan tanaman. Depok:
Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai