Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Oleh

Nama NUR ANISA MANGOSE


E28321037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Non konvensional adalah meliputi kultur jaringan dan rekayasa genetika yang
dimana melalui proses hubridasi (persilangan) penyeleksian calon tetua yang baik
merupakan langkah awal dalam kegiatan hubridisas.pemuliaan tanaman terbagi
menjadi 2 yaitu konvensional dan inkonvensional. Metode konvensional
diantaranya yaitu 1) Teknik persilangan, 2) Teknik introduksi, 3) Manipulasi
genom dan 4) Rekayasa gen. Sedangkan metode inkonvensional mencakup 1)
Kloning gen, 2) Marka molekuler dan 3) Transfer gen.Pemuliaan secara
konvensional biasanya dilakukan dengan cara menyilangkan individu-individu
unggul untuk mendapatkan varietas baru sesuai yang diinginkan. Tanaman yang
dihasilkan diidentifikasi dan di seleksi kemurniannya dilihat secara
karakter/morfologi.11 Des 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara media pembelajaran interaktif non koversional?


1.3 Tujuan dan manfaat

Mendapatkan aksesi padi lokal Bangka yang berpotensi untuk


dijadikan tetua melalui penentuan nilai variabilitas dan heritabilitas
tanaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Peningkatan produktivitas padi dapat dilakukan dengan program


pemuliaan tanaman Pemulian tanaman merupakan cara untuk
menghasilkan tanaman yang lebih baik dari sebelumnya.Syukur et al.
(2012), metode pemuliaan tanaman terbagi menjadi dua yaitu pemuliaan
non konvensional (menggunakan bioteknologi) dan konvensional. Menurut
Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur jaringan
dan rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan
konvensional biasa dilakukan melalui proses hibridisasi(persilangan).
Contohnya : Pemuliaan tanaman adalah kegiatan atau ilmu cabang agronomi dan
genetika terapan untuk memodifikasi genetik tanaman untuk menghasilkan
karakteristik tanaman yang diinginkan (bibit unggul) seperti masa pertumbuhan
pendek (cepat menghasilkan), tahan terhadap hama dan penyakit, mempunyai
tingkat produksi tinggi, ...22 Okt 2018

2.2 Peran Non Konvensional dan konvensional

Peningkatan produktivitas tanaman umumnya merupakan tujuan yang paling


sering dilakukan pemulia dalam merakit suatu kultivar. Hal ini karena peningkatan
produktivitas berpotensi menguntungkan secara ekonomi. Bagi petani,
peningkatan produktivitas diharapkan dapat menkonpensasi biaya produksi yang
telah dikeluarkan. Peningkatan produktivitas (daya hasil per satuan luas)
diharapkan akan dapat meningkatkan produksi secara nasional. Terlebih bahwa
telah terjadinya pelandaian peningkatan produktivitas beberapa komoditas
tanaman, utamanya padi. Pada dekade tahun
1960-1970-an, penggunaan varietas unggul padi dan perbaikan teknik budidaya
telah mampu
meningkatkan produktivitas secara nyata. Daya hasil padi per satuan luas
meningkat dari
2-3 ton/ha menjadi 4-6 ton/ha (Nugraha, 2004). Akan tetapi setelah tahun
1980-an, peningkatan produktivitas menjadi semakin kecil. Oleh karena
itu, kini di Indonesia telah dirilis sekitar 31 kultivar hibrida padi.
Selain kultivar hibrida, beberapa tipe kultivar padi lainnya adalah tipe IRxx (tahan
terhadap hama
wereng), rasa enak (IR64) dan padi tipe baru (new plant type) seperti kultivar
Ciapus dan Gilirang.

BAB III METODOLOGI

2.3 Tujuan non konvensional dan konvesional

A. Sumber energi non konvensional yang termasuk dalam energi baru dan
terbarukan adalah energi angin, energi air, energi panas bumi, energi surya
dan energi biomassa.
B. Pemuliaan secara konvensional biasanya dilakukan dengan cara
menyilangkan individu-individu unggul untuk mendapatkan varietas baru
sesuai yang diinginkan. Tanaman yang dihasilkan diidentifikasi dan di
seleksi kemurniannya dilihat secara karakter/morfologi.11 Des 2019.

BAB V KESIMPULAN

3.3 Kesimpulan

Menurut Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur


jaringan dan rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan
konvensional biasa dilakukan melalui proses hibridisasi (persilangan).
Penyeleksian calon tetua yang baik merupakan langkah awal dalam kegiatan
hibridisasi.sedangkan berbeda dengan konvesional yang di mana, Menurut
Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur jaringan dan
rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan konvensional biasa
dilakukan melalui proses hibridisasi (persilangan). Penyeleksian calon tetua yang
baik merupakan langkah awal dalam kegiatan hibridisasi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Amien, S. dan N., Carsono, 2008.Teknologi Nuklir Guna Merakit
Kultivar
Unggul.http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0304/18/cakrawala/pene
litian01.ht m. [01 Februari 2012]
Anderson, R.L. dan Bancroft, T.A. 1952.Statistical Theory in Research. New
York :
McGraw Hill Book Company, Inc.
Arung, E. T., Kusuma, I. W., Christy, E. O. Shimizu, K. dan
Kondo, R. 2009. Evaluation of Medicinal plants from Central
Kalimantan for antimelanogenesis. J.Nat. Med. 63 (4): 473-480.
Basuki, S. Dan A. Rahman. 1995. Regenerasi dan Pelestarian Plasa Nutfah
Tembakau Yokyakarta. Prosiding Simposium Peripi III. Yokyakarta;
Peripi.
Coronel, R. E. & E.W.M Verheij. 1992. Edible Fruits and Nuts. Plant
Resources of South Easth Asia 2 Pudoc Wagenigen. 237p.
Dewi-Hayati, P.K. 2011.Buku Ajar Analisis Rancangan dalam Pemuliaan
Tanaman.Teaching Grant Program Hibah Kompetensi Berbasis Institusi (PHKI).
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Padang.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sijunjung. 2009. Langsek Manih
Terancam Punah.
Fantastico. 1996. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Fatmawati. 2002. Makalah Bieotika dan Pemanfaatan Keanekaragaman
Plasma Nutfah Tumbuhan. Program Pascasarjana, IPB.
Fauza, H. dan I. Ferita.2005.Variabilitas Fenotifik dan Genetika Tiga Tipe
Tanaman
Gambir Pada Dua Sentra Produksi Sumatera Barat Marka RAPD.Artikel
Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan. Universitas
Andalas.
Padang. 16 hal.
Fauza H, Ferita I, Putri NE,Nelly N, Rusman B. 2015. Studi Awal
Fenotipik Plasma Nutfah Jengkol (Pithecollobium jiringa) di Padang,
Sumatera Barat. Pros Sem Nas Masy BiodivIndon 1 (1): 23-30.
Guzhov,Y. 1989. Genetics and plant breeding for agriculture. Mir
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Non konvensional adalah meliputi kultur jaringan dan rekayasa genetika yang
dimana melalui proses hubridasi (persilangan) penyeleksian calon tetua yang baik
merupakan langkah awal dalam kegiatan hubridisas.pemuliaan tanaman terbagi
menjadi 2 yaitu konvensional dan inkonvensional. Metode konvensional
diantaranya yaitu 1) Teknik persilangan, 2) Teknik introduksi, 3) Manipulasi
genom dan 4) Rekayasa gen. Sedangkan metode inkonvensional mencakup 1)
Kloning gen, 2) Marka molekuler dan 3) Transfer gen.Pemuliaan secara
konvensional biasanya dilakukan dengan cara menyilangkan individu-individu
unggul untuk mendapatkan varietas baru sesuai yang diinginkan. Tanaman yang
dihasilkan diidentifikasi dan di seleksi kemurniannya dilihat secara
karakter/morfologi.11 Des 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara media pembelajaran interaktif non koversional?


1.3 Tujuan dan manfaat

Mendapatkan aksesi padi lokal Bangka yang berpotensi untuk


dijadikan tetua melalui penentuan nilai variabilitas dan heritabilitas
tanaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 metode pemulian non konvesional dan konvesional

Peningkatan produktivitas padi dapat dilakukan dengan program


pemuliaan tanaman Pemulian tanaman merupakan cara untuk
menghasilkan tanaman yang lebih baik dari sebelumnya.Syukur et al.
(2012), metode pemuliaan tanaman terbagi menjadi dua yaitu pemuliaan
non konvensional (menggunakan bioteknologi) dan konvensional. Menurut
Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur jaringan
dan rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan
konvensional biasa dilakukan melalui proses hibridisasi(persilangan).

Contohnya : Pemuliaan tanaman adalah kegiatan atau ilmu cabang agronomi dan
genetika terapan untuk memodifikasi genetik tanaman untuk menghasilkan
karakteristik tanaman yang diinginkan (bibit unggul) seperti masa pertumbuhan
pendek (cepat menghasilkan), tahan terhadap hama dan penyakit, mempunyai
tingkat produksi tinggi, ...22 Okt 2018

2.2 Peranan Non Konvensional dan konvensional

Peningkatan produktivitas tanaman umumnya merupakan tujuan yang paling


sering dilakukan pemulia dalam merakit suatu kultivar. Hal ini karena peningkatan
produktivitas berpotensi menguntungkan secara ekonomi. Bagi petani,
peningkatan produktivitas diharapkan dapat menkonpensasi biaya produksi yang
telah dikeluarkan. Peningkatan produktivitas (daya hasil per satuan luas)
diharapkan akan dapat meningkatkan produksi secara nasional. Terlebih bahwa
telah terjadinya pelandaian peningkatan produktivitas beberapa komoditas
tanaman, utamanya padi. Pada dekade tahun
1960-1970-an, penggunaan varietas unggul padi dan perbaikan teknik budidaya
telah mampu
meningkatkan produktivitas secara nyata. Daya hasil padi per satuan luas
meningkat dari
2-3 ton/ha menjadi 4-6 ton/ha (Nugraha, 2004). Akan tetapi setelah tahun
1980-an, peningkatan produktivitas menjadi semakin kecil. Oleh karena
itu, kini di Indonesia telah dirilis sekitar 31 kultivar hibrida padi.
Selain kultivar hibrida, beberapa tipe kultivar padi lainnya adalah tipe IRxx (tahan
terhadap hama
wereng), rasa enak (IR64) dan padi tipe baru (new plant type) seperti kultivar
Ciapus dan Gilirang.

BAB III METODOLOGI

2.3 Tujuan non konvensional dan konvesional

C. Sumber energi non konvensional yang termasuk dalam energi baru dan
terbarukan adalah energi angin, energi air, energi panas bumi, energi surya
dan energi biomassa.
D. Pemuliaan secara konvensional biasanya dilakukan dengan cara
menyilangkan individu-individu unggul untuk mendapatkan varietas baru
sesuai yang diinginkan. Tanaman yang dihasilkan diidentifikasi dan di
seleksi kemurniannya dilihat secara karakter/morfologi.11 Des 2019.

BAB V KESIMPULAN

3.3 Kesimpulan

Menurut Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur


jaringan dan rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan
konvensional biasa dilakukan melalui proses hibridisasi (persilangan).
Penyeleksian calon tetua yang baik merupakan langkah awal dalam kegiatan
hibridisasi.sedangkan berbeda dengan konvesional yang di mana, Menurut
Kuswandi (2015), pemuliaan non konvensional meliputi kultur jaringan dan
rekayasa genetika. Menurut Syukur et al. (2012), pemuliaan konvensional biasa
dilakukan melalui proses hibridisasi (persilangan). Penyeleksian calon tetua yang
baik merupakan langkah awal dalam kegiatan hibridisasi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Amien, S. dan N., Carsono, 2008.Teknologi Nuklir Guna Merakit
Kultivar
Unggul.http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0304/18/cakrawala/pene
litian01.ht m. [01 Februari 2012]
Anderson, R.L. dan Bancroft, T.A. 1952.Statistical Theory in Research. New
York :
McGraw Hill Book Company, Inc.
Arung, E. T., Kusuma, I. W., Christy, E. O. Shimizu, K. dan
Kondo, R. 2009. Evaluation of Medicinal plants from Central
Kalimantan for antimelanogenesis. J.Nat. Med. 63 (4): 473-480.
Basuki, S. Dan A. Rahman. 1995. Regenerasi dan Pelestarian Plasa Nutfah
Tembakau Yokyakarta. Prosiding Simposium Peripi III. Yokyakarta;
Peripi.
Coronel, R. E. & E.W.M Verheij. 1992. Edible Fruits and Nuts. Plant
Resources of South Easth Asia 2 Pudoc Wagenigen. 237p.
Dewi-Hayati, P.K. 2011.Buku Ajar Analisis Rancangan dalam Pemuliaan
Tanaman.Teaching Grant Program Hibah Kompetensi Berbasis Institusi (PHKI).
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Padang.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sijunjung. 2009. Langsek Manih
Terancam Punah.
Fantastico. 1996. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Fatmawati. 2002. Makalah Bieotika dan Pemanfaatan Keanekaragaman
Plasma Nutfah Tumbuhan. Program Pascasarjana, IPB.
Fauza, H. dan I. Ferita.2005.Variabilitas Fenotifik dan Genetika Tiga Tipe
Tanaman
Gambir Pada Dua Sentra Produksi Sumatera Barat Marka RAPD.Artikel
Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan. Universitas
Andalas.
Padang. 16 hal.
Fauza H, Ferita I, Putri NE,Nelly N, Rusman B. 2015. Studi Awal
Fenotipik Plasma Nutfah Jengkol (Pithecollobium jiringa) di Padang,
Sumatera Barat. Pros Sem Nas Masy BiodivIndon 1 (1): 23-30.
Guzhov,Y. 1989. Genetics and plant breeding for agriculture. Mir

Anda mungkin juga menyukai