Oleh :
PENDAHULUAN
peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Jagung termasuk dalam
jenis tanaman serealia atau biji-bijian yang dapat tumbuh baik pada iklim tropis
berkurang dan lebih banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri pakan
ternak. Sebagian besar produksi jagung nasional digunakan sebagai pakan ternak,
diikuti oleh konsumsi manusia dan kebutuhan industri lainnya serta benih.
protein, dan nutrisi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Pertumbuhan
harga jagung terus meningkat dari tahun ke tahun. Produksi jagung dalam negeri
dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber bahan pakan, pangan, dan industri
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), impor komoditas jagung sepanjang 2023
meroket 363% menjadi 1,24 juta ton. Untuk mengurangi impor jagung diperlukan
Permasalahan Umum:
Permasalahan Khusus:
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu sumber utama energi dalam
pakan, terutama untuk hewan ternak monogastrik. Ini disebabkan oleh tingginya
lainnya. Jagung kaya akan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N), yang sebagian
besar terdiri dari pati. Lemak juga merupakan komponen penting dalam jagung,
dan karena kandungan serat kasarnya rendah, jagung mudah dicerna. Analisis gizi
sebagai berikut: BK 87,27%; abu 1,38%; protein kasar 13,22%; lemak kasar
5,8%; dan serat kasar 2,92% (Laboratorium TIP, 2017). Dalam ransum ayam
dalam kandungan protein, berkisar antara 9-13,5% (Arifin, 2013). Perbedaan ini
(2010), kandungan nutrisi jagung dipengaruhi oleh faktor genetik (varietas), jenis
tanah, ketinggian tempat, pH tanah, serta iklim (curah hujan dan suhu).
Ketinggian tempat memengaruhi pertumbuhan jagung. Dataran rendah
memiliki umur jagung sekitar 3-4 bulan, sementara di dataran tinggi, umurnya
Aoeptah (2002) juga mencatat bahwa kandungan serat kasar rumput cenderung
Meskipun tumbuhan jagung memiliki organ kelamin jantan dan betina pada satu
serbuk sari dari tassel (organ kelamin jantan) ke silk (organ kelamin betina) yang
terdapat di telinga jagung. Oleh karena itu, penyerbukan jagung bisa terjadi antara
bunga jagung yang berada pada tumbuhan yang sama (disebut sebagai
ada mekanisme alami yang mencegah penyerbukan antara bunga pada tumbuhan
peluang besar untuk mendapatkan hasil genetik yang besar pada generasi
pertama. Prinsip dari seleksi adalah nilai genetik rata-rata dari individu yang
terseleksi akan lebih baik jika dibandingkan dengan nilai individu rata-rata dalam
Seleksi terhadap dua sifat atau lebih pada pemuliaan tanaman lazim
dilakukan. Salah satu metodenya adalah independent culling level yakni seleksi
terhadap dua sifat atau lebih pada intensitas tertentu pada sesama generasi
berdasarkan fenotipe dalam suatu populasi kawin acak. Biji diperoleh dari
tanaman yang telah dipilih dan sejumlah biji yang sama dari setiap tetua
sederhana dan mudah dilakukan dibandingkan dengan metode lainnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Poespodarsono (1988) yang menyatakan bahwa
karena keragaman genetik rendah akibat seleksi terus dilakukan secara masa
penanaman.
ditanam pada suatu areal yang cukup luas berdasarkan kenampakan luar
tanaman. Dalam seleksi massa terdapat dua cara untuk pemilihan tanaman, yaitu
seleksi massa positif dan seleksi massa negatif. Pada pemilihan dengan cara
seleksi massa positif hanya dipilih individu-individu tanaman yang sesuai dengan
kriteria tanaman yang menonjol tanaman yang terpilih secara individual dipanen
secara terpisah dan diberi nomor atau kode sebagai bahan pertanaman berikutnya
yaitu dengan grid system untuk mengurangi efek lingkungan (Gardner, 1961).
1984).
3.3. Hibridisasi
digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam
rangka pembentukan variestas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga bertujuan untuk
memperluas keragaman.
bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Hibridisasi adalah salah satu teknik dalam
berbeda dalam satu spesies atau antara spesies yang berbeda untuk menghasilkan
PEMBAHASAN
baru adalah dengan melakukan persilangan dan seleksi berulang. Pendekatan ini
merupakan usaha pemuliaan jangka panjang. Selain itu, strategi juga mencakup
introduksi gen-gen dari luar negeri dan perbaikan populasi jagung. Seleksi untuk
stabilitas hasil dilakukan di berbagai sentra produksi jagung. Salah satu metode
seleksi yang sering digunakan dalam perbaikan populasi jagung adalah seleksi
massa. Seleksi massa ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas populasi secara
yaitu umur panen, berat berangkasan segar, dan daya hasil. Dalam pelaksanaan
seleksi independent culling level dilakukan dengan dua cara didasarkan atas
perbandingan presentase tanaman terpilih ketiga sifat tersebut. Hal ini bertujuan
varietas unggul jagung komposit dengan populasi C2.1 melalui proses hibridisasi
dipersiapkan baik dari varietas unggul maupun populasi C2.1. Setelah itu,
tepungsari dari tanaman C2.1 digunakan untuk menyerbuki putik tanaman pada
hari persilangan saat biji dan kelobot sudah kering, lalu tongkol-tongkol hasil
biji-biji diambil untuk menjadi populasi dasar yang akan digunakan dalam
siklus pertama, dimana tanaman yang panen lebih awal dipilih sebanyak 75%
dalam setiap grid. Dari tanaman tersebut, dipilih 33,33% tanaman dengan
brangkasan segar tertinggi, lalu dari mereka dipilih 20% tanaman dengan tongkol
tanaman dipilih dalam setiap grid yang panen lebih awal, dan seleksi dilakukan
serupa dengan cara pertama, menghasilkan populasi seleksi cara kedua P1.2.
Tujuan dari hibridisasi ini adalah untuk menghasilkan populasi C2.1 yang
memiliki sifat-sifat tertentu, seperti fiksasi gen pengendali umur genjah dan daun
tetap hijau saat panen. Dari varietas unggul, diharapkan daya hasil tinggi dan
jumlah daun yang lebih banyak, untuk meningkatkan hasil dan berat brangkasan
segar.
bunga jantan dan betina tidak bersamaan, lamanya waktu tepung sari cukup lama,
KESIMPULAN
jagung melibatkan persilangan, seleksi massa, dan penggunaan sistem grid untuk
menciptakan varietas unggul baru dengan peningkatan dalam umur panen, berat
.
DAFTAR PUSTAKA
Aoeptah. A. 2002. Fluktuasi ketersediaan dan kualitas gizi padang rumput alam di
Pulau Timor. Jurnal Informasi Penelitian Lahan Kering. Pusat Penelitian
Lahan Kering. Lembaga Penelitian Universitas Nusa Cendana Kupang.
32-37.
Arifin, H. 2013. Evaluasi nutrisi beberapa varietas jagung terhdap kecernaan protein,
retensi nitrogen, dan energi metabolisme pada ayam pedaging. Skripsi.
Faklutas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.
Chaudhary, R. C., 1984. Introduction to Plant Breeding. Oxford and IBH Pub. New
Delhi, Bombay.
Darmayani, S., Hidana, R., Sa’diyah, A., Isrianto, P. L., Hidayati, H., Jumiarni, D., ...
dan Gultom, V. D. N. 2021. Bioteknologi Teori dan Aplikasi. Widina
Media Utama.
Gardner, C. O., 1961. An evaluation of effect of mass selection and seed irradiation
with thermal neutron on yield of corn. Crop Sci. 1(2): 241 – 245.
Jain, J. P., 1982. Statistical Techniques in Quantitative Genetics. Tata Mc. Graw Hills
Pub. Co. Ltd. New Delhi.
Syukur, S. P., Sujiprihati, I. S., dan Rahmi Yunianti, S. P. 2012. Teknik Pemuliaan
Tanaman. Penebar Swadaya Grup.
Sudika, Idris, dan E Listiana. 2018. Pembentukan varietas unggul jagung tahan kering
dengan hasil, berangkasan segar tinggi, umur genjah (Crop agro,
Scientific Journal Of Agronomy, 4(1): 6 – 12.