PENDAHULUAN
Benih
Biji
Umbi
Stek
Okulasi
Cangkokan
Tunas dsb
BATASAN BENIH
Struktural :
Benih sama dengan biji, yakni benih merupakan sel
telur yang dibuahi oleh sperma.
Fungsional :
Benih tidak sama dengan biji, karena benih
berfungsi sebagai bahan pertanaman sehingga benih
harus hidup.
Agronomi :
Benih tidak hanya hidup tetapi harus tanggap
terhadap usaha agronomi dalam mencapai produksi
yang maksimal dan harus bervigor tinggi.
BATASAN BENIH
1. Mutu Genetik
2. Mutu Fisiologis
3. Mutu Fisik
Kesehatan Benih
I.
MUTU GENETIK
KEMURNIAN GENETIK
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
benih dengan tingkat kemurnian genetik yang tinggi adalah:
1. Pengecekan Benih Sumber
Murni secara genetik, mempunyai viabilitas dan vigor
yang tinggi, bersih dan sehat
Benih sumber minimal 1 kelas lebih tinggi dari kelas yang
akan diproduksi
Keputusan Mentan No. 803/1997 ada 4 kelas benih bina:
(a) Benih Penjenis (BS), warna label putih
(b) Benih Dasar (BD), warna label putih
Benih Pokok (BP), warna label ungu
(d) Benih Sebar (BR), warna label biru
KEMURNIAN GENETIK
2. Riwayat Lahan
Menghindari kontaminasi karena tanaman voluntir
Satu areal ditanami satu varietas
3. Isolasi
Memastikan tidak terjadi persilangan liar
Isolasi jarak minimal : 3 m
Isolasi waktu tanam minimal : 30 hari
4. Roguing
Membuang tipe simpang (off type)
Membuang campuran tanaman / varietas lain
Membuang tanaman yg terinfeksi stem borer , tungro
dsb.
Fase Pertumbuhan
Tanaman
Bibit Muda
Tanaman Muda
Warna daun
Sudut daun
Warna pelepah
Warna kaki (pelepah bagian bawah)
Fase Pematang
Warna gabah
Keberadaan bulu pada ujung gabah
Bentuk & Ukuran gabah
Fase Panen
Kerontokan
Bentuk & Ukuran Gabah
KEMURNIAN GENETIK
5. Pemeriksaan Lapangan
Memastikan bahwa pertanaman adalah benar (secara
genetik) dan baik (kondisi pertanaman sehat,
pertumbuhan normal dsb)
Pemeriksaan Lapangan dilakukan 4 kali:
(a) Pemeriksaan Pendahuluan (sebelum pengolahan
tanah sampai sebelum tanam)
(b) Pemeriksaan Lapangan Pertama (30 HST)
(c) Pemeriksaan Lapangan Kedua (30 HSP)
(d) Pemeriksaan Lapangan Ketiga (7 HSP)
Substrat
MUTU FISIOLOGIS
2. Vigor
Konduktivitas listrik
Variabel mutu
FS
SS
ES
13
13
13
99
99
98
0.0
0.1
0.2
0.0
0.1
0.2
80
80
80
Perontokkan
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MUTU BENIH
1. Benih Sumber : murni scr genetik, viabilitas tinggi,
murni secara fisik dan sehat
2. Kontaminasi, 3 sumber kontaminasi :
Benih sumber
Lahan
Perlatan/mesin panen/pengeringan/prosesing
3. Waktu tanam
Berpengaruh terhadap hasil dan kualitas benih
Suhu tinggi
RH tinggi
Deteriorasi pra
panen
Jenis kemasan
Kontaminasi
(%)
Hasil benih
(g/petak)
DB (%)
Indeks vigor
(%)
349
93
3.0
329
93
2.8
321
92
2.8
317
91
2.7
298
91
2.7
10
289
91
2.7
12
257
88
2.6
No.
Cara
1.
Thresher
89
86
80
81
76
Gebot
97
97
95
91
91
Vigor (%)
1
Thresher
91
89
81
81
74
2.
Gebot
95
97
95
91
84
Berat jenis
(g/mL)
< 1,125
Daya
Berkecamba
h
55,0 c
Vigor
(%)
45,0 a
Bobot
100 btr
(g)
1,75 c
>1,125-1,150
82,0 b
79,0 b
2,28 bc
>1,150-1,175
96,5 a
86,0 a
2,48 b
>1,175-1,200
97,5 a
85,5 a
2,64 a
>1,200
99,5 a
88,5 a
2,70 a
Komposit
95,5 a
83,5 ab
2,57 ab
Tidak dipilah
9,7
< 1,125
8,0
9,7
> 1,175
10,8
Tingkat diskolorasi
98,5
1 (< 1%)
98,1
3 (1-5%)
96,8
5 (6-25%)
97,1
7 (26-50%)
95,8
9 (51-100%)
95,0
7.
Kelas
Benih
Produsen
1
Produsen
2
Produsen
3
Ratarata
7,02
5,58
15,50
9,34 B
ES
4,55
5,58
8,04
6,06 A
Rata-rata
5,78 a
5,58 a
11,77 b
91,56
92,96
84,05
89,52 A
ES
92,92
92,99
90,60
92,17 A
Rata-rata
92,24 a
92,98 a
87,33 a
8.
Kelas
Benih
Produsen
1
Produsen
2
Produsen
3
Rata-rata
91,0 B
98,0 A
94,0 A
94,3
ES
61,5 A
97,5 A
96,6 A
85,2
Rata-rata
76,3
97,8
95,3
85,5 B
89,5 A
85,5 A
86,8
ES
54,0 A
92,0 A
77,0 A
74,3
Rata-rata
69,8
90,8
81,3
9.
Kelas
Benih
Prod. 1
Prod. 2
Prod. 3
Ratarata
18,9
17,3
18,0
18,1 A
ES
17,7
15,9
17,5
17,0 A
Rata-rata
18,3 a
16,6 a
17,7 a
7,87
7,68
7,99
7,85 A
ES
7,83
7,56
7,74
7,70 A
Rata-rata
7,82 a
7,62 a
7,86 a