Oleh:
NURUL FITRININGTYAS
A10400019
RINGKASAN
NURUL FITRININGTYAS. Studi uji daya hantar listrik pada benih kedelai
(Glycine max Merr.) dan hubungannya dengan mutu fisiologis benih. (Dibimbing
oleh Prof. Dr. Ir. SATRIYAS ILYAS, MS.)
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Ilmu dan
Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Agustus
sampai Oktober 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
pengaruh beberapa faktor (jumlah benih, volume aquabides, dan kadar air benih)
terhadap daya hantar listrik benih kedelai serta hubungannya dengan mutu
fisiologis benih.
Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan 1 bertujuan
mengetahui pengaruh jumlah benih dan volume aquabides terhadap daya hantar
listrik dan hubungannya dengan mutu fisiologis benih kedelai. Rancangan yang
digunakan pada percobaan 1 adalah Rancangan Acak Lengkap dua faktor. Faktor
pertama adalah perbedaan jumlah benih dengan dua taraf yaitu : (A1) 25 butir dan
(A2) 50 butir. Faktor kedua adalah volume aquabides dengan tiga taraf yaitu: (B1)
50 ml, (B2) 100 ml, dan (B3) 250 ml. Percobaan 2 bertujuan mengetahui pengaruh
kadar air benih dan volume aquabides dalam uji daya hantar listrik dan kaitannya
dengan mutu fisiologis benih kedelai. Percobaan 2 menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah volume aquabides dengan empat
taraf yaitu : (V1) 0 ml, (V2) 50 ml, (V3) 100 ml dan (V4) 250 ml. Faktor kedua
adalah perbedaan kadar air benih dengan lima taraf yaitu: (K1) 8 %, (K2) 10 %,
(K3) 12 %, (K4) 14 %, dan (K5) 16 %.
Tolok ukur yang diamati adalah daya hantar listrik (DHL), daya
berkecambah (DB), bobot kering kecambah normal (BKKN), indeks vigor (IV),
kecepatan tumbuh (KCT) dan laju pertumbuhan kecambah (LPK).
Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa jumlah benih tidak
berpengaruh nyata terhadap daya hantar listrik. Jumlah benih berpengaruh nyata
terhadap DB dan BKKN. Penggunaan 50 butir benih memberikan nilai rata-rata
yang lebih tinggi pada tolok ukur BKKN dan LPK, walaupun nilai DB nyata lebih
tinggi dengan penggunaan 25 butir benih. Volume aquabides berpengaruh sangat
nyata terhadap DHL, DB, KCT, LPK dan berpengaruh nyata terhadap IV. Volume
44
Kata kunci : daya hantar listrik, jumlah benih, kadar air benih, kedelai, viabilitas,
vigor, volume aquabides.
45
RIWAYAT HIDUP
Penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Ngadiluwih I pada tahun 1994,
tahun 1997 lulus dari SLTPN I Ngadiluwih dan tahun 2000 lulus dari SMUN I
Batu. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke IPB melalui jalur
PMDK. Penulis memilih Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi Pemuliaan
Tanaman dan Teknologi Benih sebagai bidang yang ditekuni lebih lanjut.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan pemilik alam semesta. Puji
dan syukur penulis panjatkan atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Skripsi ini berjudul “Studi Uji Daya Hantar Listrik pada Benih Kedelai
dan Hubungannya dengan Mutu Fisiologis Benih” merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Satriyas Ilyas MS. selaku pembimbing skripsi dan
pembimbing akademik yang selalu memberikan masukan, arahan dan
bimbingan sejak usulan penelitian hingga penulisan skripsi.
2. Dr. Ir. Faiza C. Suwarno MS. dan Ir. Abdul Qadir MSt. sebagai dosen
penguji atas masukan dan saran-sarannya untuk perbaikan penulisan
skripsi.
3. Bapak dan Ibu atas kesabaran, doa, dukungan moril dan finansialnya serta
kakak-kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan semangatnya.
4. Bu Yeti dan Bu Elly atas bantuan dan pelayanannya di Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Benih selama penelitian dan penyusunan skripsi.
5. Mas Pramono dan keluarga atas kesabarannya menunggu, memberi
semangat doa dan dukungannya.
6. Keluarga Bapak Umang Achyadi dan teman-teman di kos Casper Family
(Riya, Nita, Ari, Ety, Yani, Ratih, Rahma dan Maryati) atas kebersamaan
dan kekeluargaannya..
7. Ayi, Burhanudin, Om Aryo, atas kesediaannya menemani di rental sampai
malam dan membantu mencari literatur.
8. Teman-teman PMTTB atas kebersamaan dan doanya selama ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhirnya semoga hasil penelitian ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2008
Penulis
47
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................... 4
Hipotesis ................................................................................................. 4
METODOLOGI .................................................................................................. 12
Bahan dan Alat........................................................................................ 12
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 12
Pelaksanaan ............................................................................................. 12
Rancangan Lingkungan........................................................................... 15
Pengamatan ............................................................................................. 15
Analisis Statistik ..................................................................................... 17
Hubungan antara daya hantar listrik benih kedelai dengan tolok ukur
mutu fisiologis benih pada percobaan 1 dan 2 ........................................ 29
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh jumlah benih (A) dan volume
aquabides (B) terhadap daya hantar listrik dan viabilitas
benih kedelai ........................................................................................... 18
9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kadar air benih (C) dan volume
aquabides (D) terhadap daya hantar listrik dan tolok ukur
mutu fisiologis benih kedelai .................................................................. 24
10. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya hantar listrik ................................................................................... 24
11. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya berkecambah .................................................................................. 26
12. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
bobot kering kecambah normal .............................................................. 27
13. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
indeks vigor ............................................................................................ 28
49
14. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
kecepatan tumbuh .................................................................................. 28
15. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
laju pertumbuhan kecambah ................................................................... 29
Lampiran
1. Deskripsi kedelai varietas Burangrang.................................................... 42
8. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya hantar listrik benih .......................................................................... 44
9. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya berkecambah benih ......................................................................... 44
10. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
bobot kering kecambah normal............................................................... 45
50
11. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
indeks vigor............................................................................................. 45
12. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
kecepatan tumbuh ................................................................................... 45
13. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides terhadap
laju pertumbuhan kecambah ................................................................... 45
15. Sidik ragam regresi DHL dan BKKN pada percobaan 1 ........................ 46
17. Sidik ragam regresi DHL dan KCT pada percobaan 1 ............................. 46
18. Sidik ragam regresi DHL dan LPK pada percobaan 1............................ 46
20. Sidik ragam regresi DHL dan BKKN pada percobaan 2 ........................ 47
22. Sidik ragam regresi DHL dan KCT pada percobaan 2 ............................. 47
23. Sidik ragam regresi DHL dan LPK pada percobaan 2............................ 47
51
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Garis regresi antara nilai DHL dengan DB benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 1..................................................................... 31
3. Garis regresi antara nilai DHL dengan BKKN benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 2..................................................................... 33
4. Garis regresi antara nilai DHL dengan KCT benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 2..................................................................... 34
Lampiran
1. Benih kedelai yang direndam dalam aquabides volume
(a) 50 ml, (b) 100 ml dan (c) 250 ml ...................................................... 48
PENDAHULUAN
Latar Belakang
benih adalan indikasi yang banyak digunakan dalam menelaah kemunduran dan
mutu benih kedelai. Dibanding indikasi fisiologis, Woodstock dalam Saenong
(1989) menyatakan bahwa kaidah biokimia lebih tepat digunakan untuk
menunjukkan vigor benih.
Daya hantar listrik (AOSA, 1983) merupakan pengujian benih secara
fisik yang mencerminkan tingkat kebocoran membran sel. Benih bervigor rendah
memiliki integritas membran yang rendah sebagai akibat dari deteriorasi selama
penyimpanan dan adanya luka mekanis (Copeland dan McDonald, 1994). Vigor
benih dapat dideteksi secara dini dari integritas membran sel yang dapat diukur
melalui konduktivitas kebocoran benih. Menurut Saenong (1989), daya hantar
listrik dapat digunakan sebagai indikator vigor benih oleh pengaruh induced
karena didasarkan pada kepekaannya membedakan keragaman antar lot benih.
Viabilitas benih yang diukur dengan peubah DHL akan lebih dini menunjukkan
gejala kemunduran benih. Benih yang memiliki kebocoran elektrolit tinggi
dianggap memiliki vigor rendah, sedangkan yang kebocoran elektrolitnya rendah
adalah benih bervigor tinggi (ISTA, 2005). Tingginya kebocoran selama imbibisi
dihasilkan dari sel terluar dari kotiledon yang mati (Matthews and Powell, 2006).
Selama imbibisi, benih yang memiliki struktur membran rusak akan melepas zat
terlarut dari sitoplasma ke media imbibisi lebih banyak. Zat terlarut dengan sifat
elektrolit membawa muatan listrik yang dapat dideteksi oleh alat pengukur
konduktivitas. Penelitian Taliroso (2008) juga menyebutkan bahwa DHL
memiliki keeratan hubungan yang nyata dengan tolok ukur vigor benih kedelai
yang diamati (IV, KCT, VAA, dan DT) sehingga DHL terbukti dapat digunakan
untuk menentukan status vigor benih. Uji DHL juga dapat digunakan untuk
mendeteksi Daya Tumbuh (DT) dan Daya Simpan (DS) benih kedelai.
Pengujian DHL sangat berpotensi digunakan dalam kegiatan kendali
mutu benih. Akan tetapi beberapa faktor dapat mempengaruhi hasilnya, sehingga
prosedur/langkah-langkah pengujian seharusnya ditetapkan agar memberikan
hasil yang konsisten. Hasil DHL antara lain dapat dipengaruhi oleh varietas (de
Sa, 1999), periode imbibisi (Dias et al., 2006), jumlah benih yang digunakan
(Vanzolini dan Nakagawa, 2005; de Sa, 1999), suhu imbibisi (Vanzolini dan
Nakagawa, 2005) dan kadar air benih (Viera et al., 2002). Kadar air benih dalam
54
pengujian rutin DHL untuk benih kapri diatur dalam kisaran 10-14 % (Matthews
dan Powell, 2006).
Standar pengujian DHL yang direkomendasikan oleh ISTA (2005)
telah dilakukan untuk benih kapri (Pisum sativum). Prosedur pengujian DHL pada
benih kapri distandarkan dengan menggunakan 50 butir benih, volume air bebas
ion sebagai larutan perendam benih sebanyak 250 ml, lama perendaman 24 jam,
suhu ruangan saat imbibisi 20oC ±2oC, dan kadar air benih 10 - 14%. Akan tetapi
hingga saat ini dalam proses pengujian DHL untuk benih kedelai belum memiliki
standar. Jumlah benih, volume air digunakan dalam pengujian DHL benih kedelai
masih beragam. Penelitian Nurmiaty (1993) menggunakan 50 butir benih yang
direndam dalam 100 ml aquades, menunjukkan nilai DHL antara 48.4 - 97.8 μS
cm-1 g-1 pada benih varietas Lokon, Orba dan Galunggung pada berbagai stadia
masak. Penelitian Ismatullah (2003) menggunakan 25 butir benih kedelai dalam
50 ml aquabides, nilai DHLnya naik seiring bertambahnya umur simpan dengan
kisaran nilai sebesar 130.2 - 184.8 mmhos cm-1g-1. Penelitian Marwanto (2003)
mengukur nilai DHL dengan electric conductivity meter (Cole Palmer Instrument,
Chicago, Illinois). Sebanyak 25 butir benih yang telah diketahui beratnya
direndam dalam 25 ml air distilasi selama 24 jam pada suhu kamar. Nilai DHL
yang diperoleh antara 0.253-0.990 mmhos cm-1g-1 pada benih yang mengalami
perlakuan incubator weathering (sewaktu masak fisiologis, polong yang telah
kuning dipanen dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 30oC dan
kelembaban 90 % selama 10 hari, kemudian polong dikupas dan benih dievaluasi
mutunya) dan 0.274 - 0.592 mmhos cm-1g-1 pada benih yang mengalami perlakuan
field weathering (setelah mencapai fase masak panen, polong dibiarkan tetap di
lapangan selama 10 hari, kemudian polong dipanen dan benihnya dievaluasi).
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan prosedur pengujian DHL pada
benih kedelai yang tepat dengan menggunakan variasi jumlah benih, volume air
perendam dan kadar air benih sebelum diuji.
55
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan prosedur pengujian DHL pada benih kedelai yang tepat
dengan menggunakan variasi jumlah benih, volume air perendam dan
kadar air benih sebelum diuji.
2. Mempelajari dan mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
hasil pengujian daya hantar listrik benih kedelai (jumlah benih, volume
aquabides dan kadar air benih) serta kaitannya dengan mutu fisiologis
benih.
3. Mengetahui hubungan antara daya hantar listrik benih kedelai dengan
beberapa tolok ukur mutu fisiologis benih kedelai.
Hipotesa
Hipotesa yang diajukan untuk penelitian ini adalah :
1. Terdapat variasi jumlah benih, volume air perendam benih dan kadar air
benih yang tepat yang dapat digunakan dalam prosedur pengujian DHL
pada benih kedelai.
2. Faktor jumlah benih, volume aquabides dan kadar air benih yang
digunakan dalam uji DHL berpengaruh terhadap hasil pengujian DHL dan
berkaitan dengan mutu fisiologis benih.
3. Terdapat hubungan antara hasil pengukuran DHL benih kedelai dengan
beberapa tolok ukur mutu fisiologis benih.
56
TINJAUAN PUSTAKA
Viabilitas Benih
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang ditunjukkan oleh
fenomena pertumbuhan benih atau gejala fenomena metabolismenya (Sadjad,
1993). Viabilitas benih mencakup viabilitas potensial, vigor kekuatan tumbuh,
vigor daya simpan, viabilitas dorman, dan viabilitas total (Sadjad, Murniati dan
Ilyas, 1999). Viabilitas benih pada prinsipnya adalah suatu sifat (karakteristik)
benih yang merupakan perwujudan secara integral dari berbagai kondisi
komponen-komponen penyusun benih sehingga nilai viabilitas ini sulit ditentukan
secara langsung (Qadir, 1994).
Viabilitas potensial diartikan sebagai kemampuan benih tumbuh
menjadi tanaman normal berproduksi normal pada kondisi optimum. Daya
berkecambah merupakan tolok ukur viabilitas potensial. Sadjad (1993)
mendefinisikan daya berkecambah sebagai viabilitas absolut yang mensimulasi
viabilitas potensial.
Vigor kekuatan tumbuh (VKT) merupakan vigor benih pada periode III
(periode kritikal) dimana benih mampu tumbuh di lapang untuk menjadi tanaman
normal berproduksi normal pada kondisi suboptimum atau mampu berproduksi di
atas normal pada kondisi optimum (Sadjad, 1993). Vigor kekuatan tumbuh dapat
dinyatakan dalam tiga tolok ukur yaitu kecepatan tumbuh (KCT), keserempakan
tumbuh (KST) dan vigor spesifik (VKT spesifik) (Sadjad et al., 1999).
Vigor daya simpan (VDS) merupakan parameter vigor benih yang
ditunjukkan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam kondisi
suboptimum. Viabilitas dorman (VD) merupakan parameter vigor benih dalam
keadaan benih mengalami dormansi. Viabilitas total (VT) adalah viabilitas yang
menunjukkan gejala hidup baik langsung oleh fenomena pertumbuhan atau gejala
metabolismenya (Sadjad et al., 1999)
Pengujian viabilitas benih bertujuan untuk mengetahui kemampuan
benih tumbuh di lapang sebelum tanam dan untuk membandingkan mutu benih
dari dua lot benih yang berbeda. McDonald (1998) mengemukakan bahwa
57
pengujian mutu benih harus meliputi kesatuan komponen yaitu uji kemurnian
secara mekanik dan genetik, uji perkecambahan dan vigor benih serta uji
kesehatan benih.
Menurut Sadjad (1993) benih bervigor tinggi tidak menunjukkan
perbedaan pertumbuhan di lapang dan daya berkecambah di laboratorium, serta
benih tersebut mampu bersaing baik dengan jenis tanaman yang sama atau
tanaman lain. Benih bervigor tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) tahan
disimpan lama, (2) tahan serangan hama dan penyakit, (3) cepat dan merata
pertumbuhannya, (4) mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi baik dalam keadaan lingkungan yang suboptimum.
Kadar air benih merupakan komponen mutu benih secara fisik dan
fisiologis. Kadar air benih merupakan elemen penting bagi benih untuk
mempertahankan viabilitasnya dan sangat berkaitan dengan daya simpan benih.
Kadar air benih mempengaruhi viabilitas benih baik secara langsung atau tidak
langsung. Menurut Barton dalam Justice dan Bass (2002) kadar air benih
merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Benih akan
dapat mempertahankan viabilitas maksimumnya apabila kadar airnya diturunkan
terlebih dahulu sebelum disimpan. Viabilitas benih yang disimpan dengan kadar
air yang tinggi akan cepat sekali mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan
karena benih bersifat higroskopis sehingga benih mudah menyerap atau
mengeluarkan zat cair dari lingkungan sekitarnya dan proses ini berlangsung terus
menerus sampai kandungan airnya setimbang dengan udara di sekitarnya.
Pengujian pengaruh kadar air untuk daya hantar listrik ini menjadi
penting dengan memperhatikan bahwa umumnya benih kedelai dipanen pada
kisaran kadar air benih 16% dan disimpan pada kisaran kadar air yang lebih
rendah. Semakin rendah kadar air benih umumnya tingkat kebocoran akan
semakin besar. Penelitian Suzanna (1999) menyebutkan pada kadar air 10 - 12%
benih karet memiliki nilai DHL 45.44 - 85.62 µmhos cm-1 g-1, sedangkan pada
kadar air 14 - 16% nilai DHL nya 19.59 µmhos cm-1 g-1. Menurut penelitian Hasid
(1999), pada benih kakao semakin lamanya waktu penurunan kadar air pada suhu
kamar menyebabkan kadar air benih semakin rendah dan nilai DHL yang terukur
semakin tinggi. Benih kakao berkadar air 35.10%, 24.28%, dan 13.99% memiliki
nilai DHL berturut-turut sebesar 2.42, 10.92, dan 24.00 µmhos cm-1 g-1. Tetapi
penelitian Ismattullah (2003) menunjukkan bahwa pada benih kedelai semakin
tinggi kadar air benih yang digunakan dalam uji DHl maka nilai DHL yang
terukur semakin tinggi. Hasil penelitian Ismattullah (2003) ini menyebutkan
bahwa benih kedelai yang telah disimpan selama 7 MPV (momen periode
viabilitas) atau sama dengan 7 bulan masa penyimpanan, pada kondisi
penyimpanan kamar (RH 80-90%, T 27-31oC, kemasan plastik) dengan kadar air
9.37% dan DB 41.3% nilai DHLnya lebih tinggi (184.8 µmhos/cm-1 g-1)
dibandingkan benih yang belum disimpan dengan KA 6.50% dan DB 80.0%
(DHL=130.1 µmhos/cm-1 g-1).
63
METODOLOGI
Pelaksanaan
Benih kedelai varietas Burangrang yang dipergunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Cimanggu Bogor. Benih kedelai merupakan hasil panenan pada akhir
tahun 2005 dari tanaman kedelai yang ditanam di daerah Muara Kampung
Cibeureum, Bogor. Benih disimpan dalam chiller bersuhu 10oC dan RH di bawah
50%. Sebelum digunakan dalam percobaan dipilih benih yang kondisi kulit
permukaannya mulus, tidak retak-retak dan tidak berbercak-bercak coklat.
Penelitian ini terdiri atas dua tahap percobaan.
Percobaan 2. Pengaruh kadar air benih dan volume aquabides dalam uji
daya hantar listrik dan kaitannya dengan mutu fisiologis benih kedelai
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar air benih dan
volume aquabides dalam uji daya hantar listrik dan mutu fisiologis benih. Kadar
air benih yang digunakan dalam percobaan ini adalah 8, 10, 12, 14, dan 16 %.
Perlakuan ini diujikan karena berdasarkan standar ISTA (2005), kadar air benih
yang digunakan dalam uji daya hantar listrik benih Pisum sativum antara 10-14%.
Volume aquabides yang digunakan adalah 50 ml, 100 ml, dan 250 ml.
Benih kedelai yang telah diketahui nilai KA awalnya digunakan sebagai
bahan percobaan ini. Apabila KA awal benih di bawah 8 % maka KA benih
65
Rancangan lingkungan
Model rancangan lingkungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Yijk = M + Ui + Aj + Bk + (AB)jk + Eijk
Yijk = nilai tengah pengamatan dari ulangan ke i, faktor pertama ke-j dan
faktor kedua ke-k
M = nilai tengah umum
Ui = pengaruh ulangan ke-i
Aj = pengaruh faktor pertama ke-j
BkB = pengaruh faktor kedua ke-k
(AB)jk = pengaruh interaksi faktor pertama ke-j dan faktor kedua ke-k
Eijk = pengaruh galat percobaan ulangan ke-i, faktor pertama ke-j dan faktor
kedua ke-k
Pengamatan
1). Daya berkecambah (%)
Pengukuran daya berkecambah (DB) dihitung berdasarkan persentase jumlah
kecambah normal pada hitungan pertama (5 HST) dan kedua (8 HST)
dibandingkan jumlah total benih yang ditanam. Daya berkecambah dihitung
dengan rumus :
DB (% ) =
∑ KN1 + ∑ KN 2 × 100%
∑ total benih di tan am
KCT %( etmal
)= WN + WN
1 2
+ ..... +
Na
Wa
1 2
Dimana :
Wa : waktu yang dibutuhkan untuk pengujian sampai selesai
N1,2 ...a : bertambahnya persentase kecambah normal pada waktu W1,2...a
W1,2...a : jumlah waktu dari saat tanam sampai dengan saat pengamatan ke 1,2...a
Analisis Statistik
Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati
dilakukan pengolahan data statistik dengan analisis ragam uji F pada selang
kepercayaan 5%. Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
dilakukan jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap variabel tolok ukur
pengamatan. Uji korelasi Pearson dan analisis regresi linier dilakukan untuk
melihat hubungan antara dua peubah.
69
Nilai tengah pengaruh faktor tunggal jumlah benih dan volume aqua
bides terhadap DHL, DB, IV, dan KCT benih kedelai dapat dilihat pada Tabel 2 -
5.
Tabel 2. Pengaruh jumlah benih dan volume aquabides terhadap daya hantar
listrik
Jumlah benih Volume aquabides (ml) Rata rata
(butir) 50 100 250
--DHL 1(µmhos cm-1 g-1)--
25 2.068 1.694 1.302 1.688A
50 2.042 1.683 1.280 1.668A
Rata-rata 2.055a 1.689b 1.291c
1
Keterangan : data DHL transformasi log (x), angka yang diikuti huruf besar yang sama
pada kolom yang sama atau huruf kecil pada yang sama pada baris yang
sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata dengan uji DMRT taraf α =
5%
Tabel 4. Pengaruh jumlah benih dan volume aquabides terhadap indeks vigor
Jumlah benih Volume aquabides (ml) Rata rata
(butir) 50 100 250
--IV (%)--
25 43.5 53.0 48.0 48.2A
50 51.5 58.0 37.0 48.8A
Rata-rata 47.5ab 55.5a 42.5b
Keterangan : angka yang diikuti huruf besar yang sama pada kolom yang sama atau
huruf kecil pada yang sama pada baris yang sama menunjukkan nilai tidak
berbeda nyata dengan uji DMRT taraf α = 5%
71
mendapatkan hasil bahwa perbandingan jumlah benih dan volume aquabides yang
digunakan dalam pengujian DHL berkorelasi positif dengan nilai daya hantar
listriknya.
Tolok ukur daya berkecambah dipengaruhi oleh faktor tunggal jumlah
benih dan faktor tunggal volume aquabides, tetapi tidak dipengaruhi oleh interaksi
kedua faktor tersebut. Daya berkecambah nyata lebih tinggi pada jumlah benih 25
butir dibandingkan 50 butir benih. Pengamatan pengaruh volume aquabides
menunjukkan nilai DB dengan penggunaan 250 ml aquabides nyata lebih tinggi
dibandingkan penggunaan 50 dan 100 ml aquabides (Tabel 3). Hasil penelitian
Hsu et al. (2000) membuktikan adanya hubungan antara persentase
perkecambahan dan daya hantar listrik pada benih sudan grass.
Nilai indeks vigor dan kecepatan tumbuh dalam percobaan ini hanya
dipengaruhi volume aquabides sebagai faktor tunggal (Tabel 4 dan 5). Indeks
vigor pada benih yang mendapat perlakuan perendaman (untuk uji DHL) dalam
aquabides sebanyak 50 ml, 100 ml, dan 250 ml masing-masing adalah 47.5%,
55.5%, dan 42.5%. penggunaan 100 ml aquabides memberikan nilai IV nyata
lebih tinggi dibanding volume 250 ml, tapi tidak berbeda nyata dengan volume 50
ml. Kecepatan tumbuh pada benih yang mendapat perlakuan perendaman (untuk
uji DHL) dalam aquabides sebanyak 50 ml, 100 ml, dan 250 ml masing-masing
adalah 23.24, 23.76, dan 21.04 %/etmal (Tabel 5). Pada volume 50 ml, nilai KCT
benih tidak berbeda nyata dengan nilai KCT pada perendaman 100 ml dan
perendaman dengan aquabides 250 ml memberikan nilai KCT nyata lebih rendah
dibanding dua volume yang lain.
Tabel 6. Pengaruh interaksi jumlah benih dan volume aquabides terhadap bobot
kering kecambah normal2 (g)
Jumlah benih Volume aquabides (ml)
(butir) 50 (V1) 100 (V2) 250 (V3)
25 1.069 aA 0.985 abA 0.905 bA
(0.943) (1.018) (1.108)
50 0.476 aB 0.494 abB 0.571 bB
(2.108) (2.035) (1.76)
2
Keterangan : data BKKN transformasi (1/x), angka dalam kurung adalah data asli
sebelum ditransformasi, angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada
baris yang sama dan huruf besar yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan nilai tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf α =
5%
73
Tabel 7. Pengaruh interaksi jumlah benih dan volume aquabides terhadap laju
pertumbuhan kecambah (mg/KN)
Jumlah benih Volume aquabides (ml)
(butir) 50 100 250
25 47.069 abB 50.943 aB 50.925 aA
50 53.678 aA 53.546 aA 42.460 bB
Keterangan : lihat detil tabel 6.
paling tinggi dibanding volume 100 ml dan 250 ml. Volume aquabides 100 ml
memberikan hasil yang terbaik pada tolok ukur IV (55.5 %) dan KCT (23.8
%/etmal) dibanding volume 50 ml dan 250 ml.
Tabel 8. Kondisi benih setelah mengalami perlakuan kadar air (dinaikkan atau
diturunkan)
Kadar air Kekeringan Kekeriputan Keretakan
8% + - -
10 % + + +
12 % + ++ ++
14 % + ++ +++
16 % + +++ +++
Keterangan : - : tidak ada; + : sedikit; ++ : agak banyak; +++ : banyak
peristiwa dehidrasi, sebagian air yang ada di dalam benih menguap/keluar dari
benih sehingga benih mengkerut. Hal ini yang menyebabkan munculnya keriput
dan retakan pada permukaan benih.
Tabel 9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kadar air benih (C) dan volume
aquabides (D) terhadap daya hantar listrik dan mutu fisiologis benih
kedelai
Tolok ukur C D CxD
1. DHL ** ** **
2. DB ** ** **
3. BKKN ** ** **
4. IV ** ** **
5. KCT ** ** **
6. LPK ** ** **
Keterangan: ** berpengaruh sangat nyata pada taraf α =1%
Tabel 10. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya hantar listrik benih
Kadar air Volume aquabides
50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
3
---- DHL (μmhos/cm g)----
8 % (K1) 2.099 aA 1.784 bA 1.324cA
(125.489) (60.291) (20.602)
10 % (K2) 2.117 aA 1.794 bA 1.329 cA
(130.313) (61.744) (20.843)
12 % (K3) 1.987 aC 1.541 bC 1.201 cC
(96.580) (34.248) (15.396)
14 % (K4) 2.052 aB 1.726 bB 1.272 cB
(112.267) (52.770) (18.192)
16% (K5) 1.989 aC 1.559 bC 1.206 cC
(97.165) (35.760) (15.563)
Keterangan: 3 data DHL transformasi log (x), angka dalam kurung adalah data asli sebelum
ditransformasi,angka dalam kurung adalah data asli sebelum ditransformasi, angka
yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata dengan uji
DMRT pada taraf α = 5%.
76
benih kakao semakin lamanya waktu penurunan kadar air pada suhu kamar
menyebabkan kadar air benih semakin rendah dan nilai DHL yang terukur
semakin tinggi. Benih kakao berkadar air 35.10%, 24.28%, dan 13.99% memiliki
nilai DHL berturut-turut sebesar 2.42, 10.92, dan 24.00 µmhos cm-1 g-1. Penelitian
Ismattullah (2003) menunjukkan bahwa benih kedelai yang telah disimpan selama
7 MPV (momen periode viabilitas) atau sama dengan 7 bulan masa penyimpanan,
pada kondisi penyimpanan kamar (RH 80-90%, T 27-31oC, kemasan plastik)
dengan kadar air 9.37% dan DB 41.3% nilai DHLnya lebih tinggi (184.8
µmhos/cm-1 g-1) dibandingkan benih yang belum disimpan dengan KA 6.50% dan
DB 80.0% (DHL=130.1 µmhos/cm-1 g-1).
Benih kedelai yang telah mendapat perlakuan perendaman rata-rata
mengalami penurunan daya berkecambah (DB) dibandingkan benih yang tidak
direndam. Benih yang tidak mendapat perlakuan DHL (volume 0 ml) memiliki
DB di atas 90 % (Tabel 11). Perlakuan perendaman mengakibatkan penurunan
daya berkecambah benih. Daya berkecambah nyata lebih tinggi diamati pada
benih berkadar air 12% dengan volume aquabides 100 ml dan KA 16% dengan
volume aquabides 50 dan 100 ml. Hasil penelitian Suzanna (1999) pada benih
rekalsitran karet (Hevea brassiliensis) menunjukkan penurunan kadar air benih
nyata menurunkan DB, KCT, LPK dan meningkatkan DHL.
Tabel 11. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
daya berkecambah
Kadar air Volume aquabides
0 ml (V1) 50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
---- DB4 (%)----
8 % (K1) 9.721 aA 8.366 dBC 8.455 cdBC 8.859 bC
(94.5) (70.0) (71.5) (78.5)
10 % (K2) 9.564 aA 7.679 cD 7.647 cD 8.716 bCD
(91.5) (59.0) (58.8) (76.0)
12 % (K3) 9.600 aA 9.327 bA 9.380 bA 9.273 bcAB
(92.0) (87.0) (88.0) (86.0)
14 % (K4) 9.669 aA 8.495 cB 8.631 bcB 8.886 bC
(93.5) (72.5) (74.5) (79.0)
16 % (K5) 9.694 aA 9.298 bA 8.659 cB 9.407 bA
(94.0) (86.5) (75.0) (88.5)
Keterangan: 4 data DB transformasi (√x), angka dalam kurung adalah data asli sebelum ditransformasi, angka
dalam kurung adalah data asli sebelum ditransformasi, angka yang diikuti huruf kecil yang
sama pada baris yang sama dan huruf besar yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
nilai tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf α = 0.05.
78
Tabel 12. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
bobot kering kecambah normal
Kadar air Volume aquabides
0 ml (V1) 50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
---- BKKN (g) ----
Tabel 13. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
indeks vigor
Kadar air Volume aquabides
0 ml (V1) 50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
---- IV (%) ----
8 % (K1) 19.5 aBC 13.5 bcC 11.5 cC 19.5 aA
10 % (K2) 23.0 aA 13.5 bcC 13.0 bcBC 15.0 bD
12 % (K3) 19.0 abBC 21.0 aA 14.5 dB 17.0 cC
14 % (K4) 18.5 aBC 13.0 cC 13.5 bBC 19.5 aA
16 % (K5) 20.5 aAB 18.5 bAB 18.5 bA 18.0 bcB
Keterangan : Lihat detil Tabel 11.
Tabel 14. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap
kecepatan tumbuh
Kadar air Volume aquabides (ml)
0 ml (V1) 50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
---- KCT (%/etmal) ----
8 % (K1) 16.8 aA 12.5 cC 12.5 cC 14.1 bB
10 % (K2) 16.1 aAB 10.7 cD 10.4 cD 13.4 bBC
12 % (K3) 16.2 aAB 15.3 bcA 15.8 abA 15.4 bcA
14 % (K4) 16.1 aAB 13.6 bcB 13.1 cdBC 14.1 bB
16 % (K5) 16.9 aA 15.4 bA 13.4 cBC 15.3 bA
Keterangan : Lihat detil Tabel 11.
80
Tabel 15. Pengaruh interaksi kadar air benih dan volume aquabides terhadap laju
pertumbuhan kecambah
Kadar air Volume aquabides (ml)
0 ml (V1) 50 ml (V2) 100 ml (V3) 250 ml (V4)
---- LPK (mg /KN) ----
8 % (K1) 51.494 aD 50.287 abBC 40.000 dD 43.211 cdDE
10 % (K2) 56.569 aBC 50.869 bB 45.103 cC 42.456 cdE
12 % (K3) 66.070 aA 54.783 dA 60.513 bA 49.259 cBC
14 % (K4) 59.178 aB 47.690 cdCD 45.817 deC 51.354 bAB
16 % (K5) 59.106 aB 50.954 bcB 53.034 bB 53.340 bA
Keterangan : lihat detil Tabel 11.
Hubungan antara daya hantar listrik benih kedelai dengan tolok ukur mutu
fisiologis benih pada percobaan 1 dan 2
Untuk mengetahui hubungan antara DHL dengan mutu fisiologis benih
setelah direndam pada masing-masing percobaan dengan faktor uji yang berbeda
dilakukan analisis korelasi dan regresi. Berdasarkan analisis korelasi dan regresi
pada benih kedelai menunjukkan adanya hubungan antara DHL dengan beberapa
tolok ukur mutu fisiologis benih. Hubungan antara daya hantar listrik benih
kedelai dengan tolok ukur mutu fisiologis benih (DB, BKKN, IV, KCT dan LPK)
setelah direndam pada percobaan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 16 dan 17.
81
Tabel 16. Koefisien korelasi, nilai P, koefisien determinasi, dan koefisien regresi
antara DHL dan tolok ukur mutu fisiologis benih lainnya pada
percobaan 1 dengan faktor uji jumlah benih dan volume aquabides
Tolok Ukur DHL
r P R2 β
DB - 0.533 ** 0.007 25.1% - 7.445
BKKN 0.091 tn 0.671 0.0%
IV 0.189 tn 0.376 0.0%
*
KCT 0.421 0.041 14.0% + 2.667
tn
LPK 0.313 0.136 5.7%
Keterangan : r =koefisien korelasi, P =nilai P, R2 =koefisien determinasi, β =koefisien
regresi, ** =sangat nyata pada α 1%, * =nyata pada α 5%, tn =tidak nyata
pada α 5%.
semakin erat hubungan antara kedua peubah. Nilai r yang mendekati nol
menggambarkan hubungan kedua peubah tidak erat atau bahkan tidak ada
hubungan. Nilai koefisien korelasi tertinggi adalah 0.533, yaitu korelasi antara
DHL dengan DB. Koefisien korelasi antara DHL dan DB menunjukkan nilai
sebesar 0.533, artinya tingkat hubungan yang terbentuk antara kedua peubah erat.
Koefisien korelasi antara DHL dan KCT sebesar 0.431, artinya meskipun terdapat
hubungan antara kedua peubah tetapi tingkat hubungan yang terbentuk tidak erat.
Hubungan antara nilai konduktivitas (daya hantar listrik) benih dengan
tolok ukur vigor lainnya telah ditunjukkan pada berbagai jenis benih. Penelitian
Gaspar dan Nakagawa (2002) menunjukkan perbedaan perbandingan jumlah
benih dan volume aquabides yang digunakan dalam pengujian DHL berkorelasi
negatif dengan DB. Hasil penelitian Derbolo (1993) juga menunjukkan adanya
korelasi positif antara DHL pada benih kedelai varietas Wilis dengan asam lemak
bebas, vigor bibit setelah didera dan kontaminasi cendawan serta korelasi negatif
dengan peubah KA, DB, daya tumbuh di lapang. Hasil penelitian Taliroso (2008)
juga menunjukkan adanya korelasi negatif antara peubah DB, IV, KCT, VAA dan
DT dengan DHL pada benih kedelai varietas Panderman, Burangrang, Baluran,
Sinabung, Wilis dan Kaba.
90
85
y = 93.24 - 7.445 x
DB (%)
80
75
70
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1
DHL ( mhos / cm/ g) *
Keterangan : R : 25.1% ; r= - 0.533; * data trans form as i log (x)
Gambar 1. Garis regresi antara nilai DHL dan DB benih kedelai setelah direndam
pada percobaan 1
83
Tabel 17. Koefisien korelasi, nilai P, koefisien determinasi, dan koefisien regresi
antara DHL dan tolok ukur mutu fisiologis benih lainnya pada
percobaan 2 dengan faktor uji kadar air benih dan volume aquabides
Tolok Ukur DHL
r P R2 β
DB - 0.438 ** 0.000 17.8% 0.74
BKKN - 0.359 ** 0.005 11.4% 0.54
IV - 0.139 tn 0.289 0.2% 1.77
KCT - 0.421 ** 0.001 16.0% 2.13
LPK 0.039 tn 0.769 0.0% 0.68
Keterangan : r =koefisien korelasi, P =nilai P, R2 =koefisien determinasi, β =koefisien
regresi, **=sangat nyata pada α 1%, tn=tidak nyata pada α 5%.
Berdasarkan nilai P, DHL pada percobaan 2 dengan faktor uji kadar air
benih dan volume aquabides berkorelasi sangat nyata dengan tolok ukur DB,
BKKN, dan KCT (Tabel 17). Daya hantar listrik pada percobaan ini tidak
mempunyai korelasi dengan IV dan LPK.
Peubah DB, BKKN dan KCT memiliki korelasi negatif dengan DHL.
Korelasi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai DHL maka nilai
DB, BKKN maupun KCT akan semakin rendah. Nilai koefisien yang mendekati 1
atau -1 menunjukkan hubungan yang semakin erat antara kedua peubah (Mattjik
dan Sumertajaya, 2002). Nilai koefisien korelasi antara DHL dengan DB, BKKN
dan KCT masing-masing sebesar - 0.438, - 0.359 dan - 0.418. Nilai koefisien
korelasi yang rendah ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua peubah
84
tidak erat. Garis regresi (Gambar 2 sampai 4) menunjukkan semakin tinggi nilai
DHL maka nilai DB, BKKN maupun KCT benih kedelai setelah direndam semakin
rendah.
9 .5
9 .0
y = 9 .9 8 7 - 0 .7 4 4 3 x
DB (%) **
8 .5
8 .0
7 .5
Gambar 2. Garis regresi antara nilai DHL dengan DB benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 2
3.0
2.5
BKKN (g)
1.5
1.0
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1
DHL ( mhos/ cm/ g) *
Keterangan: R : 11.4 %; r= - 0.359; * data transform asi log (x+0.5)
Gambar 3. Garis regresi antara nilai DHL dengan BKKN benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 2
85
17
16
15
K (%/etmal)
14 y= 17.21 - 2.127x
13
12
11
10
9
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1
DHL ( mhos/cm/g) *
Keterangan: R : 16.0 % ; r= - 0.418; * data transformasi log (x+0.5)
Gambar 4. Garis regresi antara nilai DHL dengan KCT benih kedelai setelah
direndam pada percobaan 2
volume ini nilai BKKN dan KCT yang terukur tidak berbeda nyata dengan kondisi
benih sebelum diuji dibandingkan kedua volume aquabides yang lain pada kadar
air benih yang disarankan yaitu 12% (Tabel 12 dan 14). Penelitian Gaspar dan
Nakagawa (2002) menyatakan bahwa kombinasi terbaik yang digunakan dalam
pengujian DHL benih millet (Pennisetum americanum) adalah 100 butir benih dan
100 ml aquabides karena dapat mengidentifikasikan perbedaan diantara lot benih
dibandingkan kombinasi jumlah benih yang lain pada volume aquabides 50 atau
75 ml.
Kesimpulan
Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa jumlah benih tidak berpengaruh
nyata terhadap daya hantar listrik. Jumlah benih berpengaruh nyata terhadap DB
dan BKKN. Penggunaan 50 butir benih memberikan nilai rata-rata yang lebih
tinggi pada tolok ukur BKKN dan LPK, walaupun nilai DB nyata lebih tinggi
dengan penggunaan 25 butir benih. Volume aquabides berpengaruh sangat nyata
terhadap DHL, DB, KCT, LPK dan berpengaruh nyata terhadap IV. Volume
aquabides 250 ml memberikan nilai rata-rata DHL paling rendah dibandingkan
volume 50 dan 100 ml, volume 100 ml memberikan nilai rata-rata lebih tinggi
pada tolok ukur IV (55.5 %) dan KCT (23.8 %/etmal) dibanding volume 50 ml dan
250 ml. Interaksi jumlah benih dan volume aquabides berpengaruh sangat nyata
terhadap BKKN dan LPK. Kombinasi jumlah benih 50 butir dan aquabides 50 ml
atau 100 ml memberikan nilai BKKN dan LPK paling tinggi dibanding kombinasi
perlakuan yang lain.
Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa interaksi faktor kadar air dan
volume aquabides berpengaruh sangat nyata pada tolok ukur DHL, DB, BKKN,
IV, KCT dan LPK. Interaksi kadar air benih 12 % dan volume aquabides 100 ml
memberikan hasil tertinggi pada tolok ukur DB (88 %), BKKN (2.663 g), KCT
(15.8 %/etmal), dan LPK (60.513 mg/KN). Penggunaan volume aquabides yang
berbeda pada uji daya hantar listrik mengakibatkan nilai DHL yang terukur
menjadi berbeda karena volume aquabides yang digunakan akan mempengaruhi
88
Saran
Jumlah benih kedelai untuk pengujian daya hantar listrik benih disarankan
50 butir dengan kadar air benih 12 % dan volume aquabides 100 ml.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain
yang mempengaruhi hasil pengukuran DHL benih misalnya perbedaan varietas
benih, dan lama perendaman.
89
DAFTAR PUSTAKA
AOSA . 1983. Seed vigor testing handbook. Prepared by the seed vigor test
commitee of the association of official seed analyst contribution. No 32.
88p
Aunuddin. 2005. Statiska : Rancangan dan Analisis Data. IPB Press. Bogor. 295
hal
Copeland, L.O dan M.B. McDonald. 1994. Principles of Seed Science and
Technology. 2nd ed. Chapman & Hall. 409p
Derbolo. 1993. Penurunan mutu benih kedelai (Glycine max L. Merr) varietas
Wilis selama penyimpanan. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 73 hal
Dias, DCFS dan J.M.Filho. 1996. Teste de conductividade electrica para avaliacao
do vigor de sementes de soja (Electrical conductivity tests to evaluate the
vigor of soybean seeds). Sci.agric. Vol. 53 No. 1: 31-42.
http://www.scielo.br
Hsu, F.H, J.B Lin, dan S.R. Chang. 2000. Effects of waterlogging on seed
germination, electric conductivity of seed leakage and development of
hypocotyl and radicle in sudangrass (Shorgum sudanense Stapf).
Bot.Bull.Acad.Sin. (41):267-273
Harrington, J.F. 1972. Seed storage ang longevity. In: Seed Biology,
Physiologycal Ecology. A Series of Monograph, Test and Treaties.
Academic Press. New York. 422 hal
Hasid, R. 1999. Pengaruh penurunan kadar air terhadap perubahan fisiologi dan
biokimiawi benih kakao (Theobroma cacao L). Tesis. Program Pasca
Sarjana IPB. Bogor. 84hal
Ismatullah. 2003. Studi penciri mutu benih kedelai (Glycine max L. (Merr))
varietas Wilis selama masa penyimpanan. Skripsi. Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 39 hal
ISTA. 2005. Annexe to Chapter 15: Seed Vigour Testing. International Rules
for Seed Testing ed. 5.
Justice, LJ dan LN. Bass. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih
(Terjemahan). CV. Rajawali. Jakarta. 445 hal
McDonald, M.B. 1998. Seed quality assesment. Seed Science Research. (8):265-
275. (Abstrak). http://hort.cabweb.org/SeedSci/Pdfs/ssr08 265.pdf. 5
Maret 2003
Saenong, S. 1986. Kontribusi vigor awal terhadap daya simpan benih jagung (Zea
mays L.) dan kedelai (Glycine max L. (Merr)). Disertasi Doktor.
Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 210 hal
Taliroso, D. 2008. Deteksi status vigor benih kedelai (Glycine max L. Merr)
melalui metda uji daya hantar listrik. Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB.
Bogor. 84 hal
Vieira, RD, AS. Neto, SRM. de Bittencourt dan M. Panobianco. 2004. Electrical
conductivity of the seed soaking and soybean seedling emergence.
Sci.agric. Vol 61 No 2. http://www.scielo.br
92
LAMPIRAN
Tabel lampiran 2. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap daya hantar listrik benih 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 5 2.3391 0.4678 283.53** 0.0001
Jumlah Benih (A) 1 0.0024 0.0024 1.44t n 0.2449
Volume Aquabides (B) 2 2.3365 0.1168 708.04** 0.0001
Interaksi (A*B) 2 0.0002 0.0001 0.07t n 0.9372
Galat 18 0.0297 0.0016
Total 23 2.3689
Ket : KK = 2.42%; 1data DHL transformasi log (x)
Tabel lampiran 3. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap daya berkecambah benih
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
**
Perlakuan 5 291.5000 58.3000 6.14 0.0017
Jumlah Benih (A) 1 60.1667 60.1667 6.33 * 0.0216
Volume Aquabides (B) 2 223.0000 111.5000 11.74** 0.0005
Interaksi (A*B) 2 8.3333 4.1667 0.44t n 0.6517
Galat 18 171.0000 58.3000
Total 23 462.5000 9.5000
Ket : KK = 3.82%
Tabel lampiran 4. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap bobot kering kecambah normal 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
**
Perlakuan 5 1.4160 0.2832 76.38 0.0001
Jumlah Benih (A) 1 1.3419 1.3419 361.93** 0.0001
Volume Aquabides (B) 2 0.0061 0.0030 0.82t n 0.4569
Interaksi (A*B) 2 0.0680 0.0340 9.18** 0.0018
Galat 18 0.0667 0.0037
Total 23 1.4827
Ket : KK = 8.12%; 2 data BKKN transformasi (1/x)
Tabel lampiran 5. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap indeks vigor
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 5 1108.0000 221.0000 2.63t n 0.0593
Jumlah Benih (A) 1 2.6667 2.6667 0.03t n 0.8608
Volume Aquabides (B) 2 688.0000 344.0000 4.08 * 0.0346
Interaksi (A*B) 2 417.3333 206.6667 2.47t n 0.1124
Galat 18 1518.0000 84.3333
Total 23 2626.0000
Ket : KK = 18.93%
94
Tabel lampiran 6. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap kecepatan tumbuh
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 5 44.8390 8.9678 3.20 * 0.0306
Jumlah Benih (A) 1 0.6743 0.6743 0.24t n 0.6296
Volume Aquabides (B) 2 33.4827 16.7413 5.98** 0.0102
Interaksi (A*B) 2 10.6820 5.3410 1.91t n 0.1772
Galat 18 50.4143 2.8008
Total 23 95.2534
Ket : KK = 7.38%
Tabel lampiran 7. Sidik ragam pengaruh jumlah benih dan volume aquabides
terhadap laju pertumbuhan kecambah
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
**
Perlakuan 5 371.8896 74.3779 7.33 0.0007
Jumlah Benih (A) 1 0.3725 0.3725 0.04t n 0.8503
Volume Aquabides (B) 2 127.6532 63.8292 6.29** 0.0085
Interaksi (A*B) 2 243.8588 121.9294 12.01** 0.0005
Galat 18 182.7642 10.1536
Total 23 554.6538
Ket : KK = 6.40%
Tabel lampiran 8. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap daya hantar listrik benih 3
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 19 64.4842 3.3939 14306.8** 0.0001
Kadar Air Benih 4 0.2361 0.0590 248.81** 0.0001
Volume Aquabides 3 64.1271 21.3757 90107.1** 0.0001
Interaksi 12 0.1216 0.0101 42.71** 0.0001
Galat 60 0.0142 0.0002
Total 79 64.4991
Ket : KK = 1.31%; 3 data DHL transformasi log (x + 0.5)
Tabel lampiran 9. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap daya berkecambah benih 4
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 19 30.3232 1.5959 44.17** 0.0001
Kadar Air Benih 4 9.7156 2.4289 67.22** 0.0001
Volume Aquabides 3 15.0325 5.0108 138.67** 0.0001
Interaksi 12 5.5708 0.4646 12.86** 0.0001
Galat 60 2.1681 0.0361
Total 79 32.4913
Ket : KK = 2.12%; 4 Data DB transformasi (√x)
95
Tabel lampiran 10. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap bobot kering kecambah normal
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 19 19.0347 1.0018 86.26** 0.0001
Kadar Air Benih 4 7.0032 1.7508 150.93** 0.0001
Volume Aquabides 3 10.1235 3.3745 290.91** 0.0001
Interaksi 12 1.9079 0.1590 13.71** 0.0001
Galat 60 0.6960 0.0116
Total 79 19.7307
Ket : KK = 5.11%
Tabel lampiran 11. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap indeks vigor
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
**
Perlakuan 19 816.0000 42.9474 4.81 0.0001
Kadar Air Benih 4 117.0000 25.2500 3.27** 0.0001
Volume Aquabides 3 362.0000 120.6667 13.51** 0.0001
Interaksi 12 337.0000 28.0833 3.41** 0.0001
Galat 60 1536.0000 8.9333
Total 79 1352.0000
Ket : KK= 17.58%
Tabel lampiran 12. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap kecepatan tumbuh
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
**
Perlakuan 19 269.1752 14.1672 35.92 0.0001
Kadar Air Benih 4 89.0649 22.2662 56.45** 0.0001
Volume Aquabides 3 134.4818 44.8273 113.65** 0.0001
Interaksi 12 45.6284 3.9024 9.64** 0.0001
Galat 60 23.6658 0.3944
Total 79 292.8410
Ket : KK = 4.37%
Tabel lampiran 13. Sidik ragam pengaruh kadar air benih dan volume aquabides
terhadap laju pertumbuhan kecambah
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Perlakuan 19 3320.6480 174.7709 17.42** 0.0001
Kadar Air Benih 4 1281.2252 320.3063 31.92** 0.0001
Volume Aquabides 3 1373.5828 457.8609 45.63** 0.0001
Interaksi 12 665.8399 55.4867 5.53** 0.0001
Galat 60 602.0472 10.0341
Total 79 3922.6952
Ket : KK= 6.41%
96
Tabel Lampiran 14. Sidik ragam regresi DHL dan DB pada percobaan 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 131.293 131.293 8.72** 0.007
Galat 22 331.207 15.055
Total 23 462.500
Tabel Lampiran 15. Sidik ragam regresi DHL dan BKKN pada percobaan 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 0.01235 0.0123515 0.18tn 0.671
Galat 22 1.47027 0.0668303
Total 23 1.48262
Tabel Lampiran 16. Sidik ragam regresi DHL dan IV pada percobaan 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 94.16 94.163 0.82tn 0.376
Galat 22 2531.84 115.084
Total 23 2626.00
Tabel Lampiran 17. Sidik ragam regresi DHL dan KCT pada percobaan 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 16.8523 16.8523 4.73* 0.041
Galat 22 78.4011 3.5637
Total 23 95.2534
Tabel Lampiran 18. Sidik ragam regresi DHL dan LPK pada percobaan 1
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
tn
Regresi 1 54.471 54.4714 2.40 0.136
Galat 22 500.181 22.7355
Total 23 554.652
Tabel Lampiran 19. Sidik ragam regresi DHL dan DB pada percobaan 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 3.6034 3.60339 13.81** 0.000
Galat 58 15.1370 0.26098
Total 59 18.7404
2
Ket : R = 17.8 %
97
Tabel Lampiran 20. Sidik ragam regresi DHL dan BKKN pada percobaan 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 1.8621 1.86212 8.56** 0.005
Galat 58 12.6225 0.21763
Total 59 14.4847
Ket : R2 = 11.4 %
Tabel Lampiran 21. Sidik ragam regresi DHL dan IV pada percobaan 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 20.35 20.35 1.15tn 0.289
Galat 58 1030.64 17.77
Total 59 1050.98
Ket : R2 = 2 %
Tabel Lampiran 22. Sidik ragam regresi DHL dan KCT pada percobaan 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 29.433 29.4329 12.27** 0.001
Galat 58 139.098 2.3982
Total 59 168.531
Ket : R2 = 16 %
Tabel Lampiran 23. Sidik ragam regresi DHL dan LPK pada percobaan 2
Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Pr>F
Regresi 1 3.01 3.01 0.09tn 0.769
Galat 58 2015.02 34.74
Total 59 2018.04
Ket : R2 = 0 %
98
Gambar Lampiran 3. Proses perendaman benih selama 24 jam pada suhu ruangan ± 20oC