Oleh :
Nama
NIM
: 135040201111171
Kelas
:C
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan
tanaman. Dari benih yang baik akan tumbuh tanaman sehat dan dari tanaman
sehat akan diperoleh produksi tinggi. Ketidakberhasilan produksi tanaman
seringkali adalah sebagai akibat penggunaan benih bermutu rendah. Benih
merupakan salah satu sarana produksi yang tidak dapat digantikan dalam
budidaya tanaman, sehingga jaminan mutu sangat diperlukan.
Benih yang diperdagangkan harus memiliki sertifikat yang berlaku di
suatu Negara. Sertifikat ini sangat penting untuk menjamin mutu benih yang akan
dipakai untuk usaha tani dan mencegah kerugian petani konsumen benih.
Disamping itu sertifikat juga dapat berfungsi sebagai sumber informasi petani
konsumen.
Sertifikat dapat diterbitkan oleh lembaga pemerintah, lembaga swasta atau
bahkan produsen benih. Produsen benih yang telah maju memiliki departemen
pengujian benih sehingga benih yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik dan
memenuhi syarat, yaitu memiliki persentase viabilitas dan vigor yang tinggi,
secara genetis dan fisik kemurniannya tinggi dan bebas dari hama dan penyakit
benih.
Untuk menghasilkan benih yang baik dan benar serta memenuhi
persyaratan sertifikasi benih, maka penangkar benih harus diawasi oleh lembaga
sertifikasi benih, mulai dari penyimpanan, pelaksanaan produksi dan prosesing
benih, serta dilakukan pengujian terhadap benih yang diproduksi dan harus
disesuaikan dengan standar yang ditentukan.
Pada makalah ini akan membahas tentang sertifikasi benih secara umum
dan tentang sertifikasi benih tanaman hortikultura secara khusus.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah TEKNOLOGI PRODUKSI
BENIH SERTIFIKASI BENIH ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Benih Tanaman
Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara
perbanyakan, penyaluran, produksi dan penyaluran benih yang sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Benih merupakan awal kegiatan budidaya tanaman, dimana mutu benih
merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi produksi. Oleh karena itu,
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga kebutuhan pangan juga
meningkat maka produktivitas tanaman pangan dan hortikultura seharusnya juga
ditingkatkan.
Karena
benih
merupakan
factor
yang
berpengaruh
pada
produktifitas, maka jaminan mutu benih sangat diperlukan oleh petani pengguna.
Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari
varietas unggul serta menyediakannya secara kontinu kepada petani. Serta
Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan mutu yang
baik.
Benih yang diperdagangkan harus memiliki sertifikat yang berlaku
disuatu Negara. Sertifikat ini sangat penting untuk menjamin mutu benih yang
akan dipakai untuk usaha tani dan mencegah kerugian petani konsumen benih,
disamping itu sertifikat juga dapat berfungsi sebagai sumber informasi petani
konsumen.
Berdasarkan penelitian (Nor Laila dkk, 2012) diperoleh kesimpulan yaitu,
Petani yang menggunakan benih padi bersertifikat pendapatan total rata-rata yang
diperoleh petani responden Rp. 5.842.648/ha per satu kali musim tanam dan
petani yang menggunakan benih padi tidak bersertifikat pendapatan total rata-rata
yang diperoleh responden Rp. 2.768.545/ha per satu kali musim tanam. Hal
tersebut menunjukkan bahwa, sertifikasi benih juga bermanfaat bagi petani
sehingga mendapat keuntungan yang lebih tinggi disbanding menggunakan benih
tidak bersertifikan, sebab benih bersertifikan telah terjamin mutu dan produktifitas
tinggi karena telah melewati pengujian dan pengawasan yang sesuai.
3. Anggota-anggota yang terdiri dari pejabat-pejabat dari departemendepartemen dan instansi-instansi yang mempunyai kepentingan dalam
masalah pembinaan benih
Tugas dari Badan Benih Nasional yaitu:
1. Merencanakan
dan
merumuskan
peraturan-peraturan
mengenai
prosedur
untuk
peentuan
penilaian,
persetujuan,
tindakan
tertentu
agar
benih
yang
diproduksi
tidak
Mengajukan
Permohonan
Lembaga
sertifikasi benih
Pengawas
Lapang
Laboratorium
Analisis
Pengawasan
Pasca
Sertifikasi
Penentuan pemberian
sertifikat
Kelas benih
Komoditas
1.
Cabai
Pemeriksaan
I.
Bersari bebas
Fase Vegetatif
a. Umur 25-30 hari
setelah tanam
Hibrida
I. Fase vegetatif
a. Induk jantan dan induk
betina,
umur
25-30
b. Parameter
yang
pertumbuhan,
antosianin
percabangan
batang
utama,
II.
pembuahan
b. Parameter yang
dan
warna
daun,
bentuk
batang,
simpang
dan
tanaman
II. Fase Generatif
Parameter yang harus
harus
diamati
yaitu
tajuk,
posisi
bunga,
warna mahkota
bunga,
warna
kotak
sari,
posisi
buah,
buah,
jumlah
buah
varietas
pada
setiap
buku,
bentuk
ujung
diamati
posisi
yaitu
tajuk,
bunga,
warna
ujung
lain,
tanaman
lain,
tipe
simpang
dan
kesehatan
tanaman
Fase generative:
buah,
tipe
buah,
varietas
Gambas/
utama,
kesehatan
2.
pada
dan
terjadi
bentuk
batang
kesehatan tanaman
Fase generative
a. Tanaman sudah
telah
tipe
percabangan
dan
berbungan
yaitu
antosianin
diamati
pertumbuhan,
bentuk
batang,
harus
Fase generative:
Paria
Parameter
yang
harus Parameter
yang
harus
tipe
simpang,
kesehatan tanaman
dan lain,
tipe
simpang,
dan
kesehatan tanaman
Komoditas
Bawang
Tahap
Baru
pemeriksaan
Pertama
Umur 20-25 hari setelah tanam, parameter
Merah
Kedua
2.
Kentang
Pertama
tanaman.
Dilakukan pada umur 30-40 HST, parameter
yang diamati tipe pertumbuhan, bentuk dan
warna
batang,
bentuk
helai
daun,
1) Penerbitan sertifikat
Sertifikat benih diterbitkan oleh kepala instansi yang menyelenggarakan
tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih untuk kelompok
benih yang telah memenuhi persyaratan teknis minimal di pertanian dan/
atau laboratorium atau pemerikasaan gudang. Kelompok benih yang tidak
memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas yang dimohonkan tetapi
memenhi persyaratan untuk kelas bawahnya diberikan sertifikat benih
sesuai dengan persyaratan kelas benih yang dicapai.
2) Pembatalan sertifikat
Sertifikat benih dapat dibatalkan apabila kelompok benih Tidak sesuai
kondisi awal dan atau Berpindah tempat tanpa sepengetahuan instansi
yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan
sertifikasi benih.
j. Pelabelan
1) Benih yang diedarkan wajib diberi label
2) Kesesuaian label sesuai dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan
yang diberi label menjadi tanggung jawab produsen
3) Syarat pemberian label: kelompok benih lulus sertifikasi (benih
bersertifikat)
4) Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau
luntur
5) Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudah dilihat dan dibaca serta tidak
mudah rusak.
6) Warna label
Warna label sesuai kelas benih
- Kuning untuk benih penjenis
- Putih untuk benih dasar
- Ungu muda untuk benih pokok
- Biru muda untuk benih sebar
Untuk kemasan dengan ukuran kecil dapat diberi tanda bulatan dengan
warna yang sesuai dengan kelas benihnya, dicetak langsung/ditempel
dipojok atas sebelah kanan pada kemasan benih.
7) Jangka waktu berlaku label
Masa berlaku label benih berbentuk biji dihitung sejak pengujian terakhir
dan tergantung dari masing-masing komoditas serta kondisi kelompok
benih. Sedang untuk masa berlaku label benih bawang merah, bawang
putih dan kentang dihitung sejak benih tersebut dipanen.
Masa berlaku label benih biji secara rinci disajikan pada table dibawah ini:
No
komoditas
Kadar air
Penentuan pemberian
sertifikat
Kelas benih
Kemasan plastik
2.
3.
4.
Bayam
Buncis
Cabai
Jagung
9.0
11.0
7.0
12.0
kaleng
9 bulan
12 bulan
12 bulan
6 bulan
6 bulan
9 bulan
9 bulan
4 bulan
5.
manis
Kacang
11.0
12 bulan
9 bulan
6.
7.
8.
9.
panjang
Kangkung
Labu/wuluh
Mentimun
Oyong/
10.0
8.0
8.0
8.0
12 bulan
12 bulan
12 bulan
12 bulan
9 bulan
9 bulan
9 bulan
9 bulan
1.
gambas
10. Paria
8.0
12 bulan
9 bulan
11. Sawi/caisin
8.0
9 bulan
6 bulan
12. Selada
8.0
9 bulan
9 bulan
13. Terong
9.0
12 bulan
9 bulan
14. Tomat
8.0
12 bulan
9 bulan
15. wortel
8.0
12 bulan
9 bulan
2.5 Tahapan dan Prosedur Sertifikasi Benih Buah
Minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman buah secara
komersial semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pasar domestik
maupun internasional. Oleh karena itu, jaminan mutu benih sangat penting
oleh petani pengguna.
Untuk menghasilkan benih buah tahunan dalam jumlah yang besar
dengan jaminan varietas besar harus dilaksanakan dengan sistem klonalisasi
dari Pohon Induk Tunggal (PIT) dari varietas telah terdaftar. Perbanyakan
sistem tersebut dapat dilaksanakan secara berjenjang melalui Blok Fondasi
(BF), Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) dan Blok Perbanyakan Benih
(BPB). Sedangkan untuk tanaman yang sulit diperbanyak dengan vegetatif
(misal duku), tanaman yang bersifat apomiksis (misal manggis) dan salak
berumah satu, upaya perbanyakan dapat dilakukan melalui cara generatif
(dengan biji).
Perbanyakan benih untuk tanaman terna seperti nanas maupun salak
dapat dilaksankan dengan anakan. Sedang dengan pisang dapat dilaksanakan
dengan anakan atau pemecahan bonggol atau dengan kultur invitro.
Berikut ini akan diuraikan tentang tahapan sertifikasi benih buah dengan
perbanyakan vegetatif mata tempel
A. Benih bentuk mata tempel (entris), bahan sambung, dan stek.
1. Benih Sumber
a. Varietas pohon induk benih sumber telah terdaftar
b. Pohon induk sehat, layak sebagai benih sumber
c. Kelas benih sumber harus lebih tinggi dari pada kelas benih
yang di produksi/ dihasilkan
2. Kelas benih
a. Benih penjenis merupakan Pohon Induk Tunggal (PIT) atau
duplikatnya
b. Benih Pokok merupakan mata entris, bahan sambung atau stek
yang dipanen dari PIT
c. Benih dasar merupakan mata entris, bahan sambung, atau stek
yang dipanen dari Blok Fondasi (BF)
d. Benih sebar merupakan mata entris, bahan sambung, atau stek
yang dipanen dari pohon induk di BPMT.
3. Unit Sertifikasi
Satu unit sertifikasi mata tempel (entris), bahan sambung, atau stek
batang atau stek akar atau stek berakar merupakan satu varietas,
satu kelas benih, satu kali perbanyakan di satu lokasi dengan jumlah
2000-5000 mata tempel/ batang bahan sambung atau stek.
4. Permohonan
Permohonan pada instansi yang menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi pengawasan dan sertifikasi benih:
a. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah dengan
mengisi formulir permohonan model SP 01.
b. Pengajuan permohonan paling lama 7 hari kerja sebelum panen
mata entris atau bahan sambung atau stek.
c. Permohonan dilampiri dengan:
1) Foto kopi sertifikat kompetensi
2) Peta atau sketsa lokasi perbanyakan
3) Daftar petani untuk arwal kerjasama atau bukti penguasaan
lahan.
d. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi
5. Pemeriksaan lapangan
1) Klarifikasi dokumen
a. Dilaksanakan sebelum kegiatan dilapangan, untuk memastikan
bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan
dokumen yang diajukan.
b. Dilakukan oleh pengawas benih tanaman
di
instansi
yang
3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah Teknologi Produksi Benih Sertifikasi Benih ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara
perbanyakan, produksi, dan penyaluran benih yang sesuai peraturan yang
ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia.
2. Badan Benih Nasional berfungsi membantu Menteri Pertanian dalam
merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan dibidang perbenihan.
Daftar Isi
Agrawal R L., 1980. Seed Technologi, Oxford & I.B.H. Publishing Co New Delhi
Andini, Rizky. 2012. Analisis Produktivitas Padi Dengan Menggunakan Benih
Sertifikat Dan Benih Non Sertifikat Di Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang. EDAJ 1 (2) (2012) ISSN 2252-6560
Deptan. 2013. Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Hortikultura.
Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian