Anda di halaman 1dari 45

• PENGERTIAN : suatu cara pemberian

sertifikat atas cara perbanyakan,


produksi dan penyaluran benih sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan
departemen pertanian Republik
Indonesia
• TUJUAN : memelihara kemurnian mutu
benih dari varitas unggul serta
menyediakannya secara kontinu
kepada petani
BADAN BENIH NASIONAL
• BBN BERADA DI LINGKUNGAN
DEPARTEMEN PERTANIAN DAN
BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
MENTERI PERTANIAN
• FUNGSI : MEMBANTU MENTAN DALAM
MERENCANAKAN DAN MERUMUSKAN
KEBIJAKAN DI BIDANG PERBENIHAN
BENIH BINA
• Adalah benih dari jenis dan atau
varitas tanaman yang benihnya sudah
ditetapkan untuk diatur dan diawasi
dalam pemasarannya berdasarkan
peraturan yang berlaku
• MENGAJUKAN PERMOHONAN
• PEMERIKSAAN LAPANGAN : 4 X
• PEMERIKSAAN GUDANG DAN PERALATAN
• PENGAWASAN TERHADAP BENIH YANG
SEDANG DIOLAH ATAU DISIMPAN
• PEMERIKSAAN LABORATORIUM : KADAR
AIR, KEMURNIAN, DAYA TUMBUH
• PEMASANGAN LABEL DAN PENYEGELAN BENIH
BERSERTIFIKAT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PERMOHONAN
PENDAHULUAN FASE VEGETATIF

PEMERIKSAAN
P PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM FASE MASAK FASE BUNGA

DINYATAKAN PEMASANGAN BENIH


LULUS LABEL BERSERTIFIKAT
STANDAR PERSYARATAN
SERTIFIKASI BENIH
• Berlaku untuk semua benih tanaman
pangan dan hortikultura
• Sertifikasi benih dilaksanakan oleh
Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih dan merupakan pelaksana
sertifikasi benih di Indonesia atau
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu yang
telah ditunjuk.
Varietas tanaman

• Suatu varietas hanya dapat


disertifikasi bila telah ditetapkan oleh
Menteri Pertanian atas usul Badan
Benih Nasional.
Kelas dan sumber benih
• Kelas-kelas benih dalam sertifikasi ialah :
– Benih Dasar (BD) warna label PUTIH
– Benih Pokok (BP) warna label UNGU
– Benih Sebar (BR) warna label BIRU
• Kelas-kelas benih ini harus memenuhi
standar yang ditetapkan untuk tiap-tiap
jenis dan/ atau varietas tanaman.
Sumber benih
• Kepada BPSB harus diberikan bukti
kelas dan sumber benih yang
dipergunakan untuk menanam setiap
tanaman, (dilampirkan pada
permohonan sertifikasi)
Areal sertifikasi
• Areal sertifikasi adalah areal tanah
yang harus dinyatakan dengan jelas,
luas, letak dan batas-batas, yang boleh
terbagi-bagi menurut peraturan-
peraturan khusus untuk tiap-tiap jenis
tanaman.
Permohonan
Sertifikasi Benih

• Hanya satu varietas boleh ditanam


dalam satu areal sertifikasi.
• Permohonan diajukan paling lambat 10
hari sebelum tabur benih kepada
BPSB
• Pemohon mengisi formulir yang
ditetapkan, serta melampirkan bukti-
bukti kelas dan sumber benih.
• Areal sertifikasi harus diperiksa oleh
pengawas benih, sebelum persetujuan
atas permohonan sertifikasi
dikeluarkan.
Produsen/penangkar benih
harus :
– menguasai tanah untuk produksi benih;
– mampu memelihara/ mengatur tanah
tersebut
– mempunyai fasilitas pengolahan dan
penyimpanan sendiri atau secara
kontrak.
– wajib mematuhi petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh BPSB , dan terikat
pada peraturan serta ketentuan yang
berlaku.
Pengolah benih harus memenuhi
persyaratan

• Mempunyai fasilitas pengolahan,


penyimpanan sendiri atau kontrak
dengan pihak lain ;
• Mempunyai rencana penguasaan
suatu areal pertanaman calon benih
yang perbanyakannya melalui
system sertifikasi.
Pemeriksaan lapangan.
• Harus dilakukan oleh pengawas benih.
• Permohonan pemeriksaan lapangan
diajukan paling lambat satu minggu
sebelum pelaksanaan pemeriksaan
lapangan kepada BPSB
• Pemeriksaan lapangan dilakukan pada
fase pertumbuhan tertentu, sesuai
dengan petunjuk pemeriksaan lapangan
untuk tiap-tiap jenis tanaman.
• Bila pada fase –fase tertentu, ternyata
dalam pemeriksaan lapangan tidak
memenuhi standar lapangan, produsen/
penangkar benih diperkenankan untuk
memperbaiki keadaan pertanamannya
dan dapat meminta pemeriksaan
lapangan ulangan setelah perbaikan
selesai.
• Pengujian laboratories dilakukan bila
pertanaman telah lulus pemeriksaan
lapangan terakhir.
• Bila pertanaman dilapangan tidak lulus
pemeriksaan lapangan terakhir
pengujian laboratorium tidak dilakukan.
Pengawasan panen, pengeringan,
dan pengolahan.
• Peralatan dan/ atau cara panen,
dan pengolahan diperiksa
sebagaimana yang ditetapkan
untuk menjamin bahwa benih
yang dipanen, dan diolah tersebut
tidak tercampur varietas lain.
Pemeriksaan gudang dan tempat
penyimpanan benih
• Pemeriksaan tempat penyimpanan
termasuk pemeriksaan gudang
dilakukan sebelum benih disimpan.
• Pemeriksaan tempat penyimpanan
dilakukan oleh pengawas benih.
• Permohonan pemeriksaan tempat
penyimpanan paling lambat satu
minggu sebelum penyimpanan benih
kepada BPSB.
Pemeriksaan tempat penyimpanan
meliputi

– Cukup tersedianya tempat dan ruangan


penyimapanan ;
– Kebersihan gudang penyimpanan
sebelum menyimpan benih ;
– Sarana untuk melindungi benih dari hama
dan penyakit ;
– Keadaan ventilasi yang cukup ;
– Sarana untuk pengeringan ulangan dari
benih yang bersangkutan.
Pengambilan contoh benih
• Hanya dilakukan oleh pengawas benih.
• Hanya dapat diambil dari kelompok
benih yang seragam mutunya dan
mempunyai identitas serta sejarah
pembentukan yang jelas.
• Besarnya/ beratnya satu kelompok
benih tidak melebihi ketentuan yang
tercantum pada pedoman
pengambilan contoh benih.
• Wadah benih harus disusun
sedemikian rupa sehingga contoh
dapat dimbil dengan mudah.
• Pengawas benih dapat menolak
pengambilan contoh jika kelompok
benih tidak memenuhi ketentuan di
atas.
• Alat, cara pengambilan contoh benih
dan jumlah/ berat contoh benih yang
dikirim ke laboratorium benih harus
sesuai dengan pedoman pengambilan
contoh benih.
• Contoh untuk pengujian kadar air
harus dikirim ke laboratorium benih
dalam wadah yang kedap uap air dan
terpisah dari contoh untuk pengujian
kemurnian dan daya tumbuh.
Pengujian di laboratorium.
• Pengujian benih harus dilakukan di
laboratorium pusat, laboratorium Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih atau
di laboratorium LSSM yang ditunjuk
MACAM PENGUJIAN RUTIN
– Pengujian kadar air ;
– Pengujian kemurnian untuk
mengetahui komposisi contoh yang
diuji yang akan mencerminkan
komposisi kelompok benih ;
– Pengujian daya tumbuh untuk
mengetahui presentase benih murni
dari benih yang diuji, yang dapat
menghasilkan kecambah normal.
• Prosedur pengujian benih secara
terperinci ditetapkan lebih lanjut
dalam pedoman pengujian benih
laboratories.
• Pengujian ulangan benih yang tidak
lulus pada pengujian laboratorium
dibatasi hanya satu kali saja.
Laporan

• Semua laporan mengenai pemeriksaan


lapangan, pengujian benih
dilaboratorium dan pemeriksaan
tempat penyimpanan harus dibuat
dalam bentuk yang ditetapkan dengan
cara yang ditentukan dan harus
selesai dalam satu minggu setelah
selesai pemeriksaan.
• Bila semua pemeriksaan suatu
kelompok benih sudah selesai dengan
baik dan memenuhi standar, suatu
laporan akan dikeluarkan untuk
produsen/ penangkar benih yang
menyatakan bahwa kelompok benih
tersebut diberi sertifikat untuk kelas
benih tertentu yang sesuai.
Pemasangan label dan
penyegelan benih sertifikat
• Penangkar benih akan diberi label
benih yang ditetapkan menurut kelas
benih yang dinyatakan bersetifikat
dalam jumlah yang cukup untuk
ditempelkan satu label pada setiap
wadah benih dari kelompok benih yang
bersertifikat.
• Proses sertifikasi selesai dan
kelompok benih tersebut dinyatakan
bersertifikat bila label telah ditempel
dengan teratur pada masing-masing
wadah benih dan disegel.
Warna dan tanda label
• Pada tiap label harus dicantumkan kata-
kata dalam huruf cetak BENIH
BERSERTIFIKAT diikuti dengan nama
kelas benih yang bersangkutan yaitu
Benih Dasar, Benih Pokok, Benih Sebar.
• Warna label adalah sebagai berikut :
– Benih Dasar : Putih ;
– Benih Pokok : Ungu ;
– Benih Sebar. : Biru
KETENTUAN PRODUKSI
BENIH BERSERTIFIKAT
1. PermohonanSertifikasi
a. Setiap orang/badan hukum yang akan
memproduksi benih harus
mengajukan permohonan ke
UPTPSBTPH
b. Permohonan paling lambat diajukan
10 hari sebelum tanam
KETENTUAN PRODUKSI
BENIH BERSERTIFIKAT
c. Satu formulir permohonan hanya
untuk satu areal, satu varietas dan
satu kelas benih
d. Permohonan dilampiri : label benih
sumber, peta lapangan, biaya
pendaftaran dan pemeriksaan
lapangan
2. Subjek yang dapat mengajukan
permohonan
a. Sertifikasi hanya diberikan kepada
pihak yang menandatangani
permohonan
b. Jika permohonan diajukan oleh 2
orang atau lebih, maka masing-
masing harus menandatangani
permohonannya
3. Benih yang ditanam
a. Sumber benih harus berasal dari kelas
benih yang lebih tinggi
b. Apabila kondisi terpaksa, benih dasar
dapat digunakan sebagai keturunan
kedua dari benih penjenis.
4. Areal Tanah untuk Produksi Benih
a. Areal tanah harus diketahui sejarah
penggunaan sebelumnya dan harus
memenuhi syarat
b. Areal harus mempunyai batas-batas
yang jelas
c. Satu areal dapat terpisah sepanjang
tidak melebihi dari ketentuan
d. Satu areal hanya boleh ditanami satu
kelas dan satu varietas benih
5. Pemeriksaan lapangan
a. Maksud pemeriksaan untuk
mendapatkan kepastian tentang
kebenaran dan kemurnian varietas
b. Hanya dilakukan oleh pengawas
benih
c. Sebelum pemeriksaan, produsen harus
membersihkan /menghilangkan
campuran dan rumput
d. Pemeriksaan dilakukan pada fase-
fase tertentu
e. Pemeriksaan lapang dilakukan sesuai
petunjuk pemeriksaan lapangan
f. Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai
standar, produsen dapat memperbaiki
tanamannya dan mengajukan
pemeriksaan ulang
g. Jika pemeriksaan ulang tidak
memenuhi standar, proses sertifikasi
tidak dilanjutkan.
• Laporan pemeriksaan dibuat oleh
pengawas benih pada formulir yang
telah disediakan
• Jika suatu areal tidak lulus
pemeriksaan, harus segera dibuatkan
surat resmi penolakan.
KETENTUAN PEMERIKSAAN
GUDANG DAN PERALATAN
• Maksud untuk mendapat kepastian
bahwa benih terhindar dari pencampuran
sehingga kemurnian terjamin
• Peralatan dan fasilitas penyimpanan
harus bersih
• Produsen mengajukan pemeriksaan
paling lambat seminggu sebelum panen/
digunakan
• Biaya pemeriksaan harus dibayar
sebelum pemeriksaan dilakukan
• Ditempat pengolahan/penyimpanan
tidak diperbolehkan ada benih lain selain
yang akan diperiksa, kecuali jika benih
tersebut jelas identitasnya
PENGAWASAN BENIH YANG
DIOLAH DAN DISIMPAN
• Maksud pengawasan : untuk menjamin
bahwa benih yang sedang diolah tidak
tercampur dengan varietas lain
• Dilakukan oleh pengawas benih pada saat-
saat tertentu
• Benih disimpan dalam tempat yang kering,
sirkulasi udara terjamin atau terkontrol
• Benih dimasukkan dalam wadah yang
bersih
• Benih yang disimpan dalam bulk harus
diatur sehingga kualitasnya harus
seragam
• Identifikasi kelompok benih (varietas,
nomor kelompok, asal lapangan) harus
terpelihara
• Wadah benih disusun sehingga jumlahnya
dapat dihitung dengan tepat dan contoh
dapat diambil dengan mudah

Anda mungkin juga menyukai