DAFTAR ISI……………………………………………………………….......... i
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………............. 1
1.1.Latar Belakang Penelitian…………………………………………………… 1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………… 3
1.3.Tujuan Penelitian……………………………………………………………. 3
1.4.Manfaat Penelitian…………………………………………………………... 3
1.5.Keutamaan Penelitian…………………………………………………….... 3
1.6.Temuan yang Ditargetkan…………………………………………………… 3
1.7.Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan…………………………………….. 3
1.8.Luaran yang Diharapkan……………………………………………………. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………... 5
2.1. Media Pembelajaran………………………………………………..………. 5
2.2. Sparkol Videoscribe ………………..……………………………………… 5
2.3. Model Pembelajaran Projek Based Learning…………………………………… 5
BAB III. METODE RISET……….……………………………………………... 7
3.1. Desain Penelitian……….…………………………………………………… 7
3.2. Tahapan Penelitian…………………………………………………………. 7
3.3. Objek Penelitian…………………………………………………………….. 7
3.4. Sumber dan Teknik Pengmpulan Data……………………………………… 7
3.5. Instrumen Penelitian………………………………………………………... 7
3.6. Teknik Analisis Data……………………………………………………...... 7
3.7. Simpulan Hasil Penelitian………………………………………………….. 8
BAB IV. BIAYA DAN JADUAL KEGIATAN………………………………… 9
4.1. Anggaran Biaya……………………………………………………………... 9
4.2. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing…………………. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran………………………………………….......... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas………… 18
Lampiran 4. Surat pernyataan Ketua Peneliti…………………………………… 19
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Kondisi pendidikan pasca Covid 19 memaksa pemerintah untuk
mengembangkan kurikulum baru sebagai upaya pemulihan pembelajaran pasca
pandemi. Kurikulum Merdeka (yang sebelumya disebut sebagai kurikulum
prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel,
sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karekter dan
kompetensi peserta didik. Pada kurikulum merdeka, pembelajaran dilakukan
dengan cara merdeka guru dan merdeka siswa. Maksudnya adalah, siswa merdeka
karena dapat mengikuti pelajaran dan materi yang seusai dengan kebutuhan dan
perkembangan potensinya, sedangkan guru merdeka dalam menentukan apa yang
akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Salah satu karakter utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran bahwa pembelajaran di kelas berbasis proyek untuk mengembangkan
soft skill dan karakter Profil Pelajar Pancasila dan menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan bagi siswa, sehingga menghasilkan lulusan yang bernilai
karakter tinggi (Sudarto dkk, 2021; Rahayu dkk 2021). Peofil pelajar pancasila
dirancang dalam kurikulum merdeka memiliki rumusan kompetensi yang
melengkapi fokus di dalam pencapaian standar kompetensi lulusan di setiap jenjang
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Salah satu upaya pemerintah adalah dengan menggagas program sekolah penggerak
dengan tujuan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar yang berakhlak
mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan
global.
pendidik, atensi pelajar yang sangat kurang terhadap mata pelajaran serta
sebagainya ( Kahfi, 2022).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang tim PKM lakukan di SMPN
1 Moyo Utara, ditemukan bahwa ada beberapa problematika terkait implementasi
kurikulum merdeka khususnya dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila. Dilema
ini dialami oleh Guru terkhususnya bagi guru yang mengajar pada jenjang kelas
tujuh karena baru kelas 7 yang menerapkan kurikulum merdeka. Diantara kendala
yang menjadi problematika tersebut adalah kurang maksimalnya sosialisasi
pemerintah terhadap implementasi kurikulum merdeka saat ini. Hal ini dijelaskan
oleh kepala sekolah yaitu bapak Irvan, S.Pd, pemerintah kurang mendampingi dan
mengiringi lembaga pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka
pada masing-masing lembaga pendidikan. Hal ini lah yang menyebabkan
keterlaksanaan kurikulum merdeka pada berbagai lembaga pendidikan kurang
maksimal. Selanjutnya problematika yang terjadi juga kurang jelasnya panduan
dalam pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka belajar
yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut guru IPA disana, fasilitas belajar
mandiri bagi guru berupa platform merdeka mengajar dinilai masih belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan guru dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka.
Adapun panduan dalam peraturan menteri yang beredar dinilai masih
terlalu umum untuk dikembangkan oleh guru-guru dalam melaksanakan
pembelajaran. guru-guru khsusnya kelas 7 masih cukup sulit menerima perubahan
dan menyamakan persepsi mengenai implementasi kurikulum merdeka di sekolah
mereka. Oleh karena itu, guru-guru yang mengajar di kelas 7 kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan menyesuaikan pada gaya
belajar, tingkat kemamapuan siswa serta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Kendala selanjutnya yang tidak kalah penting adalah dalam pelaksanaan proyek.
pelaksanaan pembelajaran proyek yang sebenarnya tidak bisa diukur secara pasti
karena keterlibatan semua guru mata pelajaran dalam melaksanakan proyek.
Pelaksanaan proyek ini juga menyebabkan kebingungan bagi beberapa guru.
Berdasarkan masalah tersebut, perlu adanya variasi media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa serta memfasilitasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga mempermudah guru
menyampaikan materi kepada siswa.
Upaya yang dilakukan untuk penguatan 6 dimensi profil pelajar pancasila
adalah dengan mnerapkan media pembelajaran scrapbook sebagai basis proyek IPA
bagi siswa kelas 7 SMPN 1 Moyo utara. Salah satu media yang bisa
menghantarkan materi dengan baik adalah scrapbook. Definisi dari Scrapbook
sendiri merupakan album yang berisikan gambar dan cerita yang berkaitan
dengan materi pembelajaran yang dihias dengan kreatif (Syahriyanti, 2017).
Pemilihan media gambar ini sangat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa tunarungu, yang keterbatasan dalam bahasa dan mendengar. Siswa
3
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks; (4)
meningkatkan kolaborasi: (5) mendorong peserta didik untuk
keterampilankomunikasi.
7
Refleksi Tindakan
(Reflection) (Action)
Pengamatan
(Observation)
DAFTAR PUSTAKA
Afriana, J. 2015. Project Based Learning (PjBL). Makalah untuk Tugas Mata
Kuliah Pembelajaran IPA Terpadu. Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, serta Dosen Pendamping
Ketua Kelompok
12
Anggota 1
13
Anggota 2
14
B.Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama institusi IKIP Mataram Universitas -
Sebelas Maret
Jurusan/Prodi Pendidikan Biologi Pendidikan Sains -
TahunMasuk-Lulus 2004-2008 2013-2015 -
(Syafruddin, M.Pd.)
16
Subtotal 3,300,000
4. Lain-lain 15%
Masker 3 kotak 60,000 180,000
Hand Sanitizer 5 botol 50,000 250,000