Pola Distribusi Dan Stabilitas Harga Komoditas Cabai Merah Besar Dan Bawang Merah Di
Pasar Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar
Yusral*
Program Studi Agribisnis Fakultas Ilmu Pertanian Universitas Al Asyariah Mandar
yusral90@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini di laksanakan selama 3 bulan yakni dari Bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017 di Pasar
Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pola distribusi dan stabilitas harga untuk komoditas cabe merah besar dan bawang merah di pasar wonomulyo kecamatan
wonomulyo kabupaten polewali mandar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode secara sengaja atau
proposive sampling dengan pedagang bawang merah dan cabai merah yang terdiri dari 13 orang Pedagang, 3 orang
Pengepul, dan 3 orang Distributor yang ada di pasar Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi yang ada di pasar wonomulyo dalam penelitian ini ada 3 saluran yaitu
saluran I Distributor membeli barang di petani, dan langsung menyalurkannya kepada para Pengumpul yang ada di Pasar.
Saluran II pengumpul membeli barang dagangan ke distributor dan menyalurkannya kepada para pedagang yang ada di
pasar Wonomulyo, dan Saluran III Pedagang membeli barang dagangan ke pengumpul dan menyalurkannya kepada
Konsumen yag datang untuk membeli keperluannya. Dari hasil penelitian pola distribusi Cabe Merah Besar dan Bawang
Merah mulai bulan November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, dapat di ambil kesimpulan bahwa harga dari
komoditas cabe merah besar dan bawang merah dalam penelitian ini tidak pernah stabil dikarenakan harganya yang selalu
berubah-ubah dan tidak ada ketetapan harga dari setiap komoditas yang diperjual belikan.
berjumlah 12 orang responden dengan nilai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
persentase sebesar 63,16 %, dan jumlah responden pasar Wonomulyo dapat di lihat pada Gambar 3
yang memiliki tanggungan 5 ± 6 jiwa itu berjumlah 6 seperti berikut :
orang responden dengan nilai persentase 31,57 %, hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran I
sedangkan yang memiliki tanggungan paling banyak Distributor (pedagang penyuplai) itu datang setiap
yaitu 7 ± 8 jiwa hanya berjumlah 2 orang dengan malam Rabu dan malam Mingggu. Setiap Distributor
nilai persentase sebesar 5,26 %. datang sekitar ± jam 19:00 WIB, dan membawa
Abdul Hamid a dkk (2012) menyatakan barang dagangannya ke terminal dan langsung
bahwa apabila terdapat kurang dari 3 orang jumlah membongkar barangnya ke pedagang pengumpul.
anggota keluarga maka dikategorikan sebagai Menurut pernyataan dari setiap Responden bahwa
keluarga kecil, 4 ± 5 orang dikategorikan keluarga setiap satu kali jalan mereka membawa Cabai Merah
sedang dan lebih dari 5 orang dikategorikan keluarga Besar sebanyak 10 kantong, dan dalam 1 kantong
besar. Dengan melihat tingkat jumlah tanggungan berisi Cabai Merah sebesar 10 Kg/kantong.
keluarga responden pada pelaku usaha dengan Sedangkan untuk bawang merah para distributor
mengutip pendapat Abdul Hamid a dkk (2012) dapat membawa 10 karung waring dengan berat dalam 1
di jelaskan bahwa responden yang termaksud karung waring sebesar 50 Kg/karung.
keluarga besar ada yang jumlah tanggungannya 5-6 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dengan jumlah responden 6 jiwa dan nilai bahwa Saluran II Pedagang Pengumpul akan
persentasenya 31,57 % dan responde yang jumlah menyalurkan barang dagangannya mulai pada jam
tanggungannya 7-8 tanggungan berjumlah 1 jiwa 00:00 sampai pada pagi hari kepada para pedagang-
dengan nilai persentasenya sebesar 5,26 %. pedagang yang ada di pasar Wonomulyo. Hal ini
Sedangkan keluarga sedang 3 ± 4 dengan jumlah dilakukan pada pasar subuh di daerah Terminal
responden 12 keluarga dan jumah presentase sebesar Wonomulyo. Sedangkan untuk Saluran III para
63,16 %. pedagang-pedagang yang ada di sekitar Wonomulyo
menyalurkan barang dagangannya kepada konsumen
Analisis Data Bawang Merah dan Cabe Merah di yang datang untuk membeli keperluannya atau
Pasar Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo bahkan sebaliknya para konsumen yang datang
Kabupaten Polewali Mandar kepada para pedagang untuk membeli.
Komuditas yang diperdagangkan berupa Dari pejelasan diatas, dapat di lihat jumlah
bahan pangan (sayur-sayuran) antara Kabupaten Cabai Merah Besar dan Bawang Merah yang
Enrekang dengan Kabupaten Polewali Mandar (Pasar tersalurkan dari data yang diperoleh bahwa
Wonomulyo) atau dari Kabupaten lain ke pasar permintaan barang dagangan selama penelitian
Wonomulyo dilakukan pada berbagai pelaku usaha dilakukan mulai bulan November 2016 sampai
dagang Penyuplai (Ditributor) ke pedagang dengan bulan Januari 2017 dari ke 3 (tiga) pelaku
Pengumpul kemudian disalurkan ke pedagang- usaha Distributor barang dari Kabupaten Enrekang ke
pedagang pengecer yang ada disekitar wilayah pasar pasar Wonomulyo untuk komoditas Bawang Merah
Wonomulyo. Perkembangan alur distribusi barang lebih tinggi yaitu 32.400 Kg (36 Ton) dari pada
dagangan di Kabupaten lain yang diantar ke pasar Cabai Merah yang hanya mencapai 8.100 Kg.
Wonomulyo mayoritas Komuditas bahan pangan Hal ini disebabkan karena pasokan barang
(sayur-sayuran). dagangan untuk komoditas Bawang Merah lebih
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan banyak dari Enrekan karena Kabupaten Enrekang
bahwa pendistribusian Cabai Merah Besar dan salah satu penghasil Bawang Merah terbesar untuk
Bawang Merah yang pengirimannya melalui Wilayah Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk
beberapa pedagang penyuplai (Distributor) dari Komoditas cabai merah besar hanya beberapa petani
Kabupaten Enrekang dengan tujuan ke pasar saja yang melakukan tanam cabai merah besar. Untuk
Wonomulyo. Gambaran ini dapat diperoleh secara pasokan terbesar cabai merah besar di daerah pasar
nyata antara lain pada semua Responden yang ada di Wonomulyo menurut keterangan dari pengurus pasar
pasar Wonomulyo mulai dari pelaku usaha dagang Wonomulyo itu banyak datang dari daerah Pinrang
Penyuplai (Distributor) yang dijadikan sampel dalam dan Sulawesi Utara.
pendistribusian komuditas Cabai Merah Besar dan
Bawang Merah asal Kabupaten Enrekang, dan Stabilitas Harga Cabe Merah Besar dan Bawang
disalurkan kepada pedagangan Pengumpul yang ada Merah
di pasar Wonomulyo kemudian disalurkan kepada Analisis margin pemasaran dilakukan untuk
pedagang-pedagang (Pengecer) yang ada di pasar mengetahui perbedaan harga persatuan ditingkat
Wonomulyo Kecamatan Wonomulyo Kabupaten produsen atau ditingkat konsumen yang terjadi pada
Polewali Mandar. rantai pemasaran (Sudiyono 2004).
2017 bernilai efisien. Hal ini dikatakan efisien karena 1. Pola Distribusi Bawang Merah dan Cabe Merah
dari semua hasil nilai rata-rata efisiensi pemasaran Besar di Pasar Wonomulyo yaitu ada 3. Margin
mulai bulan November 2016 sampai dengan bulan Pemasaran ditingkat Distributor pada komoditas
Januari 2017, lebih besar dari 5 % sesuai dengan Bawang Merah yaitu sebesar Rp.2.000,- dan
keterangan ketentuan rumus Efisiensi Pemasaran Margin untuk Cabe Merah besar yaitu Rp.2.000,-.
Harga Patokan Pemerintah Cabe Merah Besar Sedangkan margin Pemasaran di tingkat
dan Bawang Merah pengumpul untuk komoditas Bawang Merah yaitu
Pemerintah menetapkan harga acuan sebesar Rp.2.333,- dan Margin untuk Cabe Merah
pembelian terhadap tujuh komoditas pangan. yaitu Rp.3.000,-. Dan yang terakhir Margin
Tujuannya untuk menjamin ketersediaan, stabilitas Pemasaran di tingkat pedagang pada komoditas
dan kepastian harga pangan, baik di tingkat petani Bawang Merah yaitu sebesar Rp. 3.282,-
maupun konsumen. Sedangkan Margin untuk Cabe Merah yaitu Rp.
Berikut ini rincian harga acuan penjualan pada 4.000,-. Nilai Persentase Margin pada bulan
komoditas Cabe Merah Besar dan Bawang Merah di November 2016 sampai dengan bulan
tingkat konsumen, yang mulai berlaku pada bulan Januari2017 untuk Komoditas Bawang Merah
Oktober 2016 hingga empat bulan ke depan : yaitu 7 %. Sedangkan untuk komoditas Cabe
1. Harga bawang merah Rp 32.000 / kg. Merah Besar yaitu 11 %. Sedangkan Nilai
2. Harga cabai merah besar Rp 28.500 / kg Efisiensi Pemasaran pada bulan November 2016
sampai dengan bulan Januari 2017, untuk
Stabilitas Harga Cabe Merah Besar dan Bawang komoditas Bawang Merah pada pelaku usaha
Merah Distributor yaitu 86 %, untuk pengumpul yaitu 92
Berdasarkan pembahasan tentang ketetapan %, dan untuk pedagang yaitu 100 %. Sedangkan
harga patokan setiap Komoditas dalam penelitian ini nilai Efisiensi Pemasaran pada bulan November
cabe merah besar dan bawang merah dapat dilihat 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, untuk
Stabilitas harga pada komoditas bawang merah dan komoditas Cabe Merah pada pelaku usaha
cabe merah besar pada Tabel 11 berikut ini : Distributor yaitu 78 %, untuk pengumpul yaitu
Berdasarkan Tabel 11 dapat di lihat bahwa 87%, dan untuk pedagang yaitu 100 %.
nilai rata-rata harga pejualan bawang merah untuk 2. Stabilitas harga pasar pada komoditas harga Cabe
distributor yaitu Rp. 33.667,- Pengumpul yaitu Rp. Merah Besardan Bawang Merah harganya tidak
36.000,- dan pedagang yaitu Rp. 39.282,- bulan stabil dikarenakan harga Cabe Merah Besar dan
November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Bawang merah dari setiap bulannya selalu
Sedangkan untuk komoditas cabe merah besar yaitu berubah-ubah sebab dari setiap pelaku usaha
dari Distributor yaitu Rp. 24.333,- Pengumpul yaitu menaikkan dasar untuk meningkatkan
Rp.27.333,- Pedagang yaitu Rp. 31.333,- pada bulan keuntungan.
November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.
Pada stabilitas harga, dapat di lihat bahwa
DAFTAR PUSTAKA
harga dari setiap pola distribusi mulai bulan
November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian.
pada komoditas bawang merah dan cabe merah besar PT. Rineka Cipta. Jakarta.
di pasar Wonomulyo kecamatan Wonomulyo Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian.
Kabupaten Polewali Mandar menunjukkan bahwa Yogyakarta: Bina Aksara.
tidak stabilnya harga mulai dari tingkat Distributor, BPS Sulawesi Barat, 2017
Pengumpul, dan Pedagang yang selalu berubah-ubah BPS Sulawesi Utara, 2015
harga penjualannya. Harga dari setiap komoditas, Deptan, 2005. Deskripsi Bawang merah varets Tuk-
kadang harga jualnya tinggi dan kadang pula turun. Tuk. 20 September 2011 1 page
Hal ini disebabkan karna para pedagang Dirjen Holtikultura, 2008.
menyesuaikan harga pembeliannya dengan harga Elaine B. Johnson; Januari 2007, Contextual teaching
yang harus dijualkan agar tidak merugi. & learning, Cetakan III, Maret2007
Diterbitkan oleh Penerbit MLC Jin.
Hamid Abdul A, dkk 2012. Identifikasi Dan
KESIMPULAN Inventarisasi Usaha Agribisnis di Sekitar
Dari hasil analisis yang telah diolah mengenai Kawasan Hutan Kecamatan Sejangkung
Pola Distribusi dan Stabilitas Harga Cabe Merah Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Besar dan Bawang Merah di Pasar Wonomulyo, Kalimantan
Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali
Mandar, bahwa:
Imran, S. 2008. Analisis faktor-faktor produksi usaha Setiadi. 2001. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya.
tani cabai rawit, di provinsi Gorontalo. Jurnal Jakarta
Ilmiah Agropolitan. Setiawati, Y. 2005. Analisis Varietas dan Polybag
Nurdin, et al. 2009. Pengembangan Komoditas Terhadap Pertumbuhan
Unggulan Pertanian Berdasarkan Sudarmanto. 2009. Bawang Merah. Surakarta : Delta
Krakteristik Potensi Sumber daya lahan dan Media.
Keunggulan Wilayah untuk Pertanian di Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. UMM
Kabupaten Boalemo. Kerjasama Bappeda Press, Malang.
Kaupaten Boalemo dengan Pusat Kajian Sugiarti, S. 2003. Usaha Tani dan Pemasaran Cabe
Pertanian Tropis Universitas Negri Merah. Jurnal Arta Agrosia : Yogyakarta.
Gorontalo, Tilamuta. Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah.
Patong, Dahlan. 2006. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usaha Sianar
Tani. Erlangga, Jakarta Suparyono.2006. Kependudukan dan Kewilayahan.
Robbins, S dan Coulter, M. 2007. Manajemen, Yudistira. Yogyakarta.
Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks: Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar
Jakarta. Swadaya. Jakarta.
5RV]DQGL 'DVULO ³Terdesak Bawang Impor, Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua.
+DUJD %DZDQJ 0HUDK /RNDO $QMORN´. Dalam Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty
Tempo ( Maret ). Brebes. Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam
Santika. 2006. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Bawang Merah. Bandung : Yrama Widya.
Jakarta.183 hlm Tulus Tambunan, 2003. Perkembangan Sektor
Serta Hasil Cabai (Capsicum annuum L.) Pertanian di Indonesia, Beberapa Isu Penting.
Sistem Hidroponik. Buletin Ghalia Indonesia Jakarta