Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN


“Perbandingan Harga Komoditi Pertanian di Pasar Lama dan Pasar
Baru Kabupaten Mamuju”

KELAS
KELOMPOK

NAMA NPM

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul :
Komoditas :

Pasar Modern :

Pasar Tradisional :

Mengetahui,

Dosen Pengampuh,

Indriani, S.P.,M.P
NIDN: 0914049701

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar ; Peenjelasan pasar
Jenis-jenis Pasar modern
Jenis Komoditi

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini antara lain sebagai berikut.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan laporan Pengantar Ekonomi Pertanian ini
merupakan

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar


2.2 Fungsi Pasar
2.3 Kelas pasar

3
BAB III. METODE ANALISIS

3.1 Pemilihan Komoditas


Komoditas yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu komoditas bawang
merah. Baik dipasar tradisional maupun pasar modern komoditas ini mudah
dijumpai karena bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang
paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Bawang merah (Allium ascalonicum)
merupakan tanaman semusim yang dikembangkan sebagai komoditas sayuran
dataran rendah dengan jumlah lahan terluas. Bawang merah juga merupakan
komoditas yang masuk dalam kebijakan pemantapan kedaulatan pangan dengan
target peningkatan produksi dan stabilisasi harga guna meningkatkan
kesejahteraan pelaku usaha yang terlibat didalamnya (Sari dan Eko, 2016).
Komoditas bawang merah dari segi produsen memiliki permintaan pasar yang
besar karena banyaknya permintaan bawang merah. Komoditas bawang merah
banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, sebagai komoditi ekspor, dan bahan
baku pada industri pengolahan. Selain itu, kontribusi nilai tukar petani bawang
merah sebagai sub sektor komoditi hortikultura juga cukup tinggi sebesar
120,94% (BPS, 2015). Ketersediaan bawang merah yang terbatas membuat
pemerintah harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Rata-
rata impor bawang merah dari tahun 2012-2016 sebesar 10% dari total kebutuhan
bawang merah nasional. Pemerintah melakukan peningkatan jumlah produksi
dengan menurunkan jumlah impor, begitu pula sebaliknya apabila terjadi
penurunan produksi pemerintah juga menaikan jumlah impor (Utari dan Azjiah,
2019). Ketersediaan komoditas bawang merah yang fluktuatif menyebabkan
terjadinya dinamika harga pasar.
Produktivitas bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah dengan rata-
rata 9,24 ton/ha, jauh dibawah potensi produksi yaitu diatas 20 ton/ha
(Kementerian Pertanian, 2014). Lahan pertanian yang dimiliki oleh petani
tergolong sempit sehingga produksi bawang merah yang dihasilkan kecil serta
belum mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penurunan produksi
tersebut menyebabkan kurangnya pasokan bawang merah di pasar Brebes dan
mengakibatkan harga bawang merah di pasar melonjak tinggi sebesar Rp. 35.000
dari harga normalnya Rp. 20.000. Kurangnya pasokan bawang merah tersebut
selain faktor luas lahan
4
juga karena minimnya stok bibit yang diperoleh petani karena sering mengalami
gagal panen akibat penyakit dan hama tanaman menjadi pemicu produksi bawang
merah yang dihasilkan menurun (Susanti et al., 2018).
3.2 Pemilihan Tempat
Pemilihan tempat yang digunakan untuk analisis struktur dan kelas pasar
dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Lokasi pasar
modern yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu berada di Hypermart Matos,
Jl. Veteran No.2, Kota Malang, Jawa Timur 65113, sedangkan untuk pasar
tradisional yang digunakan berada di Pasar Gadang, Jl. Kolonel Sugiono
(Gadang), Malang. Pemilihan tempat yang digunakan dalam dua jenis pasar yang
berbeda dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi dan fasilitas pasar,
struktur, aturan pasar, sistem jual-beli, kelas pasar, pandangan konsumen dan
produsen. Pemilihan Hypermart sebagai pasar modern dikarenakan Hypermart
sudah memiliki nama yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, serta sebagai
perbandingan antara harga dan fasilitas yang disediakan dengan pasar tradisional
yaitu Pasar Gadang, dimana untuk pasar gadang dipilih karena di pasar ini
pembeli dapat melakukan tawar menawar dengan penjual untuk mendapatkan
harga yang diinginkan, serta dapat membeli dengan jumlah yang banyak.
3.3 Pemilihan Responden
Pemilihan responden dilakukan secara langsung pada kedua jenis pasar yaitu
Hypertmart matos sebagai pasar modern dan pasar gadang sebagai pasar
tradisional dengan memberikan beberapa pertanyaan atau wawancara kepada
konsumen dan produseb. Pemilihan responden dilakukan dengan memilih lima
responden produsen dan lima responden konsumen pada pasar tradisional,
sedangkan untuk pasar modern pemilihan responden dilakukan dengan memilih
satu responden produsen dan lima responden konsumen. Hasil yang didapatkan
dari wawancara akan digunakan untuk menganalisis struktur dan kelas pada kedua
jenis pasar.

5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Pasar Tradisional dan Pasar Modern

6
4.2 Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai secara langsung kepada
konsumen komoditas bawang merah. Kegiatan wawancara dilakukan di dua
tempat berbeda yaitu di Pasar Tradisional berupa Pasar Gadang dengan lima
responden produsen dan konsumen, sedangkan Pasar Modern yaitu Hypermart
dengan satu responden produsen dan lima responden konsumen. Karakteristik
responden pada penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, dan penghasilan per
bulan. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi responden.
4.2.1 Pasar Tradisional
a. Karakteristik Responden Konsumen
- Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik yang pertama yaitu berdasarkan jenis kelamin. Responden
dikategorikan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berikut merupakan
tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 1. Karakteristik Responden Konsumen Pasar Gadang Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase
Laki-laki 5 100%
Perempuan 0 0%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Pasar
Gadang berdasarkan jenis kelamin semuanya laki-laki sehingga memiliki
persentase 100%. Konsumen di Pasar Gadang mayoritas adalah seorang pedagang
kecil dimana komoditas yang dibeli akan diperjual belikan kembali kepada
konsumen tingkat akhir. Responden produsen di Pasar Gadang cenderung
membeli untuk diperjualbelikan kembali dan mereka membeli dalam jumlah yang
besar sehingga rata-rata laki-laki yang menjadi konsumen. Pengepul memerlukan
tenaga fisik yang kuat untuk memindahkan produk dengan jumlah yang tidak
sedikit. Menurut Tandidatu (2018) laki-laki dianggap kuat dan rasional sehingga
lebih mampu mengerjakan pekerjaan fisik.
- Berdasarkan Usia
Karakteristik responden yang kedua dikategorikan berdasarkan usia
responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan usia:

7
Tabel 2. Karakteristik Responden Konsumen Pasar Gadang Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (Orang) Persentase
21 – 40 tahun 2 40%
>40 tahun 3 60%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Pasar
Gadang berdasarkan usia mayoritas >40 tahun dengan persentase 60%. Sebanyak
40% atau dua orang konsumen berusia 21 – 40 tahun. Konsumen usia muda lebih
memilih fasilitas yang lengkap sehingga lebih sedikit konsumen muda yang
berbelanja di pasar tradisional. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stutiari dan Arka
(2019) yaitu konsumen muda lebih suka dan nyaman berbelanja di pasar modern
karena fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan.
- Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
Karakteristik responden yang ketiga dikategorikan berdasarkan penghasilan
per bulan responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden
berdasarkan penghasilan per bulan:
Tabel 3. Karakteristik Responden Konsumen Pasar Gadang Berdasarkan
Penghasilan
Penghasilan per Bulan Jumlah Persentase
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 2 40%
Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000 3 60%
>Rp. 2.500.000 0 0%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Pasar
Gadang mayoritas memiliki penghasilan per bulan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000
dengan persentase 60%. Sebanyak 40% atau dua orang memiliki penghasilan per
bulan Rp.
1.500.000 – Rp. 2.000.000 dan 0% pada penghasilan >Rp. 2.500.000.
Karakteristik responden konsumen berdasarkan penghasilan dipengaruhi oleh
harga produk di pasar yang cenderung rendah. Semakin besar pendapatan yang
diterima seseorang maka semakin besar pengeluaran dan sebaliknya (Rahmi dan
Fadjar, 2022). Masyarakat dengan penghasilan rendah lebih memilih berbelanja di
pasar tradisional karena harga produk yang cenderung rendah sehingga sesuai
dengan batas pengeluarannya.
b. Karakteristik Responden Produsen
- Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dikategorikan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

8
Berikut merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4. Karakteristik Responden Produsen Pasar Gadang Berdasarkan Jenis
Kelamin Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase
Laki-laki 2 40%
Perempuan 3 60%
Berdasarkan tabel diatas, responden produsen di Pasar Gadang berdasarkan
karakteristik jenis kelamin perempuan memiliki persentase 60% sedangkan
responden laki-laki sebesar 40%. Responden perempuan memiliki persentase
lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena umumnya perempuanlah yang
melakukan kegiatan penjualan sedangkan laki-laki sebagai pengepul atau
tengkulak. Perempuan melakukan kegiatan penjualan untuk mencari tambahan
pendapatan bagi keluarganya karena penghasilan yang rendah. Menurut Riana dan
Sasana (2013) banyak dari perempuan menengah ke bawah turut berperan dalam
mencari tambahan pendapatan bagi keluarganya, salah satunya di sektor pasar.
- Berdasarkan Usia
Karakteristik responden yang kedua dikategorikan berdasarkan usia
responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan usia: Tabel 5.
Karakteristik Responden Produsen Pasar Gadang Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (Orang) Persentase
31 – 40 tahun 1 20%
>40 tahun 4 80%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden produsen di Pasar Gadang
berdasarkan usia mayoritas >40 tahun dengan persentase 80%. Sebanyak 20%
atau satu orang produsen berusia 31 – 40 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh
pekerjaan sebagai penjual di pasar tradisional tidak memerlukan syarat usia
tertentu sebagai pertimbangan dan terikat masa kontrak kerja. Akan tetapi, umur
akan mempengaruhi kemampuan fisik dari produsen. Menurut Nurjanah (2018)
pada usia yang tidak lagi produktif, keterampilan fisik akan mengalami
penurunan. Kemampuan fisik penting dimiliki oleh produsen pada sektor
informal.
- Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
Karakteristik responden yang ketiga dikategorikan berdasarkan penghasilan
per bulan responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden
berdasarkan penghasilan per bulan:

9
Tabel 6. Karakteristik Responden Produsen Pasar Gadang Berdasarkan
Penghasilan
Penghasilan per Bulan Jumlah Persentase
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 0 0%
Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000 5 100%
>Rp. 2.500.000 0 0%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden produsen di Pasar Gadang
mayoritas memiliki penghasilan per bulan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000 dengan
persentase 100%. Produsen hanya mengambil sekitar Rp. 500 – Rp. 1000 sebagai
keuntungan penjualan per kg. Menurut Jaya et al. (2014) pedagang sebagian besar
merupakan bagian dari sektor informal dimana pada sektor informal umumnya
memiliki penghasilan rendah dan kurang terampil.
4.2.2 Pasar Modern
a. Karakteristik Responden Konsumen
- Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dikategorikan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Berikut merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 7. Karakteristik Responden Konsumen Hypermart Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase
Laki-laki 1 20%
Perempuan 4 100%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Hypermart
berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dimana
perempuan memiliki persentase 80% dan laki-laki 20%. Konsumen memilih
membeli di Hypermart dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. Pada
pasar modern yaitu Hypermart, responden cenderung membeli untuk kebutuhan
dapurnya bukan untuk diperjualbelikan kembali sehingga rata-rata merupakan ibu
rumah tangga.
- Berdasarkan Usia
Karakteristik responden yang kedua dikategorikan berdasarkan usia
responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan usia: Tabel 8.
Karakteristik Responden Konsumen Hypermart Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (Orang) Persentase
21 – 40 tahun 5 100%
>40 tahun 0 0%

10
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Hypermart
berdasarkan usia semuanya berusia 21 – 40 tahun sehingga memiliki persentase 100%.
Konsumen di Hypermart rata-rata merupakan ibu rumah tangga. Konsumen di
Hypermart rata-rata memiliki usia yang lebih muda karena kelengkapan fasilitas
maupun barang yang dijual sehingga lebih nyaman untuk dikunjungi. Selain itu, di
Hypermart memfasilitasi pembayaran menggunakan digital sehingga cenderung banyak
konsumen berusia lebih muda dibandingkan pasar tradisional. Menurut Martini dan
Sabatiny (2018) pada pasar modern tersedia fasilitas pembayaran seperti pembayaran
melalui kartu kredit sehingga memudahkan konsumen.
- Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
Karakteristik responden yang ketiga dikategorikan berdasarkan penghasilan
per bulan responden. Berikut merupakan tabel karakteristik responden
berdasarkan penghasilan per bulan:
Tabel 9. Karakteristik Responden Konsumen Hypermart Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan per Bulan Jumlah Persentase
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 0 0%
Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000 2 40%
>Rp. 2.500.000 3 60%
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden konsumen di Hypermart
memiliki persentase 50% pada penghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.500.000 dan
60% pada penghasilan >Rp. 2.500.000. Pada Hypermart tidak terdapat responden
yang memiliki penghasilan per bulan sebesar Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 dan
terdapat responden dengan pengasilan >Rp. 2.500.000. Menurut Brata (2016)
semakin bertambahnya pendapatan masyarakat maka akan meningkatkan gaya
hidup dan pola hidup sehingga dengan gaya hidup yang serba modern tersebut
cenderung lebih menyukai sistem pengelolaan pasar secara modern.
b. Karakteristik Responden Produsen
Karakteristik responden produsen di Hypermart memiliki karakteristik
berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki yang berusia 20 – 30 tahun dengan
penghasilan per bulan >2.500.000. Produsen di pasar modern berusia cenderung
muda karena pekerjaannya yang dituntut untuk disiplin dan gerak cepat. Selain
itu, penjual memilih bekerja di Pasar Modern karena mereka berpendapat
bekerja di

11
pasar modern lebih santai namun serius, bertemu berbagai orang, dan lingkungan
yang nyaman.
4.3 Analisis Struktur Pasar
Struktur pasar merupakan kondisi realitas dari pasar yang menjelaskan
mengenai adanya perilaku usaha dan kinerja dari pasar yang meliputi jumlah
penjual dan pembeli, jenis produk, hambatan produsen dalam keluar-masuk dari
pasar distribusi, dan penguasaan pasar. Terdapat 4 macam struktur pasar yakni
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopolistik, dan pasar
oligopoli (Rahayu, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan analisis struktur pasar
tradisional yakni Pasar Gadang, didapatkan bahwa pasar tersebut termasuk
kedalam pasar Monopolistik. Berdasarkan hasil wawancara, banyak produsen
yang saling berkompetisi dengan produk yang hampir serupa yakni bawang merah
Probolinggo dan Bali dengan berbagai perbedaan ukuran yang ditawarkan di
setiap penjual. Setiap penjual bawang merah di pasar gadang memiliki khas
masing-masing mulai dari ukuran bawang dan jenis bawang merah yang berbeda
sehingga ciri-ciri tersebut mirip dengan pasar monopolistik. Menurut Chairina dan
Hutagaol (2022) menyatakan bahwa jika barang yang dijual adalah heterogen
maka termasuk kedalam pasar monopolistik. Barang-barang yang dijual di pasar
gadang tidak hanya bawang merah dengan kualitas dan kuantitas yang sama antar
produsen, namun berbeda-beda. Sehingga pasar gadang tidak termasuk dalam
pasar persaingan sempurna karena memiliki produk yang heterogen. Pasar
persaingan sempurna harus memiliki barang yang homogen dalam hal kuantitas
dan kualitasnya (Zaini, 2014). Selain itu, berdasarkan hasil wawancara, Pasar
Gadang memiliki banyak penjual yakni lebih dari 10 penjual sehingga pasar ini
termasuk kedalam struktur pasar monopolistik. Menurut Chairina dan Hutagaol
(2022), pasar monopolistik memiliki penjual yang banyak yakni lebih dari jumlah
penjual dari pasar oligopoli.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan analisis struktur pasar modern
yakni Hypermart Matos, didapatkan bahwa pasar tersebut termasuk kedalam pasar
Monopolistik. Hal tersebut dikarenakan setiap pasar modern memiliki ciri khas
dalam mempromosikan dan menjual produknya. Pesaing dari pasar modern

12
Hypermart adalah seperti Giant, Superindo, Transmart, Carrefour, dan lain
sebagainya. Selain itu pasar modern Hypermart memiliki banyak pembeli, produk
yang ditawarkan heterogen, harga sudah ditentukan oleh penjual sehingga tidak
ada tawar-menawar. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri pasar monopolistik yakni
terdapat banyak produsen atau penjual, jenis barang yang dipasarkan heterogen,
adanya kemampuan produsen untuk mempengaruhi harga, dan adanya peluang
guna bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual di pasar (Chairina
dan Hutagaol, 2022).
4.4 Analisis Kelas Pasar
Kelas pasar merupakan klasifikasi pasar dari segi komponen bangunannya
seperti fasilitas apa saja yang terdapat di dalamnya dan sistem arus barang pasar
tersebut. Analisis kelas pasar yang pertama adalah pasar tradisional. Berdasarkan
dengan pengamatan yang telah dilakukan, pasar tradisional Gadang memiliki
sistem perdagangan yang melayani tingkat wilayah bagian kota. Hal tersebut
dikarenakan Kota Malang memiliki beberapa pasar tradisional lain selain pasar
gadang seperti Pasar Klojen, Blimbing, Dinoyo, dan lain sebagainya. Selain itu,
pasar gadang memiliki fasilitas seperti bangunan pasar, toilet umum, parkiran
umum. Berdasarkan data-data tersebut, pasar tradisional Gadang termasuk dalam
kelas tiga. Hal tersebut sesuai dengan Nindyarani et al. (2017) yang menyatakan
bahwa pasar kelas tiga memiliki komponen bangunan dan melayani perdagangan
di tingkat wilayah bagian kota.
Analisis kelas pasar yang kedua adalah pasar modern. Berdasarkan dengan
pengamatan yang telah dilakukan, Hypermart Matos memiliki sistem perdagangan
yang melayani tingkat kota. Hal tersebut dikarenakan Hypermart lazimnya hanya
buka satu cabang di satu kota. Selain itu, Hypermart Matos memiliki fasilitas
seperti bangunan mall, toilet umum, parkiran mobil-motor, dan musholla.
Berdasarkan data-data tersebut, pasar modern Hypermart Matos termasuk dalam
kelas dua. Hal tersebut sesuai dengan Alverina (2020) yang menyatakan bahwa
pasar kelas dua memiliki komponen bangunan dan melayani perdagangan di
tingkat kota.
4.5 Persepsi Konsumen Terhadap Pasar Modern dan Pasar Tradisional
Persepsi konsumen ialah suatu proses yang membuat seseorang memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang

13
diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Dari
defisini tersebut dapat diketahui bahwa seseorang termotivasi untuk membeli ialah
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya, sedangkan apa
yang dipersepsikan seseorang dapat cukup berbeda dari kenyataan yang objektif
(Jeffry Tanoto et al., 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara, diketahui bahwa persepsi
atau penilaian konsumen adalah produk yang dijual di pasar modern relatif lebih
bervariatif atau lengkap dibandingnkan dengan produk yang dijual di pasar
tradisional. Hal ini disebabkan karena skala usaha pasar modern relatif lebih besar
dari skala usaha yang dijalankan oleh para pengusaha pasar tradisional. Untuk
kajian harga, dimana persepsi atau penilaian konsumen terhadap harga dari
produk yang dijual di pasar modern cenderung relatif lebih mahal. Hal ini
dikarenakan pada pasar modern terdapat biaya operasional yang ditandai dengan
infrastruktur yang lebih modern, dan sistem manejemen yang canggih, yang
dimana hal ini memerlukan investasi besar dan biaya pemeliharaan yang tinggi,
yang akhirnya tercermin dalam harga produk (Sarwoko, 2018). Harga produk
yang tinggi ini sepadan dengan kenyamanan, infrastruktur, dan saranan prasarana
yang memadai yang didapatkan pada pasar modern. Namun, terkadang harga pada
pasar modern bisa lebih murah dibanding harga pasar tradisional. Hal ini terjadi
ketika produk yang dijual telah mendekati masa kadaluarsa atau rusak. Sehingga
untuk menarik konsumen, pasar modern kerap kali mengadakan diskon agar
produk-produk tersebut cepat terjual.
Untuk kajian tempat, dimana persepsi atau penilaian konsumen terhadap
tempat jual di pasar modern relatif lebih representatif dan nyaman untuk transaksi
jual beli dibandingkan tempat jual di pasar tradisional. Hal ini disebabkan karena
pengelola pasar modern dalam mengelola tempat cenderung lebih banyak dana
yang dikeluarkan untuk meralisasi pembiayaan tempat usaha. Selain itu, pada
pasar modern umumnya memiliki tata letak yang teratur dengan lorong yang lebar
dan terorganisisr dengan baik, serta memiliki area parkir yang luas dan nyaman.
Hal ini memberikan kenyamanan tambahan kepada pelanggan saat berbelanja.
Sedangkan para pengelola usaha tradisional hanya berorientasi pada
meminimalkan biaya untuk tempat usahanya (Gita, 2021).

14
Dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap pasar modern dalam
kajian tempat dan produk jauh lebih nyaman dan bervariasi jika dibandingkan
dengan pasar tradisional. Namun, persepsi konsumen terhadap pasar tradisional
dalam kajian harga jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pasar modern.

15
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N. A., S. Sumowo., dan B. Wijayantini. 2018. Pengaruh kualitas


produk, citra merek, dan harga terhadap keputusan pembelian. Jurnal
Penelitian Ipteks, 3(2):186-196.

17
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pasar Gadang

No. Kegiatan Lokasi Dokumentasi

Wawancara
1. terhadap
Konsumen 1

Wawancara
2. terhadap Pasar Gadang
Konsumen 2

Wawancara
3. terhadap
Konsumen 3

18
Wawancara
4. terhadap
Konsumen 4

Wawancara
5. terhadap
Konsumen 5

Wawancara
6. terhadap Pedagang Pasar Gadang
1

Wawancara
7. terhadap Pedagang
2

19
Wawancara
8. terhadap Pedagang
3

9. Wawancara
terhadap Pedagang
4

10. Wawancara Pasar Gadang


terhadap Pedagang
5

20
Lampiran 2. Hypermart Matos
No. Kegiatan Lokasi Dokumentasi

Wawancara
1. terhadap
Konsumen 1

Wawancara
2. terhadap
Konsumen 2

Wawancara
3. terhadap
Konsumen 3

21
Wawancara
4. terhadap
Konsumen 4

Wawancara
5. terhadap
Konsumen 5

Wawancara
6. terhadap
Produsen

22
23

Anda mungkin juga menyukai